Mengapa harga saham mengalami penurunan

Sepanjang bulan Maret lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah sebesar -4,11%. Penurunan tersebut menjadi yang terdalam sejak awal tahun 2021, setelah bulan Januari IHSG mencatatkan penurunan sebesar -1,95%.

Pelemahan IHSG bulan Maret lebih banyak disebabkan oleh tekanan eksternal, terutama dari pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat dibandingkan dengan ekspektasi. Hal ini mendorong ekspektasi inflasi negeri tersebut ke tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan bank sentral The Federal Reserve (The Fed), yaitu di kisaran 2% tahun ini.

Pemulihan ekonomi negeri Paman Sam yang disertai dengan banyaknya stimulus menyebabkan investor sangat optimis pada ekonomi AS. Hal ini turut pula mendorong investor asing mengalihkan dananya kembali ke pasar modal AS. Tercatat bahwa indeks pasar modal AS, yaitu Dow Jones dan S&P 500, terus mencetak level tertingginya sejak awal tahun ini, sementara IHSG cenderung stagnan.

Optimisme pasar terhadap ekonomi AS juga tergambar dari pasar obligasi negeri tersebut. Tingkat imbal hasil surat utang pemerintah dengan tenor 10 tahun mencapai level tertingginya dalam setahun, yaitu sebesar 1,74%. Kenaikan imbal hasil obligasi tersebut dinilai sebagai pertanda bahwa investor mengantisipasi tingkat inflasi yang tinggi.

Jika tingkat inflasi mengalami peningkatan yang tajam, The Fed berkemungkinan akan mengetatkan kebijakan moneter atau kebijakan fiskalnya untuk menekan laju inflasi. Kedua hal tersebut dapat menjadi sebuah kebijakan yang kurang baik saat pemulihan ekonomi AS sedang berlangsung.

Di sisi lain, dengan adanya pengetatan kebijakan moneter AS, mayoritas bank sentral dunia, termasuk Indonesia, perlu menimbang kembali kebijakan moneternya untuk mempertahankan nilai tukar terhadap dolar AS. Bila hal ini tidak dilakukan, mata uang negara-negara yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap dolar AS, seperti negara Emerging Market termasuk Indonesia, akan cenderung melemah.

Lalu, bagaimana cara menyikapi penurunan pasar saham di Indonesia?

Setiap perubahan kondisi di dunia dapat mempengaruhi naik turunnya pergerakan pasar saham di Indonesia. Oleh sebab itu, investor perlu membuat beberapa skenario sebagai cara untuk mengantisipasi jika pasar saham bergerak turun dan berpotensi menimbulkan kerugian.

Skenario tersebut, antara lain menentukan berbagai area beli saham menggunakan analisis teknikal. Jadi, pembelian saham tidak dilakukan langsung di satu waktu saja. Investor dapat menyisihkan dananya agar bisa membeli saham tersebut di berbagai area beli yang telah ditentukan sebelumnya.

Sebagai contoh, apabila investor memiliki dana investasi senilai Rp1.000.000 dan ingin membeli saham ABCD, investor sebaiknya membeli saham tersebut secara bertahap. Misalnya, investor membeli saham ABCD sebesar Rp500.000 terlebih dahulu, lalu ketika harga saham ABCD turun melebihi harga pembelian pertama, investor dapat menggunakan sisa dananya untuk kembali membeli saham ABCD guna melakukan average down.

Average down sendiri merupakan strategi pembelian harga saham di bawah harga beli sebelumnya. Strategi ini tentunya dapat membuat rata-rata harga saham yang dimiliki menjadi lebih rendah. Namun, penentuan titik beli dalam melakukan average down tentunya perlu menggunakan pendekatan analisis teknikal dan fundamental yang baik, dengan asumsi penurunan harga saham yang terjadi hanya dalam jangka pendek dan masih memiliki peluang untuk tumbuh kembali dalam jangka panjang. Klik di sini untuk belajar analisis teknikal dan fundamental.

Strategi average down mengharuskan investor untuk terus memantau pergerakan harga saham secara berkala. Namun, tak bisa dimungkiri, kesibukan akan hal lain terkadang dapat menghalangi seorang investor untuk terus memantau pergerakan harga saham, sehingga menyebabkan investor kehilangan momentum. Maka itu, untuk menghindari hal ini, Phillip Sekuritas Indonesia menyediakan fitur SmartSafe yang dapat diakses melalui platform POEMS!

SmartSafe merupakan fitur yang dapat membantu investor dalam melakukan profit taking dan cut loss sesuai target yang diinginkan secara otomatis, tanpa perlu takut kehilangan momentum yang ada.

Dengan fitur SmartSafe, investor dapat menginput order beli atau pun jual di level berapa pun yang investor inginkan berdasarkan kondisi price-based, time-based, dan post-trading yang dapat ditentukan sebelumnya.

Dengan kata lain, fitur ini dapat mengatur entry level, baik di atas atau pun di bawah harga yang telah ditentukan, bahkan sesuai dengan nilai yang ada di dalam order, sehingga investor bisa mendapatkan harga terbaik sesuai yang diinginkan dan nggak perlu khawatir lagi dengan penurunan harga saham!

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

(Penulis: Dustin Dana Pramitha - April 2021)
(Editor : Ester Lidya Norisa)

Baca artikel lainnya:
Cara Terbaik Mengoptimalkan Dana Investasi Anda
Investasi Berkala di Harga Terbaik dengan DCA
Mengenal 10 Jenis Reksa Dana di Pasar Modal Syariah

Kenapa harga saham mengalami penurunan?

Volatilitas pasar saham sering menjadi penyebab harga saham turun, bahkan untuk perusahaan dengan fundamental bisnis yang kuat sekalipun. Penurunan pasar bisa disebabkan oleh beberapa alasan: perubahan ekonomi, aksi ambil untung setelah aksi unjuk rasa yang kuat, dan peristiwa geopolitik.

Siapa yang menentukan naik turunnya harga saham?

Naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun.

Apa yang harus dilakukan jika harga saham turun?

Cara Bijak Hadapi Saham yang Turun Drastis.
Tunggu Kepanikan Selesai. Sangat lumrah jika pasar saham turun saat sentimen negatif beredar. ... .
Tetap Simpan Saham Anda. Cara lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan menyimpan saham yang sudah Anda miliki. ... .
Selalu Pegang Dana Likuid..

2 hal apa saja yang mendasari harga saham yang beredar?

6 Faktor Mempengaruhi Harga Saham.
Kinerja Perusahaan..
Tren Ekonomi..
Tingkat Bunga Kredit..
Permintaan dan Penawaran..
Likuiditas dan Aliran Dana..
Kesepakatan Bisnis..