Implikasi adanya PERBEDAAN kemampuan pada proses PEMBELAJARAN di dalam kelas

Ø  Implikasi Perbedaan individu dalam Proses Pembelajaran

Salah Satu Karakteristik penting dalam pembelajaran yang efektif adalah ketika proses pembelajaran tersebut mampu merespon kebutuhan individual siswa. Memang terlalu banyak perbedaan yang ada diantara siswa sementara guru dituntut untuk dapat mengajar suatu materi dalam waktu yang sama.

Banyak program pendidikan yang dapat dipilih guru sebagai implikasi dari adanya perbedaan individu diantara siswa, khususnya perbedaan kemampuan. Dari sekian banyak bentuk program pendidikan yang dapat dipilih, terdapat tida jenis program yang terbayak dilaksanakan yakni :

    Program Remidial

    Program Pengayaan (enrichment)

    Program Percepatan (acceleration)

    Program Remidial

Pemberian layanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan/hambatan dengan memberikan pelajaran dan atau tugas tambahan sehingga mereka dapat menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang ditentukan

    Program Pengayaan (enrichment)

Yaitu pemberian layanan pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimiliki siswa, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman, setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas yang diprogramkan untuk siswa lainnya.

    Program Percepatan (acceleration)

Program percepatan yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa, dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program regular dalam angka waktu yang lebih singkat dibandingkan teman-temannya

Implikasi Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran

Ø  Menggunakan pendekatan pembelajaran ekletik dan fleksibel; disertai penggunaan multimedia dan multimetode

Ø  Memahami pilihan gaya belajar siswa kemudian menyediakan lingkungan belajar yang mendukung gaya belajar mereka.

Ø  Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara belajar siswa, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan sesuai dengan pilihan siswa.

Ø  Gunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok, atau antara aktifitas-aktifitas belajar yang berpusat pada guru dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Ø  Berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami informasi.

Ø  Gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses, mempraktekkan dan memperoleh informasi.

Ø  Macam-macam Perbedaan Individu

a.       Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender

Jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Gender merupakan aspek psikososial (dibangun secara sosial

agama) antara laki-laki dan perempuan.

Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan,

sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau

perempuan dalam kebudayaan yang ada.

Perbedaan gender muncul dari perbedaan cara dalam memperlakukan anak

laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara terus menerus, diturunkan

secara kultural, dan terinternalisasi menjadi kepercayaan dari generasi ke

generasi dan diyakini sebagai ideologi.

b.      Perbedaan Gender dan Prestasi di Kelas

Hampir tidak ada penelitian yang membuktikan pengaruh perbedaan jenis

kelamin sebagai penentu prestasi di kelas. Perbedaan prestasi antara siswa lakilaki

dan perempuan lebih disebabkan karena faktor sosial dan kultural.

c.       Perbedaan Kemampuan

Kemampuan secara sederhana dapat diartikan sebagai kecerdasan.

Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam

berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas. Lebih jauh lagi kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami

tugas, menemukan strategi pemecahan yang cocok, serta prestasi individu

dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.

Perbedaan kecerdasan dapat dipahami dari perbedaan skor IQ yang

dihasilkan dari tes kecerdasan. Perbedaan kecerdasan manusia mengikuti suatu

distribusi normal, dari 0-200 dengan rata-rata 100. Distribusi IQ yang digunakan menurut tabel yang dikembangkan oleh Wechsler.

·        Gifted

Adalah individu yang memiliki IQ di atas 130, sekitar 1% dari

populasi. Anak-anak gifted lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang tinggi. Sebagian besar sukses dan berprestasi. Namun sebagian lagi terlibat dalam perkara kriminal, drop out dini dari sekolah, atau gagal dalam beberapa pekerjaan. Hal ini disebabkan karena secara emosional kurang matang atau kurang motivasi dibandingkan yang lain.

Menurut Renzulli ada tiga ciri pokok anak gifted, yaitu:

ü  Kemampuan umum di atas rata-rata

ü  Kreatifitas di atas rata-rata

ü  Komitmen terhadap tugas cukup tinggi

Anak-anak gifted beresiko mengalami kesulitan serius di sekolah,

jumlahnya sekitar 5-10% dari total anak gifted. Gejala-gejala dari anak

gifted yang mengalami kesulitan belajar di antaranya adalah:

-          menunjukkan hiperaktifitas di sela-sela konsentrasi yang intensif

-          mudah terganggu situasi gaduh

-          tidak dapat mengingat perintah tiga tahap

-          sulit belajar fonem

-          sulit mengeja

-          sulit belajar fakta-fakta matematis

-          minta mengulangi perintah

-          tidak mampu mengerjakan tes

-          tulisannya tidak terbaca

-          tidak menyelesaikan tugas tertulis

-          sulit mencatat di kelas

-          sulit menyelesaikan tugas-tugas sederhana, tapi bagus dalam

-          konsep

-          tidak merespon remedial dengan baik

-          lemah dalam beberapa pelajaran tapi bagus dalam mata pelajaran

-          lain

Anak-anak gifted perlu mendapat perhatian. Pendidikan harus disesuaikan atau memusatkan pada kekuatan, minat, dan kapasitas intelektual mereka yang superior. Untuk anak-anak yang mengalami kesulitan belajar perlu menggunakan strategi-strategi kompensasi, yang meliputi teknologi dan komunikasi yang bervariasi.

·        Retarded

Adalah individu yang memiliki IQ di bawah 70.

Klasifikasi dari Panel Mental Retardasi adalah sebagai berikut:

a)      Mild Retardation (IQ 50-70)

-          tidak tampak sebagai anak retarded oleh orang biasa

-          dapat belajar ketrampilan praktis, membaca atau menghitung sampai level kelas 6  SD, tapi harus dididik di sekolah luar biasa bukan sekolah umum

-          dapat mencapai ketrampilan sosial dan pekerjaan untuk pemeliharaan diri tapi dilakukan dengan lamban

-          dapat dibimbing untuk penyesuaian sosial

-          membutuhkan dukungan dan bimbingan berkala saat mengalami tekanan ekonomi atau sosial yang tidak biasa

b)      Moderate Retardation (IQ 36-50)

-          lambat dalam bergerak dan berbicara

-          bisa dilatih mengerjakan tugas-tugas sederhana untuk

-          menolong diri

-          dapat berkomunikasi secara sederhana

-          dapat dilatih ketrampilan-ketrampilan tangan sederhana

-          mampu berjalan sendiri di tempat-tempat yang dikenal

-          tidak mampu merawat diri sendiri

c)      Severe Retardation (IQ 20-35)

-          lambat dalam perkembangan motorik

-          sedikit atau tanpa kemampuan berkomunikasi

-          masih bisa dilatih untuk ketrampilan dasar menolong diri sendiri

-          dapat melakukan aktifitas sehari-hari yang sifatnya rutin dan berulang

-          membutuhkan petunjuk dan pengawasan dalam sebuah lingkungan yang terlindung

d)      Profound Retardation (IQ di bawah 20)

-          memiliki kapasitas minimal dalam fungsi-fungsi sensori

-          motor

-          lambat dalam semua aspek perkembangan

-          menunjukkan emosi dasar

-          mungkin mampu dilatih untuk menggunakan tangan, kaki,

-          dan rahang

-          membutuhkan pengawasan yang ketat dan perawatan

-          bicara primitif

-          tidak mampu merawat diri

d.      Perbedaan Kepribadian

Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas yang menetukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan (Atkinson, dkk, 1996). Kepribadian sesesorang dapat kita tinjau melalui dua model yaitu model big five dan model brigg-myers.

a.       Model Big Five

Merupakan model yang diajukan oleh Lewis Goldberg (1993). Yang terdiri dari model kepribadian lima dimensi.

1)      Extroversion

Orang tipe ini menikmati keberadaannya bersama orang lain, penuh energi, serta mengalami emosi positiv.

2)      Agreeableness

Merupakan individu yang penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka menolong, dan mau menyesuaikan keinginannya dengan orang lain.

3)      Conscientiousness

Individu ini selalu menghindari kesalahan dan mencapai kesuksesan tingkat tinggi melalui perencanaan yang penuh tujuan dan gigih. Mereka terlihat cerdas dan dapat dipercaya. Akan tetapi individu ini juga terlihat kaku dan membosankan.

4)      Neoriticism atau sebaliknya stabilitas emosional

Orang yang neoriticsm-nya tinggi memiliki reaksi emosi negativ. Sedangkan orang yang memiliki neoriticsm rendah cenderung tidak mudah terganggu, kurang reaktif secara emosi, tenang, serta bebas dari emosi negative yang menetap.

5)      Opennes to experience

Individu ini cenderung terbuka secara intelektual selalu ingin tau, memiliki apresiasi terhadap seni, serta sensitive terhadap kecantikan.


Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi, sosio-cultural, amat penting artinyabagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat persiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.



b.      Model Brigg-Myers

Dikemukakan oleh Isabel Brigg Myers dan Katharine C. Model ini meliputi empat dimensi yaitu:

1.      Extraversion (E) versus Introversion (I)

Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan abstraksi. Mereka selalu ingin memahami dunia dan merupakan pemikir reflektif serta konsentrator. Sementara orang yang extrovert, menemukan energy pada orang dan benda benda. Mereka memilih berinteraksi dengan orang lain dan berorientasi pada tindakan.

2.      Sensing (S) versus Intuition (N)

Orang sensing berorientasi pada detail, menginginkan fakta, dan mempercayainya. Orang-orang yang intuitif mencari pola dan hubungan diantara fakta fakta yang diperoleh.

3.      Thingking (T) versus Feeling (F)

Individu yang thingking menghargai kebebasan, mereka membuat keputusan dengan mempertimbangkan kriteria objektiv dan logika dari situasi. Individu yang feeling menghargai harmoni, mereka memusatkan pada nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan pada saat membuat keputusan atau penilaian.

4.      Judging (J) dan Perceptive (P)

Orang orang judging cenderung tegas, penuh rencana, dan mengatur diri. Mereka fokus untuk menyelesaikan tugas hanya ingin mengetahui esensi, dan bertindak cepat. Orang orang perceptive selalu ingin tahu, dapat menyesuaikan diri, dan spontan.

e.       Perbedaan Gaya Belajar

Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau ketrampilan baru (Sarasin, 1999). Menurut Horne (2005) terdapat beberapa model atau pendektan gaya belajar:

a)      Modalitas belajar

a)      Belajar dengan otak kiri otak kanan

b)      Belajar sosial

c)      Lingkungan belajar

d)     Emosi belajar

e)      Belajar kongkrit dan abstrak

f)       Belajar global dan analitik

g)      Multiple intelligence

f.       Perbedaan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Yang berarti ia menguasai segala segala sesuatu yang di ketahui, dalam arti dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

g.      Perbedaan Kecakapan Berbahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangatpenting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan pemikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematik. Kemampuan berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik( organ bicara).

h.      Perbedaan Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.

i.        Perbedaan Latar Belakang

Perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau memperhambat prestasinya, terlepas dari potensi untuk menguasai bahan.

j.        Perbedaan Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkebang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, maka lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang., dalam arti ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.

k.      Perbedaan Kesiapan Belajar