Download buku panduan belajar taekwondo pdf gambar lengkap

1 PENGEMBANGAN BUKU TAEKWONDO POOMSAE TAEGEUK 1 SAMPAI 8 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan JUDUL Oleh: FISNA DESKA PUSPITANINGTIAS NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018 i

2 PENGEMBANGAN BUKU TAEKWONDO POOMSAE TAEGEUK 1 SAMPAI 8 Oleh: Fisna Deska Puspitaningtias NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 untuk pelatih. Penelitian ini berawal dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa: 1) masih ada beberapa pelatih yang belum hafal mengenai gerakan-gerakan taegeuk, dan 2) belum adanya buku panduan yang digunakan secara khusus untuk melatih poomsae taegeuk 1 sampai 8. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development atau penelitian pengembangan. Prosedur penelitian dilakukan melalui tahap 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) produk akhir. Pengembangan Buku Taekowndo Poomsae taegeuk 1 sampai 8, terlebih dahulu membuat draft awal kemudian divalidasi oleh para ahli, setelah itu divalidasi oleh satu ahli media dan dua ahli materi, 7 pelatih untuk uji coba kelompok kecil dengaan subyek uji coba di Dojang Setyaki, 20 pelatih untuk iji coba kelompok besar dengan subyek uji coba di seluruh pelatih di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku taekwondo poosae taegeuk 1sampai 8 untuk pelatih adalah Sangat Baik. Hasil tersebut diperoleh dari hasil validasi dari a) ahli materi sebesar 87,5 % atau Sangat Baik ; b) ahli media sebesar 88,33 % atau Sangat Baik. Uji coba kelompok kecil pelatih sebesar 90,11% atau Sangat Baik. Uji coba kelompok besar pelatih sebesar 92,88% atau Sangat Baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 telah dinyatakan Sangat Baik digunakan sebagai referensi pelatih dalam menjalankan program melatih. Kata Kunci: buku, taekwondo, poomsae ii

3 III

4 IV

5 PERNYATAAN PERYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fisna Deska Puspitaningtias NIM : Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Judul/TAS : Pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 Sampai 8 menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Yogyakarta, 03 April 2018 Yang menyatakan, Fisna Deska Puspitaningtias NIM V

6 MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) (Q.S. Asy-syarh : 6 7). Hidup kita akan dikatakan selesai manakala sebelum ajal datang merenggut, kita sudah melabuh-damaikan hati kita dalam rengkuhan ridha Allah Ta ala (Ustadz-Syatori). Kita tidak akan pernah tahu seberapa jauh jalan yang membentang di depan kita jika hanya memandangnya saja. VI

7 PERSEMBAHAN Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengucap Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan Rahmat dan Ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Semi Rahayu dan Bapak Sumarna yang tiada henti memberikan kasih sayang yang tulus, semangat, motivasi, perjuangan, pengorbanan dan selalu mendoakan. Terima kasih Ibu dan Bapak atas ridhamu, aku bisa menjadi seperti sekarang. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan wawasan dan pengalaman yang tak terlupakan hingga mengantarku sampai memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. 3. Danny Cahya Gumilang yang selalu bersedia kapan pun dimana pun tak kenal lelah saya repotkan dan saya susahkan. Terimakasih dengan lapang dada sudah mau menjadi kekasih, sahabat, rival dan orang tua yang menjadi tempatku untuk berkeluh kesah, penghilang penat, pemberi motivasi dan selalu sabar menghadapi aku. 4. Sahabatku Brina Pramesti Ira Jaya, Devi Nurlita Sari terimakasih sudah menjadi kakak, sahabat, dan keluarga. 5. Indri Liani yang sudah aku repotin yang sering membantu, menemani, partner skripsi dan terimaksih sudah membantu buat semuany. 6. Afifah Zulfah yang sudah aku repotin yang sering membantu, menemani, partner skripsi, terimakasih yang sudah memberikan motivasi. VII

8 7. Sahabatku Tyas Dwi Astuti yang telah membantu membuat produkku, yang sering aku minta tolong dadakan selalu siap siaga. 8. Keluarga PKO 2013 khususnya PKO C 2013 yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi. VIII

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul Pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Awan Hariono, S.pd., M.Or selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini. 2. Bapak Dr. Awan Hariono, S.Pd., M.Or., Dr. Abdul Alim, S.pd. Kor., M.Or., Bapak Dr. Devi Tirtawirya, M.Or., selaku Ketua Penguji, Sekertaris dan Penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komperhensif terhadap TAS ini. 3. Bapak Dr. Devi Tirtawirya, M.Or., Asep Santoso S.Pd, Kor., M.Or, Bapak Saryono, S.Pd. Jas, M.Or. selaku validator instrument penelitian TAS yang memberikan masukan/ saran perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terleksanakan sesuai dengan tujuan. 4. Ibu Ch. Fajar Sriwahyuniati, M.Or selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan IX

10 fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya Tugas Akhir Skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi. 6. Bapak Dr. Devi Tirtawirya, M.Or selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan semangat, dorongan dan motivasi selama perkuliahan. 7. Keluarga Dojang Setyaki yang telah memberikan ijin buat penelitian dan membantu segalanya. 8. Pelatih Pengda TI DIY yang telah membantu memperlancar pengambilan data selama proses penelitian TAS. 9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan di sini atas bantuannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini. Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bemanfaat dan mendapatkan balahsan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya. Yogyakarta, 03 April 2018 Penulis, Fisna Deska Puspitaningtias NIM X

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERSETUJUAN... iv LEMBAR PERNYATAAN... v HALAMAN MOTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Rumusan Masalah... 4 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Spesifikasi Produk... 5 G. Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 A. Deskripsi Teori Hakikat Pengembangan Hakikat Buku Panduan Taekwondo Poomsae Ketrampilan Taegeuk Pengertian Media Gambar B. Penelitian yang Relevan XI

12 C. Kerangka Berfikir BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Devinisi Operasional Variabel C. Prosedur Penelitian Potensi dan Masalah Pengumpulan Informasi Desain Produk Pembuatan Produk Validasi Desain Revisi Data Uji Coba Produk Revisi Produk D. Subyek Uji Coba E. Metode dan Instrument Pengumpulan Data F. Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Studi Pendahuluan Revisi Produk Pertama Validasi Ahli Tahap Pertama B. Uji Coba Produk Uji Coba Kelompok Kecil Uji Coba Kelompok Besar C. Analisis Data D. Pembahasan E. Temuan Hasil Peneliti.. 53 XII

13 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi Hasil Penelitian C. Keterbatasan Penelitian D. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN XIII

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Penjelasan Taegeuk Berdasarkan Peringkat Sabuk 24 Tabel 2. Kategori Kelayakan Menurut Suhartini Arikunto Tabel 3. Masukan dan Saran dari Ahli Media Tabel 4. Masukan dan Saran dari Ahli Materi.. 44 Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I Tabel 6. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I Tabel 7. Hasil Angket Uji Coba Skala Kecil Tabel 8. Hasil Angket Uji Coba Skala Besar XIV

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development 33 XV

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Surat Izin Penelitian dari FIK UNY Surat Izin Penelitian dari Pengda TI DIY Surat Izin Penlitian dari Dojang Setyaki Surat Kartu Bimbingan Surat Keterangan Validasi Para Ahli Angket Validasi Materi dan Media Angket Penelitian XVI

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Karena dengan olahraga, manusia dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya. Olahraga dapat mengangkat derajat seseorang yakni dengan berbagai prestasi yang diraih melalui kejuaraan multi event. Pada masa kini, olahraga beladiri adalah salah satu dari sekian pilihan olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya cabang olahraga beladiri yang tersebar diseluruh Indonesia. Ada berbagai macam olahraga beladiri, salah satunya adalah olahraga beladiri Taekwondo. Taekwondo adalah seni beladiri yang berasal dari negeri ginseng Korea, merupakan seni beladiri yang menggunakan teknik tangan dan kaki untuk menyerang dan bertahan. Taekwondo dapat dipelajari siapa saja tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status sosial. Saat ini taekwondo sangat digemari baik didalam negeri maupun luar negeri. Taekwondo bisa juga disebut olahraga yang sudah merakyat atau dengan kata lain taekwondo adalah olahraga yang berkembang. Taekwondo telah dipertandingkan pada tahun 1977 silam. Taekwondo terdiri dari tiga kata, yaitu: tae berarti kaki/menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan/menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni/cara mendisiplinkan diri (Yoyok Suryadi, 2002: XV). Taekwondo dapat juga disebut sebagai seni pertarungan tangan kosong, karena pertarungan dengan tangan kosong merupakan 1

18 dasar dari seni beladiri yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas dan leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis atau dapat digunakan setiap saat. Seni beladiri taekwondo dominan menggunakan kaki untuk menyerang dan bertahan, jadi taekwondo adalah seni beladiri yang menari dengan kaki. Ada tiga materi penting dalam taekwondo adalah jurus dalam beladiri taekwondo (taegeuk), teknik mematahkan benda keras dengan tendangan maupun pukulan (kyukpa), dan pertarungan dalam beladiri taekwondo adalah (kyoruki). Penguasaan teknik dasar dalam taekwondo sangat penting untuk menunjang ketrampilan dalam bertanding. Teknik dasar taekwondo terdiri dari kuda-kuda (soegi), teknik serangan (kyongkyok kisul), teknik tangkisan (makki), dan teknik sabetan (chigi). Tahapan-tahapan dalam proses pembinaan Taekwondo haruslah berjalan dengan baik dan tepat agar nantinya suatu prestasi puncak akan dapat diraih pada waktu yang tepat pula sesuai dengan usia atlet. Dalam setiap cabang olahraga baik olahraga yang dipertandingkan atau yang diperlombakan memiliki tahapan latihan dalam proses pembinaannya yaitu dimulai dari keterampilan dasar atau teknik dasar, teknik lanjut dan teknik lanjutan Keterampilan atau teknik dasar dalam olahraga Taekwondo harus sudah dikenalkan dan dilatihkan sejak usia dini oleh para pelatih, pembina ataupun para guru. Dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihan teknik dasar Taekwondo harus dilatihkan dengan baik dan benar sehingga siswa atau peserta didik dapat memahami dan menguasai teknik-tekniknya dengan baik dan benar pula. Apabila 2

19 siswa sudah mampu memahami dan dapat melakukan teknik dasar Taekwondo dengan baik, maka siswa juga akan lebih mudah dalam mengikuti latihan yang lebih sulit. Dalam proses pemasalan dan pembinaan olahraga Taekwondo sangatlah diperlukan metode-metode dan strategi pembelajaran atau pelatihan yang tepat dan menarik serta didukung oleh ilmu-ilmu lain seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perkembangan kemajuan TIK khususnya teknologi komputer yang semakin pesat sangat membantu para pelatih, Pembina atau guru dalam pelaksanaan pembinaan Taekwondo modern. Penelitian dan pengembangan ini bermaksud untuk mendesain media pembelajaran guna mempermudah pengenalan teknik-teknik dasar dalam latihan taekwondo untuk pelatih dalam melatih. Media pembelajaran yang dikembangkan berupa media pembelajaran dua dimensi yaitu dalam bentuk buku. Media pembelajaran berupa buku sudah ada dalam pembelajaran, hal ini merupakan acuan untuk mengembangkan produk tersebut dalam kecabangan kami yang didesain khusus sesuai dengan teknik dasar Taekwondo anak usia dini. Buku Panduan Taekwondo dikembangkan dengan konsep agar anak dapat belajar teknik dasar taekwondo dengan baik dalam proses pembelajaran dan pelatihan Taekwondo. Dengan demikian Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 diharapkan dapat digunakan sebagai media alternatif dalam pembelajaran dan pelatihan teknik dasar Taekwondo. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas dapat diambil judul penelitian yaitu Pengembangan Buku Taekwondo Pomsae Taegeuk 1 sampai 8. 3

20 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Belum adanya buku saku taekwondo pomsae dengan menggunakan Bahasa Indonesia 2. Teknik dasar tae kwon do perlu diterapkan dari anak usia dini 3. Perkembangan tae kwon do sangat pesat C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang terkait dengan pengembangan buku tae kwon do poomsae taegeuk sangat komplek, untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup penelitian jelas. Untuk itu, agar pembahasan menjadi lebih focus dan dengan mempertimbangkan segala keterbatasan penulisan, masalah dalam skripsi ini dibatasi pada pengembangan media buku saku tae kwon do pomsae taegeuk 1 sampai 8 dalam memperkenalkan teknik dasar taekwondo. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian dan pengembangan ini adalah bagaimana mengembangkan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk dalam memperkenalkan teknik dasar Taekwondo? 4

21 E. Tujuan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk dalam memperkenalkan teknik dasar Taekwondo. F. Spesifikasi Produk Produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1. Hasil produk penelitian berjudul Pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 dengan ukuran 14,8 cm x 20,5 cm. 2. Buku ini terdapat materi-materi teknik dasar/ poomsae taekwondo untuk pemula 3. Dalam setiap halaman buku ini dibuat menarik dan berwarna agar pembaca tertarik untuk mempelajarinya. 4. Buku taekwondo pomsae ini diharapkan menjadi media yang berguna untuk pelatih pemula. G. Manfaat Penelitian Manfaat diadakan penelitian pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 adalah sebagai berikut: 1. Teoritis a. Pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk bisa digunakan pelatih sebagai pedoman mengajar/ melatih gerakan dasar taekwondo di dojang. 5

22 b. Pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 memperkenalkan berbagai macam gerakan dasar taegeuk dapat menjadikan sumber belajar atlet di dojang-dojang taekwondo. 2. Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai umpan balik bagi pelatih maupun atlet untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam proses berlatih melatih dengan pendekatan bermain bagi anak usia dini. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang mempelajari gerakan taegeuk dengan benar dan urut untuk pelatih dan atlet. 6

23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pengembangan Menurut Sugiyono (2011: 333) Metode R&D penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development/R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsipprinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Jadi penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Berdasarkan uraian di atas dapat kita pahami bahwa sebuah produk berupa media pembelajaran sangat penting keberadaannya dan dapat digunakan untuk memecahkan sebuah permasalahan dan menguji suatu hipotesis. Produk media pembelajaran berupa buku panduan ini diharapankan dapat bermanfaat bagi pelaku olahraga Taekwondo khususnya sebagai seorang pelatih dan atlet. Buku panduan ini dapat menjadi sumber belajar, informasi dan pengetahuan umum bagi 7

24 pelaku olahraga. Fungsi utamanya adalah untuk membantu pelatih mendapatkan pedoman yang mudah dipahami agar dapat melatih atlet Taekwondo dengan baik dan benar, sehingga atlet bisa belajar dengan mandiri. 2. Hakikat Buku Panduan a. Arti dan Karakteristik Buku Panduan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian buku sendiri adalah lembar-lembar kertas yang berjilid atau beberapa helai kertas yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau halaman-halaman kosong untuk ditulis). Buku panduan adalah buku yang berisikan keterangan dan petunjuk yang disesuaikan dengan alur untuk melakukan (melaksanakan, menjalankan) sesuatu agar lebih efektif dan efisien. Buku dapat digolongkan sebagai karya tulis. Ada beberapa macam karya tulis. Karya tulis pertama adalah karya tulis ilmiah, yakni tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, dipeninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenaran atau keilmiahannya. Contoh jenisnya adalah karya ilmiah pendidikan, proposal penelitian, penelitian skripsi, thesis, disertasi, dan lainnya. Kedua adalah karya tulis non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidah didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang populer atau biasa digunakan sehari-hari (tidak terlalu formal). Contohnya seperti, buku dongeng, novel, cerpen, drama, dan lain-lain. Ketiga adalah karya tulis populer 8

25 adalah karya ilmiah yang bentuk, isi dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. Contohnya seperti buku cara mudah belajar matematika, cara beternak kambing dan lain sebagainya. Dari beberapa sumber tentang jenis buku diatas, penulis menggolongkan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 sebagai buku karya tulis ilmiah populer. Yaitu karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membaca dan mempelajarinya. Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 berisi tentang pomsae atau seni jurus atau gerakan dasar dalam taekwondo. b. Pengembangan Kerangka Buku Mengembangkan kerangka buku harus sesuai dengan judul buku yang telah ditetapkan. Karena dengan begitu kerangka akan lebih jelas dan tepat pada sasaran hingga buku dapat terselesaikan dengan baik. Kerangka buku merupakan gambaran ata peta isi buku yang akan ditulis, yang dirancang sebelum penulis memulai menulis. Kerangka ini merupakan garis besar isi buku yang didasarkan pada pemikiran dan referensi yang dibaca oleh penulis. Kerangka buku merupakan janji penulis kepala dirinya sendiri dan kepada calon pembaca apa yang akan dijabarkannya secara garis besar melalui bab-bab atau bagian-bagian yang merupakan pendukung judul buku. Hal yang perlu dipertimbangkan pula 9

26 adalah rambu-rambu penyusunan kerangka, kerangka tulisan haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini : 1) Kerangka merupakan gambaran umum isi buku yang berupa judul-judul bab dan sub-subnya. 2) Setiap judul bab dan subnya harus relevan, serta mendukung topik dan judul buku. 3) Judul-judul bab dan sub-subnya saling mengikat, tetap tidak tumpang tindih (overlapping). 4) Judul-judul bab dan sub-subnya disusun secara kronologis sesuai dengan urutannya secara bertahap, mulai dari bagian yang paling mudah berkembang, sampai ke bagian yang semakin sulit; mulai dari bagian yang paling umum, sampai ke bagian yang spesifik, dan sebagainya. 5) Pengulangan kata atau frasa sebaiknya dihindari agar tulisan tidak membosankan, ttapi terlihat kreatif dan banyak ide. 6) Judul bab dan sub-subnya tidak diberi garis bawah, tanda petik dan tanda tanya. 7) Penggunaan istilah-istilah teknis (jargon) yang menyulitkan pembaca perlu dihindari. Sebagai gantinya, gunakanlah istilah umum yang dipakai seharihari. 8) Judul bab berupa kata berupa frasa (bukan kalimat) dan ditulis dengan konsisten. 10

27 3. Taekwondo a. Sejarah dan Pengertian Taekwondo 1) Asal Mula Taekwondo Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan/ gerakan fisiknya, tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik-teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik-teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh-musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai Subak, Taekkyon, Takkyon, maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa/kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para kesatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. 11

28 Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti Hwarangdo di Silla dan Chouisonin di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut Muye Dobo Tongji menyebutkan bahwa Taekwondo adalah seni pertarungan tangan kosong yang merupakan dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis. Artinya, berarti Taekwondo dapat digunakan setiap saat untuk melakukan pertahanan diri apabila ada serangan dari lawan. 2) Masa Pertengahan Pada Dinasti Koryo (918 sampai 1392 Masehi) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut Subakhui, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal, membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh. 12

29 3) Masa Modern Pada masa modern Korea, saat Dinasti Chosun (Yi) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian, saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo Tonji, yang memuat gambar-gambar dan ilustrasi yang mirip/ menyerupai bentuk/ sikap (Poomsae) dan Gerakan Dasar (Basic Movement) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern (Scientific Studies). Akan tetapi, saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun

30 4) Masa Sekarang Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah/perguruan beladiri. Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association (KTA) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an, KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin/program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea, menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu, untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang 14

31 mulai tahun 1998 telah membuka program pelatihan bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur, sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia, dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney. 5) Tiga Materi Dalam Berlatih a) Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea. b) Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/ obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan 15

32 kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan. c) Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri. 6) Filosofi Sabuk Pada Taekwondo Putih melambangkan kesucian awal/ dasar dari semua warna pemulaan (mempelajari jurus dasar (taegeuk) 1) Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.(mempelajari jurus dasar (taeguk) 2 dan 3).Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu. Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 4 dan 5).Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu. Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 6 dan 7).Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu. Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 8, 9, dan 10). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. 16

33 Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10. b. Teknik Dasar Taekwondo Teknik dasar menurut Suharno (1985:43) adalah proses gerak dimana dalam melakukannya menempatkan fundamen geak yang dilakukan dengan kondisi yang sederhana dan mudah. Menurut Agung Nugroho (2001:103) teknik dasar adalah merupakan fundamen dasar, dimana gerakan-gerakan itu masih sederhana dan mudah. Menurut Djoko Pekik (2002:81) teknik dasar adalah gerakan yang dilakukan pada lingkungan atau sasaran yang sederhana atau diam, misalnya menendang bola ditempat. Menurut Josef Nossek (1995:107) teknik dasar dipandang sebagai unsur penting dari keseluruhan penampilan olahraga disamping kesiapan kondisi fisik, teknik, dan persiapan kondisi psikologis. Di dalam penampilan olahraga yang tinggi, suatu control anak yang sempurna merupakan persyaratan bagi pencapaian prestasi puncak individu. Seorang atlet yang tidak tahu bagaimana cara mengerahkan secara fungsional atau secara efisien dengan menggunakan teknik yang sempurna, hanya dapat mengimbangi sebagian dari kekurangan ini melelui kualitas lain. Dapat disimpulkan betapa pentingnya kegunaan teknik untuk mencapai penampilan yang sempurna, adapun kegunaan teknik yaitu: 1) Efisien dan efektif untuk mencapai prestasi maksimal. 17

34 2) Untuk mencegah dan mengurangi terjadiny cidera. 3) Dapat untuk menambah macam-macam taktik atlet pada saat pertandingan. 4) Atlet akan lebih mantap dan optimis dalam memasuki arena pertandingan (Suharno HP, 1972:38) Menurut Yoyok Suryadi (2002:9-39) Gerakan dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do Jak) terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan. Dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri atas 5 komponen, yaitu: 1) Keupso (bagian tubuh yang menjadi sasaran), terdiri atas: a. Eolgol (bagian atas/kepala/muka), b. Momtong (bagian tengah/badan) c. Arae (bagian bawah tubuh). 2) Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan, terdiri atas: a. Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok b. Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi PyonsonKeut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-PyonsonKeut, Gawison Keut, Ageum Son c. Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar), Deung Palmok, Mit Palmok d. Palgup (siku) 18

35 e. Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering f. Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki), 3) Seogi (sikap kuda-kuda), yang terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu: a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas: Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks), Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap), Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar), Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk), Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek), Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang), Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L), Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau), Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki) b. Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa Seogi (sikap kuda-kuda kaki menyilang) c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap dengan menutup kepalan) d. Makki (tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu: a) Arae Makki (tangkisan ke bawah) b) Eolgol Makki (tangkisan ke atas) 19

36 c) Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam) d) Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar) e) Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan) f) Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan), g) Kawi Makki (tangkisan menggunting) h) Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan) i) Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar) j) Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah) k) Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar 4) Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas: a. Jereugi (pukulan), yaitu: Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati), Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping), Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik), Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas), b. Chigi (sabetan), yaitu: Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan), Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas), Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking), Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan 20

37 dengan sasaran atas), Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan), Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang), Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut), Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan) c. Chireugi (tusukan), yaitu: Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak), Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata) d. Chagi (tendangan), yaitu: Ap Chagi (tendangan depan), Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping), Yeop Chagi (tendangan samping), Dwi Chagi (tendangan belakang), Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul), Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat), Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait, Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat), Twio Ap Chagi, Twio Dwi Chagi. 4. Poomsae Taekwondo Poomse adalah paradigma bela diri. Mereka mengandung fisik dasar gerakan dan filosofi dari mana seni itu berasal. Juga dikenal sebagai hyung atau bentuk, Poomse adalah serangkaian serangan dasar dan gerakan pertahanan disatukan dalam pola yang telah ditetapkan dan dilakukan melawan lawan imajiner Teknik yang disampaikan secara realistis memungkinkan praktisi berkembang Kekuatan, kontrol nafas, keseimbangan, kekuatan, fokus dan disiplin 21

38 diri. Seiring perkembangan Taekwondo, banyak bentuk tradisional diciptakan atau diimpor dari induknya seni. Pada tanggal 30 Januari 1967,Asosiasi Taekwondo Korea mengadopsi set 8 Taegeuk dan Palgwe sebagai bentuk standar untuk pemegang Gup dan sembilan bentuk; Koryo, Kumkang, Taebaek, Pyongwon, Sipjin, Jitae, Chonkwon, Hansu dan Ilyo untuk pemegang Dan. Poomse berfungsi sebagai ensiklopedi Taekwondo. Setiap form baru mengenalkan teknik baru, yang mana Harus dikuasai oleh siswa untuk maju dalam pangkat dan keterampilan. Saat gerakan dan tekniknya Semua bentuk Palgwe dan Taegeuk telah dipelajari, individu tersebut siap menjadi Cho Dan atau mulai sabuk hitam The Yudanja Poomse mengembangkan keterampilan praktisi ke dalam Dan Tingkat. Poomse tidak selalu mengajarkan kita berkelahi, mereka menunjukkan kepada kita metode dan perilaku untuk unggul Pelatihan bela diri. Teori Poomse Kata-kata Taegeuk dan Palgwe pada dasarnya mewakili hal yang sama, alam semesta. Taegeuk Secara harfiah berarti diterjemahkan, "bigness" (Tae) dan "kekekalan" (Geuk). Palgwe berarti, "Trigram delapan (Pal) (Gwe). Dalam latihan Taekwondo maupun dalam kehidupan kita semua berharap bisa menemukan keseimbangan. Setiap Poomse mewakili satu dari trigram, dan karena itu merupakan bagian dari keseimbangan yang ingin kita capai. Dengan cara ini, Poomse mengandung Makna takbenda di balik praktik Taekwondo.Melaksanakan Poomse Dalam melaksanakan Poomse, ada empat unsur yang dipertimbangkan; Pola, arah, sikap, dan teknik. Unsur pertama adalah pola bentuknya. Setiap Poomse memiliki pola yang praktisi berikut selama eksekusi. Sikap dan teknik harus dilakukan dengan cara yang tepat untuk mengembangan ketrampilan Tae Kwon Do. 22

39 Mengembangkan Kinerja Poomse Praktek dan pengembangan keterampilan Poomse adalah jiwa latihan Taekwondo. Poomse adalah Banyak digunakan dalam pengujian peringkat Taekwondo. Seorang instruktur yang terampil dapat mengetahui pengetahuan, tingkat keterampilan, kekuatan, dan fokus seseorang hanya dengan melihat mereka melakukan satu bentuk. Saat melakukan Poomse Kita harus mempertimbangkan beberapa gagasan: Teknik - Poomse terdiri dari teknik pemblokiran, benturan dan tendangan Taekwondo. Tanpa Pemahaman dan pengembangan keterampilan dasar, Poomse tidak bisa dilakukan dengan baik. Pemblokiran Gerakan harus dimulai dan berhenti di mana mereka akan efektif. Teknik menyerang harus dimulai dari pinggul dan Gunakan follow-up yang sesuai. Posisi keseimbangan, kontrol dan posisi kaki yang tepat harus digunakan dengan menendang keterampilan Pengetahuan tentang Poomse - Penting untuk belajar sebanyak mungkin tentang bentuk tertentu. Itu Siswa harus tahu pola, stance dan tekniknya sedetail mungkin. Beberapa dari Gerakan di Poomse bisa tampak sangat "abstrak" dan praktisi harus berlatih keras untuk memahami gerakan. Mengetahui sejarah, pola karakter Tionghoa dan gagasan Palgwe mengilhami siswa dalam praktik dan menambahkan pengayaan pengalaman. Jadi dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pomsae adalah merupakan rangkaian gerakan bertahap & menyerang terhadap lawan imajiner dalam suatu pola tertentu terhadap serangan yang datangnya dari berbagai arah. Poomse ini dibuat dan dikembangkan secara sistematis oleh para master melalui pengalaman bertahun-tahun dengan didukung & dilandasi oleh filosofi dan ilmu pengetahuan modern, khususnya pengetahuan di bidang medis. poomse pertama 23

40 kali muncul pada abad pertama, ketika Koguryo menguasai suku Han (Korea). Kunci dari teknik ini adalah: (1) Latihan rangkaian teknik, (2) Pengembangaan & penyempurnaan koordinasi gerak tubuh, (3) Keseimbangan badan, (4) Pemilihan waktu gerakan (timing), (5) Pengaturan nafas, (6) Irama gerak. Taegeuk adalah nama lain dari rangkaian teknik utama dari Taekwondo. Pada Taekwondoin mempelajari 8 macam taegeuk yang urutannya adalah : 1. Taegeuk-1 : il-jang Taegeuk ( sabuk Kuning-strip ) 2. Taegeuk-2 : i-jang Taegeuk ( sabuk Hijau polos ) 3. Taegeuk-3 : Sam-Jang Taegeuk ( sabuk Hijau-strip ) 4. Taegeuk-4 : Sa-Jang Taegeuk ( sabuk Biru polos ) 5. Taegeuk-5 : O-Jang Taegeuk ( sabuk Biru-strip ) 6. Taegeuk-6 : Yok-Jang Taegeuk ( sabuk merah ) 7. Taegeuk-7: Chil-Jang Taegeuk ( sabuk merah-strip-1 ) 8. Taegeuk-8: Pal-Jang Taegeuk ( sabuk merah-strip-2 ) (Yoyok Suryadi, 2002:43) Menurut Yoyok Suryadi (2002:43), pedoman untuk mempelajari dan mempraktekkan poomse yaitu: (a) Gerakan Poomsae dimulai dan berakhir pada titik atau posisi yang sama. Untuk tu diperlukan ketepatan badan, langkah, arah dan gerakan agar dapat kembali keposisi awal; (b) Kontrol ditujukan pada penyaluran dan pengarahan tenaga secara benar karena ada berbagai perbedaan pengarahan tenaga; (c) Memperhatikan perbedaan kecepatan pada setiap gerakan, tidak semua gerakan dilakukan dengan tepat; (d) Setiap langkah harus dilakukan dengan konstan (tetap), baik keseimbangan, lebar dan panjang langkah; (e) 24

41 Melakukan setiap teknik gerakan setepat mungkin dan bayangkan seperti menghadap lawan menghadap lawan yang sesungguhnya; dan (f) Mempelajari dengan benar pengaturan nafas dan teriakan (kihap) 5. Keterampilan Taeguk Taeguk adalah rangkaian suatu gerakan dasar dalam Taekwondo. Taeguk adalah teknik keindahan Taekwondo atau jurus berupa serangkaian gerakan kudakuda, pukulan, tangkisan dan tendangan yang ditujukan pada lawan khayal Taeguk kebanyakan mewakili filsafat timur yang paling mendalam dari mana pandangan-pandangan filosofis negeri timur mengenal dunia, kosmos, dan kehidupan asal. Tae artinya keagungan sedang geuk artinya keabadian. Dengan demikian, Taeguk tidak mempunyai bentuk, tidak ada permulaan, tidak ada akhir pula. Sekalipun demikian, segala sesuatu berasal dari Taeguk. Dengan perkataan lain Taeguk adalah sesuatu yang mengandung hal apapun yang sebenarnya. Pengaturan nafas dalam setiap gerakan Taeguk sangat penting untuk diperhatikan, karena dalam setiap Taeguk pengaturan nafas dan gerakan berbeda. Hal ini menyebabkan perlunya pengaturan energi yang dikeluarkan agar terjadi kesempurnaan gerak dalam Taeguk. Disamping itu diperlurkan kesegaran jasmani yang baik pula untuk memperoleh kesempurnaan gerakan. Taeguk. Taeguk diberikan berdasarakan sabuk yang disandang oleh anak latih. Adapun pembagian Taeguk berdasarkan sabuk dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini: 25

42 Tabel 1. Penjelasan Taegeuk Berdasarkan Peringkat Sabuk Tingkatan Warna Sabuk Poomse Geup 10 Putih Geup 9 Kuning Taeguk 1 Geup 8 Kuning Strip Hijau Taeguk 2 Geup 7 Hijau Taeguk 3 Geup 6 Hijau Strip Biru Taeguk 4 Geup 5 Biru Taeguk 5 Geup 4 Biru Strip Merah Taeguk 6 Geup 3 Merah Taeguk 7 Geup 2 Merah Strip Hitam 1 Taeguk 8 Geup 1 Merah Strip Hitam 2 Taeguk 8 (Penyempurnaan) Dan 1-10 Hitam Koryo-Ilyo (Sumber: Seperti pada cabang beladiri umumnya tingkatan Taekwondo juga ditandai dengan SABUK ukurannya P = 275, L = 4. Dengan melihat warna sabuk seseorang Taekwondoin bisa diketahui tingkatannya dan wajib poomsae yang harus di kuasai karena merupakan salah satu syarat UKT (Ujian Kenaikan Tingkat). 26

43 6. Pengertian Media Gambar Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang palingumum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dandisajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambahsemangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensisebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994:95). Adapun media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman,1996:29). Media gambar merupakan peniruan dari bendabenda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relative terhadap lingkungan (Soelarko,1980:3). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah perwujudan lambang darihasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yangdivisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung a. Jenis-Jenis Media Gambar Realita yaitu benda-benda yang nyata, digunakan sebagai bahan belajar. Misal contohnya: Pemandangan dari alam, dll. 27

44 1. Model yaitu benda 3D atau tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda yang sebenarnya. Seperti contohnya: rumah-rumahan, mobil-mobilan, dan lain sebagainya. 2. Benda Grafis yaitu suatu gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan. 3. Display yaitu bahan dari pameran ataupun display yang dipasang di tempat tertentu. b. Fungsi Media Gambar Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satuupaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkunganbelajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantumengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Subana (1998:322) menjelaskan bahwa manfaat dari gambar sebagai media pembelajaran diantaranya: (1) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa, (2) Mempermudah pengertian / pemahaman siswa, (3) Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak, (4) Memperjelas & memperbesar bagian yang penting/ yang kecil sehingga dapat diamati, dan (5) Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata kata mungkin membutukan uraian panjang. Dengan demikian, manfaat secara umum dapat disimpulkan bahwa media akan mempermudah dan memperjelas pemahaman sesuatu yang penting atau yang 28

45 ingin disampaikan kepada penerima informasi. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. c. Jenis-jenis atau contoh media gambar dalam pembelajaran Media gambar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat beragam. Untuk itu pemahaman tentang jenis-jenis media gambar diperlukan oleh pengajar maupun pelatih agar lebih mudah dalam menerapkan proses pembelajaran maupun latihan. Menurut Subana (1998:322), jenis media gambar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran atau latihan, diantaranya: 1) Poster adalah suatu media gambar yang berbentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan, yang dibuat dengan ukuran besar agar dapat dilihat dengan jelas, tujuannya yaitu menarik perhatian, dan juga kandungannya berupa bujukan, memotivasi, dan lain sebagainya. 2) Kartun adalah suatu media gambar, merupakan media yang unik untuk mengemukakan suatu gagasan. 3) Komik adalah suatu media gambar selain kartun yang bersifat unik. Perbedaannya yaitu pada komik terdapat karakter atau yang memerankan suatu cerita dalam urutan-urutan 4) Gambar Fotografi adalah suatu media gambar yang dihasilkan dengan cara diambil gambarnya (benda atau yang lainnya) dengan suatu alat digital seperti kamera foto dll. 29

46 5) Grafik adalah media gambar bertujuan untuk penyajian data berupa angkaangka. Grafik memberikan berbagai informasi inti dari suatu data, berupa hubungan antar bagian-bagian data tersebut. 6) Bagan adalah kombinasi dari media grafis dan foto, dirancang untuk memvisualisasikan suatu fakta pokok ataupun gagasan dengan cara yang logis dan juga teratur. Fungsi dari bagan sebagai media gambar yaitu untuk memperlihatkan perbandingan, perbandingan, jumlah relatif, proses, perkembangan, klasifikasi, dan juga organisasi. 7) Diagram adalah suatu gambaran yang berguna untuk memperlihatkan ataupun menerangkan suatu data yang akan disajikan. 8) Poster adalah suatu media gambar yang berbentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan, yang dibuat dengan ukuran besar agar dapat dilihat dengan jelas, tujuannya yaitu menarik perhatian, dan juga kandungannya berupa bujukan, memotivasi, dan lain sebagainya. 9) Kartun adalah suatu media gambar, merupakan media yang unik untuk mengemukakan suatu gagasan. 10) Komik adalah suatu media gambar selain kartun yang bersifat unik. Perbedaannya yaitu pada komik terdapat karakter atau yang memerankan suatu cerita dalam urutan-urutan 11) Gambar Fotografi adalah suatu media gambar yang dihasilkan dengan cara diambil gambarnya (benda atau yang lainnya) dengan suatu alat digital seperti kamera foto dll. 30

47 12) Grafik adalah media gambar bertujuan untuk penyajian data berupa angkaangka. Grafik memberikan berbagai informasi inti dari suatu data, berupa hubungan antar bagian-bagian data tersebut. 13) Bagan adalah kombinasi dari media grafis dan foto, dirancang untuk memvisualisasikan suatu fakta pokok ataupun gagasan dengan cara yang logis dan juga teratur. Fungsi dari bagan sebagai media gambar yaitu untuk memperlihatkan perbandingan, perbandingan, jumlah relatif, proses, perkembangan, klasifikasi, dan juga organisasi. 14) Diagram adalah suatu gambaran yang berguna untuk memperlihatkan ataupun menerangkan suatu data yang akan disajikan. B. Penelitian yang Relevan berikut: Penelitian yang relevan sebagai acuan dari penelitian ini adalah sebagai 1. Penelitian oleh Heni Wijayanti (2013) yang berjudul Pengembangan Buku Panduan Manajeman Penyelenggaraan Pertandingan pencak Silat, melakukan beberapa langkah, yakni: mengidentifikasi potensi dan masalah, mengumpulkan data, mendesain dan membuat produk awal, validasi oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Hasil validasi menurut penilaian ahli materi sangat baik dengan skor 4,74, ahli media sangat baik dengan skor 4,26, ahli bahasa baik dengan skor 3,7. Penilaian responden adalah baik dengan besar rerata skor sebagai berikut: aspek tampilan memiliki rerata skor 31

48 4,1 termasuk dalam kriteria baik, aspek isi/materi 3,96 termasuk dalam kriteria baik, aspek keterbacaan 3, 98 termasuk dalam kriteria baik, dan aspek kemanfaatan 4,33 termasuk dalam kriteria sangat baik. Rerata skor secara keseluruhan sebesar 4,09 termasuk dalam kriteria baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk buku yang dikembangkan layak digunakan sebagai sumber informasi dan belajar untuk para pelaku olahraga karate. 2. Penelitian oleh Anisa Khaerina Harsamurty (2016) yang berjudul Pengembangan Pocket Book Gesture Sebagai Media Pelatihan Perwasitan Karate melakukan beberapa langkah, yakni: Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebarluasan). Tingkat kelayakan pocket book gesture perwasitan karate berdasarkan validasi akhir dari ahli materi sebesar 100% atau dikategorikan Layak, berdasarkan ahli media sebesar 96,67 % atau dikategorikan layak. Hasil uji coba kelompok kecil sebesar 82,9% atau dikategorikan layak, dan hasil uji coba lapangan sebesar 85,25% atau dikategorikan layak. Dengan demikian, kesimpulan bahwa pocket book gesture perwasitan karate telah dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan perwasitan karate. C. Kerangka Berfikir Tahapan dalam proses pembinaan Taekwondo yang nantinya untuk mencapai suatu prestasi puncak harus berjalan dengan baik dan tepat. Didalam taekowndo ada beberapa kategori yang dipertandingan yaitu Kyorugi dan Poomsae. Kyorugi adalah pertandingan dengan kelas yang dipertandingan 32

49 menggunakan berat badan dan umur. Sedangkan Poomsae adalah pertandingan seni jurus/ dasar gerak taekwondo yang diutamakan. Seorang atlet harus memiliki gerakan dasar yang baik dan bagus itu adalah hal utama yang harus dimiliki atlet taekwondo. Seorang pelatih juga harus bisa mengajarkan gerakan dasar yang baik pula terhadap atletnya. Dalam penelitian ini saya membuat produk Pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 agar seorang pelatih mempunya pedoman untuk melatih atletnya gerakan dasar/ seni jurus dalam taekwondo dan seorang atlet juga bisa belajar sendiri dengan mengacu didalam buku tersebut. Dalam produk ini berfungsi sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang mudah diakses oleh seluruh pelaku olahraga karate. Diharapkan buku panduan ini dapat membantu meningkatkan kualitas teknik dasar/ seni jurus taekwondo dengan baik dan benar. 33

50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Disebut pengembangan berbasis penelitian (research-based development). Menurut Sugiyono (2012: 407), metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan mengkaji keefektifan produk tersebut. Dengan kata lain, untuk menghasilkan keefektifan produk tersebut. Dengan kata lain, untuk menghasilkan produk tertentu diperlukan analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan banyak digunakan dibidang ilmu alam dan teknik. Namun penelitian dan pengembangan juga bisa digunakan dibidang ilmu-ilmu social, manajemen, dan pendidikan. Dalam bidang pendidikan, penelitian pengembangan salah satunya menghasilkan produk mediamedia kepelatihan. Dalam penelitian dan pengembangan ini difokuskan untuk menghasilkan produk media pembelajaran berupa buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8. B. Devinisi Operasional Variabel Untuk menghindari kemungkinan meluaskan penafsiran permasalahan yang akan dibahas penelitian ini, maka sampaikan definisi yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini: 34

51 1. Pengembangan program media Pengembangan program media adalah suatu upaya untuk mempersiapkan dan merencanakan secara seksama dalam mengembangkan, memproduksi dan memvalidasi suatu program media. 2. Pengembangan buku taekwondo pomsae taegeuk 1 sampai 8 Buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 adalah media sederhana yang menyajikan gambar-gambar teknik poomsae/ teknik dasar dalam taekwondo didesain semenarik mungkin agar atlet tertarik, sehingga dapat motivasi dan minat atlet dalam proses belajar atau latihan. Hasil produk ini berupa buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8. C. Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini mengadopsi dari model menurut Sugiyono. Menurut Sugiyono (2007:298), langkah-langkah penelitian pengembangan dapat dijelaskan melalui bagan seperti dibawah ini : Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development 35

52 Penelitian pengembangan ini secara prosedural melewati beberapa tahapan, seperti yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2007: 298). Dalam setiap penelitian pengembangan tentunya akan melalukan tahapan tersebut hanya saja akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007: 298) maka prosedur penelitian pengembangan ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Potensi dan Masalah Pada tahap ini, peneliti melakukan studi literatur dengan mencari referensireferensi melalui berbagai macam sumber diantaranya adalah latihan gerak dasar melalui buku dan internet. Serta peneliti melakukan pengamatan di Dojang Purbabuana. Tujuan dari tahap ini adalah agar wawasan dan pengetahuan penulis tentang materi yang akan dibahas dapat bertambah, mampu mengetahui potensi yang ada dan masalah yang terjadi. Informasi yang didapat dari tahapan ini kemudian dianalisis oleh penulis dan hasilnya akan digunakan untuk merencanakan pengembangan yang akan dilakukan selanjutnya. 2. Pengumpulan Informasi Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan bahan/informasi melalui beberapa cara diantaranya dengan melakukan survey dan studi lapangan di Dojang Purbabuana untuk mengetahui faktor apa yang mendasari terjadinya masalah. Selain itu peneliti pengumpulkan bahan materi yang dibutuhkan dengan mencari 36

53 referensi dari buku-buku dan melakukan sharing dengan pelatih taekwondo. Selain itu juga peneliti mencari referensi melalui internet. 3. Desain Produk Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya, peneliti merancang draft desain produk yang sesuai dengan potensi dan masalah yang ada, peneliti juga melakukan analisis materi yang akan dibahas. Analisis ini mencakup analisis struktur isi, materi atau model yang dibahas disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Hasil analisis yang telah diperoleh digunakan sebagai acuan untuk menentukan desain produk. Penyusunan draft desain produk terdiri dari beberapa tahapan diantaranya : a. Penyusunan indikator keberhasilan desain Tahap pertama adalah dengan menyusun indikator keberhasilan desain yang dilakukan oleh peneliti sendiri. b. Pembuatan kerangka materi yang akan dibahas dan pengumpulan materi Tahap yang kedua adalah membuat kerangka materi yang nantinya akan dibahas. Pada tahap ini peneliti menentukan pokok-pokok materi berdasarkan model-model latihan fisik yang diterapkan kepada atlet. Setelah itu peneliti mengumpulkan bahan materi yang dibutuhkan. Pada tahapan ini peneliti juga mengumpulkan materi dengan melakukan kajian dan mencari referensi dari buku-buku. Selain itu juga pengumpulan materi juga dilakukan melalui intenet dan sharing atau wawancara dengan pelatih taekwondo. c. Penentuan desain media buku panduan taekwondo pomse taegeuk 1 sampai 8 37

54 Tahap selanjutnya adalah menentukan desain media buku panduan taekwondo pomse taegeuk 1 sampai 8. Proses pembuatan desain yang meliputi memilih model latihan yang akan disajikan, melakukan sesi foto untuk memperagakan model latihan taegeuk 1 sampai 8, mengedit hasil foto, membuat draft hasil foto kedalam buku panduan, menentukan layout, memberikan keterangan disetiap sesi foto. d. Self evalution kelayakan produk Self evaluation dilakukan untuk mengetahui kualitas dari produk yang telah disketsa atau didesain, sebelum ke tahap pembuatan buku panduan, penilaian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh dosen pembimbing. 4. Pembuatan Produk Tahap selanjutnya adalah pembuatan produk yang berupa buku panduan taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8. Setelah melakukan sesi foto, hasil foto akan diedit dan diberikan keterangan disetiap model latihan. Hasil foto yang sudah diedit akan diberikan keterangan dan dikemas dalam bentuk buku panduan. 5. Validasi Desain Setelah tahap penyusunan desain produk selesai maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap validasi desain dan materi mengenai produk media buku panduan taekwondo poomse taegeuk 1 sampai 8. Produk berupa media buku panduan taekwondo poomse taeguk 1 sampai 8 yang akan dikembangkan diberikan penilaian kelayakan oleh penelaah untuk mendapatkan nilai dan masukan. Penilaian kelayakan diperoleh dari dua ahli, yaitu : 38

55 a. Ahli Materi Ahli materi menilai aspek yang berupa kelayakan isi dari media buku panduan taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8, untuk mengetahui kualitas materi yang ada didalam media buku panduan taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8. b. Ahli Media Ahli media menilai beberapa aspek diantaranya aspek tampilan dan aspek pemrograman. 6. Revisi Desain Revisi dilakukan berdasarkan hasil penilaian kelayakan ahli pada produk awal sehingga menghasilkan produk yang lebih baik selanjutnya. 7. Uji Coba Produk Tahap selanjutnya adalah uji coba produk. Dalam tahapan ini tentunya produk telah dibuat. Produk yang telah diuji coba agar dapat mengetahui apakah produk sudah layak. 8. Revisi Produk Pada tahap ini, produk akan direvisi sesuai dengan saran yang telah ada. Penulis berusaha memperbaiki produk agar menjadi lebih baik. 39

56 D. Subyek Uji Coba Penelitian pengembangan ini, menggolongkan subyek uji coba menjadi dua, yaitu : 1. Subjek uji coba ahli a. Ahli Materi Ahli materi Dr. Devi Tirtawirya, M.Or., Asep Santoso S.Pd., Kor., yang selaku dosen yang mengetahui tentang taekwondo. Ahli materi berperan untuk menentukan materi dalam buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 sesuai dengan kebenaran materi latihan. b. Ahli Media Ahli materi Saryono, S.Jas., M.Or selaku dosen mata kuliah atau pakarnya Teknologi Kepelatihan dan memiliki keahlian pada bidang media pelatihan. Ahli media berperan memberi masukan terhadap etika dan estetika media. 2. Subjek uji coba kelompok kecil dan lapangan. E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data atau informasi dalam penelitian perlu dilakukan kegiatan pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian menggunakan dua teknik yaitu instrumen studi pendahuluan dan instrumen pengembangan model dan uji coba lapangan. Adapun instrumen studi pendahuluan yang dilakukan dalam memperoleh informasi dilakukan beberapa metode yang meliputi: 40

57 1. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai hambatan dan kelemahan yang ada dalam melatih gerak dasar taekwondo. 2. Observasi, merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan. Kelebihan dalam menggunakan metode observasi adalah banyak informasi yang hanya dapat diselidiki dengan melakukan pengamatan. 3. Angket, merupakan alat pengumpul data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Instrumen pengembangan model dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu: validasi produk dan uji coba lapangan. Pada validasi produk, draft produk diberikan kepada ahli materi dan media untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi. Lembar validasi digunakan untuk mendapatkan penilaian kelayakan penilaian buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8. Adapun pada lembar kuisioner validasi ahli materi dan media menggunakan skala likert yaitu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner menurut Endang Mulyatiningsih (Anisa Khaerina Harsamurty, 2016: 43) dengan empat pilihan, yaitu: Sangat Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik. F. Analisis Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan juga kualitatif. Endang Mulyatiningsih (Anisa Khaerina Harsamurty, 2016: 47) data 41

58 kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang telah diberi nilai. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat atau gambar. Data yang bersifat kuantitatif yang berupa penilaian, dihimpun melalui angket atau kuesioner uji coba produk, pada saat kegiatan uji coba, dianalisis dengan analisis kuantitatif deskriptif. Persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu kemudia ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket penilaian. Berdasarkan jumlah pendapat atau jawaban tersebut, kemudian peneliti memprosentasekan masing-masing jawaban menggunakan rumus sebagai berikut: Setelah diperoleh persentase dengan rumus tersebut, selanjutnya kelayakan media buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 ini digolongkan ke dalam empat dikategori kelayakan sebagai berikut: Tabel 2. Kategori Kelayakan Menurut Suharsimi Arikunto (2016: 38) No Persentase Kelayakan 1 76%-100% Sangat Baik 2 56%-75% Baik 3 40%-55% Cukup 4 < 40% Sangat Kurang 42

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data 1. Studi Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan observasi, wawancara kepada pelatih, mencari buku-buku sebagai reverensi, mencari hasil relevan sebagai acuan peneliti, membuat 3D gambar pomsae taegeuk untuk disatukan dalam produk yang akan dikembangkan. Dari penelitian pendahuluan, ditemukan beberapa hal sebagai berikut: a. Pelatih menyatakan perlunya media pembelajaran mengenai buku taekwondo poomsae taegeuk 1-8 b. Pelatih menyatakan perlu dikembangkan media pembelajaran buku taekwondo poomsae taegeuk 1-8 melalui produk berupa buku yang bergambar agar menarik atlet untuk mempelajari sendiri/ mandiri, dan bermanfaat juga untuk pelatih agar mempermudah untuk melatih pomsae. 2. Penyusunan Draft Awal Selanjutnya menyusun draft awal buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8. Sebelum melakukan uji coba para ahli, draft awal perlu divalidasikan terlebih dahulu kepada para ahli. Agar mendapat hasil yang sempurna, penelitian ini melibatkan beberapa ahli, yaitu ahli media dan ahli materi taekwondo. 43

60 Validasi ahli materi taekwondo dan ahli media dilakukan menggunakan metode Delphi, yaitu dengan cara menyampaikan draft produk awal secara tertulis dan disertai lembar evaluasi untuk para ahli. Lembar evaluasi yang disampaikan berupa angket yang berisi kualitas instrument baik dari isi maupun kontruksi, kualitas Teknik, masukan dan saran serta komentar dari para ahli terhadap draft produk awal yang telah dibuat. Adapun tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam menggunakan metode Delphi, yaitu: 1) Menyerahkan draft produk awal pada para ahli, 2) Mempelajari dan memperbaikki produk berdasarkan saran dan masukan para ahli, 3) Menyerahkan kembali hasil revisi produk pada para ahli, dan 4) Menyusun produk yang sudah disepakati oleh para ahli. 1) Revisi Draft Awal Berdasarkan Saran Ahli Media Revisi dilakukan setelah produk yang berupa draft buku, penilaian, saran dan kritikan terhadap kualitas media pada buku yang dikembangkan, akan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan revisi. Pada tahap revisi ini, perbaikan yang dilakukan yaitu pada hal-hal sebagai berikut: 1) mengubah background pada gambar agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran, 2) Mengubah pakaian jika hijab dan pakaian yang digunakan kontras dengan background dinding dan matras sehingga keliatan jelas Berdasarkan validasi ahli media pada produk awal, terdapat saran agar buku dapat sebagai media pembelajaran. Produk awal kartu hanya sebagai media pembelajaran. 44

61 Table 3. Masukan dan Saran dari Ahli Media Draft Awal Produk Awal Gambar Keterangan Saran/ Masukan Produk Awal mengubah background pada gambar agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran Mengubah pakaian jika hijab dan pakaian yang digunakan kontras dengan background dinding dan matras sehingga keliatan jelas 45

62 2) Revisi Draft Awal Berdasarkan Saran Ahli Materi Revisi dilakukan setelah produk yang berupa draft buku, penilaian, saran dan kritikan terhadap kualitas media pada buku yang dikembangkan, akan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan revisi. Pada tahap revisi ini, perbaikan yang dilakukan yaitu pada hal-hal sebagai berikut: 1) Memperbaikki kata-kata yang belum rapi, 2) Memperbaikki nama gerakan dengan menggunakan Bahasa korea yang benar, 3) Memperbaikki spasi dengan rapi, 4) Menambahkan foto agar dapat dipahami dengan baik Table 4. Masukan dan Saran dari Ahli Materi Draft Awal Produk Awal Gambar Keterangan Saran/ Masukan Produk Awal Eolgool Ap Chagi Tendangan lurus kedepan sasaran kepala. Menggunakan ujung telapak kaki bagian depan dengan jari ditekuk kebelakang untuk menendang Dollyo Chagi Tendangan melingkar dengan sasaran kepala. Tendangan ini dilakukan dengan putaran pinggang, dengan telapak kaki bagian depan, dengan jari kaki Memperbaikki nama gerakan dengan menggunakan Bahasa korea ujung telapak kaki Memperbaikki perkenaannya menggunakan korea Bahasa Eolgool Ap Chagi eolgool ap chagi tendangan lurus kedepan dengan sasaran kepala. Menggunakan ujung telapak kaki bagian depan (apcuk) dengan jari kaki ditekuk kebelakang untuk menendang. Dollyo Chagi Tendangan melingkar dengan sasaran kepala. Tendngan ini dilakukan dengan putaran pinggang, dengan ujunga telapak kaki bagian depan (apcuk), degan jari kaki ditekuk dibelakang untuk 46

63 Taegeuk 4 ditekuk dibelakang untuk menendang sasaran Yopchagi Angkat kaki yang digunakan untuk menendang, tekuk lututnya, kemudian lurus kan kembali lutut yang ditekuk sementara kita memutar tubuh ke arah yang berlawanan dengan target dan tendangan target dengan bagian punggung telapak kaki. Setelah menendang kemudian tarik kembali Menambahkan foto gerakan agar gerakan mudah dipahami menendang sasaran. 3. Validasi Ahli Tahap Pertama Pengembangan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 ini divalidasi oleh parah ahli dibidangnya, yaitu seorang ahli materi taekwondo dan ahli media. Tinjauan ahli ini menghasilkan beberapa revisi sebagai berikut: a) Data Hasil Validasi Produk Oleh Ahli Media Ahli media yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Saryono, S. Pd. Jas., M.Or yang memiliki keahlian pada bidang media pembelajaran. Masukan dari ahli media adalah sebaiknya buku dapat digunakan sebagai media pembelajaran/ melatih. Ahli media menyatakan bahwa buku sudah layak untuk diujicobakan dengan menambahkan nama penulis dicover, biografi ada foto penulis, dan ada beberapa editing yang harus diperbaiki. Presentase yang 47

64 didapatkan adalah 88,33% dan aspek kelayakan isi materi mendapat kategori Sangat Baik. Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I No. Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh Skor Maksimal Presentasi (%) Kategori 1 Kelayakan Desain ,33 % Sangat Baik Skor Total ,33 % Sangat Baik b) Data Hasil Validasi Produk Oleh Ahli Materi Ahli materi yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Devi Tirtawirya, M.Or. dan Asep Santoso S.Pd.Kor yang memiliki keahlian di bidang tae kwon do. Devi Tirtawirya, M.Or adalah pelatih taekwondo sekaligus dosen taekwondo. Asep Santoso S.Pd.Kor adalah mantan atlet pomsae dan pelatih pomsae. Dan Asep Santoso S.Pd.Kor juga mengikuti kejuaraan sea games, PON Masukan dari ahli materi adalah hitungan pada gerakan taegeuk lebih disesuaikan dengan hitungan aslinya dan gambar dipindah menjadi satu agar hitungannya sama. Tulisan filosofi taegeuk diganti dengan rangkaian taegeuk. Pada peraturan poomsae ditambahkan kelas-kelas yang dipertandingan dipoomsae, di peraturan kyorugi ditambahkan kelas-kelas yang dipertandingkan. Menambahkan penilaian dalam poomsae. 48

65 Table 6. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I No Aspek yang Dinilai Skor yang Diperoleh Skor Maksimal Presentase (%) Kategori 1 2 Kelayakan isi materi Kelayakan isi materi ,09 % Sangat Baik ,27 % Sangat Baik Skor Total ,5 % Sangat Baik Pada validasi ahli materi tahap pertama yang didapatkan ahli materi I 84,09% berdasarkan hasil tersebut dikategorikan Sangat Baik, ahli materi II 77,27% berdasarkan hasil tersebut dikategorikan Sangat Baik. Presentase dari kedua validasi ahli materi hasil yang didapat 87,5% dikategorikan Sangat Baik. Tahap ini buku panduan tidak mengalami revisi dari ahli media, buku dinyatakan layak dan diijinkan melanjutkan pada tahap uji coba. B. Uji Coba Produk a) Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dilakukan pada tanggal 26 Maret 2018 sampai tanggal 27 Maret 2018 kepada 7 pelatih di Dojang Setyaki. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai kekurangan yang ada dalam buku karena pada dasarnya produk yang dikembangkan nantinya akan digunakan 49

66 oleh pelatih. Data yang diperoleh dari hasil uji coba ini akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk buku taekwondo poomsae. Kondisi selama uji coba kelompok kecil saat pengisian angket pelatih memperhatikan penjelasam mengenai tata cara pengisian angket dan mengisi dengan teliti. Tabel 7. Hasil Angket Uji Coba Skala Kecil No Pelatih Skor yang Skor Presentase Kategori diperoleh maksimal (%) 1 Pelatih ,00% Baik 2 Pelatih ,53% Sangat Baik 3 Pelatih ,23% Sangat Baik 4 Pelatih ,38% Sangat Baik 5 Pelatih ,30% Sangat Baik 6 Pelatih ,07% Sangat Baik 7 Pelatih ,23% Sangat Baik Skor Total ,11% Sangat Baik Hasil angket mengenai pengembangan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 menunjukkan bahwa untuk penilaian dari pelatih 1 dengan kategori Baik dan 6 pelatih dengan kategori Sangat Baik. Total penilaian uji kelompok kecil Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 meurut responden pelatih sebesar 90,11% dikategorikan Sangat Baik yang dapat diartikan bahwa produk tersebut sangat baik dan dilanjutkan dengan uji coba kelompok besar. b) Uji Coba Kelompok Besar Uji coba skala besar dilakukan pada tanggal 1 April 2018 sampai 5 April 2018 kepada 20 pelatih di Yogyakarta. Kondisi selama uji coba kelompok besar 50

67 saat pengisian angket pelatih memperhatikan penjelasam mengenai tata cara pengisian angket dan mengisi dengan teliti. Uji coba kelompok besar bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai kekurangan yang ada dalam buku setelah revisi uji kelompok kecil karena pada dasarnya produk yang dikembangkan nantinya akan digunakan oleh pelatih. Tabel 8. Hasil Angket Uji Coba Skala Besar No Pelatih Skor yang Skor Presentase Kategori diperoleh maksimal (%) 1 Pelatih ,07% Baik 2 Pelatih ,15% Sangat Baik 3 Pelatih ,61% Sangat Baik 4 Pelatih ,15% Sangat Baik 5 Pelatih ,23% Sangat Baik 6 Pelatih % Sangat Baik 7 Pelatih ,23% Sangat Baik 8 Pelatih % Sangat Baik 9 Pelatih % Sangat Baik 10 Pelatih ,15% Sangat Baik 11 Pelatih ,30% Sangat Baik 12 Pelatih ,38% Sangat Baik 13 Pelatih % Sangat Baik 14 Pelatih ,15% Sangat Baik 15 Pelatoh ,38% Sangat Baik 16 Pelatih ,53% Sangat Baik 17 Pelatih ,84% Sangat Baik 18 Pelatih ,38% Sangat Baik 19 Pelatih % Sangat Baik 20 Pelatih ,30% Sangat Baik Skor Total ,88% Sangat Baik Hasil angket mengenai pengembangan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 menunjukkan bahwa kategori Baik hanya 1 pelatih dan 19 pelatih 51

68 dengan kategori Sangat Baik. Total uji kelompok besar Buku Taekowndo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 dengan presentase sebesar 92,88% dikategorikan Sangat Baik dapat diartikan bahwa produk itu sangat baik dan dapat digunakan sebagai pedoman melatih taekwondo. C. Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara cermat dan teliti dengan analisis data yang diperoleh ini menghasilkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Berdasarkan catatan dari ahli media, maka diputuskan untuk melakukan revisi yaitu agar memperbaiki buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 2) Setelah dilakukan revisi maka dilakukan uji coba kelompok kecil dengan jumlah 7 pelatih 3) Setelah melakukan uji coba kelompok kecil maka dilanjutkan dengan uji coba kelompok besar dengan jumlah 20 pelatih 4) Berdasarkan tes uji coba kelompok kecil dan kelompok besar maka menunjukkan hasil tes dalam kategori sangat baik atau layak Hasil data yang diperoleh diinterprestasikan menurut kategori yang telah ditentukan. Kategori yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu untuk < 40% dikategorikan tidak layak, 40%-55% dikategorikan kurang layak, 56%-75% dikategorikan cukup layak, dan 76%-100% dikategorikan layak. 52

69 D. Pembahasan Pengembangan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 telah selesai dikembangkan dan divalidasi oleh para ahli media dan ahli materi taekwondo. Disini ahli materi taekwondo ada dua. Penyusunan pengembangan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 telah melalui beberapa tahap penelitian pengembangan. Penyusunan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 dengan pembuatan draft produk awal kemudian dengan metode Delphi dilakukan validasi terhadap ahli media dan ahli materi taekwondo. Setelah itu para ahli memberikan masukkan dan saran terhadap produk awal. Dalam validasi draft awal terdapat beberapa saran dari ahli media, yaitu: 1) memperbaikki warna background yang kontras dengan pakaian, 2) mengganti pakaian dengan satu warna dan kontras dengan background, dan 3) pencerahan dalam gambar ditambah. Dalam validasi draft awal terdapat beberapa masukan/ saran dari ahli materi taekwondo, yaitu: 1) memperbaiki kalimat sasarannya dengan menggunakan Bahasa korea, 2) merapikan kalimat agar rapi dan mudah dibaca. Hasil dari masukan/ saran dari ahli media dan ahli materi taekwondo akan digunakan untuk menyempurnakan produk awal sebelum diuji cobakan pada skala kecil. Proses pengembangan melalui prosedur penelitian dan pengembangan, beberapa perencanaan, produksi, dan evaluasi, produk dikembangan dengan Photo Shop CS3. Ketika draft awal sudah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi taekwondo tersusunlah draft produk awal. Setelah itu produk awal nuku 53

70 taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 akan divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Hasil dadi validasi oleh para ahli materi dan ahli media tidak ada revisi dan dinyatakan layak lanjut untuk uji coba kelompok kecil. Didalam validasi pada para ahli hanya dengan 1 tahap. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada tanggal Maret 2018 di dojang setyaki dengan jumlah 7 pelatih. Dalam uji coba skala kecil dengan total hasil presentase 90,11% dengan kategori Sangat Baik dengan masukan dan saran dan dinyatakan layak untuk melanjutkan uji coba skala besar. Data dari uji kelompok kecil merupakan data yang digunakan untuk menentukan kelayakan produk yang disusun. Adapun masukan dan saran pada uji coba skala kecil digunakan untuk menyempurnakan produk yang dihasilkan sebelum diujicobakan di skala besar. Setelah mengetahui hasil dari uji coba kelompok kecil bahwa buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 dengan kategori Sangat Baik kemudian dilanjutkan dengan uji coba kelompok besar pada tanggal 1-8 April 2018 di pelatih didaerah Yogyakarta dengan jumlah 20 pelatih. Dalam uji coba kelompok besar dengan total hasil presentase 92,88% dengan kategori Sangat Baik. Kualitas buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 ini termasuk dalam kriteria Layak. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari hasil analisis penilaian Layak dari kedua ahli baik itu ahli materi dan ahli media saat uji coba kelompok kecil, serta dalam penilaian uji coba kelompok besar mendapatkan kategori sangat baik dan buku dapat dijadikan buku panduan. 54

71 Didalam buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 selain ada kelebihankelebihan produk ini, ada juga kelemahan-kelemahan produk ini. Adapun kelebihan produk ini, yaitu: 1) Pengembangan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 ini menggunakan Bahasa Indonesia, 2) Dari sudut pandang gambar adalah gambar dua dimensi, 3) Gambarnya jelas, 3) atlet juga bisa belajar mandiri karena gambar jelas degan peetunjuk urutan gerakan yang jelas. Adapun kelemahan dalam produk ini, yaitu: 1) Keterangan pada gambar sangat kecil dikarenakan ukuran buku yang dibuat, 2) Gambar kurang terang dan ukurannya kurang besar dikarenakan ukuran buku yang dibuat. Produk buku ini dengan buku taekwondo yang lama memiliki perbedaan, perbedaannya adalah buku taekwondo yang lama gambar kurang jelas sedangkan produk buku ini memiliki gambar yang jelas dan mudah dilihat sehingga dapat mempermudah dalam latihan. Adanya beberapa kelemahan tersebut, perhatian dan upaya pengembangan selanjutnya dapat dilakukan untuk memperoleh hasil produk yang lebih baik. Kenyataan ini akan semakin membuka peluang untuk senantiasa diadakan pembenahan selanjutnya. E. Temuan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa temuan terkait dengan taekwondo khususnya poomsae. Adapun temuan baru hasil penelitan dapat dijelaskan : a. Taegeuk 1 terdapat beberapa gerakan tangkisan dasar, yaitu: areamakki, bandaejireugi, barojireugi, anmakki, olgulmakki. Terdapat beberapa 55

72 gerakan kuda-kuda yang ada, yaitu: wen apseogi, oreun aapseogi, wen apkubi, oreun apkubi. Dan gerakan tendangan, yaitu: eolgool ap chagi. b. Taegeuk 2 sama dengan taegeuk 1 nama-nama gerakan tangkisan, kudakuda, dan tendangan tidak terdapat perbedaan maupun tambahan gerakan. c. Taegeuk 3 ada beberapa gerakan yang sama dengan taegeuk 2 dan ada pula terdapat beberapa tambahan gerakan tangkisan, yaitu: hansoonnal mokchigi, hansoonnal momtong bakkatmakki. Terdapat juga tambahan gerakan dasar kuda-kuda, yaitu: oreun dwitkubi dan wen dwitkubi. d. Taegeuk 4 ada beberapa gerakan yang sama dengan taegeuk 2 dan taeguek 3 dan ada pula terdapat beberapa gerakan tambahan tangkisan, yaitu: pyonsonkkeut sewotzireugi, sonnal momtongmakki, jebipoom mokchigi, deungjumeok olgul apchigi. Terdapat juga tambahan gerakan tendangan, yaitu: yopchagi. e. Taegeuk 5 ada beberapa gerakan yang sama dengan taegeuk sebelumnya dan ada pula terdapat beberapa tambahan gerakan dasar tangkisan, yaitu: mejumeok naeryochagi, palkup pyokeokchigi. Terdapat beberapa tambahan gerakan kuda-kuda dasar, yaitu: dwikkoaseogi. f. Taegeuk 6 ada gerakan yang sama dengan taegeuk sebelumnya dan ada terdapat beberapa tambahan gerakan dasar tangkisan, yaitu: momtong bakkatmakki, hanssonal olgul bitureomakki, area hechomakki. g. Taegeuk 7 ada gerakan yang sama dengan taeguk-taegeuk sebelumnya dan terdapat beberapa tambahan gerakan dasar tangkisan, yaitu: batangson momtong anmakki, sonnal araemakki, batangson momtong koduro 56

73 anmakki, dungjumeok olgulapchigi, bojumeok, kawimakki, momtong hechomakki, jeochojireugi, area otgoreomakki, deungjumeok bakkatchigi, papkup pyeokjeokcigi, deungjumeok bakachigi. Terdapat beberapa tambahan gerakan kuda-kuda dasar, yaitu: wen beomsoegi, oreun beomsoegi, moaseogi, dwikoaseogi, juchumseogi. h. Taegeuk 8 ada beberapa gerakan-gerakan yang sama di tageuk-tageuk sebelumnya dan terdapat beberapa tambahan gerakan dasar tangkisan, yaitu: kodureo bakatmakki, momtong dubeonjireugi, wesanteulmakki, dangkyo teokjireugi, palkup dollyochigi. Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 yang dihasilkan oleh peneliti ini memiliki beberapa kelebihan secara umum, yaitu: gambar terlihat jelas dan kontras dapat mempermudah untuk dilihat, dapat mempermudah pelatih dalam memberikan penjelasan terhadapat peserta didik saat melatih, dan mempermudah peserta didik untuk berlatih mandiri. 57

74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 menunjukkan kategori Baik untuk digunakan sebagai panduan melatih bagi pelatih. Hal yang dapat dilihat dari hasil penelitian dari ahli materi 87,5 % dan dari ahli media 88,33 % serta berdasarkan uji coba kelompok kecil 90,11% dan berdasarkan uji coba kelompok besar 92,88%. B. Implikasi Hasil Penelitian Pada penelitian pengembangan Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 mempunya beberapa implikasi secara praktis diantaranya: 1. Sebagai motivasi untuk menghasilkan media latian atau yang lebih praktis dan sederhana 2. Sebagai pedoman bagi pelatih, atlet maupun masyarakat umum guna mmeperoleh ilmu poomsae taegeuk 3. Menjadi motivasi bagi atlet untuk mampu belajar mandiri C. Keterbatasan Penelitian Penelitian pengembangan ini mempunyai beberapa keterbatasan dalam penelitiannya diataranya : 58

75 1. Sampel uji coba masih terbatas, dikarenakan keterbatasan SDM pelaku olahraga dan biaya penelitian 2. Penyusunan materi Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit sehingga menghambat proses penelitian D. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah menyatakan bahwa Buku Taekwondo Poomsae Taegeuk 1 sampai 8 yang sudah sangat baik dan tervalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Maka ada beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi pelatih, agar dapat memanfaatkan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 sebagai panduan melatih taegeuk 2. Bagi atlet dapat digunakan berlatih secara mandiri 3. Bagi mahasiswa Pendidikan kepelatihan olahraga, jangan ragu untuk mengambil judul skripsi tentang pengembangan media. Suatu media layak atau tidak tergantung dari bagaimana mengemasnya atau mengembangkannya 4. Mahasiswa Pendidikan kepelatihan olahraga cabang taekwondo di harapkan dapat mengembangkan buku taekwondo poomsae taegeuk 1 sampai 8 yang lebih efecktif dan praktis. 59

76 DAFTAR PUSTAKA Chang William. (2014. Metodologi Penulisan Ilmiah Teknik Penulisan Esai, Skripsi, Tesis, dan Disertasi untuk Mahasiswa. Erlangga: PT. Gelora Aksaka Pratama. Daulay Basyaruddin. Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Terhadap Peningkatan Kapasitas Kerja Maksimal Jurnal Iptek Olahraga, vol. 5, no. 3 (September 2003): Leo Sutanto. (2010). Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku. Erlangga: PT. Gelora Aksaka Pratama Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV Lubuk Agung Anisa Khaerina Harsamurty. (2016). Pengembangan Pocket Book Gesture Sebagai Media Pelatihan Perwasitan Karate. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Desi Susiani. (2009). Profil Fisik Alet Taekwondo Sleman pada Porprov DIY Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Heni Wijayanti. (2013). Pengembangan Buku Panduan Manajemen Penyelenggaraan Pertandingan Pencak Silat. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Jaka Aliy Farissya. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Teknik Dasar (Kihon) Karate Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Awan Hariono. (2017). Standarisasi Tendangan Pada Pencak Silat Kategori Tanding Bagi Pesilat Pemula. Disestasi. Semarang. Universitas Negeri Semarang. V. Yoyok Suryadi. (2002: XV) Sejarah Tae Kwon Do. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum - (2016) Ensiklopedia Mini Olahraga 60

77 Internet : SAGITARIUS/Bahan_Jurnal/BAB_II_skripsi.pdf f

78 LAMPIRAN 62

79 63

80 64

81 65

82 66

83 67

84 68

85 69

86 70

87 71

88 72

89 73

90 74

91 75

92 76

93 77

94 78

95 79

96 80

97 81

98 82

99 83

100 84

101 85

102 86

103 87

104 88

105 89

106 90

107 91

108 92

109 93

110 94

111 95

112 96

113 97

114 98

115 99

116 100

117 101

118 102

119 103

120 104

121 105

122 106

123 107

124 108

125 109

126 110

127 111

128 112

129 113

130 114

131 115

132 116

133 117

134 118

135 119

136 120

137 121

138 122

139 123

140 124

141 125

142 126

143 127

144 128

145 129