Manakah yang termasuk dasar - dasar stratifikasi sosial

Manakah yang termasuk dasar - dasar stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial merupakan penggolongan kelompok masyarakat dalam berbagai lapisan-lapisan tertentu. Menurut etimologi bahasa, stratifikasi berasal dari bahasa Yunani yakni stratum, yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin, mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) dengan perwujudannya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah (Soekanto 1990).

Ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:

  1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, kendaraan, cara-cara menggunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
  2. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atas.
  3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
  4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.

Jakarta -

Stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan sosial secara bertingkat. Dikatakan dalam Sukses SBMPTN Soshum 2016 yang disusun Tim Super Tentor, stratifikasi sosial dengan kata lain merupakan bagaimana suatu kelompok membuat penilaian yang berbeda terhadap kelompok lain berdasarkan sesuatu yang dianggap lebih.

Dahulu, masyarakat kuno nampaknya menjadikan pembagian dan pemberian kedudukan berdasarkan jenis kelamin sebagai dasar seluruh sistem sosial.

Masyarakat zaman dahulu memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada laki-laki dan perempuan. Namun, pembagian kedudukan antara perempuan dan laki-laki pada waktu itu semata-mata ditentukan oleh sistem kebudayaan itu sendiri.

Sementara, mengutip Islamic Educational Sociology: Konsep Dasar dan Pengembangan oleh Dr. H. Nur Efendi, M.Ag., ukuran yang menonjol sebagai dasar pembentukan stratifikasi sosial ada empat.

4 Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial

1. Ukuran Kekayaan

Kekayaan, baik materi atau kebendaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke lapisan-lapisan sosial yang ada. Mereka yang mempunyai kekayaan paling banyak akan masuk ke lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, begitu pula sebaliknya.

Kekayaan ini bisa dilihat dari bentuk tempat tinggal, benda tersier yang dimiliki, cara berpakaian, kebiasaan berbelanja, dan kemampuan berbagi kepada sesama.

2. Ukuran Kekuasaan dan Wewenang

Seseorang yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menduduki lapisan teratas dalam sistem stratifikasi sosial di masyarakatnya.

Ukuran kekuasaan ini acap kali tak lepas dari ukuran kekayaan karena orang kaya biasanya bisa menguasai orang-orang yang tidak kaya. Selain itu, kekuasaan bisa mendatangkan kekayaan.

3. Ukuran Kehormatan

Ukuran ini bisa terlepas dari ukuran kekayaan ataupun kekuasaan. Ukuran kehormatan amat terasa dalam masyarakat tradisional, di mana mereka pada umumnya menghormati orang-orang yang berjasa kepada masyarakat, orang tua, atau orang yang berperilaku dan berbudi luhur.

4. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ukuran stratifikasi sosial berdasarkan ilmu pengetahuan sering digunakan oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Sehingga, sosok yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menduduki lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat. Penguasaan ilmu pengetahuan itu biasanya terdapat dalam gelar akademik atau profesi yang digeluti seseorang.

Dalam masyarakat, ada stratifikasi sosial yang sangat ketat dan biasanya disebut kasta. Seseorang yang terlahir ke dalam golongan tertentu tidak mungkin meningkat ke golongan lebih tinggi. Sementara, penggolongan sosial yang tidak terlalu ketat bisa memiliki batas-batas yang agak kabur dan senantiasa mengalami perubahan.

Secara umum, stratifikasi sosial di masyarakat menciptakan kelas sosial yang terdiri dari upper class (kelas atas), middle class (kelas menengah), dan lower class (kelas bawah).

Simak Video "Tak Terima Vonis Hakim Terhadap Edy Mulyadi, Massa Adat Dayak 'Walk Out'"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/rah)

KOMPAS.com - Dalam setiap masyarakat, pastinya terdapat perbedaan antar individu maupun kelompok. Itu merupakan fenomena sosial umum yang bersifat horizontal dan vertikal. Perbedaan tersebut dalam sosiologi dikenal stratifikasi sosial.

Arti stratifikasi sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), stratifikasi sosial adalah perhatian yang paling mengikat dan sentral dari sosiologi.

Perubahan dalam studi stratifikasi sosial mencerminkan tren di seluruh disiplin ilmu.

Para pendiri sosiologi, Maximilian Weber berpikir bahwa Amerika Serikat tidak sama seperti Eropa. Di mana tanpa kelas dengan tingkat mobilitas ke atas yang tinggi.

Baca juga: Kisah Warga Italia Saat Lockdown, dari Interaksi Sosial menjadi Virtual

Tapi selama depresi hebat, Robert dan Helen Lynd dalam studi Middletown (1937) mendokumentasikan kesenjangan yang mendalam antara kelas pekerja dan kelas bisnis di semua bidang kehidupan masyarakat.

Akibatnya sistem stratifikasi sosial muncul istilah kelas sosial atas, menengah, dan bawah.

Dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati Pattinasarany, terminologi stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang berati lapisan dan socius yang berarti masyarakat.

Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai perbedaan posisi sosial individu-individu dalam masyarakat.

Pengertian stratifikasi sosial dapat pula berupa pengelompokan masyarakat secara sosial, budaya, ekonomi atau politik dalam lapisan-lapisan yang jenjang.

Dasar pembeda antar satu posisi sosial dengan posisi sosial lainnya berupa perbedaan ekonomi, kekayaan, status sosial, pekerjaan, kekuasaan, dan sebagainya.

Dasar pembentukan stratifikasi sosial

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar stratifikasi sosial jika sesuatu dianggap bernilai atau berharga dibandingkan dengan yang lain.

Stratifikasi sosial dapat terbentuk berdasarkan kekayaan (ekonomi), pendidikan, kekuasaan, atau keturunan.

Baca juga: BPN: Kesenjangan Sosial Hanya Bisa Dikurangi Jika Pemerintahnya Punya Uang

Dasar kekayaan

Masyarakat masih lebih menghargai orang yang memiliki kekayaan berlimpah daripada orang yang tidak memiliki kekayaan sama sekali.

Jika itu terjadi maka dasar stratifikasi sosial adalah kekayaan atau ekonomi. Stratifikasi seperti disebut kelas sosial.

Kelas sosial adalah stratifikasi sosial berdasarkan ekonomi. Masyarakat tidak dapat melepaskan dimensi ekonomi dari dimensi pekerjaan dan pendidikan.

Pekerjaan dengan penghasilan merupakan bagian penting dari ekonomi.

Dasar pendidikan

Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula kedudukan sosialnya dalam masyarakat.

Lapisan pada pendidikan tersebut bisa dilihat dari lulusan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi (PT).

Ukuran ilmu pengetahuan masih digunakan di dalam kehidupan masyarakat. Dengan pendidikan akan menjadi syarat bagi pekerjaan.

Baca juga: Konflik Sosial: Arti dan Faktor Penyebabnya

Jika kekuasaan yang akan masuk dalam lapisan atas. Dengan kekuasan yang dimiliki tinggi maka akan dibanding lebih hormat,berbeda jika kekuasaan yang dimiliki rendah.

Jenis stratifikasi sosial

Dalam stratifikasi sosial ada dua jenis yang membedakan, yakni:n

Stratifikasi sosial tertutup

Stratifikasi sosial tertutup terjadi jika masyarakat tidak dapat beralih dari satu strata ke strata lain.

Pada stratifikasi tersebuta biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menetapkan sistem kasta maupun feodal.

Contoh pada stratifikasi sosial tertutup bisa dilihat pada sistem kasta seperti di Bali dan India

Stratifikasi sosial terbuka

Stratifikasi sosial terbuka terjadi jika masyarakat dapat beralih dari satu strata ke strata lain.

Baca juga: Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial

Ketika dasar stratifikasi yang digunakan kekayaan, apakah tiap strata dapat beralih dari atas ke bawah atau sebaliknya?

Siapa pun bisa beralih dari memiliki kekayaan berlimpah, akhirnya menjadi orang yang tidak memiliki apa pun.

Sebaliknya dari orang yang hanya memiliki sedikit kekayaan, akhirnya mendapat harta berlimpah.

Jadi yang membedakan stratifikasi sosial tertutup dan Stratifikasi sosial terbuka adalah keterbukaan stratifikasi sosial diukur dari mudah-tidaknya.

Kemudian sering tidaknya seseorang yang mempunyai status sosial tertentu memperoleh strata yang lebih tinggi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.