Interaksi sosial yang dipengaruhi oleh faktor

Interaksi sosial yang dipengaruhi oleh faktor
Ilustrasi mengobrol. ©Pixabay

Merdeka.com - Mungkin sebagian besar dari Anda sudah tahu bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Salah satu tandanya adalah bahwa manusia membutuhkan interaksi sosial dalam menjalani kehidupannya sehari-hari, suka ataupun tidak suka.

Dijelaskan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lainnya, di mana individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.

Kemampuan berinteraksi dengan orang-orang di sekitar Anda adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan sosial. Hal ini disebabkan karena tanpa adanya interaksi sosial, maka tidak akan tercipta pula kehidupan antar manusia yang berkesinambungan.

Berikut penjelasan selengkapnya mengenai pengertian dan bentuk-bentuk interaksi sosial, sekaligus bagaimana ciri-ciri serta syarat terciptanya interaksi yang menarik untuk Anda pelajari.

2 dari 4 halaman

Mengutip Basrowi dalam buku Pengantar Sosiologi, interaksi sosial didefinisikan sebagai  hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerja sama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya.

Sementara menurut Partowisastro (2003), interaksi sosial adalah relasi sosial yang berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Tambahan dari Sarwono dan Meinarno (2009) dalam buku Psikologi Sosial, interaksi sosial dijabarkan sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.

3 dari 4 halaman

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan interaksi sosial, hal selanjutnya adalah mengetahui apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial yang ada di masyarakat. Interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau orang dengan kelompok mempunyai hubungan timbal balik dan dapat tercipta oleh adanya kontak sosial dan komunikasi yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi sosial.

Sarwono dan Meinarno (2009) mengemukakan bentuk-bentuk interaksi sosial sebagai berikut:

  1. Kerja sama, adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dan ada unsur saling membantu satu sama lain.
  2. Persaingan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk meniru atau melebihi apa yang dilakukan atau dimiliki oleh orang lain.
  3. Konflik, merupakan suatu ketegangan yang terjadi antara dua orang atau lebih karena ada perbedaan cara pemecahan suatu masalah.
  4. Akomodasi, suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi ketegangan, perbedaan, dan meredakan pertentangan dengan melakukan kompromi sehingga terjadi suatu kesepakatan dengan pihak lain yang bersangkutan.

Sedangkan Partowisastro (2003) mengemukakan pendapat tentang bentuk-bentuk interaksi sosial yang pada dasarnya terbagi dalam dua proses, yaitu:

1. Proses-proses asosiasi; yang terbagi menjadi:

  • Akomodasi, merupakan suatu proses penyesuaian aktivitas-aktivitas seseorang atau kelompok yang berlawanan menjadi sejalan. Akomodasi itu ada beberapa metode, antara lain: pendesakan, kompromis, peradilan, toleransi, konversi, sublimasi, dan rasionalisasi.
  • Assimilasi, yaitu suatu proses yang memiliki ciri pembentukan persamaan sikap, pandangan, kebiasaan, pikiran dan tindakan sehingga seseorang atau kelompok itu cenderung menjadi satu, mempunyai perhatian dan tujuan-tujuan yang sama.
  • Akulturasi, dari segi teori kebudayaan merupakan suatu aspek dari perubahan kebudayaan. Akulturasi itu sebagai proses dwiarah, bahwa dua masyarakat mengadakan kontak dan saling memodifikasikan kebudayaan masingmasing sampai tingkatan tertentu.

2. Proses-proses dissosiasi; yang terbagi menjadi:

  • Kompetisi, merupakan suatu persaingan yang terjadi antara perorangan atau kelompok dalam mencapai dan mendapatkan suatu tujuan tertentu.
  • Kontraversi, merupakan suatu perbedaan-perbedaan pandangan, ide dan tujuan yang terjadi pada satu orang atau lebih sehingga menimbulkan pertentangan.
  • Konflik, yaitu suatu ketegangan yang terjadi perorangan atau kelompok dikarenakan adanya perbedaan pandangan tentang suatu masalah maupun penyelesaiannya.

4 dari 4 halaman

Interaksi sosial pada umumnya dapat dipengaruhi oleh perkembangan konsep diri dalam seseorang. Misalnya dalam hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya, membuat mereka ada yang menjadi pemalu atau sebaliknya dan membawa akibat pada masalah hubungan interaksi sosialnya.

Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial yaitu:

  1. Jenis kelamin. Kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan teman sebaya/sejawat lebih besar daripada perempuan.
  2. Kepribadian ekstrovert. Orang-orang ekstrovert lebih komformitas daripada introvert. 
  3. Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila besarnya kelompok semakin bertambah.
  4. Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya, individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu pekerjaan.
  5. Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan teman sejawatnya.
  6. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.
[edl]

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya manusia lain. Manusia saling membutuhkan satu dengan lainnya untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan rohani, jasmani dan sebagainya. Manusia membutuhkan lingkungan dan juga orang- orang yang berada di sekitarnya. Manusia satu dengan lainnya saling melakukan kontak sosial, hubungan dan juga berinteraksi satu sama lain. Interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia terjadi setiap hari. Apabila dalam satu hari saja tidak melakukan interaksi maka kehidupan akan terasa sepi. Namun perlu untuk diketahui bahwa interaksi manusia ini ada berbagai macam jenis. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai interaksi sosial dan juga faktor- faktor yang mempengaruhinya.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kegiatan yang setiap hari dilakukan oleh manusia. Yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah kontak yang dilakukan oleh manusia dengan manusia yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung, baik melalui media maupun tidak. Contoh interaksi sosial adalah ketika kita mengobrol maupun sekedar bertelfonan. Chatting juga termasuk salah satu contoh interaksi sosial.

Dalam kehidupan sehari- hari, interaksi sosial diperngaruhi oleh berbagai macam faktor baik langsung maupun tidak langsung. Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi sosial terbagi dalam berbagai macam bentuk. Faktor- faktor ini bisa berwujud keinginan, kekaguman, dan juga perilaku meniru. Supaya lebih jelas mengena faktor- faktor yang mempengaruhi interkasi sosila, berikut ini merupakan uraiannya.

Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang pertama adalah imitasi. Dalam kehidupan sehari- hari, kita mengenal imitasi sebagai sebuah tiruan atau peniruan. Istilah imitasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu imitation. Imitasi merupakan salah satu proses yang penting dalam interaksi sosial. Imitasi merupakan suatu kegiatan dalam meniru seseorang yang disukai atau mejadi idolanya baik tampilan fisik maupun tingkah lakunya. Proses imitasi ini seseorang bisa meniru dari cara berpakaian, gaya rambut, cara berbicara, cara bertingkah laku dan lainnya yang menarik perhatian. Dalam kenyataannya imitasi ini memiliki pengaruh yang baik, namun bisa juga memberikan pengaruh yang buruk. Imitasi bisa memberikan dampak yang baik apabila bisa mempertahankan kebudayaan, tradisi dan juga norma- nomra yang baik di masyarakat. Namun imitasi bisa dikatakan berdampak buruk apabila bisa membawa seseorang melakukan hal hal yang melanggar norma, baik norma sosial maupun norma agama.

Faktor selanjutnya adalah sugesti. Sugesti yang kita kenal sebagai tindakan mempengaruhi orang lain. Sugesti merupakan pandangan atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan juga diikuti oleh orang lain. Sugesti ini biasanya dibawa oleh pihak- pihak yang memiliki pengaruh terhadap orang lain, yang berwibawa dan dihormati, misalnya dokter maupun pejabat. Berlangsungnya sugesti ini hanya pada waktu tertentu saja. Sugesti ini biasanya berlangsung ketika pihak penerima sugesti mengalami kekalutan atau pikirannya sedang tidak stabil sehingga daya pikirannya terhambat oleh emosi. Berlangsungnya sugesti juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikut:

  • Keadaan pikiran yang sedang terpecah belah. Hal ini akan membuat orang mudah bingung atau bimbang sehingga mudah terkena sugesti.
  • Kemampuan berpikir seseorang yang terhambat dalam proses sugesti sehingga orang ini cenderung mudah menerima pengaruh dari orang lain tanpa berfikir panjang terlebih dahulu.
  • Faktor mayoritas. Proses sugesti akan lebih mudah apabila pendapat tersebut telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
  • Faktor Otoritas. Proses sugesti akan lebih mudah terjadi apabila pihak pemberi sugesti memiliki keahlian atau otoritas di bidangnya.

Nah itulah beberapa faktor yang mempengaruhi sugesti. Dari beberapa faktor tersebut bisa disimpulkan bahwa sugesti akan lebih mudah terjadi pada pikiran yang tidak jernih.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi interkasi sosial adalah simpati. Simpati merupakan sikap tertarik pada pihak lain. Proses simpati ini dapat berkembang apabila ada sikap saling pengertian diantara pihak- pihak yang bersangkutan. Simpati ini disampaikan pada saat- saat tertentu, bisa ketika suasana gembira bisa juga ketika suasana sedih. Sebagai contoh ketika seseorang sedang terkena musibah maka perasaan simpati bisa berubah menjadi rasa sayang. Simpati ini juga bisa menimbulkan ketertarikan kepada pihak lain yang nantinya bisa menimbulkan ikatan yang lebih kuat dan hubungan baru yang lebih kuat juga.

Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang selanjutnya adalah identifikasi. Identifikasi adalah proses meniru pihak lain, seperti imitasi. Perbedaan identifikasi dengan imitasi adalah bahwa identifikasi ini lebih mendalam daripada imitasi. Identifikasi adalah peniruan hingga pada tingkah laku dan juga cara berfikir seseorang agar sama persis dengan idolanya. Dalam proses identifikasi ini maka turut membentuk kepribadian seseorang. Identifikasi bisa terjadi karena disengaja maupun tanpa sengaja. Seseorang seolah- olah menjadi pihak lain atau sama identik dengan idolanya. Meskipun terkesan meniru dan tidak memiliki cara berfikir sendiri, namun proses identifikasi ini pada akhirnya bisa membantu membentuk kepribadian seseorang, tentunya berlangsung tidak cepat dan melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi interaksi sosial adalah empati. Empati merupakan faktor yang begitu mendalam. Empati adalah perasaan yang menempatkan diri kita seolah- olah berada di posisi seseorang atau kelompok tertentu yang sedang mengalami suatu perasaan tertentu. Pengertian dari empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasikan dirinya dalam suatu keadaan perasaan ataupun pikiran yang sama persis dengan orang atau kelompok lain. Perasaan yang dirasakan dalam sikap empati ini begitu mendalam. Sebagai contoh adalah ketika kita mendapati korban kecelakaan ataupun kebakaran, maka orang- orang yang menjadi korban pasti akan merasakan kesedihan yang begitu dalam. Nah, perasaan empati disini adalah kita ikut merasakan keadaan tersebut dengan seolah- olah kita menempatkan diri menjadi para korban tersebut. Dengan demikian kita akan memiliki sudut pandang yang sama dan perasaan yang sama seperti para korban. Hal ini yang akan membawa kita ke dalam perasaan yang mendalam dan kita akan lebih memahami perasaan dari pihak- pihak yang memiliki masalah. Empati biasanya berlaku pada hal- hal yang bersifat kesedihan.

Motivasi merupakan faktor selanjutnya yang mempengaruhi interaksi sosial. Motivasi sering juga sebut sebagai semangat atau dorongan. Ya memang benar. Motivasi merupakan dorongan atau semangat yang diberikan kepada individu ke individu atau kelompok ke kelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Tujuan motivasi adalah agar supaya orang yang diberikan motivasi menurut pada orang yang memberikan motivasi untuk melakukan apa yang dimotivasikan. Sebagai contoh adalah seorang ayah yang memberikan motivasi kepada anaknya supaya rajin belajar agar nantinya menjadi juara kelas. Nah hal ini merupakan contoh motivasi antara individu dengan individu. Selain itu motivasi juga bisa diberikan kepada individu pada kelompok, kelompok pada individu atau kelompok pada kelompok. Motivasi ini biasanya bersifat positif atau berlaku pada hal- hal yang baik.

Faktor tambahan yang mempengaruhi interaksi sosial adalah sikap kepada orang lain. Sikap positif kepada orang lain akan sangat berpengaruh terhadap sikap orang lain kepada kita. Jdi apabila kita bersikap baik, maka respon yang akan kita dapatkan juga baik. Sebaliknya apabila kita bersikap buruk maka sikap orang kepada kita juga buruk. Semua ini merupakan kekuatan timbal balik.

Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi sosial. Faktor- faktor tersebut bisa terjadi pada diri seorang individu. Semoga informasi yang kami berikan bermanfaat untuk semuanya.