Berapa harga mark up untuk ambil untung

Mengenal Istilah Mark Up dan Mark Down Dalam Bisnis – Dalam dunia bisnis tentunya ada beberapa istilah yang mungkin terdengar asing di telinga, padahal mungkin saja kamu sudah menerapkan hal tersebut dalam berbisnis.

Salah satu istilah bisnis yang mungkin belum kamu pahami adalah Mark Up dan Mark Down dalan bisnis.


Daftar Isi

  • Pengertian Mark Up dan Mark Down
    • 1. Mark Up
    • 2. Mark Down
  • Tips Sebelum Melakukan Mark Up dan Mark Down dalam bisnis
    • 1. Perhatikan Target Penjualan
    • 2. Perhatikan Biaya Operasional
    • 3. Perhatikan Harga Pesaing

Pengertian Mark Up dan Mark Down

1. Mark Up

Mark Up merupakan penambahan harga pada biaya suatu produk untuk menghasilkan harga jual. Penerapan Mark Up pada produk menyebabkan naiknya margin yang merupakan istilah untuk menyebutkan keuntungan dari penjualan suatu produk.

Mark Up merupakan proses penetapan harga yang paling banyak digunakan oleh para pengusaha. Rumus Mark Up produk = Harga Jual = Harga Beli Produk + Mark Up.

Sebagai contoh :

Kamu akan menjual sebuah jam tangan, modal atau harga beli yang kamu keluarkan adalah Rp. 2.000.000.

Untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan kamu harus melakukan Mark Up ketika ingin menjual jam tersebut.

Jadi, Harga jual = Rp. 2.000.000 + Rp. 500.000 (Mark Up) = Rp. 2.500.000.


2. Mark Down

Berbanding terbalik Dengan Mark up, Mark Down merupakan pengurangan harga jual.

Lho, kenapa harus dikurangi?

Pada umumnya, perusahaan akan melakukan Mark Down pada produk apabila ada event tertentu, seperti cuci gudang atau discount besar-besaran.

Meskipun begitu, bukan berarti perusahaan akan menjadi rugi setelah melakukan Mark Down pada produknya, karena bisa saja pengurangan harga yang dilakukan tidak terlalu besar dan tidak dibawah harga beli barang.

Baca juga : 5 Cara Tepat Mengelola Stok Barang


Tips Sebelum Melakukan Mark Up dan Mark Down dalam bisnis

1. Perhatikan Target Penjualan

Untuk dapat menentukan harga jual, kamu tidak bisa memutuskan begitu saja nominal Mark Up nya, karena harus ada pertimbangan ke target penjualan.

Target penjualan bisa kamu jadikan acuan untuk menentukan seberapa banyak Mark Up yang kamu butuhkan.

Begitu pula dengan Mark Down, kamu juga bisa menjadikan target penjualan selama masa promosi untuk menentukan seberapa besar Mark Down yang diberlakukan, supaya meskipun ada pengurangan dari harga jual tapi perusahaan tetap tidak merugi.


2. Perhatikan Biaya Operasional

Sebelum melakukan Mark Up pada barang, ada baiknya kamu menghitung terlebih dahulu biaya operasional yang dikeluarkan.

Setelah itu, kamu bisa menambahkan biaya pembelian barang dengan biaya operasional yang kemudian kamu dengan jumlah barangnya.

Setelah perhitungan biaya barang dan biaya operasional selesai barulah kamu bisa menentukan berapa banyak Mark Up yang akan kamu kenakan.


3. Perhatikan Harga Pesaing

Yang namanya sebuah bisnis pasti ada pesaing, kan?

Untuk itu kamu harus sering-sering mengecek harga yang ditawarkan oleh pesaing kamu terhadap produk yang sama.

Jangan sampai harga produk kamu terlampau mahal, karena hal tersebut bisa menyebabkan konsumen lebih memilih berbelanja di pesaing kamu.


Nah, itulah pengertian Mark Up dan Mark Down dalam bisnis dan juga beberapa tips yang bisa kamu terapkan.

Untuk kamu yang sedang merintis bisnis atau mau mengembangkan bisnis, KoinWorks melalui produk KoinBisnismemberikan kesempatan untuk kamu mendapatkan pinjaman modal usaha.

Kamu bisa mengajukan pinjaman modal usaha sampai dengan Rp. 2 Miliar.

Selain itu, Bunga pinjamannya pun cukup terjangkau yaitu hanya mulai dari 0,75% per bulan.

Yuk, bangun dan kembangkan usaha bersama KoinWorks!

Untuk bisa mengajukan pinjaman di KoinBisnis, usia usaha Anda harus minimal 2 tahun atau 6 bulan jika Anda memiliki toko online. Kami mohon maaf sebelumnya.

Setelah melakukan penilaian, kami mohon maaf untuk saat ini belum bisa menerima pengajuan pinjaman Anda. Hal ini dikarenakan, kami menemukan pengeluaran Anda ditambah dengan cicilan, lebih besar dibandingkan pendapatan.

Berapa harga mark up untuk ambil untung

Salah satu rahasia sukses dalam menjalankan bisnis, adalah menghitung Harga Jual barang anda dengan tepat. Kali ini kita akan belajar bagaimana cara menghitung harga jual tersebut agar bisnis yang kita jalankan bisa meraup keuntungan besar dan semakin berkembang.

Tujuan anda menjalankan bisnis pastinya untuk mendapatkan penghasilan. Tentunya dalam mendapatkan penghasilan atau uang dalam menjual produk atau servis, pendapatan tersebut harus cukup untuk menutupi biaya yang timbul, dan harus mengambil untung, terakhir bahkan dapat mengembangkan usaha.

Kecenderungan kita secara umum adalah kita ingin menjual barang dengan harga yang mahal dan mendapatkan untung yang sangat besar, apakah hal ini bisa dilakukan? Tentunya jika anda menjual barang-barang mewah hal ini umum dilakukan, karena itu nilai suatu Merek menjadi sangat penting untuk meningkatkan penghasilan dan keuntungan.

Jika barang yang anda jual dalam kategori mewah, selamat anda dengan “bebas” bisa memberikan harga jual sesuai dengan Nilai Merek anda. Mungkin anda bisa menjual 10 bahkan 100 kali lipat dia modal atau harga pokok pembelian / produksi barang yang anda hasilkan.

Tetapi kali kita akan memfokuskan bahasan kepada cara menentukan harga jual suatu produk dan jasa secara umum. Menentukan harga per unit suatu barang atau jasa walaupun terlihat mudah, tetapi dalam prakteknya bisa sangat sulit, karena itu umumnya kita memiliki 2 (dua) tantangan.

  1. Harga Jual yang terlalu murah, dengan harga yang murah kita dapat menjual lebih banyak. Namun sayangnya semakin banyak kita menjual kita tidak menghasilkan keuntungan lebih banyak bahkan bisa saja malah rugi. Hal ini terjadi misalnya karena kesalahan perhitungan pada biaya-biaya yang timbul
  2. Harga Jual yang terlalu mahal, otomatis pada saat kita menentukan harga jual yang terlalu mahal, dimana hal ini karena dibandingkan dengan barang lain atau penjual lain. Atau pelanggan tidak merasa rela untuk mengeluarkan uang sebesar nilai yang anda tawarkan dibandingkan dengan nilai / faedah yang akan didapatnya.

    Menjual barang terlalu mahal juga bisa karena anda salah menghitung harga pokok penjualan anda, atau membeli barang dari supplier yang lebih mahal, sehingga harga modal anda lebih tinggi dibanding saingan anda.

Berapa harga mark up untuk ambil untung

Dari kedua kasus diatas terlihat dalam menentukan harga jual ini sangat penting dan sangat berhubungan dengan harga modal atau harga pokok pembelian, atau harga bahan baku jika anda melakukan produksi seperti menjual makanan yang bisa terdiri dari banyak bahan baku.

Berikut beberapa cara menentukan harga jual suatu produk:

Harga Markup

Markup biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya perolehan produk. Biaya perolehan bisa merupakan biaya pembelian barang atau jasa atau biaya produksi barang.

Langkah pertama dalam menambahkan persentase markup ke biaya produk adalah memutuskan berapa % markupnya untuk keuntungan anda.

Setelah Anda memilih persentase markup, tentukan biaya produk, untuk menutupi tidak hanya biaya perolehan barang, tetapi juga overhead jika ada biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi, termasuk tunjangan untuk hal-hal seperti kerusakan barang dan barang yang hilang.

Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup)

Berikut contoh menghitung harga jual menggunakan metode Harga Markup, misalnya anda memiliki resto mie bakso dengan biaya perolehan satu porsi adalah 15,000 IDR, dengan sudah memperhitungkan semua biaya seperti bahan baku (mie, bakso, bumbu), ongkos produksi seperti karyawan, gas, listrik, sewa tempat sampai resiko barang tidak terjual / tidak lalu.

Maka jika anda ingin mendapatkan keuntungan sebanyak 25% berarti harga jual anda menjadi.

Harga Jual = 15,000 IDR + ( 15,000 IDR x 25%)

Harga Jual = 18,750 IDR

Dengan demikian anda mendapatkan keuntungan sebesar 3,750 IDR per porsi, dan tinggal anda kalikan dengan target penjualan anda perhari perbulan dan melihat kondisi ini apakah anda mendapatkan keuntungan yang cukup dengan menjual 18,750 IDR per porsi.

Harga Margin

Kita sering menggunakan kata-kata ini, berapa margin nya barang tersebut? Jadi beda nya dengan Markup dimana pada markup price kita menambahkan suatu persentasi terhadap harga perolehan (modal), tetapi pada margin price persentasi didapat dari Perbandingan Harga Jual dan Harga Perolehan (modal).

Margin Price umumnya digunakan, karena kita sudah tahu berapa kira-kira harga Jual yang kita inginkan. Apakah karena barang kita dibandingkan dengan competitor sehingga kita sudah memiliki harga diangan-angan.

Namun penting untuk melakukan perhitungan margin karena membandingkan harga jual yang kita coba tentukan tersebut dangan harga perolehan agar harga kita sekali lagi tidak terlalu murah karena banyaknya kompetisi sehingga kita rugi. Atau terlalu mahal sehingga tidak bersaing.

Berikut formula cara menghitung harga margin

Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual

Guna mempermudah contoh yang akan kita gunakan adalah sama dengan contoh perhitungan menggunakan metode Markup Price. Berikut contoh menghitung harga jual menggunakan metode Harga Margin.

Anda sudah menentukan harga jual mie bakso yang ingin anda jual adalah 18,750 IDR dan biaya perolehannya sebesar 15,000, dengan demikian margin yang anda dapatkan menjadi

Margin = (18,750 IDR – 15,000 IDR) / 18,750 IDR

Margin = 0.2 atau 20%

Harga Keystone

Ini adalah metode penetapan harga di mana barang dagangan dihargai untuk dijual kembali dengan jumlah dua kali lipat harga grosir atau biaya perolehan produk. Di Indonesia cara ini sering ditemui dalam bisnis konsinyasi dimana barang yang dijual dititipkan didalam departemen store misalnya.

Sebenarnya Harga Keystone ini sama saja dengan markup, namun bedanya nilai markup nya sangat besar,misalnya harga jual 2 kali dari biaya perolehan atau 100% markup.

Bahkan pada industry tertentu bisa sampai 3 kali lipat dari biaya perolehan, hal ini bukan karena ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, tetapi ada faktor seperti barang yang tidak laku akan diretur, sehingga mengakibatkan stok barang yang berlebih atau tidak bisa terjual dan melakukan kegiatan stock opname adalah suatu keharusan.

Resiko ini menjadi semakin tinggi jika barang yang dijual memiliki umur barang seperti misalnya barang fashion yang sangat tergantung mode.

Harga yang dianjurkan Pemilik Merek

Jika anda menjual harga barang yang sudah dianjurkan oleh pemilik merek atau sering di sebut MSRP (Manufacturing Suggested Retail Price), maka bukan berarti anda bisa santai-santai saja lalu mengikuti nya. Tetapi anda tetap harus menghitung biaya perolehan barang tersebut.

Karena itu metode menghitung nya akan sangat membantu menggunakan metode harga margin, dengan demikian anda tahu keuntungan anda, dan dengan menjual dengan harga yang standard anda sudah tahu kira-kira berapa harga barang tersebut dijual oleh kompetitor anda.

Apakah semua penjual mengikuti harga yang dianjurkan oleh pemilik brand? Tentu tidak selalu, karena jika sebuah bisnis ritel dijalankan dengan efficient dan dapat menghemat biaya-biaya, otomatis bisa menjual dengan harga yang lebih kompetitif.

Namun jika biaya anda terlalu besar dan harus menjual di atas harga yang dianjurkan, anda harus berhati-hati karena pelanggan mengetahui hal tersebur dan dapat menganggap anda ingin untung besar.

Hal ini akan berakibat tidak akan membeli barang tersebut dan berdampak juga kepada pembelian barang lainnya karena dianggap semua barang anda dijual lebih mahal.

Berapa harga mark up untuk ambil untung

Beberapa Metode penentuan harga jual yang dibahas ini harus diperlakukan untuk setiap barang yang anda jual, dan setiap barang bisa memiliki penilaian yang berbeda-beda.

Misalnya anda memilih metode Harga Markup, tidak berarti semua barang anda jual dengan markup sebesar 25%. Mungkin ada yang lebih tinggi karena memang barang tersebut laku dan sulit dipasaran, atau tidak ada pesaing lain yang menjual. Ada juga barang yang margin nya sangat kecil karena tersedia dimana saja.

Faktor volume penjualan tentu saja tidak kalah penting, menjadi faktor menentukan harga Jual, anda bisa menjual dengan margin lebih kecil, tetapi jumlah barang yang terjual menjadi lebih banyak, sehingga pada akhirnya penjualan anda lebih meningkat dengan keuntungan yang tentunya meningkat pula.

Semoga bermanfaat.

Salam Sukses Selalu.

Berapa harga mark up untuk ambil untung

Bagaimana cara menentukan harga jual mark up?

Mark Up merupakan proses penetapan harga yang paling banyak digunakan oleh para pengusaha. Rumus Mark Up produk = Harga Jual = Harga Beli Produk + Mark Up. Sebagai contoh : Kamu akan menjual sebuah jam tangan, modal atau harga beli yang kamu keluarkan adalah Rp. 2.000.000.

Apakah mark up sama dengan keuntungan?

Sedangkan mark up adalah jumlah yang didapat dari menaikkan harga pokok untuk mendapatkan harga jual suatu barang. Meskipun sama-sama menghitung tingkat keuntungan, mark up berbeda dengan margin laba kotor. Mark up adalah selisih antara harga jual produk dan biaya sebagai persentase dari biaya.

Apa itu mark up harga jual?

Mark up adalah sebuah peningkatan harga atau jumlah rupiah yang telah ditambahkan pada biaya dari sebuah produk untuk memproduksi harga jual. Perlakuan dari sebuah mark up bisa membuat margin mengalami peningkatan.

Kapan dilakukannya kita menggunakan harga mark up?

Pada dasarnya markup dilakukan untuk meningkatkan harga jual atau jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk. Dengan melakukan mark up akan didapatkan margin atau tingkat keuntungan awal atas barang yang mau dijual. Harga mark up ditetapkan untuk menutup biaya tidak langsung dan laba/rugi perusahaan.