Berapa orang responden untuk uji validitas?

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui ketepatan tiap butir/item instrumen. Sebagai uji coba instrumen, maka data yang digunakan dalam uji validitas sebanyak 30 responden yang merupakan sampel dari populasi penelitian.

Bagaimana sampel yang baik valid dalam sebuah penelitian?

Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sampel bergantung pada faktor variabilitas populasi.

Berapa jumlah sampel untuk uji validitas dan reliabilitas?

Pedoman untuk menentukan berapa ukuran sampel yang digunakan untuk ujicoba instrumen (untuk menguji validitas dan reliabilitas) adalah didasarkan pada teknik analisis yang digunakan. Untuk menguji validitas konstrak, EFA maupun CFA, dibutuhkan minimal sampel 5 – 10 x jumlah item yang digunakan.

Bagaimana cara menentukan besarnya sampel penelitian?

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

  1. Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65) n = N/N(d)2 + 1. n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig.
  2. Formula Jacob Cohen (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:179) N = L / F^2 + u + 1. Keterangan :
  3. Rumus berdasarkan Proporsi atau Tabel Isaac dan Michael.

Bagaimana ukuran sampel penelitian?

Ada beberapa kriteria lain untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Di akhir tulisan ini akan ditunjukkan bagaimana keterkaitan ukuran absolut ini dengan aspek lainnya. Semakin besar ukuran sampel semakin besar presisi (karena jumlah kesalahan pengambilan sampel akan lebih sedikit). Namun, pada umumnya, hingga ukuran sampel sekitar 1.000.

Apakah jumlah sampel tidak berpengaruh terhadap penyimpulan hasil penelitian?

Padahal dalam penelitian kuantitatif, jumlah sampel sangat berpengaruh terhadap penyimpulan hasil penelitian kita. Penentuan jumlah sampel juga tidak bisa dilepaskan dari isu metodologi, isu etik, dan isu sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan penelitian.

Apakah penelitian tidak diketahui jumlah sampel minimal?

Masalahnya, di Psikologi sebagian besar penelitian tidak diketahui jumlah populasinya dan penelitian hanya difokuskan pada variabel. Apalagi pada penelitian eksperimen, besarnya sampel tidak ditentukan oleh besarnya populasi. Hal ini menyulitkan peneliti untuk menentukan berapa jumlah sampel minimal yang dibutuhkan.

Bagaimana yang mempengaruhi karakteristik sampel dengan populasi?

Kesesuaian karakteristik antara sampel dengan populasinya (representasi) ini merupakan hal yang paling penting dan akan menentukan kualitas penelitian. Ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat keterwakilan suatu sampel, yakni ukuran sampel, variabilitas populasi serta fraksi populasi yang diambil sampelnya (Freedman, 2004).

Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:

  1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
  2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
  3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
  • Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
  • Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai.


PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER


PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY)

  • Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
  • Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.


PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)

  • Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
  • Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)


PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL

  • Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.


CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER

  1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
  2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)
  3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
  4. Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment


Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung, misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:

1 = 0,884

2 = 0,893

3 = 0,931

4 = 0,811

5 = 0,920

6 = 0,705

7 = 0,827

8 = 0,893

9 = 0,867

10 = 0,564


Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)

Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8, untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya adalah 0,765

Berapa jumlah responden untuk uji validitas?

4.3.1 Hasil Uji Validitas Jumlah sampel diambil adalah sebesar 30 responden, hal ini sesuai pendapat Singarimbun dan Effendi (1995) yang mengatakan bahwa jumlah minimal uji coba kuesioner adalah minimal 30 responden. Dengan jumlah minimal 30 orang maka distribusi nilai akan lebih mendekati kurve normal.

Kenapa Uji validitas 30 responden?

Menurut (Sugiono:2009) pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan 30 responden dikarenakan agar hasil pengujian mendekati kurva normal.

Berapa jumlah responden yang dibutuhkan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas?

Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, dapat dilakukan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil.

Berapa minimal sampel untuk uji validitas dan reliabilitas?

Pedoman untuk menentukan berapa ukuran sampel yang digunakan untuk ujicoba instrumen (untuk menguji validitas dan reliabilitas) adalah didasarkan pada teknik analisis yang digunakan. Untuk menguji validitas konstrak, EFA maupun CFA, dibutuhkan minimal sampel 5 – 10 x jumlah item yang digunakan.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA