Di Indonesia terdapat banyak gunung api aktif. Akhir-akhir ini, Gunung Semeru di Jawa Timur memuntahkan awan dan lahar panas. Peristiwa itu termasuk aktivitas vulkanisme yang memiliki gejala vulkanisme. Show
Nah, apa itu vulkanisme? Dikutip dari Ruangguru.com, vulkanisme adalah segala peristiwa yang berkaitan dengan magma yang keluar ke permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi. Magma yang cair dan berpijar naik ke permukaan bumi melalui saluran yang mirip pipa, yakni diatrema. Magma menjadi faktor utama pada gejala vulkanisme. Nah, aktivitas magma yang beragam dapat menimbulkan gejala vulkanik yang beragam juga, seperti tipe erupsi dan bentuk gunung api. Lalu, seperti apa gejala vulkanisme, erupsi gunung api, dan bentuk gunung apa? Yuk, simak ulasannya, yang dilansir dari Ruangguru.com! Gejala VulkanismeBaca Juga: Penjelasan dan Urutan Planet di Tata Surya
Gejala Vulkanisme (Ruswanti) Terdapat dua macam gejala vulkanisme, yakni gejala pravulkanisme dan gejala pascavulkanisme. Berikut penjelasannya. 1. Gejala PravulkanismeSebelum terjadi vulkanisme, ciri-ciri gunung api yang akan meletus antara lain
2. Gejala PascavulkanismeSementara itu, setelah gunung api selesai meletus, gejala sesudah terjadinya vulkanisme antara lain
Erupsi Gunung Api
Erupsi Eksplosif (Ruswanti) Apa itu erupsi gunung api? Nah, erupsi adalah proses keluarnya magma dari perut bumi, yang terjadi saat gunung api meletus. Lalu, berdasarkan kekuatannya, ada 2 macam erupsi gunung api. Berikut penjelasannya. 1. Erupsi Eksplosif Erupsi eksplosif adalah erupsi dengan tekanan yang sangat kuat hingga menghasilkan letusan yang besar atau ledakan. Magma di bawah gunung memiliki kandungan gas yang sangat tinggi sehingga bertekanan tinggi dan menghasilkan ledakan besar, biasanya hanya satu kali. 2. Erupsi Efusif Erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan yang kecil sehingga hanya berupa lelehan yang berangsur keluar. Magma di dalamnya bersifat basa dan memiliki kandungan gas yang sedikit. Bentuk Gunung ApiDi samping itu, gunung-gunung api yang tersebar di bumi memiliki bentuk yang berbeda. Secara umum, ada 3 jenis gunung api. Apa saja? Berikut penjelasannya. 1. Gunung Api MaarGunung api maar terbentuk akibat erupsi eksplosif sehingga meninggalkan kawah yang cukup besar. Di Indonesia, contoh gunung api dengan bentuk gunung api ini:
2. Gunung Api PerisaiGunung api perisai berbentuknya relatif datar dan hanya terbentuk karena erupsi efusif. Magma yang keluar sangat cair sehingga gunung ini memiliki lereng yang sangat landai dan dasar yang relatif luas. Contoh gunung api dengan bentuk gunung api ini berada di Hawaii:
3. Gunung Api Kerucut (Strato)Sebagai bentuk gunung api yang paling umum di Indonesia, gunung api kerucut terbentuk karena erupsi campuran antara eksplosif dan efusif. Tumpukan magma, yang bergantian dari letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif), makin lama mengendap makin tinggi. Oleh karena itu, dinding kawahnya memiliki batuan beku yang berlapis-lapis. Contoh gunung api dengan bentuk gunung api ini:
Nah, itu tadi ulasan tentang gejala vulkanisme, erupsi gunung api, dan bentuk gunung api. Semoga bermanfaat dan selamat belajar! Page 2
Air Tanah: Manfaat dan JenisnyaJumat, 16 September 2022 | 20:45 WIB
Karakteristik dan Jenis Air PermukaanJumat, 16 September 2022 | 20:15 WIB
Dampak dan Cara Mengatasi Gempa BumiJumat, 16 September 2022 | 20:14 WIB
Gempa Bumi: Pengertian dan JenisnyaJumat, 16 September 2022 | 20:14 WIBPage 3
Air Tanah: Manfaat dan JenisnyaJumat, 16 September 2022 | 20:45 WIB
Karakteristik dan Jenis Air PermukaanJumat, 16 September 2022 | 20:15 WIB
Dampak dan Cara Mengatasi Gempa BumiJumat, 16 September 2022 | 20:14 WIB
Gempa Bumi: Pengertian dan JenisnyaJumat, 16 September 2022 | 20:14 WIBPage 4
Air Tanah: Manfaat dan JenisnyaJumat, 16 September 2022 | 20:45 WIB
Karakteristik dan Jenis Air PermukaanJumat, 16 September 2022 | 20:15 WIB
Dampak dan Cara Mengatasi Gempa BumiJumat, 16 September 2022 | 20:14 WIB
Gempa Bumi: Pengertian dan JenisnyaJumat, 16 September 2022 | 20:14 WIBGunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali. Foto: istimewa
Jakarta: Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur mengalami erupsi pada 4 Desember. Gunung berapi tertinggi ke-tiga di Indonesia ini mengeluarkan awan panas guguran yang menyebabkan hujan abu dan menggelapkan beberapa desa di sekitarnya. Hingga saat ini, Gunung Semeru masih berstatus level II atau kategori "waspada". Selain Gunung Semeru, gunung lainnya di pulau Jawa yaitu Gunung Bromo juga memiliki status yang sama. Sementara itu, Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah berlevel III atau "siaga". Berikut sejumlah fakta terkait gunung berapi dan vulkanisme yang dilansir dari laman Ruangguru. Fakta Erupsi Gunung BerapiApa itu Vulkanisme? Apa sih vulkanisme itu? Vulkanisme adalah segala peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar menuju permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi. Magma ini bentuknya cair dan berpijar. Magma bergerak naik ke permukaan bumi melalui diatrema, yaitu saluran yang mirip pipa. Jika sudah sampai di permukaan bumi, magma berubah nama, lho! Hayo tebak, namanya jadi apa? Yap, betul banget, namanya berubah menjadi lava. Nah, jadi, faktor utama pada gejala vulkanisme ini adalah magma. Karena aktivitas magma itu beragam, maka dapat menimbulkan gejala vulkanik yang beragam juga, seperti tipe erupsinya, bentuk gunung api dan aktivitasnya.Gejala Vulkanisme Peristiwa vulkanisme memiliki gejala yang dapat diamati loh, yakni gejala sebelum terjadinya vulkanisme (pravulkanisme) dan gejala sesudah terjadinya vulkanisme (pascavulkanisme). Gejala pravulkanisme atau ciri-ciri dari gunung api yang akan meletus antara lain adalah:
Baca juga: Mengenal Present Perfect Tense, Kegunaan, dan Contoh Kalimatnya Erupsi eksplosif adalah erupsi dengan tekanan yang sangat kuat, hingga menghasilkan letusan yang besar atau ledakan. Ini karena magma di bawah gunung memiliki kandungan gas yang sangat tinggi, sehingga memiliki tekanan yang tinggi dan menghasilkan ledakan besar yang biasanya hanya satu kali. Erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan yang kecil, sehingga hanya berupa lelehan yang berangsur keluar. Ini terjadi karena magma di dalamnya bersifat basa dan memiliki kandungan gas yang sedikit ya. Jadi biasanya erupsi tipe ini tidak menghasilkan ledakan yang dahsyat.Nah karena dua tipe erupsi ini, gunung-gunung api yang tersebar di bumi memiliki bentuk yang berbeda. Secara umum, ada tiga jenis gunung api yang perlu kamu ketahui, yaitu gunung api perisai, maar, dan strato. 1. Gunung Api Maar Gunung api ini terbentuk karena terjadinya erupsi eksplosif, sehingga meninggalkan kawah yang cukup besar. Contoh gunung api di Indonesia dengan bentuk ini adalah Gunung Lamongan dan Gunung Dieng.2. Gunung Api Perisai Sesuai namanya, gunung api perisai adalah gunung yang bentuknya relatif datar. Gunung ini hanya terbentuk karena erupsi efusif. Karena magma yang keluar sangat cair, gunung ini memiliki lereng yang sangat landai dan dasar yang relatif luas. Gunung api tipe ini tidak ditemukan di Indonesia ya, melainkan di negara lain. Contohnya seperti Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea di Hawaii.3. Gunung Api Kerucut Gunung api kerucut atau biasa juga disebut strato merupakan bentuk gunung api yang paling umum di Indonesia. Gunung ini terbentuk karena erupsi campuran antara eksplosif dan efusif. Tumpukan magma yang bergantian dari letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif) mengendap semakin tinggi seiring perjalanan waktu.Inilah yang menyebabkan dinding kawah dari gunung jenis ini memiliki batuan beku yang berlapis-lapis. Beberapa gunung api di Indonesia dengan bentuk ini antara lain adalah Gunung Kerinci, Gunung, Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Pangrango. Gunung Semeru dan Gunung Raung yang sebelumnya dibahas juga masuk pada kategori ini ya. Pasti kamu penasaran juga kan sama aktivitas gunung api? Di awal tadi sudah dibahas tentang Gunung Semeru yang diberi status “waspada”. Berikut ini kita bahas tentang status yang diberikan pada gunung aktif Indonesia. Berdasarkan Permen ESDM No. 15 Tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api di Indonesia dibagi menjadi 4 level atau tingkatan loh. Keempat level itu dari paling rendah ke paling tinggi adalah Level I (Normal), Level II (Waspada), Level III (Siaga), dan Level IV (Awas).Tingkat aktivitas gunung api ini bukan sebagai predikat suatu gunung saja, tapi ini juga digunakan aparat dan masyarakat sekitar sebagai arahan ketika sedang dalam keadaan genting. Tindakan yang diambil oleh aparat dan warga nantinya akan disesuaikan dengan masing-masing level gunung tersebut, sehingga bisa terwujud mitigasi bencana yang efektif dan efisien. Editor : Citra Larasati |