Jelaskan tentang monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda di Indonesia

Jelaskan tentang monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda di Indonesia
ilustrasi VOC. painterest.com

SUMUT | 13 Oktober 2021 14:45 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Pada mulanya, para pedagang Belanda membeli rempah di ibu kota Portugis yakni Lisabon saat di bawah penjajahan Spanyol. Kemudian baru pada tahun 1595, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman beberapa kapal Belanda berlayar ke Nusantara.

Setelah itu, lambat laun banyak pedagang Belanda yang ikut berlayar ke Nusantara untuk memperoleh rempah-rempah. Hal tersebut menyebabkan terjadi persaingan di antara para pedagang Belanda itu sendiri. Oleh sebab itu, pada tahun 1602 dibentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur.

VOC kemudian menjadi serikat pedagang yang memonopoli rempah di Nusantara. Hal ini menyebabkan tersingkirnya pedagang Portugis yang sebelumnya memperoleh rempah di Nusantara. Berikut merdeka.com rangkum tujuan VOC dibentuk Belanda di Indonesia:

2 dari 3 halaman

VOC (Vereenigde Oost Indiesche Compagnie) adalah sebuah perusahaan dagang di Belanda yang merupakan gabungan dari sejumlah kamar dagang di enam kota di antaranya, yaitu Amsterdam, Rotterdam, Zeeland, Delft, Hoorn, dan Enkhyusen (Lohanda, 2007, hlm. 2). Saham terbesar berasal dari Amsterdam (50%), Zeeland (25%), dan sisanya dari kota lainnya.

VOC berdiri sejak 1602 sampai kemudian dibubarkan pada 1799 pernah dipimpin oleh 37 Gubernur Jenderal di masa kekuasaannya. Dimulai dengan Jan Pieterzoon Coen yang dua kali memerintah (1619-1623, 1627-1629) sampai kepada Pieter Gerardus van Overstraten (1786-1801).

Pada 30 Mei 1619 pasukan VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen berhasil merebut kota Jayakarta. Semua yang ada dimusnahkan, penduduknya menyingkir ke daerah lain atau bertahan di wilayah pedalaman. Mulai saat itu dibuka babak baru dalam sejarah kehidupan di Jayakarta.

Di sisi lain pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Adapun hak istimewa ini berupa hak monopoli, perdagangan, hak mencetak uang sendiri, serta hak untuk membuat perjanjian dengan penguasa lain. Sehingga hal ini membuat VOC seolah-olah seperti sebuah negara yang memiliki otonomi sendiri dalam melakukan sebuah tindakan.

Keberhasilan VOC memonopoli perdagangan rempah di Asia, membuat ruang gerak para pesaingnya, Portugis dan Inggris, kian sempit. Kondisi itu membuat VOC meningkatkan keuntungannya hingga lebih dari 400 persen, konstan hampir tanpa cela selama kurang lebih dua abad.

Pada 1795, total utang VOC mencapai 136,7 juta gulden, yang jika dirupiahkan mencapai puluhan triliun. VOC tak lagi bisa tertolong. Pemerintah Kerajaan Belanda akhirnya memutuskan untuk membubarkannya pada 31 Desember 1799.

3 dari 3 halaman

Berikut tujuan VOC dibentuk di Indonesia yang dilansir dari Liputan6.com:

1. Mengurangi Persaingan Sesama Pedagang Belanda

Salah satu tujuan VOC yang utama oleh Belanda untuk menggabungkan usaha dari para pedagang Belanda. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi persaingan dagang antar sesama pedagang Belanda guna mendapatkan keuntungan yang maksimal.

2. Mengatasi Persaingan dengan Pedagang Negara Eropa Lain

Tujuan VOC yang lainnya untuk mengatasi persaingan dengan pedagang dari negara Eropa lain, terutama para pedagang Inggris, Spanyol, dan Portugal. Dengan begitu, VOC dan pedagang-pedagang Belanda jadi lebih mendominasi pasar dagang.

3. Memonopoli Perdagangan Rempah-Rempah

Tujuan VOC berikutnya untuk menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Seperti diketahui jika Indonesia kaya akan rempah-rempah. Belanda pun berupaya memonopoli perdagangannya guna mendatangkan keuntungan finansial berlipat-lipat.

4. Menguasai Kerajaan-kerajaan di Indonesia

Tujuan VOC yang berikutnya untuk menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara. Hal ini dilakukan juga untuk mengambil alih tentara kerajaan menjadi prajurit perang Belanda. Dengan begitu, VOC dapat menguasai sumber daya manusia untuk meningkatkan daya perang.

5. Memperkokoh Posisi Belanda di Dunia Internasional

Tujuan VOC selanjutnya untuk memperkuat posisi Belanda di mata dunia secara internasional. Hal ini penting dalam keadaan persaingan dagang dengan negara-negara lain, terutama dari Eropa. Adanya VOC pun membuat bangsa Belanda menjadi lebih disegani.

6. Membantu Dana ke Pemerintah Belanda

Tujuan VOC berikutnya untuk membantu dana bagi pemerintah Belanda, yang sedang berjuang melawan Spanyol yang masih menduduki Belanda. Adanya VOC pun penting sebagai penyumbang dana agar Belanda mampu menyelesaikan konflik dengan Spanyol.

7. Menguasai Pelabuhan-Pelabuhan di Indonesia

Tujuan VOC yang terakhir adalah menguasai pelabuhan-pelabuhan strategis yang ada di Indonesia. VOC datang ke Indonesia untuk menguasai aset-aset penting, seperti pelabuhan strategis dan menguasai segala sumber daya yang dimiliki Indonesia.

(mdk/amd)

Selama memerintah Indonesia, baik VOC ataupun Belanda mengeluarkan berbagai kebijakan di berbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, terdapat beberapa kebijakan yang memiliki dampak besar, dimulai Monopoli perdagangan hingga Tanam Paksa. Berikut ini adalah penjelasannya. 

  • Monopoli perdagangan VOC: Monopoli perdagangan VOC merupakan upaya terstruktur VOC dalam menguasai jalur perdagangan, barang yang diperdagangkan serta mengontro harga jual dan harga beli suatu barang. Dalam melakukan monopoli perdagangan, VOC kerap terlibat konflik dengan kerajaan-kerajaan setempat.
  • Sistem kerja paksa: Sistem kerja paksa pada masa penjajahan Belanda dikenal sebagai Rodi. Sistem kerja paksa mulai dipopulerkan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman WIllem Deandels. Kerja paksa bertujuan untuk membangun jalan raya, kamp militer, benteng pertahanan, dan bangunan lain.
  • Sistem Sewa tanah: Sistem sewa tanah atau land rent system merupakan kebijakan pada masa Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raflles. Sistem sewa tanah berawal dari pemikiran Rafles terkait status tanah sebagai faktor produksi Menurut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah yang sah. Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila penduduk Jawa menjadi penyewa dengan membayar pajak sewa tanah yang diolahnya.
  • Sistem tanam paksa: Sistem tanam paksa dicetuskan oleh Van De Bosch. Kebijakan tanam paksa berawal dari krisis keuangan yang melanda Hindia Belanda pasca menghadapi perlawanan dari sejumlah daerah. Sistem tanam paksa menekankan pada regulasi penanaman tanaman yang laku di pasar internasional.

Dengan demikian, monopoli perdagangan VOC, kerja paksa, sewa tanah, dan tanam paksa merupakan kebijakan pada masa penjajahan Belanda.

Pada masa penjajahan Hindia Belanda, Rakyat Indonesia hidup dengan sangat menderita. Dalam 3,5 abad penjajahan, berbagai kebijakan diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda, dimana  hampir semuanya menyebabkan kerugian bagi Rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, datangnya penjajah ke bumi Nusantara juga menyebabkan perubahan di berbagai aspek kehidupan. Nah, diantara berbagai kebijakan itu, ada kebijakan monopoli perdagangan.

Kebijakan monopoli perdagangan dilakukan oleh Belanda melalui persekutuan dagang dengan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). VOC datang ke Nusantara untuk mengeruk kekayaan rempah-rempah serta melakukan monopoli perdagangan. Padahal, awal mulanya VOC didirikan untuk dijadikan media penengah antar pedagang Belanda agar tidak terjadi kekacauan pasar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu VOC memiliki kecenderungan untuk menjadi penguasa.

Hak monopoli perdagangan yang dimiliki VOC ini dapat memaksakan kehendaknya pada perusahaan-perusahaan perdagangan Nusantara. Tindakan ini tentu saja menimbulkan permusuhan dari pedagang Nusantara. Bahkan, jaringan perdagangan rempah-rempah Maluku ke Malaka yang dikuasai pedagang Islam akhirnya jatuh ke tangan VOC.

Ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara, antara lain :

  • Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng dalam melaksanakan perdagangan.
  • Melaksanakan pelayaran Hongi.
  • Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  • Membangun pangkalan VOC

Disamping itu, monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC ini paling gencar dilakukan di wilayah Maluku. Agar rencananya ini berhasil, maka VOC telah menentukan sejumlah peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh rakyat Maluku antara lain :

(Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kebijakan Tanam Paksa?)

  • Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah kepada pihak lain selain VOC.
  • Jumlah tanaman rempah-rempah beserta lokasi lahannya juga harus ditentukan oleh VOC.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad ke 18. Korupsi besar-besaran dan ditambah dengan menajemen yang buruk membuat VOC lumpuh perlahan-lahan. Sehingga, setelah mengalami kerugian yang besar, VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 13 Desember 1799. Kemudian pada 1 Januari 1800, pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia secara menyeluruh tidak hanya dalam sektor perdagangan, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.