Indonesia memiliki salah satu semboyan bhinneka tunggal ika yang artinya

SEJARAH semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika dimulai sekitar abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam kitab kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang digubah pada masa kekuasaan Raja Rajasanagara Majapahit yang tersohor yaitu Hayam Wuruk.

Show

Kalimat Bhineka Tunggal Ika ditemukan pada pupuh 139, bait 5. Berikut  bunyinya; Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,

Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Artinya: Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali.

Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.

Dalam kakawin Sutasoma, Mpu Tantular membuat kitab tersebut sebagai titik temu agama-agama yang berbeda di Nusantara. Kakawin Mpu Tantular mengajarkan toleransi antar agama dan menjadi ajaran yang dianut oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika dimuat dalam tulisan berjudul Verspreide Geschriften yang dtulis oleh seorang orientalis ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Casper Kern. Tulisan Hendrik Kern tersebut dibaca oleh Mohammad Yamin sekitar tujuh abad setelah kakawin Sutasoma dibuat. Moh Yamin kemudian membawa frasa tersebut pada sidang BPUPKI pertama (29 Mei hingga 1 Juni 1945).

Baca juga: Nama sebagai Hak Asasi Anak

Dilansir dari situs resmi Republik Indonesia, Moh Yamin menyebut frasa Bhinneka Tunggal Ika, lalu I Gusti Bagus Sugriwa sontak meneruskan frasa tersebut dengan “Tan hana dharma mangrwa” yang berarti tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Menurut Mohammad Hatta, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diusulkan oleh Soekarno saat perancangan simbol negara Garuda Pancasila.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara, semboyan tersebut ditulis dalam bahasa Jawa kuno yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Kesimpulannya, secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika artinya 'beraneka satu itu'. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam, tetapi masih satu jua. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).(OL-4)

Indonesia memiliki salah satu semboyan bhinneka tunggal ika yang artinya

Pixabay.com

Mengenal makna semboyan Indonesia Bhinneka Tunggal Ika.

Bobo.id - Teman-teman tentu sudah tidak asing dengan semboyan bangsa Indonesia.

Pada materi kelas 3 SD tema 8 kali ini, teman-teman akan belajar tentang arti dari semboyan bangsa, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang diusulkan oleh salah satu pahlawan kemerdekaan, yaitu Mohammad Yamin saat mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Kata-kata semboyan itu diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang memiliki arti, Bhinneka yaitu berbeda-beda.

Sedangkan kata Tunggal memiliki arti satu, dan kata Ika berarti kata tunjuk itu.

Sehingga secara bahasa, Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Makna dari semboyan ini sangatlah cocok untuk manusia yang merupakan makhluk sosial walau memiliki perbedaan.

Sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, memiliki kehidupan sosial yang baik sangatlah diperlukan.

Selain itu, semboyan itu juga sangat menggambarkan kondisi Indonesia yang memiliki banyak suku, budaya, agama, maupun lingkungan yang beragam.

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 3 SD Tema 8, Apakah Sikap saat Menang dan Kalah dalam Pertandingan?

Walau terdiri dari beragam suku, budaya, ataupun ras, penting bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu sebagai sebuah bangsa.

Dalam segi kenegaraan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki banyak makna penting.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Dalam segi kenegaraan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sebagai pemersatu bangsa.

Karena itu penting bagi seluruh masyarakat untuk menjadikan semboyan ini sebagai landasan hidup dalam bermasyarakat.

Dengan menjadikan semboyan sebagai landasan hidup masyarakat Indoensia harus memahami pentingnya persatuan.

Dari semboyan itu, teman-teman akan menyadari bahwa masyarakat Indonesia memiliki kesamaan dalam sejarah.

Seluruh rakyat Indonesia yang berbeda-beda ini telah tumbuh dan memiliki sejarah yang sama.

Bahkan ada juga kesamaan nasib yaitu, sama-sama pernah dijajah serta memiliki keinginan untuk merdeka.

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 3 SD tema 8, Temukan Arti Syair Lagu Garuda Pancasila Berdasarkan Teks!

Selain itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga bisa menjadi penyemangat untuk membangun bangsa yang lebih maju.

Sikap yang Harus Dimiliki untuk Mengamalkan Semboyan Bangsa

Untuk bisa mengamalkan semboyan bangsa, ada beberapa sikap yang harus dimiliki.

Bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama, hingga ras ini harus terus bersatu seperti makna semboyan bangsa.

Karena itu penting untuk memiliki sikap saling menghormati antar setiap suku, budaya atau berbagai perbedaan.

Jadi teman-teman tidak boleh melecehkan suku, agama, atau perbedaan-perbedaan lain.

Penting juga memiliki sikap saling menghargai dengan menilai setiap budaya merupakan hal yang penting dan tidak boleh dianggap remeh.

Teman-teman bisa menghargai dan menghormati perberdaan dengan tidak menjelek-jelekan, mempelajari berbagai perbedaan, hingga memberikan apresiasi.

Dengan memiliki dua sikap tersebut, bangsa Indonesia tidak akan mudah terpecah belah dan akan tetap bersatu.

Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 3 SD Tema 8, di mana Saja Lambang Negara Dipasang?

Dua sikap tersebut juga merupakan cara pengamalan semboyan Bhinnka Tunggal Ika yang tepat.

Nah, itu tadi penjelasan makna Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan arti kata dan penjelasan cara pengamalan.

Kuis!

Apa kesamaan yang dimiliki rakyat Indonesia?

Petunjuk: Cek halaman 2!

Tonton video ini, yuk! 

 ----  

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Indonesia memiliki salah satu semboyan bhinneka tunggal ika yang artinya

Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika di pita.

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Kata bhinnêka berasal dari dua kata yang mengalami sandi, yaitu bhinna 'terpisah, berbeda' dan ika 'itu'. Kata tunggal berarti 'satu'. Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan "Itu berbeda, itu satu", yang bermakna meskipun beranekaragam, pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap merupakan satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam adat dan budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular sekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rājasanagara, yang juga dikenal sebagai Hayam Wuruk.

Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.[1]

Sajak penuh

Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:

Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Terjemahan:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Terjemahan ini didasarkan, dengan adaptasi kecil, pada edisi teks kritis oleh Dr. Soewito Santoso.[2]

Galeri

Lihat pula

Indonesia memiliki salah satu semboyan bhinneka tunggal ika yang artinya
Portal Indonesia

  • Buddha
  • Hindu
  • Majapahit
  • E pluribus unum

Referensi

  1. ^ "UUD 1945". depkumham.go.id. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Februari 2010. 
  2. ^ Santoso, Soewito Sutasoma, a Study in Old Javanese Wajrayana 1975:578. New Delhi: International Academy of Culture

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bhinneka_Tunggal_Ika&oldid=21767054"