Berilah contoh bahwa faktor politik merupakan hal yang menjadi faktor pendorong mobilitas sosial

Faktor pendorong mobilitas sosial – Pengertian mobilitas sosial merupakan perpindahan status sosial sekelompok orang atau individu ke status yang lain. Bentuk-bentuk mobilitas sosial bisa terjadi secara vertikal maupun horizontal.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada sistem stratifikasi sosial masyarakat yang terbuka, karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. 

Terdapat faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial. Secara umum faktor-faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial meliputi faktor struktural, faktor individu, status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, kependudukan, dan keinginan untuk melihat daerah lain.

(baca juga faktor pendorong perubahan sosial)

Berilah contoh bahwa faktor politik merupakan hal yang menjadi faktor pendorong mobilitas sosial

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Di bawah ini akan dijelaskan apa saja faktor-faktor pendukung mobilitas sosial beserta contoh dan penjelasannya.

Faktor Struktural

Faktor pendorong mobilitas sosial yang pertama adalah faktor struktural. Yang dimaksud faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.

Yang termasuk dalam kategori faktor-faktor struktural antara lain adalah struktur pekerjaan, perbedaan fertilitas, dan ekonomi ganda.

1. Struktur Pekerjaan

Struktur pekerjaan juga turut mempengaruhi mobilitas sosial. Tiap pekerjaan memiliki kedudukan yang berbeda-beda tergantu pada anggota masyarakat yang bersangkutan. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, ekonomi, dan faktor lainnya.

2. Perbedaan Fertilitas

Perbedaan fertilitas juga termasuk dalam faktor struktural. Tiap masyarakat tentu memiliki tingkat fertilitas atau kelahiran yang berbeda-beda. Faktor perbedaan mobilitas ini akan berhubungan dengan tingkat ekonomi masyarakat juga.

3. Ekonomi Ganda

Faktor struktural yang terakhir adalah faktor ekonomi ganda. Negara dengan sistem ekonomi yang bebas dan terbuka akan lebih memudahkan terjadinya mobilitas sosial, dikarenakan tiap orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha sendiri.

Faktor Individu

Faktor pendorong mobilitas sosial berikutnya adalah faktor individu. Yang dimaksud faktor individu adalah kualitas seseorang, ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun ketrampilan pribadi masing-masing individu.

Yang termasuk dalam kategori faktor-faktor individu antara lain adalah perbedaan kemampuan, orientasi sikap terhadap mobilitas, dan faktor kemujuran.

1. Perbedaan Kemampuan

Perbedaan kemampuan termasuk faktor individu yang mempengaruhi mobilitas sosial. Kemampuan diri tiap orang tentu berdampak pada pekerjaan yang dijalani, hingga mampu mendorong terjadinya mobilitas sosial.

2. Orientasi Sikap Terhadap Mobilitas

Faktor individu berikutnya adalah orientasi sikap terhadap mobilitas. Maksudnya adalah bagaimana sikap seseorang menghadapi perubahan atau mobilitas. Jika seseorang optimis akan perubahan, maka akan mampu mendorong mobilitas sosial ke arah positif.

3. Faktor Kemujuran

Faktor kemujuran atau keberuntungan juga turut mendorong terjadinya mobilitas sosial. Jika seseorang mujur atau memiliki peruntungan baik, maka mobilitas sosial dapat cepat tercapai. Faktor ini pun tidak bisa diupayakan oleh tiap orang.

Status Sosial

Status sosial juga menjadi faktor pendukung terjadinya mobilitas sosial. Tiap orang tentu memiliki status sosial yang berbeda-beda, tergantung pada orang tua atau garis keturunan keluarganya.

Jika seseorang merasa tidak puas dengan status sosial dari orang tuanya, maka bisa mencari kedudukan sendiri dengan cara lain. Hal ini hanya bisa terjadi di lingkungan masyarakat yang fleksibel dan luwes.

Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi juga dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial. Kondisi ekonomi berkaitan dengan penghasilan dan ekonomi seseorang jika dibandingkan dengan lingkungan masyarakat secara umum.

Orang yang tinggal dengan kondisi ekonomi yang kurang, kadang akan berpindah ke daerah lain, biasanya kota besar, untuk mencari peruntungan baru, sehingga mendorong terjadinya mobilitas sosial.

Situasi Politik

Faktor lain yang mempengaruhi adalah situasi politik dalam sebuah negara tertentu. Faktor ini dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial, yang berkaitan dengan keadaan sebuah negara secara nasional.

Keadaan negara yang tidak menentu akibat situasi politik tentu dapat menyebabkan keamanan negara menjadi tidak stabil. Hal ini akan mendorong warga untuk melakukan mobilitas sosial ke daerah lain yang lebih aman.

Kependudukan

Kependudukan juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial. Umumnya faktor ini menyebabkan terjadinya mobilitas sosial secara geografis, dalam artian perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain.

Misalnya saat suatu daerah memiliki jumlah penduduk yang terus bertambah secara pesat, maka pemukiman jadi semakin berkurang, sehingga mendorong warga mencari tempat di daerah lain.

Keinginan Melihat Daerah Lain

Faktor pendorong mobilitas sosial yang terakhir adalah keinginan melihat daerah lain. Adanya faktor ini mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial dari satu tempat ke tempat yang lain.

Nah itulah 7 faktor pendorong mobilitas sosial beserta contoh dan penjelasannya. Faktor-faktor pendukung tersebut meliputi faktor struktural, faktor individu, status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, kependudukan, dan keinginan untuk melihat daerah lain.

tirto.id - Mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu mobilis yang berarti mudah dipindahkan, banyak gerak, atau bergerak. Sedangkan kata "sosial" berakar dari bahasan latin "socius" yang maknanya ialah lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama.

Tema mobilitas sosial jadi salah satu perhatian dalam studi sosiologi. Dalam ranah studi tersebut, pengertian mobilitas sosial adalah pergerakan yang terjadi dalam struktur sosial. Istilah terakhir merujuk pada pola-pola tertentu yang menunjukkan adanya lapisan dalam organisasi masyarakat.

Mengutip artikel "Mobilitas Sosial Nelayan di Kawasan Pariwisata Pantai" dalam Jurnal Pendidikan Sosiologi terbitan UNY (Vol. 7, No. 1, 2018), mobilitas sosial juga bisa didefinisikan sebagai gerak perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari status sosial tertentu ke status sosial lainnya.

Pengertian mobilitas sosial di atas merujuk pada penjelasan 2 sosiolog, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Sosiologi Jilid 2 (1992).

Mobilitas sosial dapat dialami semua individu di masyarakat. Setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan berusaha dengan kecakapannya, untuk naik ke lapisan struktur sosial lain yang lebih tinggi atau bergeser ke status sosial yang lebih baik.

Berilah contoh bahwa faktor politik merupakan hal yang menjadi faktor pendorong mobilitas sosial

Banyak contoh mobilitas sosial yang mudah dilihat dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, banyak atlet olahraga yang berangkat dari keluarga miskin, tetapi karena bakatnya disertai latihan keras, berhasil meraih berbagai gelar juara yang mendatangkan kekayaan. Hadiah dengan nilai besar dari berbagai kejuaraan membuat status kelas sosial para atlet itu menanjak jadi lebih tinggi.

Hal serupa bisa dialami oleh mereka yang berstatus sebagai aktris, seniman, pengusaha, bahkan pemimpin negara, dan lain sebagainya.

Setiap individu memiliki kapasitas dan kecepatan yang berbeda dalam melakukan mobilitas sosial. Hal ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk sistem sosial yang berlaku di masyarakat.

Mobilitas sosial relatif lebih mudah terjadi di masyarakat dengan lapisan sosial yang memiliki sifat terbuka. Lain halnya di sistem sosial tertutup, seperti masyarakat berkasta, proses mobilitas sosial lebih sulit terjadi karena kuatnya pengaruh stratifikasi sosial.

Dengan demikian, ada sejumlah faktor yang bisa menjadi pendorong mobilitas sosial, tetapi juga ada yang berperan sebagai penghambat. Berikut penjelasan mengenai faktor pendorong dan faktor penghambat mobilitas sosial.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Mengutip penjelasan di sebuah artikel tentang mobilitas sosial petani karet di kawasan Indragiri Hulu, yang terbit dalam Jurnal Online Mahasiswa Fisip Universitas Riau (Vol. 2, No. 2, 2015), ada sejumlah faktor mobilitas sosial, sebagaimana perincian berikut ini.

1. Faktor Struktural

Faktor struktural adalah jumlah relatif dari posisi tertentu yang bisa diisi. Ketika status sosial yang dituju oleh individu memang ada tempatnya untuk diisi, maka kondisi tersebut dapat mendorong terjadinya mobilisasi sosial. Contoh, adanya lowongan pekerjaan dapat mendorong pengangguran untuk melalukan mobilitas sosial.

2. Faktor Individu

Faktor individu merujuk pada kualitas seseorang, baik dari pendidikan, penampilan, keterampilan, dan lain sebagainya. Adapun yang termasuk dalam cakupan individu yakni perbedaan kemampuan, orientasi sikap terhadap mobilitas, dan keberuntungan.

3. Status Sosial

Sejak manusia lahir, ia telah berada di status sosial tertentu mengikuti orang tuanya. Apabila seorang individu tidak puas dengan status sosial yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukan sendiri dan melakukan mobilisasi sosial. Hal ini hanya mungkin terjadi di struktur sosial masyarakat yang terbuka.

4. Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Kenyataan hidup yang serba kekurangan dapat mendorong manusia untuk giat bekerja dan merubah status sosialnya.

5. Situasi Politik

Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu berpengaruh ke situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas masyarakat ke daerah yang lebih aman.

6. Kependudukan (Demografi)

Faktor kependudukan bisa menyebabkan mobilisasi dalam arti geografik. Contoh, pemukiman yang semakin padat dapat mendorong sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.

Selain itu, pertambahan penduduk juga bisa mengakibatkan menjamurnya pengangguran. Kondisi ini dapat mengubah status dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ada yang menjadi kaya atau miskin. Ada yang mendapatkan jabatan tertentu tetapi ada juga yang kehilangan jabatan.

7. Keinginan untuk melihat daerah lain

Keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain. Keadaan ini dapat menimbulkan terjadinya mobilitas sosial.

Misalnya, seorang turis ketika di negaranya berstatus sosial rendah, kemudian setelah pindah ke Indonesia ia menekuni beberapa usaha. Saat usahanya sukses, sang turis berhasil berubah status sosialnya menjadi kelas menengah, atau bahkan kelas atas.

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Dalam buku Struktur dan Mobilitas Sosial karya Purwasih (2019: 51), dijelaskan bahwa terdapat 3 faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial.

Pertama, sistem lapisan sosial yang tertutup. Sistem pelapisan sosial tertutup dalam masyarakat dapat menghambat kemungkinan individu melakukan mobilitas sosial naik.

Misalnya, dalam masyarakat feodal, hanya keturunan bangsawan yang dapat mendudukin lapisan sosial kelas atas. Sementara rakyat kecil tetap menempati lapisan sosial kelas bawah.

Kedua, kemiskinan. Sebagian besar masyarakat miskin merasa kesulitan untuk menaikkan kelas sosialnya karena terbentur minimnya biaya. Kemampuan menjalankan usaha dan menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi terbatas karena minimnya dana yang dimiliki.

Ketiga, kebudayaan masyarakat. Adakalanya masyarakat bersikap tertutup pada perubahan yang terjadi karena pengaru dari luar kebudayaannya.

Golongan masyarakat ini biasanya masih memegang teguh adat-adat dan tradisinya. Oleh karena itu, masyarakat sulit melakukan mobilitas sosial karena tidak mau menerima perubahan yang ada.

Baca juga artikel terkait STATUS SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Shulfi Ana Helmi
(tirto.id - shu/add)


Penulis: Shulfi Ana Helmi
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Shulfi Ana Helmi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates