Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas
Oleh : Herry Nugroho Sulistio, Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan secara sadar dan terencana oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan berbagai kompetensi siswa, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor ke arah yang lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam menciptakan siswa-siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan pembentukan sikap ilmia

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas
konstruktivisme siswa akan merasa senang dalam pembelajaran karena dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan cara bekerja sama dengan kelompoknya.

Hakikat sains adalah landasan untuk berpijak dalam mempelajari IPA. Banyak cara yang telah dilakukan untuk mencapai aspek yang terkandung di dalam hakikat sains, salah satunya yaitu menggunakan pembelajaran berbasis konstruktivisme.Pembelajaran yang mengaplikasikan model pembelajaran aktif yang dapat mengkonstruk pemikiran siswa sendiri sehingga dapat terwujud hakikat sains secara utuh yang dapat membelajarkan siswa untuk berproses (keterampilan proses) dan juga menanamkan sikap ilmiah, misalnya rasa ingin tahu, jujur, bekerja keras, pantang menyerah, dan terbuka. Secara sederhana teori konstruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi dari mengetahui sesuatu. Pengetahuan kita bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan atau formulasi yang dibuat oleh seseorang yang mempelajarinya Teori Konstruktivisme tidak bertujuan mengerti tentang realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana suatu proses, dalam hal ini adalah pembelajaran, dari tidak mengetahui menjadimengetahui sesuatu tersebut. Maka dalam pandangan ini belajar merupakan suatu proses aktif dari peserta didik untuk mengkontruksimakna, pengalaman fisik dan sebagainya.

Menurut faham konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapaisuatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus.

Bagi konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana peserta didik membangun sendiri pengetahuan, keterampilan dan tingkah lakunya. Peserta didik mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Pesertadidik sendiri lah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Mereka sendiri yang membuat penalaran dengan apa yang dipelajarinya, dengan cara mencari makna, membandingkan dengan apa yang telah ia ketahui dengan pengalaman dan situasi baru. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme adalah sebagai berikut. menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan, menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara, mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep melalui kenyataan kehidupan sehari-hari

Penerapan teori belajar Konstruktivisme dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berpikir kritis, logis, mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, menghargai orang lain, bertanggung jawab, dan percaya diri. Teori konstruktivisme tidak bertujuan mengerti tentang realitas, tetapi hendak melihat bagaimana suatu proses dalam hal ini adalah pembelajaran dari tidak mengetahui menjadi mengetahui sesuatu tersebut. Model pembelajaran konstruktivisme merupakan strategi pembelajaran yang bertitik tolak dari pengalaman yang dimiliki oleh siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi, berkolaborasi, bekerja sama dan beragumentasi dengan teman sekolah sehingga siswa dapat menemukan sendiri baik secara individu konstruktivisme siswa akan merasa senang dalam pembelajaran karena dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan cara bekerja sama dengan kelompoknya.

  Silakan Login untuk Berkomentar

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Berikan contoh implikasi konstruktivisme dalam PEMBELAJARAN IPA di kelas

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat mengajarnya, ya.

Peserta didik merupakan objek pembelajaran utama di sekolah. Kesuksesan peserta didik dalam belajar, tentu menjadi tanggung jawab semua pihak terkait seperti guru, lingkungan, orang tua, teman, dan sebagainya. 

Sebagai guru, Bapak/Ibu tidak bisa menghalau faktor di luar kewenangan Bapak/Ibu. Oleh karena itu, Bapak/Ibu harus terus berupaya agar peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan serta menerapkannya dalam kehidupan. 

Jika peserta didik sudah tidak bisa diberi pembelajaran satu arah, Bapak/Ibu bisa mencoba pembelajaran yang sifatnya membangun atau konstruktivisme, yaitu mereka diminta untuk bereksplorasi dengan media dan bahan ajar yang ada dan aktif untuk menggali informasi di dalamnya. Lantas, seperti apa teori belajar konstruktivisme itu?

Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Mengapa demikian? 

Kegiatan membangun bisa memacu peserta didik untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan meningkat. Lantas, bagaimana pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli?

1. Hill

Tindakan mencipta suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang.

2. Shymansky

Aktivitas yang aktif, ketika peserta didik melatih sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah dipelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.

3. Karli dan Margareta

Proses belajar yang diawali dengan adanya konflik kognitif, sehingga akhirnya pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik lewat pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

4. Tobin dan Timmons

Pembelajaran berlandaskan pandangan konstruktivisme yang harus memperhatikan empat hal, yakni pengetahuan awal seseorang, belajar lewat pengalaman, interaksi sosial, dan tingkat kepahaman.

5. Samsul Hadi

Sebuah upaya membangun tata susunan hidup berbudaya modern.

Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme ini dikembangkan dari teori kognitif. Adapun tujuan penggunaan teori ini adalah sebagai berikut.

  1. Membantu peserta didik dalam memahami isi dari materi pembelajaran.
  2. Mengasah kemampuan peserta didik untuk selalu bertanya dan mencari solusi atas pertanyaannya.
  3. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep secara komprehensif.
  4. Mendorong peserta didik untuk menjadi pemikir aktif.

Langkah-Langkah Teori Belajar Konstruktivisme

Langkah teori belajar ini diuraikan ke dalam empat tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap pertama

Pada tahap ini, guru harus bisa memancing peserta didik tentang suatu pokok bahasan atau konsep, misalnya dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang bersifat clickbait di kehidupan sehari-hari. Lalu, Bapak/Ibu bisa mulai membangun komunikasi dua arah agar mereka bersedia memberikan gambaran umumnya.

2. Tahap kedua

Pada tahap ini, Bapak/Ibu meminta peserta didik untuk mencari solusi atau menyelidiki konsep yang telah dipaparkan di tahap pertama. Kegiatan tersebut bisa diisi dengan membaca buku, mencari referensi dari berbagai sumber, atau mengorganisasi ilmu-ilmu yang relevan. Dengan demikian, mereka bisa memenuhi rasa ingin tahunya secara mandiri. Dalam hal ini, peran Bapak/Ibu hanya sebagai fasilitator.

3. Tahap ketiga

Tahap ketiga berisi kegiatan lanjutan dari hasil penyelidikan dan eksplorasi di tahap kedua. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk memberikan pemaparan tentang konsep yang dirumuskan berdasarkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Bapak/Ibu juga bisa memberikan penguatan berdasarkan keilmuan yang Bapak/Ibu miliki.

4. Tahap keempat

Untuk mengoptimalkan ketiga tahap sebelumnya, Bapak/Ibu bisa mengondisikan suasana belajar di kelas menjadi lebih hangat, santun, dan penuh wibawa. Dengan demikian, Bapak/Ibu bisa mendorong peserta didik untuk bisa menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperolehnya di kehidupan sehari-hari.

Keunggulan Teori Belajar Konstruktivisme

Adapun keunggulan teori belajar konstruktivisme dibandingkan teori belajar lainnya adalah sebagai berikut.

  1. Menuntut keaktifan peserta didik untuk menemukan pengetahuan berdasarkan kematangan kognitifnya.
  2. Teori belajar ini fokus pada kesuksesan peserta didik terhadap sesuatu yang telah ditugaskan.
  3. Peserta didik dituntut untuk berpikir secara sistematis, sehingga bisa membangun pengetahuan secara komprehensif.

Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme

Jika Bapak/Ibu ingin menerapkan teori belajar ini di kelas, perhatikan langkah-langkah berikut.

  1. Bapak/Ibu harus mampu membentuk pemikiran peserta didik bahwa bekerja secara mandiri akan menghasilkan kegiatan belajar yang lebih bermakna.
  2. Kembangkan kegiatan inkuiri di semua topik pembelajaran.
  3. Memunculkan rasa keingintahuan peserta didik terhadap suatu permasalahan melalui bertanya.
  4. Membentuk masyarakat belajar atau belajar dengan kelompok-kelompok tertentu.

Contoh Teori Belajar Konstruktivisme

Berikut ini merupakan contoh teori belajar konstruktivisme pada pelajaran Matematika.

Pak Andre merupakan seorang guru Matematika. Saat ini, Matematika Pak Andre di kelas VII memasuki materi Nilai Rata-Rata. Beliau membuat suatu instruksi agar para peserta didik bisa mulai menerapkan teori belajar konstruktivisme di kelas. Untuk menentukan suatu nilai rata-rata, peserta didik diminta mengikuti langkah berikut.

  1. Menyiapkan beberapa menara blok dengan beberapa variasi ketinggian.
  2. Bapak/Ibu bisa meminta peserta didik untuk memotong beberapa menara blok yang lebih tinggi, sesuai kata hati.
  3. Ambil ujung menara blok tertinggi, lalu tempelkan di menara blok terendah. Lakukan hal tersebut sampai ketinggian menara bloknya sama.
  4. Ulangi kegiatan tersebut dengan beberapa perbedaan variabel.

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang teori belajar konstruktivisme. Semoga bisa menginspirasi Bapak/Ibu saat akan melakukan pembelajaran di kelas. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dan tetap semangat. Pantau terus Quipper Blog untuk tahu informasi terkini seputar dunia pendidikan. Salam Quipper!