Show tirto.id - Gerakan Non-Blok (GNB) didirikan pada tahun 1961, tepatnya tanggal 1 September. Pendirian Gerakan Non-Blok pada tahun 1961 dipelopori sejumlah tokoh, yakni Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Joseph Broz Tito (Yugoslavia). Tokoh-tokoh pemimpin sejumlah negara Asia, Afrika, dan Eropa Timur yang baru saja meraih kemerdekaannya itu menginisiasi pembentukan Gerakan Non-Blok (GNB) untuk menyikapi situasi politik dunia pada era 1950-60an.Bagaimana sejarah, latar belakang hingga tujuan pendirian Gerakan Non-Blok? Jawabannya bisa dicermati dalam uraian di bawah ini. Latar Belakang Gerakan Non Blok Didirikan pada Tahun 1961Latar belakang pendirian Gerakan Non-Blok tidak terlepas dari peta politik global setelah Perang Dunia II. Kala itu, dunia terbelah menjadi 2 blok utama: Barat-Timur. Blok Barat merupakan aliansi politik pengusung ideologi Liberalisme-Demokrasi-Kapitalisme yang berada di bawah pengaruh Amerika Serikat dan Inggris. Sebaliknya, Blok Timur menjadi aliansi negara-negara pendukung ideologi sosialis-komunis yang kala itu dipimpin Uni Soviet (Rusia).Berdasarkan catatan Nansy Rahman dalam Modul Sejarah (2020:13) terbitan Kemdikbud, meskipun kekuatan dua blok itu mendominasi percaturan politik dunia, masih banyak negara-negara lain yang sebenarnya bersikap netral. Negara-negara itulah yang kemudian bergabung dalam Gerakan Non-Blok (GNB). Baca juga: Sejarah Konferensi Asia-Afrika yang Lahirkan Solidaritas Global Sudah disebutkan bahwa dua blok lahir sebelum GNB didirikan. Blok Barat terdiri dari 8 negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Belanda, Norwegia, Luxemburg, dan Kanada. Sedangkan Blok Timur, memiliki anggota sejumlah 4 negara, mulai dari Uni Soviet, Cekoslovakia, Jerman Timur, dan Rumania. Hubungan negara yang sudah tidak perang namun masih berbeda kubu ini menjadi masalah dalam kehidupan internasional. Menanggapi situasi ini, negara-negara yang baru mendapatkan kemerdekaan di kawasan Asia-Afrika pun melakukan diskusi, tepatnya melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) di daerah Bandung, Jawa Barat.Mengutip situs Kemlu RI, Konferensi Asia-Afrika memiliki hubungan erat dengan Gerakan Non-Blok. Di pertemuan negara-negara anggota KAA di Indonesia pada 1955 lahir kesepakatan “Dasasila Bandung.” Di dalamnya, termuat prinsip penyelenggaraan kerja sama internasional. Berlanjut setelah itu, tepatnya pada 1-6 September 1961, diadakan lagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beogard, Yugoslavia. Bertepatan dengan konferensi yang dihadiri oleh 25 negara ini, termasuk Indonesia, lahir organisasi negara netral, yakni GNB. Oleh karena itu, GNB ditetapkan resmi berdiri pada 1 September 1961.
Infografik SC Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok. tirto.id/Fuad Tujuan Gerakan Non BlokSetidaknya terdapat tiga kesepakatan yang melandasi tujuan Gerakan Non-Blok, yakni Dasasila Bandung, pidato Jawaharlal Nehru, dan Deklarasi Havana 1979. Berdasarkan ketiganya, tujuan GNB pada akhirnya dirumuskan. Secara ringkas, tujuan GNB adalah mengawasi kedaulatan negara-negara netral (anggota GNB) serta menentang seluruh kejahatan internasional.Baca juga: Profil 10 Negara Asean Beserta Ibu Kota dan Keterangan Lainnya Bentuk-bentuk kejahatan internasional yang ditentang Gerakan Non-Blok adalah imperialisme, neo-kolonialisme, kolonialisme, apartheid, rasisme, agresi militer, dan dominasi satu kubu di politik dunia. Lalu, perang dingin yang terjadi saat itu antara dua kubu juga menjadi alasan GNB untuk memiliki tujuan sebagai blok yang dapat mengakhiri perang tersebut.Peran Indonesia dalam Gerakan Non BlokIndonesia memiliki peran penting dalam pendirian Gerakan Non Blok maupun aktivitas organisasi tersebut. Mulai dari langkah Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan ingin meredakan ketegangan dunia akibat perang dingin, hingga upaya memelihara perdamaian internasional.Berikut ini beberapa poin tentang peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok.1. Menjadi pelopor GNB Soekarno, selaku presiden pertama Indonesia, bersama empat pemimpin dunia lainnya menjadi pelopor berdirinya Gerakan Non-Blok. Presiden Soekarno juga memelopori penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang punya peran penting dalam pendirian GNB.2. Menjadi tuan rumah pertemuanPeran Indonesia bisa dilihat dari pelaksanaan KAA yang dilaksanakan pada 1955 di Bandung, Jawa Barat. Kala itu, negara-negara yang tidak memihak dua blok yang ada akhirnya menyatakan keinginan untuk bersikap netral. Ada 29 kepala negara Asia-Afrika yang baru merderka hadir dalam forum KAA 1955.Indonesia pun pernah menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (GNB) ke-X yang diadakan di Jakarta, pada tanggal 1-6 September 1992.3. Menjadi Pemimpin GNB Selain menjadi tuan rumah KTT GNB ke-10, pada tahun 1992, Presiden Indonesia kedua, Soeharto, juga ditunjuk menjadi Ketua Gerakan Non-Blok.4. Memiliki prinsip yang sama dengan GNBIndonesia yang telah merdeka menentang keras kejahatan internasional, terlebih lagi jika dilakukan dengan cara kemiliteran. Perdamaian yang dijunjung serta politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia ternyata sejalan dengan prinsip GNB.
Setiap negara di dunia mempunyai kebijakan atau politik luar negeri. Politik luar negeri Indonesia berbeda dengan politik luar negeri luar negeri negara lain. Politik luar negeri Indonesia ialah bebas aktif. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam UUD 1945 dan Pancasila. PembahasanIndonesia tidak memihak blok manapun di dunia baik blok barat maupun blok timur. Politik luar negeri Indonesia yakni bebas aktif. Bebas artinya Indonesia tidak memihak salah satu blok kekuatan-kekuatan yang ada di dunia. Aktif artinya Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya selalu aktif untuk ikut menyelesaikan masalah-masalah internasional. Contoh pelaksanaan dari politik bebas aktif yaitu 1. Indonesia aktif memperjuangkan dan menghapuskan penjajahan dan menciptakan perdamaian dunia 2. Indonesia menjadi salah satu pendiri Gerakan Non Blok. 3. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN. Gerakan Non Blok mempunyai prinsip-prinsip antara lain: a.Tidak berpihak dalam persaingan blok Barat dan blok Timur. b.Berpihak terhadap perjuangan antikolonialisme. c.Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi militer. d.Menolak aliansi bilateral dengan negara super power. e.Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masing-masing. GNB terbentuk dengan dipelopori oleh lima orang tokoh yang terdiri dari : 1. Indonesia diwakili oleh Presiden Ir. Soekarno 2. Yugoslavia diwakili oleh Presiden Joseph Broz Tito 3. Mesir diwakili oleh Presiden Gamal Abdul Nasser 4. India diwakili oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan 5. Ghana diwakili oleh Perdana Menteri Kwame Nkrumah KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan Indonesia berkontribusi dalam Gerakan Non Blok dan beragam organisasi lainnya adalah untuk mewujudkan politik bebas aktif. Pelajari Lebih Lanjut1. Arti kata bebas dari kata bebas aktif :brainly.co.id/tugas/13391844 2. Lambang Gerakan Non Blok: brainly.co.id/tugas/59777 3. Tokoh dan asal pelopor pembentukan asean brainly.co.id/tugas/14955069 Detil JawabanKelas: 9 Mapel: sejarah Bab: internasional dan peran Indonesia dalam internasional Kode: 9.10.14 Kata Kunci : alasan, Gerakan Non Blok, organisasi lainnya
GERAKAN Non-Blok atau Non-Aligned Movement merupakan suatu organisasi internasional yang terdiri dari 100 negara negara yang menganggap diri mereka tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun. Pengertian Gerakan Non-BlokGerakan Non-Blok adalah perkumpulan dunia yang di dalamnya berisikan negara-negara yang tidak beraliansi atau berpihak kepada kekuatan besar apapun. Dengan kata lain, Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan perkumpulan negara yang bersikap netral. Pada awalnya, Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan himpunan negara-negara yang baru merdeka atau negara berkembang yang tidak memihak kepada salah satu blok era perang dingin. Baca juga: Puan: Potensi Kekuatan Non-Blok Bisa Wujudkan Kemerdekaan Palestina Negara-negara yang digolongkan baru merdeka itu meliputi semua negara yang terbebas dari penjajahan seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II pada 1945. Sebelum berhasil mendeklarasikan GNB, para pemimpin negara berkembang mengadakan empat kali pertemuan untuk membentuk prinsip dasar gerakan. Salah satunya menghasilkan Dasa Sila Bandung dalam Konferensi Asia Afrika atau KAA di Bandung. Selanjutnya, pada Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT I di Yugoslavia, 1 - 6 September 1961, dideklarasikan secara resmi berdirinya GNB. Deklarasi itu ditandatangani 25 kepala negara yang hadir dalam KTT tersebut. Siapa pendiri Gerakan Non Blok?Terdapat lima tokoh pendiri Gerakan Non-Blok, mereka adalah Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah. Pembentukan Gerakan Non-Blok dilatarbelakangi oleh situasi setelah Perang Dunia II, saat terjadi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet. Dua kubu tersebut saling berebut pengaruh dan yang menjadi sasaran adalah negara-negara berkembang yang baru saja merdeka, seperti Indonesia dan India. Kondisi inilah yang kemudian membuat Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India saat itu, dan beberapa pemimpin negara lainnya mencetuskan Gerakan Non-Blok (GNB). Negara Non-Blok
Tujuan gerakan Non-BlokTujuan utama dari GNB yaitu mendukung hak untuk menetukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara anggota. Selain itu, ada juga beberapa tujuan Gerakan Non Blok lainnya, seperti:
Peran Indonesia dalam Gerakan Non-BlokIndonesia memiliki peran strategis dalam lahirnya Gerakan Non-Blok. Apa saja peran Indonesia dalam GNB? 1. Sebagai Pelopor Gerakan Non Blok Indonesia turut andil dalam berdirinya gerakan ini. Bahkan Presiden Soekarno merupakan tokoh pendiri GNB bersama tokoh dunia lainnya. 2. Menjadi Tuan Rumah KAA dan KTT Konferensi Asia – Afrika (KAA) merupakan cikal bakal lahirnya GNB. Pada saat itu, KAA dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat. Di waktu itu, ada beberapa negara yang memilih untuk memihak dua blok dan menyatakan keinginannya untuk bersikap netral. Selain KAA, Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah KTT GNB ke-X yang diadakan di Jakarta, 1 – 6 September 1992. 3. Memimpin GNB Tidak hanya menjadi tuan rumah, Indonesia juga pernah menjadi pemimpin GNB. Pada saat KTT GNB ke-10, Presiden Soeharto ditunjuk sebagai Ketua Gerakan Non-Blok. 4. Berprinsip Sama Seperti GNB Semenjak merdeka, Indonesia menentang beragam kerjahatan internasional, terutama penjajahan. Perdamaian ini dijunjung dan diaplikasikan dalam politik luar negeri bebas aktif. Politik tersebut ternyata sejalan dengan prinsip Gerakan Non-Blok. (OL-1) |