Berikut ini yang merupakan contoh dari emulsi adalah

Koloid emulsi adalah jenis koloid yang terdiri dari dua atau lebih cairan tak bercampur dimana satu cairan mengandung dispersi cairan lainnya. Dengan kata lain, koloid emulsi adalah jenis campuran khusus yang dibuat dengan menggabungkan dua cairan yang biasanya tidak bercampur. Kata emulsi berasal dari kata Latin yang berarti “susu” (susu adalah salah satu contoh emulsi lemak dan air). Proses mengubah campuran cair menjadi emulsi disebut emulsifikasi. Perhatikan 6 contoh koloid emulsi berikut ini:

  1. Campuran minyak dan air adalah contoh koloid emulsi bila dikocok bersama.
  2. Kuning telur adalah contoh koloid emulsi yang mengandung lesitin sebagai agen pengemulsi.
  3. Cream pada espresso adalah contoh koloid yang terdiri dari air dan minyak kopi.
  4. Mentega adalah contoh koloid air dalam lemak.
  5. Mayones adalah minyak dalam emulsi air yang distabilkan oleh lesitin pada kuning telur.
  6. Sisi fotosensitif film fotografi dilapisi dengan emulsi halida perak dalam gelatin.

Terkadang istilah “koloid” dan “emulsi” digunakan secara bergantian, namun istilah emulsi berlaku bila kedua fase campuran adalah cairan. Partikel dalam koloid bisa menjadi fase materi apapun. Jadi, emulsi adalah sejenis koloid, tapi tidak semua koloid adalah emulsi.

Contoh Macam-macam, Jenis-jenis Koloid, Aerosol, Sol, Emulsi, Buih, Gel, Kimia - Telah kita ketahui bahwa sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya. Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat). Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair. Mengapa tidak ada buih gas? Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid, seperti yang tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Koloid

Fase

Terdispersi

Fase

Pendispersi

Nama Koloid

Contoh

Padat

Padat

Sol padat

Gelas warna, intan hitam, perunggu

Padat

Cair

Sol

Sol emas, tinta, cat

Padat

Gas

Aerosol padat

Asap, debu

Cair

Padat

Emulsi padat

Mutiara, keju

Cair

Cair

Emulsi

Susu, santan, minyak ikan

Cair

Gas

Aerosol cair

Kabut, awan, semprot rambut

Gas

Padat

Buih padat

Karet busa, batu apung

Gas

Cair

Buih (busa)

Busa sabun, krim kocok

Sumber : Petrucci & Suminar III, 1989, hlm. 83 (dengan pengembangan)

1. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

• Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara.

• Contoh aerosol cair: kabut dan awan.

Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbondioksida.

2. Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Contoh sol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

3. Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

• Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks.

• Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi, dan minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayones.

4. Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih, antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.

5. Gel

Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.

Anda sekarang sudah mengetahui Jenis-jenis Koloid. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Utami, B. A. Nugroho C. Saputro, L. Mahardiani, S. Yamtinah, dan B. Mulyani. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 274.

Tags :

Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: emulsi gas, emulsi cair, dan emulsi padat.

Berikut ini yang merupakan contoh dari emulsi adalah

A. Proses sebelum emulsi.
B. Fase II dalam proses emulsi.
C. Emulsi tak stabil.
D. Emulsi yang stabil

Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon, dapat membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown.

Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. Contohnya pada susu.[1]

Sifat emulsi cair yang penting ialah: demulsifikasi dan pengenceran.

Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.[2]

Pengenceran

Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.

Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara.

  1. ^ Winiati. 2007. [1][pranala nonaktif permanen].[20 Apr 2010].
  2. ^ Siguanto EMA. 2006. Koloid Emulsi. [2].[20 Apr 2010].

 

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Emulsi&oldid=18655115"