Alergi Show Pada kondisi yang lebih parah, alergi juga bisa menyebabkan gagal napas dan penurunan kesadaran. Oleh sebab itu, kamu harus cermat mengenali penyebab alergi pernapasan supaya bisa menghindarinya. Asma Kondisi asma yang diidap seseorang patut diwaspadai bila gejalanya tidak kunjung hilang meskipun sudah mengonsumsi obat-obatan atau menggunakan inhaler. Pertolongan pertama harus dilakukan pada pengidap asma supaya paru-paru memperoleh asupan oksigen yang memadai. Bronkitis Jika tubuh kekurangan asupan oksigen akibat bronkitis, kulit bisa tampak dingin dan membiru hingga menyebabkan akibat fatal. Pengidap bronkitis harus beristirahat yang cukup, menghirup udara, segar, mengonsumsi makanan bergizi, dan minum obat secara teratur berdasarkan resep dokter. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Secara garis besar, gejala penyakit ini mirip dengan gangguan pernapasan lainnya, yaitu sesak napas, batuk-batuk, dan napas berbunyi disertai gejala tambahan seperti pembengkakan tungkai kaki dan lemas. Biasanya PPOK dipicu oleh faktor genetik dan diperparah kebiasaan buruk seperti merokok atau beraktivitas di tempat yang rentan polusi udara dan zat kimia dalam waktu lama. COVID-19 COVID-19 menyebabkan gejala ringan berupa kehilangan penciuman (anosmia), batuk-batuk, sakit tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan. Namun, orang-orang dengan komorbid bisa mengalami gejala yang lebih parah seperti sesak napas, saturasi oksigen menurun, dan tubuh lemas. Infeksi saluran pernapasan atau respiratory tract infections adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan manusia. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri atau virus. Berdasarkan lokasinya, infeksi saluran pernapasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu infeksi saluran pernapasan atas dan bawah. Infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections (URI/URTI) adalah infeksi yang terjadi pada rongga hidung, sinus, dan tenggorokan. Beberapa penyakit yang termasuk dalam infeksi ini adalah pilek, sinusitis, tonsillitis, dan laringitis. Sementara itu, infeksi saluran pernapasan bawah atau lower respiratory tract infections (LRI/LRTI) terjadi pada jalan napas dan paru-paru. Contohnya adalah bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia. Penyebab Infeksi Saluran PernapasanBeberapa jenis virus atau bakteri yang biasanya menjadi penyebabnya, antara lain:
Infeksi saluran pernapasan juga bisa menular jika kamu tidak sengaja menghirup percikan air liur yang mengandung virus atau bakteri yang dikeluarkan pengidap saat ia batuk atau bersin. Selain itu, kondisi ini juga bisa menular melalui media perantara, yaitu barang-barang yang sudah terpapar virus atau bakteri dari pengidap. Faktor Risiko Infeksi Saluran PernapasanInfeksi saluran pernapasan dapat dialami oleh segala usia. Namun, kondisi ini lebih rentan diidap oleh anak-anak karena sistem pertahanan tubuh mereka terhadap virus penyebab infeksi belum terbentuk. Perlu diwaspadai, infeksi ini merupakan penyakit menular. Penularan bisa terjadi melalui paparan air liur secara langsung ketika pengidap batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, penularan bisa terjadi akibat benda yang terpapar oleh bakteri penyebab infeksi. Tepatnya ketika kamu menyentuh barang yang terpapar, kemudian kamu kembali menyentuh area mata, mulut, atau hidung. Maka dari itu, sangat penting untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer. GejalaGejala infeksi saluran pernapasan atas umumnya berlangsung selama 3 hingga 14 hari, antara lain:
Gejala infeksi saluran pernapasan bawah, antara lain:
Pada bayi dan anak-anak, gejala lain yang mungkin bisa menyertai, adalah sulit makan, rewel, dan gangguan tidur. DiagnosisDokter akan mendiagnosis infeksi saluran pernapasan dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
PengobatanPada infeksi saluran pernapasan atas, seperti bronkitis, dan bronkiolitis yang umumnya disebabkan oleh virus, tidak perlu diobati, karena biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Pengidap dapat meredakan gejala dengan mandi air hangat, minum air hangat, berkumur air garam, mengompres wajah dengan air hangat, menghindari udara dingin, banyak minum air, dan beristirahat. Selain itu, kamu bisa mengatasi hidung tersumbat dengan meletakkan kepala pada posisi yang tinggi saat berbaring. Pengidap juga dapat mengonsumsi obat yang dijual bebas, seperti paracetamol untuk demam atau obat batuk pilek lainnya. Pada infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Tujuan pemberian obat tersebut adalah untuk mengobati infeksi dan mencegah komplikasi. KomplikasiKomplikasi yang bisa terjadi akibat kondisi ini, antara lain:
PencegahanBeberapa upaya pencegahan infeksi saluran pernapasan, antara lain:
Bagi ibu yang memiliki bayi, dianjurkan untuk menyusui bayinya untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka. Kapan Harus ke Dokter?Segera tanyakan langsung pada dokter ketika gejala infeksi saluran pernapasan yang kamu rasakan semakin memburuk. Tidak hanya itu, perhatikan tanda perburukan gejala lainnya, seperti munculnya darah ketika batuk, lendir yang bercampur darah, gejala tidak membaik dalam waktu tiga minggu, kamu sedang hamil, atau berusia lebih dari 65 tahun. Langsung saja download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play agar kamu bisa mengetahui pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan di rumah sakit. Referensi: NCBI. Diakses pada 2019. Respiratory Tract Infections – Antibiotic Prescribing.Harvard Health. Diakses pada 2019. The respiratory tract and its infections.National Health Service UK. Diakses pada 2022. Respiratory Tract Infections (RTIs).Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Upper Respiratory Infection.Diperbarui pada 13 Mei 2022. |