Loading Preview Show
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above. Sistem pengendalian internal adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh perusahaan karena berbagai alasan. Baik demi kelancaran operasional perusahaan hingga tingkat keamanan. Contoh sederhana aktivitas pengendalian internal yang mungkin bisa Anda temui adalah aturan cuti, laporan kerja dinas, penetapan Nomor Induk Karyawan hingga rotasi jabatan. Aktivitas pengendalian internal perusahaan tentu menjadi penting untuk dibahas sama halnya dengan aspek aktivitas lain dalam berbisnis, seperti pengadaan, produksi, hingga legalitas. Lalu, apa itu sistem pengendalian internal? Apa saja komponennya? Apa manfaat dan bagaimana penerapannya? Pengertian Pengendalian Internal Menurut Para AhliSebelum merangkum apa itu pengendalian internal, mari simak beberapa definisi pengendalian internal menurut para ahli. 1. COSO (Committee of Sponsoring Organization)Bisa dibilang COSO merupakan komite yang membuat kerangka konsep dari pengendalian internal yang banyak digunakan perusahaan saat ini. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan karyawan yang dirancang dalam rangka memberikan jaminan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya melalui,
2. IFAC (International Federation of Accountants)IFAC mendefinisikan pengendalian internal sebagai sistem yang dimiliki organisasi untuk mengelola risiko yang dilaksanakan, dipahami, dan diawasi oleh tingkat pimpinan, manajemen, hingga karyawan untuk mendapatkan keuntungan dan mencegah kerugian guna mencapai tujuan organisasi itu sendiri. 3. OJK (Otoritas Jasa Keuangan)Menurut OJK, pengendalian internal merupakan sistem yang dirancang oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengamankan harta, menjaga ketelitian data perakunan, menegakkan disiplin, dan meningkatkan ketaatan karyawan terhadap kebijakan perusahaan. Dari ketiga definisi tersebut, sebenarnya Anda bisa menarik satu benang merah terkait definisi pengendalian internal yaitu sebuah sistem yang dibuat oleh perusahaan atau organisasi dalam mengatur segala sesuatu aktivitas di dalamnya untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. Sehingga yang bertanggung-jawab bukanlah pemilik atau pimpinan organisasi saja namun seluruh anggota di dalamnya meski pada awalnya, pengendalian internal dibuat dan diamanatkan oleh dewan direksi atau pimpinan. Tujuan dan Fungsi Pengendalian InternalSeperti yang telah disinggung pada definisinya, tujuan adanya pengendalian internal adalah agar perusahaan bisa mencapai tujuannya dengan cara mendapatkan kesempatan dan keuntungan serta mencegah adanya kerugian. Selain itu, ada beberapa tujuan lainnya yaitu.
Hal yang paling jelas adalah tentu mencegah adanya tindak kecurangan karyawan seperti administration fraud atau financial fraud. Jenis Pengendalian InternalBerdasarkan tujuannya, pengendalian internal dibagi ke dalam dua jenis yaitu:
Baca Juga: Audit Operasional: Bagaimana Tujuan, Contoh, Tahapan & Laporannya? Unsur-Unsur Pengendalian Internal secara UmumAda beberapa unsur sistem pengendalian internal yaitu:
Komponen Pengendalian InternalAda lima komponen pengendalian internal yang disempurnakan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) yaitu: 1. Lingkungan PengendalianLingkungan pengendalian adalah seluruh aspek yang membentuk perilaku, struktur, standar, dan pedoman yang menjalankan operasional perusahaan. Ada tiga hal yang mempengaruhi lingkungan pengendalian internal yaitu:
Bisa dibilang, lingkungan pengendalian sebagai pondasi untuk membentuk unsur-unsur pengendalian internal lain. Salah satu contohnya adalah kebijakan operasional terkait pengembangan SDM. Misalnya terkait pengembangan, tata kelola HR, pelatihan, atau evaluasi jabatan. Tanpa adanya kebijakan yang baik, bisa jadi perusahaan tidak memiliki SDM yang memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan itu sendiri. 2. Penilaian RisikoSetiap aktivitas memiliki risiko termasuk aktivitas operasional maupun produksi perusahaan. Baik risiko yang berkaitan dengan bisnis secara langsung maupun tidak. Perusahaan menilai risiko dengan melakukan manajemen risiko yang terdiri dari analisis, tindakan, dan evaluasi. Penilaian risiko juga berkaitan dengan proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan mengurangi risiko, perusahaan bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan; mendapatkan keuntungan maksimal dan mengurangi kerugian. Adapun risiko yang mungkin terjadi adalah risiko perubahan hukum, situasi politik dan ekonomi, internal fraud, ancaman pesaing, hingga anomali permintaan pasar. 3. Prosedur PengendalianDalam melakukan pengendalian, terdapat prosedur atau pedoman yang harus dijalankan. Hal ini agar segala upaya pengendalian benar-benar berada di jalurnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Adanya prosedur juga menjadi alat deteksi adanya masalah pengendalian seperti kecurangan atau ketidakberesan dalam aktivitas perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan dalam poin unsur-unsur pengendalian internal secara umum, prosedur pengendalian internal meliputi;
4. PengawasanKomponen selanjutnya adalah pengawasan. Fungsi pengawasan dalam pengendalian internal adalah memastikan bahwa setiap aktivitas pengendalian berjalan sesuai dengan pedoman atau prosedur. Selain itu dengan adanya pengawasan, manajemen perusahaan bisa mengidentifikasi langkah-langkah yang lebih efektif dalam mencapai tujuan. Pengawasan dapat dilakukan dengan dua hal. Pertama penilaian khusus atau audit internal maupun keuangan. Kedua dengan mengidentifikasi adanya sinyal peringatan yang berhubungan dengan perilaku karyawan dan juga sistem akuntansi. Contoh sinyal peringatan yang berhubungan dengan karyawan adalah perubahan perilaku seperti kinerja yang semakin memburuk dan seringnya karyawan mengambil absen. Sedangkan contoh sinyal peringatan pada sistem akuntansi adalah adanya transaksi yang tidak biasa pada pembelian atau perbedaan data antara setoran kas harian dengan setoran bank. 5. Informasi dan KomunikasiKomponen informasi dan komunikasi juga tidak kalah pentingnya dengan elemen-elemen lain. Tanpa adanya informasi, segala proses pengendalian mulai dari pembentukan kebijakan, analisis risiko, hingga pengawasan mustahil bisa dilakukan. Informasi dan komunikasi juga digunakan untuk menilai kejadian atau kondisi yang mampu berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan juga pelaporan eksternal. Konsep Dasar Struktur Pengendalian InternalStruktur Pengendalian Internal memiliki beberapa konsep dasar yaitu:
Contoh Pengendalian Internal pada PerusahaanSetelah memahami konsep dasar dari pengendalian internal, tidak lengkap jika tidak membahas contoh kasus pada perusahaan. Mari ambil kasus melalui pengendalian internal toko kelontong yang beroperasi 24 jam. Ada beberapa contoh pengendalian yang bisa diterapkan seperti:
Kekurangan Sistem Pengendalian InternalPengendalian internal yang sifatnya terbatas juga menjadi kekurangan. Efektif atau tidaknya sistem pengendalian sangat bergantung pada sifat manajemen itu sendiri dan faktor-faktor lainnya. Itu artinya pengendalian internal tidak secara ajaib mampu merubah sistem manajemen bahkan keberhasilan perusahaan. Kekurangan lainnya yang tidak bisa dikendalikan oleh sistem pengendalian internal di antaranya:
Dan hal-hal lain yang sejatinya berada di luar kontrol perusahaan. Meski begitu, wajib bagi perusahaan memiliki sistem atau struktur pengendalian internal apapun hasilnya. |