Bagaimana cara memilih konsep yang paling baik dari beberapa konsep produk yang telah dibuat

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 12 are not shown in this preview.


BAB III

PEMILIHAN KONSEP

3.1.      Landasan Teori

Landasan teori adalah teori-teori yang mempunyai hubungan yang erat dengan alternatif penyelesaian masalah yang  digunakan untuk menguraikan pemecahan masalah yang ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-pembahasan secara teoritis. Hal-hal yang akan dibahas pada landasan teori modul pemilihan konsep adalah pemilihan konsep, metode pemilihan konsep, tahapan pemilihan konsep, matriks keputusan, penyaringan konsep, dan keuntungan metode terstruktur. Berikut ini merupakan landasan teori berkaitan dengan pemilihan konsep.

3.1.1        Pemilihan Konsep

Pemilihan konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain. Pemilihan konsep juga membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep unntuk penyelidikan, pengujian, dan pengembangan selanjutnya. Ada tujuh kriteria yang menjadi dasar pemilhan sebuah konsep produk (Ulrich, 2001):

1.    Kemudahan penanganan.

2.    Kemudahan penggunaan.

3.    Kemudahan membaca terdapat (untuk alat yang memiliki alat ukur).

4.    Akurasi pengukur dosis (untuk alat ukur).

5.    Daya tahan.

6.    Kemudahan proses manufaktur.

7.    Mudah dibawa.

Pemilihan konsep merupakan proses penyempitan atau proses menyempit (konvergen) serangkaian alternatif konsep yang sedang dipertimbangkan, namun seringkali berulang dan mungkin tidak segera menghasilkan sebuah konsep yang dominan. Pemilihan konsep merupakan proses kelompok yang memudahkan memilih konsep pemenang, membantu membangun kesepakatan tim dan membuat catatan dalam proses pengambilan keputusan (Ulrich, 2001).

3.1.2        Metode Pemilihan Konsep

Metode pemilahan konsep memiliki berbagai macam variasi dilihat dari efektivitasnya. Beberapa metode tersebut adalah (Ulrich, 2001):

1.        Keputusan eksternal, ialah mengembalikan konsep-konsep ke pelanggan, klien, atau beberapa lingkup eksternal lainnya untuk diseleksi.

2.        Produk juara, yaitu seorang anggota yang berpengaruh dari tim pengembangan produk memilih sebuah konsep atas dasar pilihan pribadi.

3.        Intuisi, yaitu konsep dipilih berdasarkan perasaan. Kriteria eksplisit atau

analisis pertentangan tidak digunakan. Konsep yang dipilih semata-mata yang

kelihatan lebih baik.

4.        Multivoting, yaitu setiap anggota tim memilih beberapa konsep. Konsep yang paling banyak dipilih yang akan digunakan.

5.        Pro dan kontra, yaitu tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap konsep dan membuat sebuah pilihan berdasarkan pendapat kelompok.

6.        Prototipe dan pengujian, yaitu organisasi membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep, lalu menyeleksi berdasarkan data pengujian.

7.        Matriks keputusan, yaitu tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria penyeleksian yang telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot.

3.1.3        Tahapan Pemilihan Konsep

Tahapan pemilihan konsep memiliki dua tahapan sebagai caraa untuk mengatasi kesulitan dalam mengevaluasi konsep produk. Dua tahapan pemilihan konsep tersebut ialah tahap penyaringan konsep dan tahap penilaian konsep. Kedua tahapan tersebut mengikuti proses 6 langkah yang membawa aktivitas seleksi konsep, yaitu  (Ulrich, 2001):

1.        Menyiapkan matriks seleksi.

2.        Menilai konsep.

3.        Mengurutkan konsep.

4.        Mengkombinasi dan memperbaiki konsep.

5.        Memilih satu atau lebih konsep.

6.        Merefleksikan hasil dan konsep.

3.1.4        Matriks Keputusan

Matriks penilaian bertujuan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif yang paling baik yang dapat memenuhi sasaran. Matriks ini menggunakan sistem pembobotan, dimana kriteria dan alternatif keputusan diberi bobot kemudian diperkalikan.Hasil perkalian antara kriteria dan alternatif keputusan yang memiliki bobot tertinggi merupakan alternatif prioritas. Alternatif yang menjadi prioritas merupakan tindakan terpilih untuk mencapai sasaran utama (Jayanti, 2008).

Model matrik merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. Dalam hal ini Gullet dan hincks mengatakan : the payoff matrix is a particularly convenient method of displaying and summarizing the expected values alternative strategies. Model matrik terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris (row) bentuknya mendatar sedangkan lajur ( column ) bentuknya menegak (vertical) (Jayanti, 2008).

3.1.5        Penyaringan Konsep

Penyaringan konsep adalah proses yang evaluasinya masih berupa perkiraan yang ditujukan untuk mempersempit alternatif. Tujuan tahapan ini mempersempit jumlah konsep secara tepat dan untuk memperbaiki konsep. Perbaikan konsep dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Berikut langkah-langkah untuk memperbaiki konsep dengan penyaringan konsep ialah (Ulrich, 2001):

1.        Menyiapkan matriks seleksi, yaitu dengan tim memilih sebuah media fisik yang sesuai dengan masalah yang sedang ditangani.

2.        Menilai konsep, yaitu memberi nilai pada tiap sel matriks dengan nilai relatif “lebih baik” (+), “sama dengan” (0), “lebih buruk” (-) yang dibandingkan dengan konsep referensi untuk kriteria tertentu.

3.        Merangking konsep, yaitu dengan tim menjumlahkan seluruh nilai konsep kemudian memberi peringkat untuk konsep.

4.        Menggabungkan dan memperbaiki konsep, yaitu dengan memeriksa apakah hasil dari menilai dan meranking konsep telah masuk akal.

5.        Memilih satu atau lebih konsep, yaitu untuk memutuskan konsep mana yang harus dipilih untuk perbaikan dan analisis lebih jauh.

6.        Merefleksikan hasil dan konsep, yaitu hasil yang diperoleh harus nyaman bagi seluruh anggota tim dengan setuju pada kegiatan pengembangan berikutnya.

3.1.6    Keuntungan Metode Terstruktur

            Semua fase awal dari pengembangan produk sangat berpengaruh pada kesuksesan produk. Tanggapan pasar terhadap sebuah produk secara seksama bergantung pada konsep produk. Banyak praktisi dan peneliti percaya bahwa pemilihan sebuah konsep produk secara dramatis akan menurunkan biaya pembuatan produk. Proses seleksi konsep yang terstruktur akan membantu mempertahankan objekivitas keseluruhan fase konsep dari proses pengembangan dan menuntun tim pengembangan produk melalui proses yang kritis, sulit dan kadangkala emosional. Secara khusus, metode seleksi konsep yang terstrukuir yang memberikan keuntungan potensial sebagai berikut (Ulrich, 2001).

1.        Produk terfokus pada pelanggan, karena konsep secara eksplisit dievaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi konsep kemungkinan besar difokuskan pada pelanggan.

2.        Rancangan yang kompetitif, dengan membandingkan (benchmarking) konsep dengan rancangan yang sudah ada, desainer akan mengusahakan rancangan agar menyamai atau melebihi penampilan pesaingnya pada beberapa dimensi kunci.

3.        Koordinasi antara proses dan produk yang lebih baik. Evaluasi produk yang eksplisit dengan penekanan terhadap kriteria manufaktur akan memperbaiki kemampuan produksi produk dan menyesuaikan produk dengan kapabilitas proses dari perusahaan.

4.        Mengurangi waktu untuk pengenalan produk. Sebuah metode yang terstruktur akan menjadi sebuah bahasa umum di antara insinyur perancangan, insinyur manufaktur, perancang industri, pemasar, dan manajer proyek. Hal itu mengakibatkan berkurangnya ambiguitas dalam komunikasi sehingga komunikasi yang lebih cepat dan kesalahan awal dapat diminimalisir.

5.        Pengambilan keputusan kelompok yang efektif. Tim pengambangan filosofi dan garis pedoman organisasi, kemauan anggota untuk berpartisipasi, dan pengalaman anggota tim dapat menghambat proses seleksi konsep. Metode yang terstruktur akan mendorong pengambilan keputusan berdasarkan kriteria objektif dan memperkecil kemungkinan keputusan yang sewenang-wenang atau faktor personal yang mempengaruhi pemilihan konsep produk.

6.        Dokumentasi proses keputusan. Metode terstruktur akan menghasilkan catatan yang akan membantu memahami alasan (rasionalitas) yang berada di belakang keputusan konsep. Catatan ini bermanfaat untuk membantu proses belajar (asimilasi) anggota tim baru dan untuk menilai dengan cepat pengaruh perubahan kebutuhan konsumen pada alternatif yang tersedia.

3.2.      Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan menjelaskan tentang hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan pada desain konsep. Hal-hal yang akan dijelaskan adalah desain konsep alternatif dan desain konsep terpilih. Berikut adalah penjelasan dari pemilihan konsep.

3.2.1    Matriks Pugh

PT Kualitas Abadi dalam melakukan aktivitas pemilihan konsep menggunakan alat bantu, yaitu Matriks Pugh. Matriks Pugh menjelaskan dan menggambarkan kelebihan, persamaan, dan kekurangan dari setiap konsep dengan menggunakan matriks penilaian yang terdiri dari simbol (+) atau lebih baik, (-) atau lebih buruk, dan (0) sama dengan. Penilaian dilakukan untuk setiap kriteria seleksi yang didapatkan melalui matriks HOQ. Matriks HOQ yang digunakan adalah kebutuhan pelanggan yang bersumber dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada target pasar. Kriteria seleksi yang akan diberikan penilaian adalah fitur tambahan, jenis material, produk berkapasitas sedang, dan sifat produk tahan lama. Hasil dari Matriks Pugh dapat membantu PT Kualitas Abadi untuk memilih dan menggabungkan konsep-konsep yang tersedia. Konsep yang dihasilkan oleh matriks pugh akan menghasilkan konsep terbaik yang akan diaplikasikan pada produk rak bumbu dapur. Konsep yang digunakan di dalam matriks pugh berjumlah 24 konsep yang terdiri dari konsep A sampai konsep X. Matriks pugh terdiri dari kriteria seleksi, bobot kepentingan, referensi, dan konsep-konsep. Berikut adalah tabel 3.1 Matriks Pugh.

Tabel 3.1 Matriks Pugh

Kriteria Seleksi

Bobot Kepentingan

Referensi

Konsep

A

B

C

D

E

F

G

H

Fitur Tambahan

4

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Jenis Material

4

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Produk Berkapasitas Sedang

5

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Sifat Produk Tahan Lama

5

0

0

+

-

0

+

-

0

+

Jumlah +

13

18

13

13

18

13

13

18

Jumlah 0

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah -

0

0

5

0

0

5

0

0

Nilai Akhir

13

18

8

13

18

8

13

18

Peringkat

2

1

3

2

1

3

2

1

Lanjutkan ?

C2

C1

C3

C2

C1

C3

C2

C1

Tabel 3.1 Matriks Pugh (Lanjutan)

Kriteria Seleksi

Bobot Kepentingan

Referensi

Konsep

I

J

K

L

M

N

O

P

Fitur Tambahan

4

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Jenis Material

4

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Produk Berkapasitas Sedang

5

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Sifat Produk Tahan Lama

5

0

-

0

+

-

0

+

-

0

Jumlah +

13

13

18

13

13

18

13

13

Jumlah 0

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah -

5

0

0

5

0

0

5

0

Nilai Akhir

8

13

18

8

13

18

8

13

Peringkat

3

2

1

3

2

1

3

2

Lanjutkan ?

C3

C2

C1

C3

C2

C1

C3

C2

Tabel 3.1 Matriks Pugh (Lanjutan)

Kriteria Seleksi

Bobot Kepentingan

Referensi

Konsep

Q

R

S

T

U

V

W

X

Fitur Tambahan

4

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Jenis Material

4

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Produk Berkapasitas Sedang

5

0

+

+

+

+

+

+

+

+

Sifat Produk Tahan Lama

5

0

+

-

0

+

-

0

+

-

Jumlah +

18

13

13

18

13

13

18

13

Jumlah 0

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah -

0

5

0

0

5

0

0

5

Nilai Akhir

18

8

13

18

8

13

18

8

Peringkat

1

3

2

1

3

2

1

3

Lanjutkan ?

C1

C3

C2

C1

C3

C2

C1

C3

Dalam tabel matriks pugh ini ada beberapa lambang, yaitu (+), (-), dan (0). Lambang-lambang tersebut memiliki arti dan nilai tersendiri. Untuk lambang (+) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang lebih baik dari pada referensi dan bernilai 1. Untuk lambang (-) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang lebih buruk dari pada referensi dan bernilai -1. Untuk lambang (0) artinya konsep tersebut memiliki kriteria seleksi yang sama dengan referensi dan bernilai 0. Untuk mendapatkan hasil Jumlah (+) didapatkan dari lambang yang ada di masing-masing konsep yang di kalikan dengan bobot kepentingan dari tiap kriteria seleksi yang ada dan dijumlahkan. Untuk mendapatkan hasil Jumlah (-) dan Jumlah (0) sama dengan cara untuk mencari Jumlah (+). Untuk mendapatkan Nilai Akhir, hasil dari Jumlah (+), Jumlah (-), dan Jumlah (0) di jumlahkan dan didapatkan hasilnya. Selanjutnya hasil dari Nilai Akhir tersebut di urutkan berdasarkan peringkat dari nilai terbesar sampai nilai terkecil. Setelah itu di proses, di lanjutkan atau tidak. Karena kita memiliki 3 nilai yang secara keseluruhan hampir sama dengan konsep yang ada, maka dari itu kita jadikan C1, C2 dan C3.

3.2.2    Deskripsi Konsep

Tim Pengembang PT Kualitas Abadi ingin melakukan pengembangan produk rak bumbu dapur yang telah ada, dimana telah terdapat 24 konsep yang tersedia. Konsep yang telah tersedia tersebut digunakan di dalam Matriks Pugh yang terdiri dari konsep A sampai dengan konsep X. Konsep akternatif terbaik akan dipilih dari 24 konsep yang ada dengan cara memilih dan mengkombinasikan konsep-konsep alternatif yang ada.

Tim pengembang belum mengetahui kelebihan dan kekurangan dari 24 konsep yang ada, sehingga tim pengembang melakukan proses pemilihan konsep dan membuat Matriks Pugh untuk mendapatkan konsep alternaif terbaik yang akan dipilih nantinya. Kriteria seleksi yang digunakan di dalam Matriks Pugh didapatkan dari kebutuhan pelanggan yang terdapat di dalam Matriks HOQ. Bobot kepentingan yang digunakan di dalam Matriks Pugh didapatkan dari customer importance yang terdapat di dalam Matriks HOQ. Kriteria seleksi yang digunakan terdiri dari 4, yaitu fitur tambahan yang memiliki bobot kepentingan 4, jenis material yang memiliki bobot kepentingan 4, produk berkapasitas sedang yang memiliki bobot kepentingan 5, dan sifat produk tahan lama yang memiliki bobot kepentingan 5.

Matriks Pugh menghasilkan 3 buah hasil kombinasi konsep, yaitu kombinasi 1 (C1), kombinasi 2 (C2), dan kombinasi 3 (C3). Nilai akhir untuk konsep B, E, H, K, N, Q, T, dan W adalah 18. Nilai akhir untuk konsep A, D, G, J, M, P, S, dan V adalah 13. Nilai akhir untuk konsep C, F, I, L, O, R, U, dan X adalah 8. Konsep-konsep tersebut dilakukan pemeringkatan berdasarkan dari nilai akhir yang terbesar hingga terkecil. Konsep dengan nilai akhir 18 mendapatkan peringkat 1, konsep dengan nilai akhir 13 mendapatkan peringkat 2, dan konsep dengan nilai akhir 8 mendapatkan peringkat 3.

Konsep terpilih merupakan konsep yang memiliki nilai akhir tertinggi sebesar 18 dan memiliki peringkat 1, yaitu konsep B, E, H, K, N, Q, T, dan W yang memiliki keterangan C1. Konsep B memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep E memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep H memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep K memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep N memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep Q memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep T memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep W memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di cat. Konsep yang digunakan adalah konsep C1 yaitu menggunakan fitur tambahan yang dipilih yaitu tempat sendok bumbu dapur dan gantungan untuk dinding, jenis material yang dipilih yaitu menggunakan kayu Jati Belanda, ukuran yang dipilih sesuai dengan produk rak bumbu dapur yaitu (35x20x30) cm, dan ketahan menggunakan cat. Alasannya adalah konsep C1 mengandung kedua fitur tambahan tersebut, sehingga kedua fitur tambahan tersebut akan diaplikasikan pada produk rak bumbu dapur. Konsep terpilih memiliki jenis material berupa Jati Belanda, alasan pemilihan kayu Jati Belanda karena mudah didapatkan, memiliki ketahanan yang cukup lama, harga terjangkau, dan dapat dipindahkan dengan mudah karena jenis kayu ini ringan. Konsep terpilih memiliki produk berkapasitas sedang dengan ukuran (35x20x30) cm, alasan pemilihan ukuran (35x20x30) cm karena ukuran tersebut merupakan ukuran yang memiliki kesesuaian dengan produk rak bumbu dapur yang akan diletakkan di dalam dapur. Ukuran setiap komponen memiliki nilai yang berbeda-beda. Papan samping yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (30x18,5x1,5) cm, papan sekat dan alas yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (32x18,5x1,5) cm, papan belakang yang terdiri dari satu unit memiliki ukuran sebesar (30x35x1,5) cm, papan pembatas besar yang terdiri dari satu unit memiliki ukuran sebesar (32x6x1,5) cm, papan tempat sendok bumbu dapur yang merupakan fitur tambahan terdiri dari satu unit yang memiliki ukuran sebesar (17x6x1,5) cm. Komponen tambahan berupa gantungan untuk dinding yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (5x2x0,5) cm. Konsep terpilih memiliki ketahanan berupa di cat, alasan pemilihan ketahanan di cat karena proses pengecatan membuat produk rak bumbu dapur dapat bertahan lebih lama, serta memiliki nilai estetika yang lebih tinggi karena dapat memiliki perpaduan warna tertentu.

Konsep alternatif kombinasi 1 atau C2 didapatkan dari nilai akhir yang memiliki nilai sebesar 13 dan peringkat 2, yaitu konsep A, D, G, J, M, P, S, dan V. Konsep A memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep D memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep G memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep J memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep M memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep P memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep S memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep V memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pernis. Konsep C2 memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dan gantungan untuk dinding. Alasannya adalah konsep C2 mengandung kedua fitur tambahan tersebut, sehingga kedua fitur tambahan tersebut akan diaplikasikan pada produk rak bumbu dapur. Konsep C2 memilih jenis material berupa Jati Belanda, alasan pemilihan kayu Jati Belanda karena mudah didapatkan, memiliki ketahanan yang cukup lama, harga terjangkau, dan dapat dipindahkan dengan mudah karena jenis kayu ini ringan. Konsep C2 memiliki produk berkapasitas sedang dengan ukuran (35x20x30) cm, alasan pemilihan ukuran (35x20x30) cm karena ukuran tersebut merupakan ukuran yang memiliki kesesuaian dengan produk rak bumbu dapur yang akan diletakkan di dalam dapur. Ukuran setiap komponen memiliki nilai yang berbeda-beda. Papan samping yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (30x18,5x1,5) cm, papan sekat dan alas yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (32x18,5x1,5) cm, papan belakang yang terdiri dari satu unit memiliki ukuran sebesar (30x35x1,5) cm, papan pembatas besar yang terdiri dari satu unit memiliki ukuran sebesar (32x6x1,5) cm, papan tempat sendok bumbu dapur yang merupakan fitur tambahan terdiri dari satu unit yang memiliki ukuran sebesar (17x6x1,5) cm. Komponen tambahan berupa gantungan untuk dinding yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (5x2x0,5) cm. Konsep C2 memiliki ketahanan berupa di pernis, alasannya karena di pernis dapat menampilkan warna asli dari kayu dan juga dapat memberikan perlindungan pada rak bumbu dapur.

Konsep alternatif kombinasi 2 atau C3 didapatkan dari nilai akhir terendah yang memiliki nilai sebesar 8 dan peringkat 3, yaitu konsep C, F, I, L, O, R, U, dan X. Konsep C3 memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep F memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep I memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep L memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (35x20x30) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep O memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep R memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Jati Belanda, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep U memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep X memiliki fitur tambahan berupa gantungan untuk dinding dengan jenis material yang terpilih adalah Mahoni, serta memiliki ukuran untuk produk berkapasitas sedang adalah (40x25x35) cm dan memiliki ketahanan berupa di pilox. Konsep C3 memiliki fitur tambahan berupa tempat sendok bumbu dapur dan gantungan untuk dinding. Alasannya adalah konsep C3 mengandung kedua fitur tambahan tersebut, sehingga kedua fitur tambahan tersebut akan diaplikasikan pada produk rak bumbu dapur. Konsep C3 memiliki jenis material berupa Jati Belanda, alasan pemilihan kayu Jati Belanda karena mudah didapatkan, memiliki ketahanan yang cukup lama, harga terjangkau, dan dapat dipindahkan dengan mudah karena jenis kayu ini ringan. Konsep C3 memiliki produk berkapasitas sedang dengan ukuran (35x20x30) cm, alasan pemilihan ukuran (35x20x30) cm karena ukuran tersebut merupakan ukuran yang memiliki kesesuaian dengan produk rak bumbu dapur yang akan diletakkan di dalam dapur. Ukuran setiap komponen memiliki nilai yang berbeda-beda. Papan samping yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (30x18,5x1,5) cm, papan sekat dan alas yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (32x18,5x1,5) cm, papan belakang yang terdiri dari satu unit memiliki ukuran sebesar (30x35x1,5) cm, papan pembatas besar yang terdiri dari satu unit memiliki ukuran sebesar (32x6x1,5) cm, papan tempat sendok bumbu dapur yang merupakan fitur tambahan terdiri dari satu unit yang memiliki ukuran sebesar (17x6x1,5) cm. Komponen tambahan berupa gantungan untuk dinding yang terdiri dari dua unit memiliki ukuran sebesar (5x2x0,5) cm. Konsep C3 memiliki ketahanan berupa di pilox, alasannya karena di pilox lebih cepat dalam memberi lapisan pada produk


Page 2

Bagaimana cara memilih konsep yang paling baik dari beberapa konsep produk yang telah dibuat