KOMPAS.com - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI belum lama ini memusnahkan 208 ton jahe asal Myanmar dan Vietnam. Upaya pemusnahan tersebut dilakukan guna mencegah meluasnya hama penyakit dari komoditas impor yang berpotensi merugikan produksi jahe nasional. Berdasarkan data Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementan, sebanyak 4 kontainer yang berisi 108 ton jahe impor asal Myanmar dan Vietnam yang masuk lewat Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dimusnahkan 22 Maret 2021. Baca juga: Indonesia, Negara Agraris yang Selalu Impor Beras, Mengapa? Sementara, sebanyak 11 kontainer berisi 287,7 ton jahe impor asal India dan Myanmar yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dimusnahkan pada 26 Maret 2021. Adanya impor jahe tersebut mengundang keprihatinan, salah satunya datang dari Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi. "Negeri ini kaya rempah dengan hamparan tanah begitu luas. Tanah kosong di Indonesia sangat luas. Jahe adalah tradisi tanaman rumahan, kenapa kita hari ini kok mesti impor. Ini keprihatinan mendalam," ujar politisi Golkar ini sebagaimana diberitakan Kompas.com (23/3/2021). Ia pun meminta kepada Dirjen Karantina, Dirjen Tanaman Pangan dan Holtikulturan, serta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada tahun berikut untuk menyiapkan program peningkatan produksi kebutuhan-kebutuhan yang masih impor. Baca juga: Kata Ekonom soal Rencana Pemerintah Impor Beras 1 Juta Ton
Pekerja menata karung-karung berisi beras impor yang didatangkan dari Vietnam menggunakan kapal My Vuong beberapa waktu lalu. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor Indonesia pada Januari 2021 mencapai 13,34 miliar dollar AS, atau turun 7,59 persen dibandingkan Desember 2020. Jika dibandingkan Januari 2020, besaran impor turun 6,49 persen. Impor migas Januari 2021 senilai 1,55 miliar dollar AS, naik 4,73 persen dibandingkan Desember 2020 atau turun 21,90 persen dibandingkan Januari 2020. Baca juga: Polemik Impor dan Anjloknya Harga Garam... Sementara itu, impor nonmigas Januari 2021 mencapai 11,79 miliar dollar AS, turun 9,00 persen dibandingkan Desember 2020 atau turun 4,00 persen dibandingkan Januari 2020. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 adalah mesin dan peralatan mekanis 371,3 juta dollar AS. Sedangkan peningkatan terbesar adalah produk farmasi 148,6 juta dollar AS. Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2021 adalah China 4,15 miliar dollar, Jepang 0,87 miliar dollar, dan Singapura 0,69 miliar dollar. Impor nonmigas dari ASEAN 2,12 miliar dollar dan Uni Eropa senilai 0,75 miliar dollar. Baca juga: Jokowi Singgung soal Impor, Berikut 10 Barang yang Masih Diimpor oleh Indonesia
Berikut 10 barang yang masih diimpor Indonesia:
Total 10 golongan barang (49,12 persen) Baca juga: Di Balik Impor Sampah Plastik Berkedok Bahan Baku Industri Nilai impor menurut negara asalASEAN
Uni Eropa
Negara utama lainnya
Baca juga: Digemari di Indonesia, Ini 7 Merek Sepeda Impor dan Daftar Harganya
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Polemik Beras Impor Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jepang terkenal sebagai negara produsen barang berkualitas, dan kerap mengekspor produknya ke berbagai negara di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor beberapa barang dari Jepang. Berdasarkan data Trademap, barang yang paling banyak diimpor Indonesia dari Jepang berupa mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, dan boiler senilai US$ 2,66 miliar. Jumlah itu setara dengan 24,9% dari total impor Indonesia ke Jepang pada 2020. Tercatat, total nilai impor Indonesia dari Jepang mencapai US$ 10,67 miliar pada 2020. Indonesia juga banyak mengimpor besi dan baja dari Jepang dengan nilai US$ 1,12 miliar (10,5%). Kemudian, impor kendaraan selain kereta api sebesar US$ 1,11 miliar (10,4%). Impor mesin, perlengkapan listrik, serta perekam suara yang berasal dari Jepang sebesar US$ 1,02 miliar (9,5%). Selain itu, terdapat impor plastik sebesar US$ 514,6 juta (4,8%). Adapun, tren impor Indonesia dari Jepang menunjukkan penurunan sejak 2018. Total impor Indonesia dari Jepang pada 2020 turun 31,86% dari tahun sebelumnya, bahkan, nilainya turun 40,6% dibandingkan 2018. (Baca: Impor Bahan Baku Indonesia Naik 53% Per Desember 2021)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai impor Indonesia selama Januari 2022 mencapai US$18,21 miliar. Angka ini turun 14,71% dibandingkan bulan sebelumnya. Impor berasal dari migas sebesar US$2,23 miliar dan nonmigas sebesar US$15,98 miliar atau masing-masing memberi kontribusi 12,24% dan 87,76%. Menurut golongan barang, porsi terbesar kelompok barang utama impor selama Januari 2022 adalah mesin dan alat angkutan sebesar US$5,55 miliar atau berperan 30,46% terhadap total impor nasional. Nilai ini naik 32,76% dari bulan yang sama tahun lalu. Impor terbesar berikutnya berasal dari kelompok barang-barang buatan pabrik, yaitu sebesar US$3,5 miliar (19,49%). Diikuti bahan kimia dan produknya US$3,09 miliar (16,99%), minyak dan bahan bakar mineral US$2,38 miliar (13,07%), serta bahan makanan dan binatang hidup US$1,5 miliar (8,29%). Dibandingkan Januari 2021, peningkatan yang cukup tinggi berasal dari kelompok barang-barang buatan pabrik (62,09%), bahan baku dan hasil tambang (38,26%), serta minyak dan bahan bakar mineral (36,18%). Dari keseluruhan impor Indonesia pada Januari 2022, Tiongkok menjadi negara asal impor utama Indonesia mencapai 32,29% dari total impor. Negara asal berikutnya adalah Jepang (7,65%), diikuti oleh Singapura (7,23%), Korea Selatan (5,45%), dan Thailand (5,16%). (Baca Selengkapnya: Masih yang Terbesar, Nilai Impor RI dari Tiongkok Naik 39,45% Per Januari 2022)
Yuk, ketahui komoditas-komoditas impor Indonesia dari berbagai negara. Penting lho untuk kemajuan negara ke depannya! Komoditas Impor IndonesiaApa itu komoditas? Komoditas merupakan suatu benda yang memiliki fisik nyata dan relatif mudah diperdagangkan, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu, serta juga dapat dipertukarkan dengan produk lain yang sejenis. Sedangkan impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal. Pada umumnya impor terjadi dalam proses perdagangan. Indonesia memang memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah. Namun, ternyata Indonesia masih tetap belum bisa melepaskan dari ketergantungan impor dari negara lain. Hal ini dikarenakan permintaan domestik tidak sebanding dengan produksi. Dengan begitu, pemerintah perlu melakukan impor agar tidak terjadi kelangkaan bahan pangan yang bisa mengerek harga jual di pasaran. [Baca Juga: Mau Belajar Trading Komoditas Untuk Pemula? Ingat Saja 4 HAL Penting Ini!] 19 Komoditas Impor IndonesiaIndonesia mengimpor berbagai komoditas dari berbagai negara. Berikut daftar komoditas-komoditas yang diimpor oleh Indonesia. AluminiumSalah satu komoditas impor yang terbanyak adalah aluminium. Nilai impor komoditas aluminium ini mencapai US$ 881,2 juta atau sekitar Rp 12,1 triliun. Dengan nilai yang cukup terbilang fantastis tersebut maka, jumlah aluminium yang berhasil diimpor adalah sebesar 311,11 juta kilogram. Impor aluminium ini berasal dari China. Buah-BuahanBuah-buahan merupakan salah satu produk impor yang memiliki harga yang cukup fantastis. Nilai dari buah-buahan dapat mencapai US$ 741,3 juta atau sekitar Rp 10,2 triliun lho. Nilai tersebut digunakan untuk mendatangkan buah-buahan sebanyak 397,7 juta kilogram. Impor ini juga berasal dari China. SayuranKomoditas sayuran yang diimpor dari China nilainya mencapai US$ 526,8 juta atau sekitar Rp 7,25 triliun. Dengan nilai tersebut, sayuran yang diperoleh mencapai 603,8 juta kilogram. PupukKomoditas lainnya yang diimpor adalah pupuk. Nilai dari impor pupuk dari negara tirai bambu mencapai US$ 523,8 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun. Jumlah pupuk yang didapatkan dari nominal tersebut adalah sebesar 2,3 juta ton. Pipa Besi dan BajaIndonesia juga mengimpor komoditas pipa besi dan baja senilai US$ 414,1 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun dari negara China. Jumlah yang didapatkan untuk komoditas pipa besi dan baja dari nominal tersebut adalah sebesar 280,4 ribu ton. Selain itu, besi dan baja juga diimpor oleh Indonesia dari negara Iran yaitu sebesar US$ 16,4 juta atau sekitar Rp 226,3 miliar. [Baca Juga: Ini 5 Komoditas Paling Likuid yang Bisa Kamu Pertimbangkan!] TembagaTembaga juga diimpor dari negara China yang bernilai mencapai US$ 376,8 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun. Dengan nilai tersebut, tembaga didatangkan dari negara China sejumlah 67,1 juta kilogram. Minyak BumiIndonesia memang memiliki kilang minyak yang terus berkembang jumlah dan kualitas. Namun, walaupun demikian, ternyata pemerintah Indonesia juga masih mengimpor minyak bumi. Jumlah minyak bumi yang diimpor dari China sebanyak 436,2 ribu ton. Nilai dari minyak bumi yang diimpor tersebut adalah mencapai US$ 286,7 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun. TembakauIndonesia juga mengimpor tembakau senilai US$ 169,2 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun. Tembakau yang diimpor dari negara China adalah sebesar 38,5 juta kilogram. Bahan Bakar Mineral, Minyak Mineral, Zat BitumenIndonesia juga mengimpor komoditas dari negara Iran. Komoditas impor terbesar dari Iran adalah bahan bakar dan minyak mineral. Nilai dari komoditas tersebut mencapai US$ 364,6 juta atau setara dengan Rp 5 triliun. Garam dan SulfurGaram dan sulfur juga diimpor dari Iran senilai US$ 22 juta atau setara dengan Rp 303,6 miliar. BerasWalaupun Indonesia adalah negara agraris, namun ternyata Indonesia juga melakukan impor beras dari berbagai negara untuk memenuhi permintaan di domestik. Indonesia mengimpor beras dari negara Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lain-lain. Nilai impor beras adalah sebesar US$ 156,332 juta. Volume impor beras dengan nominal tersebut adalah sebesar 302,71 juta kilogram. JagungIndonesia juga mengimpor jagung sebesar US$ 544,189 juta. Indonesia mengimpor jagung dari berbagai negara yakni India, Argentina, Brazil, Thailand, Paraguay, dan negara lainnya. Volume jagung yang diimpor adalah sebesar 1,8 miliar kilogram. KedelaiNilai impor kedelai Indonesia adalah sebesar US$ 735,437 juta. Volume kedelai yang didapatkan dari nilai nominal tersebut adalah sebesar 1,19 miliar kilogram. Indonesia mengimpor jagung dari negara Amerika Serikat, Argentina, Malaysia, Paraguay, Kanada, dan negara-negara lainnya. [Baca Juga: Menyelidiki Berbagai Mitos Trading Komoditas yang Bikin Trader Ragu] Tepung TeriguIndonesia melakukan impor dari negara Sri Lanka, India, Turki, Ukraina, Jepang, dan lainnya. Nilai impor tepung terigu Indonesia adalah US$ 45,29 juta dengan volume sebesar 104,21 juta kilogram. Gula PasirNilai impor gula pasir adalah senilai US$ 31,11 juta. Volume dari impor gula pasir ini adalah sebesar 52,45 juta kilogram. Indonesia mengimpor gula pasir dari Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan lainnya. Gula TebuIndonesia mengimpor gula tebu dari negara Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Singapura. Nilai impor gula tebu di Indonesia adalah sebesar US$ 121,14 juta dengan volume sebesar 25,21 juta kilogram. Daging Sejenis LembuIndonesia juga mengimpor daging sejenis lembu senilai US$ 121,14 juta. Jumlah daging sejenis lembunya adalah sebesar 25,21 juta kilogram. Negara yang mengirimkan daging sejenis lembu ini adalah dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Singapura. Daging AyamSelain daging sejenis lembu, Indonesia juga mengimpor daging ayam. Daging ayam diimpor oleh Indonesia senilai US$ 30,26 ribu dengan volume 10,83 ribu kilogram. Indonesia mengimpor daging ayam dari negara Malaysia. [Baca Juga: 10+ Komoditas Pertanian Unggulan Indonesia yang Siap Diekspor] SusuIndonesia mengimpor susu senilai US$ 530,47 juta dengan volume 139,68 juta kilogram. Negara asal yang mengirimkan susu ke Indonesia adalah Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Jerman, dan negara lainnya. Mengenal Komoditas yang di Impor oleh IndonesiaWalaupun Indonesia kaya akan sumber daya alam nya namun, Indonesia juga memerlukan impor komoditas dari negara lain. Pemerintah Indonesia melakukan impor dari negara lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan komoditas domestik. Selain itu, Indonesia juga dapat menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai negara. Ingin tahu kisah sukses perusahaan top di Indonesia? Coba lihat video ini yuk! Sobat Finansialku ingin sukses melakukan perdagangan komoditas? Yuk, ikuti Workshop Traders Club “Cara Menambah Pemasukan Dalam Waktu 3 Bulan/Kurang!” bersama CEO Finansialku Melvin Mumpuni CFP® QWP® dan Direktur PT Agrodana Futures Tommy Zhu, CFA, CFP®, CWM®. Gabung sekarang untuk dapat Diskon 90% sebelum kupon habis. Daftar di sini! Jadi, komoditas impor yang mana yang paling sering Anda gunakan? Apakah Anda punya saran agar indonesia terbebas dari produk impor? Tuliskan komentar di sini ya! Terima kasih. Sumber Referensi:
Sumber Gambar:
keyboard_arrow_leftPrevious |