PENYIAPAN DAN PENEBARAN BENIH Benih yang digunakan bisa berasal dari tangkapan maupun pembenihan. Umumnya jumlah benih dari tangkapan sangat terbatas, ukuran tidak seragam, sering terserang penyakit akibat luka saat penangkapan dan pengangkutan. Dengan alasan tersebut lebih baik benih yang digunakan berasal dari pembenihan. Selain jumlahnya banyak, ukuran relatif seragam serta kualitas dan kontinuitasnya terjamin. Benih yang sehat tampak dari warnanya yang cerah, gerakannya lincah dan aktif, nafsu makannya tinggi serta tidak ada cacat tubuh. Pada tabel dibawah ini diberikan gambaran standar padat tebar dan ukuran tebar pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu. Tabel 1. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran tebar – lama pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus)
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002 Kepadatan optimum untuk fase pendederan adalah 150-200 ekor/m3 dengan rata-rata panjang ikan 9-12 cm dan berat 15-25 g. Setelah dibesarkan selama 1-1,5 bulan, kepadatannya dikurangi menjadi 100 ekor/m3. Kepadatan ini harus dipertahankan hingga masa pembesaran 2 bulan, selanjutnya kepadatan menjadi 20-25 ekor/m3 dipertahankan selama 4 bulan hingga ikan mencapai ukuran konsumsi (400-500 g). Tabel 2. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran tebar, lama pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002 PEMBERIAN PAKAN
Frekuensi Pemberian Pakan Keberhasilan pembesaran ikan kerapu sangat tergantung pada kecukupan pakan. Pada tahap awal pembesaran, pemberian pakan dilakukan sesering mungkin sampai ikan benar-benar kenyang, minimal tiga kali sehari. Tahap berikutnya waktu dan frekwensi pemberian pakan harus tepat agar pertumbuhan baik dan penggunaan pakan menjadi efisien, karena berkaitan dengan pencernaan dan pemakaian energi. Sebaiknya pemberian pakan 2 kali sehari pada saat pagi dan sore hari. Pakan ikan segar harus dicacah hingga ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan. Rasio Pemberian Pakan Rasio pemberian pakan harus tepat agar pakan yang diberikan dapat efisien dikonsumsi ikan yang dipelihara dan memberikan kelangsungan hidup yang baik yaitu : Tabel 3. Standar jenis dan dosis penggunaan pakan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan dan bebek.
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002 Pemberian Multivitamin
Tabel 4. Standar penggunaan jenis dan dosis anastesi, desinfectan, dan obat-obatan pada pembesaran ikan kerapu macan dan bebek sesuai SNI 01-6487.4-2000.
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002 MONITORING PERTUMBUHAN IKAN
Kerapu bebek yang dipelihara dengan berat awal 1,3 gram dan panjang total 4 cm akan mencapai berat antara 400-500 gram selama 12-14 bulan, sedangkan kerapu macan dapat dipanen pada bulan ke tujuh dengan berat 525 gram. Pertambahan berat kerapu bebek relatif lebih lambat dibanding kerapu macan hal ini dimungkinkan karena secara genetik memang lambat tumbuh. Dari hasil pengamatan di BBL Lampung pertambahan berat kerapu bebek dan kerapu macan selama pembesaran di karamba jaring apung adalah sbb. Tabel 5 Pertambahan Berat Ikan Kerapu Bebek dan Macan selama Fase Pembesaran (gram)
Sumber: Balai Budidaya Laut Lampung, 2001 Tabel Padat Penebaran, Lama Pemeliharaan dan Sintasan Produksi dalam Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Bebek.
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002 PEMILAHAN UKURAN
Penyeragaman ukuran dilakukan mulai dari awal pembesaran dan selanjutnya diteruskan minimal setiap dua minggu sekali, terutama kalau terdapat variasi ukuran. Pemilahan ukuran dilakukan dengan cara jaring/waring diangkat lalu ikan diambil dan ditampung dalam ember plastik berkapasitas 100 liter, kemudian ikan diseleksi berdasarkan ukuran dan dimasukan kembali dalam wadah pemeliharaan. PERAWATAN WARING DAN JARING
PENGAMATAN KESEHATAN IKAN DAN KUALITAS AIR
Cara pengukuran kualitas air (suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, amoniak, amonium sulfat, nitrit, nitrat, chlorin, dsb) dilakukan dengan menggunakan termometer untuk suhu, refractometer untuk mengukur salinitas, pH meter atau kertas lakmus untuk mengukur pH, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut dan water quality test kit untuk mengukur kualitas air lainnya disesuaikan dengan petunjuk kerja dari masing-masing alat yang digunakan. Frekuensi pengukuran dilakukan minimal dua kali seminggu. Sumber : Buku Petunjuk Teknis Budidaya Laut Ikan Kerapu, Ditjen P. Budidaya |