Berikut cara pencegahan tertularnya penyakit ispa kecuali

Pencegahan ISPA  dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan sesering mungkin serta menutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin. Gunakan tissue, sapu tangan, atau masker hidung saat batuk atau bersin. “Langkah paling sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah ISPA adalah beristirahat dan memiliki pola tidur yang cukup. Selain itu, perhatikan asupan cairan agar terhindar dari dehidrasi dan tenggorokan tidak mengering. Sebaiknya juga jauhkan diri dari asap rokok karena akan memperparah kondisi  ISPA,” tutup Dokter Alridho. Surabaya, eHealth. Saat ini, salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, namun jika ISPA yang berkelanjutan akan menjadi Pneumonia.

Penyakit ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hibung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

ISPA sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.

ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia. Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkhus yang disebut bronkopneumonia.

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.

Masa inkubasi adalah rentan hari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk kedalam tubuh sampai timbulnya gejalah klinis yang disertai dengan berbagai gejalah. Infeksi akut ini berlangsung sampai dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari.

Gejalanya bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet, batuk kering dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas.

Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan gejala sesak nafas. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough).

Cara penularan ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Terdapat faktor tertentu yang dapat memudahkan penularan

Kuman (bakteri dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang mempunyai kurang ventilasi (peredaran udara) dan bayak asap (baik asap rokok maupun asap api). Selain itu orang bersin atau batuk tanpa menutup mulut dan hidung akan mudah menularkan kuman pada orang lain.

Pencegahan

Pencegahan ISPA sangat erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akan sangat rentan terhadap serangan ISPA.

Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang penting bagi pencegahan penyakit ISPA. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA antara lain dengan memberikan gizi yang cukup kepada anak atau dapat juga dengan melakukan imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh.

Sebagai pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan menjaga keadaan gizi agar tetap baik, Imunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mencegah kontak dengan penderita ISPA. (Ima)

Sumber: Buku pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut untuk penangulangan Pneumonia pada bailta, serta berbagai sumber

Merdeka.com - ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut merupakan infeksi yang menyerang pada bagian saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga ke paru-paru dalam waktu singkat. Hal itulah yang menjadi penyebab disebut dengan akut. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik.

Walaupun demikian, seseorang yang mengidap penyakit ISPA ini tentunya perlu waspada dan mengetahui kapan saatnya akan perlu berkonsultasi dengan dokter, serta cara mencegah penyakit ini.
Penyakit ISPA akan dapat menyebabkan penderitanya sulit untuk bernapas secara normal dan umumnya akan terganggu ataupun merasa sesak napas.

Maka dari itu, Anda perlu mengetahui apa penyebab dari penyakit ISPA ini dan cara pencegahan yang tepat. Berikut ini kamu telah rangkum penyakit ispa, penyebab dan cara pencegahan yang tepat:

Penyebab Penyakit ISPA

Penyakit ISPA ini biasanya disebabkan oleh adanya infeksi virus ataupun bakter yang mudah sekali dapat menular. Penularan virus ataupun bakteri penyebab ISPA ini akan dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang dapat terinfeksi. Virus ataupun bakteri dalam percikan air liur akan dapat menyebar melalui udara, lalu masuk ke hidung ataupun mulut orang lain.

Selain melalui kontak langsung dengan percikan air liur pendeiritanya, virus juga akan dapat menyebar melalui benda yang dapat terkontaminasi, ataupun berjabat tangan dengan penderitanya.

Walaupun memang penyebarannya dikatakan sangat mudah, namun ada beberapa kelompok orang yang dapat dikatakan akan lebih rentan tertular penyakit ISPA tersebut, antara lain:

1. Anak-anak dan lansia
Penyakit ISPA ini akan sangat rentan menyerang kategori anak-anak dan lansia. Anak-anak dan lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga rentan terhadap berbagai infeksi. Selain itu, penyebaran virus atau bakteri ISPA di kalangan anak-anak dapat terjadi sangat cepat karena anak-anak banyak berinteraksi secara dekat dan melakukan kontak dengan anak-anak yang lain.

2. Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
Penyakit ISPA juga akan dapat mudah menyerang pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sistem kekebalan tubuh sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri. Ketika kekebalan tubuh menurun, maka risiko terinfeksi akan semakin meningkat. Salah satunya adalah penderita AIDS atau kanker.

3. Penderita ganggun jantung dan paru-paru
Penyakit ISPA juga akan rentan menyerang pada orang penderita gangguan jantung dan paru-paru. ISPA lebih sering terjadi pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau gangguan pada paru-paru sebelumnya.

4. Perokok Aktif
Penyakit ISPA ini juga akan lebih rentan menyerang para perokok aktif dan akan berisiko mengalami gangguan fungsi paru dan saluran pernapasan, sehingga rentan mengalami ISPA dan cenderung lebih sulit untuk pulih.

Gejala Penyakit ISPA

Berikut cara pencegahan tertularnya penyakit ispa kecuali
©Shutterstock.com/Jovan Mandic

Secara umum, ISPA akan menunjukkan gejala pada penderitanya yang berlangsung antara antara 1-2 minggu. Sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut antara lain:

- Batuk
- Bersin
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Nyeri tenggorokan
- Sesak napas
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot

Pengobatan Penyakit ISPA

Secara umum, perlu dilakukan langkah untuk mencegah penyakit ISPA akan semakin parah pada penderitanya, ISPA paling sering disebabkan oleh virus, sehingga akan sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Beberapa tindakan untuk meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu dengan:

  • Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
  • Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
  • Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
  • Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
  • Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan, untuk melancarkan pernapasan.

Jika gejala-gejala tersebut belum mulai membaik, Anda akan perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejalanya antara lain :

  1. Ibuprofen atau paractemaol untuk meredakan demam dan nyeri otot;
  2. Diphenhyramine dan pseudoephedrine untuk mengatasi pilek dan hidung tersumbat
  3. Obat batuk;
  4. Antibiotik, jika dokter menemukan bahwa ISPA disebabkan oleh bakteri.

Tindakan Pencegahan ISPA

Tindakan pencegahan utama ISPA untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:

Apa pencegahan penyakit ISPA?

Pencegahan utama ISPA adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu: Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum. Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata.

Apa saja penyebab penyakit ISPA?

Apa penyebab penyakit ISPA? Kondisi ini disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Baik pernapasan atas maupun bawah dapat terserang infeksi, namun paling sering terjadi pada bagian pernapasan atas.