Tari Radap Rahayu – Seni tari dapat menggambarkan berbagai bentuk simbolisasi rasa dan karsa kehidupan. Tiap gerakan dari suatu jenis tarian memiliki makna dan maksud tertentu yang didasari oleh nilai luhur adat dan budaya daerah. Show Oleh karena itu, seni tari masih bertahan dan dilestarikan sampai saat ini untuk meneruskan nilai-nilai tersebut. Rasa pengharapan, syukur, do’a adalah esensi utama dari Tari Radap Rahayu, suatu jenis tarian yang berasal dari Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Berikut kami akan sampaikan informasi mengenai makna dan sejarah Tari Radap Rahayu. Upacara Puja Bantan Menjadi Dasar Diciptakannya Tari Radap RahayuTari Radap Rahayu ini berasal dari Kisah Lambung Mangkurat dalam suatu upacara bernama Puja Bantan ketika dia berada di kapal Prabayaksa yang akan tenggelam di sungai Martapura. Seluruh penumpang yang berada di kapal lalu mengadakan suatu upacara pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan gerakan tari. Tari ini yang menjadi cikal bakal Tari Radap Rahayu yang kemudian disusun gerakan standarnya oleh Pangeran Tumenggung dari Negara Daha. Pada awal sejarahnya, Tari Radap Rahayu ini diperuntukan untuk menolak bala atau musibah dan sebagai bentuk pengharapan kepada Yang Maha Esa untuk senantiasa diberikan kemudahan dan keselamatan. Namun, dengan seiring dengan perkembangan zaman, jenis tari ini juga ditampilkan dalam upacara penyambutan tamu yang terhormat, acara pernikahan, ataupun upacara kematian. Tari ini juga sebagai bentuk hiburan dan pagelaran budaya seni tari untuk masyarakat Banjarmasin. Baca juga : Busana Tari Radap RahayuPada pertunjukan Tari Radap Rahayu, penari wanita umumnya akan mengenakan busana adat yang terdiri dari baju layang berwarna kuning cerah yang dilengkapi juga dengan aksesoris pendukung seperti selendang berwarna hijau atau merah yang nantinya akan digunakan dalam pertunjukan seakan mengambarkan seorang bidadari yang memiliki paras yang sangat cantik. Selain busana adat, penari juga menggunakan hiasan kepala (mahkota gunungan), Kalung Samban Barangkap, Kambang Goyang, Bunga Bogam, Anting-anting Barumbai, Gelang Keroncong, dan Catik Sirih. Sebagai pelengkap pertunjukan tari digunakan juga cupu kecil (bokor) berisi bunga mawar merah dan putih yang nantinya akan ditabur sebagai simbol menghilangkan bala atau musibah. Gerakan Seperti Bidadari yang Turun dari KahyanganPada umumnya gerak Tari Radap Rahayu akan dimulai dengan gerakan terbang layang yang mencerminkan bidadari-bidadari yang sedang turun dari khayangan atau langit. Ragam teknik gerak pada tarian ini terdiri dari dandang mengapak, mendoa ( sesembahan ), mambunga, limbalian kipas, alang manari, lontang setengah, mantang, lontang penuh, terbang layang, garogeh skikandi, tepung tawar, puja bantam, dan jungan angin tutus. Di bagian akhir penari akan menunjukan gerakan terbang layang kembali yang menggambarkan bidadari-bidadari tersebut kembali ke khayangan atau langit. Yang menarik dari Tarian ini selain menggambarkan para bidadari kahyangan yang turun ke dunia untuk memberikan restu dan keselamatan. Konsep tarian ini menekankan pada jumlah ganjil penarinya semisalkan terdiri dari penari wanita berjumlah 1, 3, 5, 7 orang dan seterusnya. Ditampilkan dengan diselingi syair yang memiliki makna mengundang bidadari, tepatnya pada bagian gerak Tapung Tawar. Untuk mempercantik dan melengkapi pertujukan tari, digunakan juga properti berupa selendang dan bunga. Penari juga akan berdandan secantik mungkin dan menunjukkan raut muka yang bahagia. Musik Pengiring Tari Radap RahayuTari Radap Rahayu ini ditampilkan dengan iringan nada khas yang berasal alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang disebut Panting. Alat musik panting dimainkan dengan cara dipetik menggunakan alat berbentuk pipih yang terbuat dari tanduk kerbau. Permainan alat musik Panting dikenal dengan bapapantingan. Alat musik ini biasanya dimainkan oleh kaum laki-laki. Tari Radap Rahayu ini juga diiringi lagu khas yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan. Alat musik lain sebagai pendukung alat musik panting diantaranya adalah rebana, seruling, gong, dan biola.
1. Pengetahuan Tari
Tari Radap Rahayu adalah tari klasik daerah Banjarmasin dan bersifat sakral. Tari ini merupakan tarian untuk menyambut tamu sebagai tanda penghormatan. Kata radap berasal dari beradap-adap yang memiliki arti bersama-sama, berkelompok dan atau lebih dari satu. Rahayu memiliki arti galuh wan bungas (perempuan yang cantik). Selain itu, Rahayu memiliki arti kebahagian, kesenangan, kemakmuran. Pada awalnya, tari Radap Rahayu adalah tarian yang memiliki fungsi sebagai penolak bala dan bersifat ritual bagi masyarakat Banjarmasin. Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan, dan kematian. Asal muasal Tari Radap Rahayu adalah ketika Kapal Perabu Yaksa yang ditumpangi Patih Lambung Mangkurat yang pulang lawatan dari Kerajaan Majapahit, ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai Barito, kapal Perabu Yaksa kandas di tengah jalan. Perahu menjadi oleng dan nyaris terbalik. Melihat ini, Patih Lambung Mangkurat lalu memuja “ Bantam” yakni meminta pertolongan pada Yang Maha kuasa agar kapal dapat diselamatkan. Tak lama dari angkasa turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap-radap. Akhirnya kapal tersebut kembali normal dan tujuh bidadari tersebut kembali ke Kayangan. Kapal melanjutkan pulang ke Kerajaan Dwipa. Dari cerita ini lahirlah Tari “ Radap Rahayu “. Tarian ini sangat terkenal di Kerajaan Banjar karena dipentaskan setiap acara penobatan raja serta pembesar-pembesar kerajaan dan juga sebagai tarian penyambut tamu kehormatan yang datang ke Banua Banjar, upacara perkimpoian, dan upacara memalas banua sebagai tapung tawar untuk keselamatan. Tarian ini termasuk jenis tari klasik Banjar dan bersifat sakral.Dalam tarian ini diperlihatkan para bidadari dari kayangan turun ke bumi untuk memberikan doa restu serta keselamatan . Gerak ini diperlihatkan pada gerakan awal serta akhir tari dengan gerak “terbang layang”. Sayair lagu Tari Radap Rahayu diselingi dengan sebuah nyanyian yang isi syairnya mengundang makhluk-makhluk halus ( bidadari ) ketika ragam gerak “Tapung Tawar”, untuk turun ke bumi. Jumlah penari Radap Rahayu selalu menunjukkan bilangan ganjil, yaitu : 1,3,5,7 dan seterusnya. Tata Busana telah baku yaitu baju layang. Hiasan rambut mengggunakan untaian kembang bogam. Selendang berperan untuk melukiskan seorang bidadari, disertai cupu sebagai tempat beras kuning dan bunga rampai untuk doa restu dibawa para penari di tangan kiri. Seiring lenyapnya Kerajaan Dwipa, lenyap juga Tari Radap Rahayu. Tarian tersebut kembali digubah oleh seniman Kerajaan Banjar bernama Pangeran Hidayatullah. Namun kembali terlupakan ketika berkecamuknya perang Banjar mengusir penjajah Belanda. Pada tahun 1955 oleh seorang Budayawan bernama Kiayi Amir Hasan Bondan membangkitkan kembali melalui Kelompok Tari yang didirikannya bernama PERPEKINDO ( Perintis Peradaban dan Kebudayaan Indonesia) yang berkedudukan di Banjarmasin. Sampai saat ini PERPEKINDO masih aktif mengembangkan dan melestarikan Tari Radap Rahayu. 2. Jenis Tari Tari Radap Rahayu termasuk jenis tari klasik Banjar dan bersifat sakral. Dalam tarian ini di perlihatkan para bidadari dari kayangan turun ke bumi untuk memberikan do’a restu serta keselamatan. Gerak ini di perlihatkan pada gerakan awal serta akhir tari dengan gerak “Terbang Layang”. 3. Ragam Gerak Tari
1.
Tarbang Layang * Gerak kaki jinjit keduanya,lutut ditekuk sedikit,berjalan cepat dengan langkah kecil-kecil,turun naik pada hitungan 2,4,6,8 * Tangan kiri memegang cupu setinggi antara dada dan perut. * Gerak tangan dilimbaikan di atas cupu dan kesamping kanan badan berulang-ulang selaras dengan turun naik gerak kaki. * Gerak terbang layang ini berputar 2 kali putaran. * Duduk perlahan-lahan dengan kedua lutut menempel lantai,ujung jari kaki diekstensi, tumit menyangga pantat. Dilakukan 4 hitungan. * Letakkan cupu di lantai dengn 4 hitungan.
2. Limbai Kibas * Dari posisi duduk langsung masuk Limbai Kibas sambil berdiri. perlahan. * Limbai Kibas Kanan : Kedua tangan diayun ke atas kesamping badan dimulai sisi kanan badan. * Tangan kanan ayun tinggi lurus ke atas, tangan kiri setengah badan, dilakukan 4 hitungan, hitungan ke 4 pergelangan tangan dipatahkan tapak tangan menghadap ke atas , turun perlahan dengan 4 hitungan, dengan diikuti kedua tangan turun, kaki membentuk posisi jumanang bentuk huruf T kanan. * Limbai Kibas Kiri : Sebaliknya dari Limbai Kibas Kanan. Kaki membentuk posisi jumanang bentuk huruf T kiri. * Limbai Kibas ini dilakukan 4 kali.
3. Dandang Mangapak * Kedua kaki jinjit menyangga tubuh, kedua tangan kanan dan kiri diangkat dikepakkan di atas kepala dengan hitungan 4, badan serong ke kanan. * Kedua tangan turun silang di depan badan sedikit ke bawah, posisi kaki bergerak pindah ke arah serong kiri dengan 4 hitungan. * Lakukan gerakan sebaliknya. * Dilakukan sebanyak 4 kali. Tiap 2 kali dtutup dengan golak bahu seiiring gerakan ayunan tangan ke depan telapak tangan ke depan. Penutup kedua dengan volume kecil sambil turun ke posisi duduk.
4. Mendoa ( Sesembahan ) * Turun perlahan dengan posisi duduk lutut dan tumit depan menyangga tubuh. Badan naik turun dengan posisi sembah di bawah dagu (hit 2 X 4 ). 5. Mambunga
* Perlahan-lahan tangan dibuka, tangan kiri terbuka di atas cupu dan tangan kanan turun naik mengikuti irama lagu. Badan sedikit condong ke depan. * Setiap akhir lagu kedua tangan diputar di atas cupu seraya dikepakkan kesamping belakang kanan kiri ( kedua sisi badn ) * Dilakukan satu lagu. 6. Alang Manari
* Kedua kaki jinjit bergerak ke samping kanan – kiri. * Kedua tapak tangan di depan badan, tapak tanga menghadap ke luar dengan posisi miring ke kanan – kiri sesuai dengan arah berjalan ke samping kanan – kiri secara bergantian setiap 4 hit. Kemudian kepakkan dan putar bergantianke kanan lalu ke kiri. Dilakukan selama irama seperti terbang layang.
7. Lontang Penuh * Basik kaki jumanang ( T ) kanan. * Tangan kiri di atas paha kiri, tangan kanan lurus serong ke depan kiri turun naik diikuti ayunan telapak tangan dengan 2 hit.,ayun tangan kanan limbai turun ke samping badan kanan bawah pinggul 2 hit. * Ganti kaki basik jumanang kiri, lakukan lontang penuh pada sisi kebalikannya.
8. Lontang Setengah * Basik kaki jumanang ( T ) kanan. * Tangan kiri di atas paha kiri, tangan lurus ke depan ( hit.1), serong ke kiri ( hit 2),ke depan (3), ke kanan ( hit 4 ), ke depan ( hi5 ), Hit 6,7,8 ayunan tangan kanan limbai turun ke samping badan kanan bawah pinggul. * Ganti kaki basik jumanang kiri, lakukan lontang setengah pada sisi kebalikannya.
9. Gagoreh Sembadra * Kaki kiri dorong ke depan, putar tangan kanan lurus ke depan atas dan tangan kiri melintang di bawah siku tangan kanan ( hit.1,2) * Kaki kanan dorong ke depan, lakukan gerakan ini kebalikan dari Gagoreh Sembadra kanan. Gerakan ini cukup satu kali kanan dan satu kali kiri. 10. Gagoreh Srikandi * Basik kaki jumanang ( T ) kanan, pergelangan tangan kanan dan kiri diputar ke atas. Tangan kanan sebatas daun telinga kanan dan tangan kiri melintang di bawah siku tangan kanan ( hit 2 ) Posisi badn dan kepala agak dicondongkan kekanan saat melakukan gerakan ini. * Basik kaki jumanang ( T ) kiri, lakukan gerakan ini kebalikan dari Gagoreh Sembadra kanan. Gerakan ini cukup satu kali kanan dan satu kali kiri. 11. Mantang * Jumanang kanan ( T ) melebar kesamping. * Tangan kanan diputar ke atas sebatas daun telinga kanan dan tangan kiri putar lurus ke bawah sebatas pinggul kiri mengikuti kaki yang membuka. * Lakukan gerakan sebaliknya dengan memutar badan ke depan kanan. * Gerak Mantang ini dilakukan 2 kali samping kanan – kiri, jalan ke depan dengan tumpuan tumit depan untuk memutar badan ke kanan atau ke kiri bergantian dilakukan 4 kali. Berbalik jalan ke arah belakang 4 kali, kemudian berbalik kembali ke arah depan 2 kali dan ke samping kiri – kanan. 12. Tarbang Layang
* Gerak kaki jinjit keduanya,lutut ditekuk
sedikit,berjalan cepat dengan langkah kecil-kecil,turun naik pada hitungan
2,4,6,8 13. Mendoa ( sesembahan )
* Turun perlahan dengan posisi duduk lutut dan tumit
depan menyangga tubuh. Badan naik turun dengan posisi sembah di bawah dagu (hit
2 X 4 ).
14. Membunga, seperti gerakan ( 5 ) * Perlahan-lahan tangan dibuka, tangan kiri terbuka di atas cupu dan tangan kanan turun naik mengikuti irama lagu. Badan sedikit condong ke depan. * Setiap akhir lagu kedua tangan diputar di atas cupu seraya dikepakkan kesamping belakang kanan kiri ( kedua sisi badn ) * Dilakukan satu lagu.
* Gerakan terakhir hit, 7 putar tangan masing-masing ke
dua sisi badan dan hit. 8 ambil cupu dengan tangan kiri dan ujung selendang di
tangan kanan pindahkan ke lengan kiri. 15. Tapung Tawar
16. Puja Bantam ( Sasar Selendang )
*. Duduk seperti ragam mendoa, ambil kedua ujung selendang. * Badan diangkat, kedua tangan angkat lurus ke depan dan putar pergelangan tangan. * Tarik tangan kanan ke samping belakang kanan dengan diikuti pandangan mata dan badan condongkan ke belakang. * Bergantian untuk gerak tangan kiri, lakukan kebalikan derak seperti pada point ( 3 ). * Sasar Selendang dilakukan 3 kali ( kanan,kiri,kanan), langsung berdiri mengikuti irama lagu untuk melakukan gerak Angin Tutus. 17. Angin Tutus
* Gerak basik kaki seperti terbang layang. Tangan kanan direntangkan lurus ke atas dan tangan kiri lurus ke samping bawah dengan gerak memutar ke kanan lalu balas ke kiri dan seterunya. * Duduk kembali kemudian ambil cupu dan berdiri kembali. 18. Tarbang Layang ( Penutup )
* Gerak kaki jinjit keduanya,lutut ditekuk
sedikit,berjalan cepat dengan langkah kecil-kecil,turun naik pada hitungan
2,4,6,8 4. Simbol Tari Salah satu properti dalam tari Radap Rahayu yaitu sebuah cupu kecil (bokor : bahasa Jawa) yang berisi bunga mawar merah dan putih yang nantinya ditaburkan memiliki simbol menghilangkan hal-hal yang tidak baik dalam diri orang disekitarnya atau yang melihat tari Radap Rahayu tersebut.. 5. Alat Musik & Pengiring Tari a. Alat Musik 1. Rebab/biola 2. Babun 3. Terbang kecil 4. Terbang besar 5. Terbang peninting 6. Suling 7. Gong b. Lagu Penggiring 1. Ayakan kencang/peperangan 2. Ayakan Radap 3. Ayakan Tiga
Contoh: Dangar-dangar kami
bahiyau
6. Nilai Estetika atau Keindahan Pada Tari Radap Rahayu Dari paparan tentang seni dan keindahan, umumnya dapat dikatakan bahwa (tari) adalah sesuatu yang dapat memberi kepuasan batin. Semua gerak tari yang memberikan kepuasan batin disebut indah. Gerak-gerak yang halus (lembut), keras, kasar, kuat, gerakan yang penuh dengan tekanan-tekanan, ataupun pada gerakan yang aneh sekalipun dapat merupakan gerak yang indah ( Soedarsono, 1977 : 16). Dalam bentuk sajian tari Radap Rahayu terdapat berbagai bentuk sikap dan gerak yang dimulai dari bagian kaki, torso (tubuh), kaki, hingga tangan. Umumnya frase-frase geraknya cenderung bersifat representasional. Sedangkan pola-pola gerak didorong pada pola gerak tarian Pesisiran yang umumnya dapat dicermati dalam setiap tari di Banjarmasin. Apa yang sebenarnya dipelajarkan oleh setiap tari di Kalimantan Selatan yang dicermati khususnya pada Pesisiran. Terlihat iramanya pelan, mengalun. Alat musiknya : babun, rebana, seruling, gong, panting, biola. Juga terlihat saat awalan dan akhir yang bergerak cepat dengan mengibas-ibaskan sampur. Pada bagian lain terdapat tarian menabur bunga dengan gerakan tangan kanan memegang cupu kecil dan tangan kiri mengambil bunga dan menabur- nabur dengan memutar- mutar. Dalam perwujudannya, seruling dan panting dipakai sebagai permainan melodi. Babun dan gong sebagai instrument pemberi irama, rebana sebagai pemercepat irama atau instrument pembangkit. Biola sebagai penguat melodi dari panting agar lebih jelas atau keras. Komposisi gerak pada tari Radap Rahayu, sangat variatif. Dari memanjang, bentuk V, melingkar, diagonal, dan sebagainya. Komposisi pertama dalam bentuk gerak masuk adalah berlari kecil-kecil melingkar dan tangan bergerak seperti menabur-nabur sesuatu dengan menggunakan selendang. Mengawalinya tari Radap Rahayu gerak sembahan dengan bentuk gerak-gerak lainya, pada posisi duduk timpu setelah meletakkan cupu didepan lutut. Komposisi gerak ditengah dengan menaburkan bunga, dan diakhiri dengan sembahan juga lalu gerakan sama lari kecil-kecil dengan melambai-lambaikan selendang lalu keluar. Dimana letak nilai estetika tari Radap Rahayu ? dalam hal ini tentunya pada perangkaian bentuk ragam gerak, irama gerak penari, dan rasa tarian. Yang kesemuannya terintegrasi pada struktur penyajiannya serta pada elemen-elemen lain seperti rias dan busana. Dengan demikian, untuk menilai keindahan tari Radap Rahayu bukanlah dari bagian perbagian, akan tetapi menilainya harus secara holistik (keseluruhan). Seperti halnya Jakob Sumardjo (2006) berpendapat bahwa nilai sebuah estetika seni adalah nilai estetika yang dialami, baik estetika yang berada didalamnya (intrinsik) maupun nilai estetika yang berada di luar (ekstrinsiknya). Sehingga dalam memandang sebuah tari Radap Rahayu secara menyeluruh melihatnya, rasa dari penari itu sendiri yang lebih utama. 7. Kostum Yang Digunakan Busana yang digunakan: · Tapih air guci · Baju Layang yaitu baju yang bagian bahunya terbelah dan dipakai oleh para remaja putri kerajaan Banjar Kelengkapan perhiasan: · Sanggul malang babuntut · Bogam baronce · Mahkota gunungan · Karang jagung · Kambang goyang · Catik diantara dua kening · Anting barumbai · Kalung samban · Gelang keroncong · Cupu berisi nembang rampai/beras kuning atau minyak likat baboreh
Sumber : http://dayakborneo7.blogspot.com/2013/05/tari-radah-rahayu.html |