Fungsi Seni Kriya Fungsi seni kriya sebagai salah satu karya seni rupa secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Hiasan (dekorasi) Banyak produk seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan. Seni kriya jenis ini lebih menonjolkan segi rupa daripada segi fungsinya sehingga bentuk-bentuknya mengalami pengembangan. Misalnya, karya seni ukir, hiasan dinding, cinderamata, patung, dan lain-lain. 2. Benda terapan (siap pakai) Seni kriya yang sebenarnya adalah seni kriya yang tetap mengutamakan fungsinya. Seni kriya jenis ini mempunyai fungsi sebagai benda yang siap pakai, bersifat nyaman, namun tidak kehilangan unsur keindahannya. Misalnya, senjata, keramik, furnitur, dan lain-lain. 3. Benda mainan Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk seni kriya yang fungsinya sebagai alat permainan. Jenis produk seni kriya seperti ini biasanya berbentuk sederhana, bahan yang digunakan relatif mudah didapat dan dikerjakan, dan harganya juga relatif murah. Misalnya, boneka, dakon, dan kipas kertas. Show Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni. Seni merupakan buah pikir dan rasa dari manusia. Seni sudah muncul sejak zaman prasejarah meskipun bentuknya tidak semodern sekarang. Seni rupa sudah muncul dari zaman pra sejarah dengan bentuk lukisan di dinding-dinding gua dan alat-alat yang dipakai oleh manusia pra sejarah untuk bertahan hidup. Mengapa alat-alat itu juga merupakan seni rupa? Kini kita mencoba untuk menelaah arti dari seni rupa itu sendiri. Apa itu seni rupa ? Seni rupa adalah seni yang diwujudkan dalam bentuk rupa. Dalam hal ini bentuknya bisa tiga dimensi atau yang sifatnya memiliki panjang, lebar, dan tinggi, dan juga dua dimensi seperti lukisan dan gambar sebagai contoh dari seni rupa dua dimensi atau biasa disebut dwi matra. Sementara yang tiga dimensi salah satu contohnya adalah kerajinan patung, keramik, dan benda-benda lain yang wujudnya memiliki volume, maka ia disebut sebagai seni rupa tri matra atau tiga dimensi. Selanjutnya, seni rupa dibagi lagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaannya.
Sejarah seni rupa terapanSebenarnya, seni rupa terapan tidak memiliki pembagian sejarah yang rinci, akan tetapi, secara garis besar, seni rupa terapan memiliki tiga era yakni;
Seperti layaknya kemunculan kesenian dan seni rupa, seni rupa terapan juga muncul semenjak zaman pra sejarah. Dahulu kala, seni rupa terapan memiliki bentuk yang sederhana dan tidak sekompleks sekarang. Ketika zaman pra sejarah, beberapa benda yang termasuk dalam seni rupa terapan yang ditemukan adalah senjata untuk berburu, baju untuk melindungi tubuh manusia pada zaman itu, beberapa perhiasan yang digunakan untuk memperindah tubuh manusianya, beberapa gerabah untuk mendukung kehidupan manusianya, dan juga beberapa benda yang lainnya. Sejatinya, semua benda yang merupakan hasil dari buah pikir dan rasa manusia bisa digolonngkan dalam seni, hanya pengertian lebih lanjutnya yang membuatnya memiliki cakupan yang lebih sempit. Pada perkembangannya, seni rupa terapan yang pada zaman pra sejarah hanya memiliki fungsi praktis saja, mulai menemui bentuk yang memiliki unsur keindahan. Semakin maju perkembangan sebuah era, maka kesenian itu juga semakin memiliki bentuk yang beragam, termasuk pada seni terapannya.
Pada masa peradaban kuno, berbeda dengan masa pra sejarah. Seperti yang diketahui masa pra sejarah memiliki pengertian yakni masa dimana manusianya belum menemukan budaya tulis menulis, sementara pada peradaban kuno, bisa dibilang sudah mulai masuk masa sejarah. Perkembangan seni rupa terapan pada masa peradaban kuno ini mengalami bentuk yang lebih modern dari pada masa pra sejarah. Seperti dalam peradaban Mesir dan peradaban yang memiliki kebudayaan yang tinggi. Hasil karya seni rupa terapan mereka memiliki bentuk yang lebih indah dari pada seni rupa terapan pada masa pra sejarah. Disana mulai mempertimbangkan bentuk dan keindahan. Tidak hanya pada kegunaannya saja tapi juga pada pantas atau tidaknya manusia memakai benda tersebut sebagai alat bantu sehari-hari mereka. Dalam masa itu juga sudah mulai ditemukan warna yang lebih kompleks dari masa pra sejarah. Pada masa pra sejarah, warna memang sudah ditemukan, tapi tidak menjadi salah satu bagian dari pertimbangan ketika mencipta sebuah karya seni terapan. Pada masa ini juga, penciptaan seni rupa terapan mulai menggunakan hukum-hukum geometris. Seperti pada peradaban Yunani dan juga Romawi. Pada peradaban Yunani, pertimbangan-pertimbangan geometris itu ditemukan pada gerabah dan jambangan yang dibuat pada masa itu. Sementara di peradaban Romawi, seni rupa terapan yang menggunakan unsur dan pertimbangan hukum geometris ditemukan pada bangunan-bangunan mereka.
Seni rupa pada masa modern memiliki bentuk yang lebih kaya dan pertimbangan lain yang jauh lebih kompleks dari pada masa peradaban kuno. Jelas saja, karena pada peradaban modern banyak keilmuan baru yang ditemukan. Sehingga hal itu membuat manusia memiliki banyak pertimbangan ketika mereka hendak menciptakan karya seni, terutama dalam hal ini adalah karya seni rupa terapan. Beberapa contoh seni rupa terapan pada masa ini adalah baju yang lebih memiliki banyak pertimbangan kala pembuatannya, gerabah, arsitektur yang menjadi lebih kaya dalam hal bentuk dan kegunaan, dan bahkan dalam perkembangannya, seni rupa terapan juga memiliki unsur teknologi yang semakin lama semakin canggih. Jenis Seni rupa terapan dibagi secara fungsi.
Seni rupa terapan berdasarkan wujudnyaSeperti layaknya seni rupa, seni rupa terapan juga memiliki pembagian dalam wujudnya, yakni;
Jenis seni rupa terapanSeni rupa terapan memiliki beberapa jenis, antara lain; Arsitektur adalah salah satu contoh dari seni rupa terapan. Arsitektur secara sederhana berarti ilmu merancang bangunan. Sementara arti yang lebih luas menganggap bahwa arsitektur adalah ilmu untuk merancang bangunan, lingkungan, dan beberapa hal yang bersifat mikro yakni bangunan, perabot dan juga desain produksi, dan yang bersifat lebih besar atau makro yaitu perencanaan pembangunan kota, perancangan kota, pembangunan lanskap, dan lain sebagainya. Dalam keilmuannya yang disebutkan dalam salah satu buku tentang arsitektur yang paling tua yang masih dijadikan referensi karya Vitruvius yang berjudul De Architectura, arsitektur mestilah memiliki tiga unsur, yakni kekuatan, keindahan, dan kegunaan. Arsitektur harus memiliki keseimbangan di ketiga unsur tersebut sehingga ia memilki sifat yang baik sebagai hasil karya arsitektur. Arsitektur masuk dalam ranah seni rupa terapa karena, seperti apa yang dijelaskan Vitruvius, bahwa ia harus memiliki unsur utilitas atau kegunaan. Contoh karya arsitektural antara lain; Di Indonesia, banyak sekali candi yang bisa ditemukan. Candi berasal dari bahasa sansekerta yang berarti sandi, atau kode. Bangunan candi di Indonesia biasanya digunakan untuk proses peribadatan, dan persembaha pada dewa. Secara arsitektur, candi memiliki keindahan bentuk yang tidak sembarangan. Sementara secara praktis, candi benar-benar berguna sebagai tempat peribadatan dan persembahan. Indonesia memiliki banyak suku dengan banyak rumah adat yang berbeda-beda. Setiap rumah adat memiliki bentuk masing-masing dan keindahan masing-masing. Dalam proses arsitekturnya, pembuatan rumah adat ini memiliki pertimbagan filosofis selain juga memiliki pertimbangan estetis dan juga tentunya pertimbangan praktis. Ini adalah salah satu perkembangan dari arsitektur modern. Seperti yang sudah saya bilang bahwa perkembangan teknologi juga mengikuti perkembangan seni rupa terapan dalam hal ini gedung pencakar langit. Struktur bangunan yang mereka gunakan tentunya memiliki pertimbangan teknologi yag tidak main-main. Selain tiga di atas, ada lagi contoh yang lain yakni; jalan, taman, rumah ibadah, hotel, tata kota, bahkan sungai buatan. Seni Rupa Terapan Dalam Bidang ArsitekturDalam arsitektur juga, mencakup hal lain yang masuk dalam ranah seni rupa terapan. Yaitu: Dekorasi adalah bagian dari arsitektur, meskipun lebih terperinci dan lebih kecil cakupannya, dekorasi masuk dalam bagian arsitektur. Hal ini lantaran dalam setiap arsitektur, hukum-hukum dekoratif harus selalu dipertimbangkan. Terutama jika bangunan itu sudah jadi, maka dekoratif menjadi salah satu fase finishing dari arsitektur. Secara sederhana, desain grafis adalah seni yang mencoba berkomunikasi dalam bentuk tulisan, ruang dan gambar atau berkomunikasi secara visual. Dalam ranahnya, yang masuk dalam seni grafis adalah seni visual, topografi, tata letak dan juga desain interaksi. Dalam seni rupa terapan ini, grafis memiliki kegunaan sebagai alat komunikasi. Sama seperti yang sudah saya utarakan di atas bahwa desain grafis ini adalah alat komunikasi secara visual. Maka dari itulah kenapa desain grafis masuk dalam bagian dari seni rupa terapan. Misal, dalam salah satu contoh desai grafis yaitu poster. Dalam setiap pembuatan poster, mestilah mementingkan unsur keindahan dan juga kegunaannya. Apakah ia bisa langsung berkomunikasi dan dimengerti oleh sang pembaca poster atau tidak. Desain grafis memiliki pertimbangan itu. Bagaimana keindahan masih bisa berguna dan mampu berkomunikasi dengan manusianya. Seni Rupa Terapan Dalam Bidang Grafis Dalam hal ini, grafis juga memiliki bagian lain yang masuk dalam seni rupa terapan. Yaitu: 1. Ilustrasi Seni ilustrasi kurang lebih memiliki sifat yang sama seperti grafis. Ia berguna untuk menjelaskan suatu naskah atau kata-kata dengan gambar. Merupakan bagian dari komunikasi visual. 2. Seni kriya Secara sederhana, seni rupa terapan yang paling gampang dicari dan dilihat wujudnya ada pada seni kriya. Seni kriya adalah seni rupa terapan yang menggunakan ketrampilan tangan dan membuat sebuah benda tidak hanya berdasarkan keindahannya saja, tapi juga berdasarkan kegunaannya. Seni Kriya dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan bahannya, yakni;
Sementara itu, seni kriya juga dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan cara pembuatannya, yakni;
Seni rupa terapan selalu berkembang. Berdasarkan perjalanan waktu dan perkembangan peradaban manusia, fungsi praktis terus mengalami tuntutan yang lebih dari manusianya. Maka dari itu, seni rupa terapan akan terus berkembang dan menemui bentuk dan sebutan baru. |