Apakah dosa pacaran ditanggung orang tua

Apakah orang tua yang sudah meninggal akan disiksa jika anaknya yang sudah dewasa berbuat maksiat/ berjudi?

[Sanwani via formulir pertanyaan]

Jawab:
Al-Quran menegaskan bahwa suatu jiwa tidak dapat memikul dosa jiwa yang lain [QS al-An’âm [6]: 164]. Dengan demikian, seseorang tidak akan disiksa karena dosa yang dilakukan orang lain. Dosa yang dilakukan anak tidak dapat dipikulkan kepada orangtua, demikian juga sebaliknya.

Akan tetapi, dalam soal ini, ada beberapa pengecualian, sehingga sang anak menjadi bejat dan berbuat aneka maksiat -seperti berjudi di kala dewasanya. Dalam suatu riwayat dinyatakan bahwa seorang ayah dihalangi masuk ke surga lantaran pengaduan anaknya yang durhaka. Sang anak meminta keadilan Allah swt sambil berkata, “Ya Allah, aku meminta keadilan-Mu atas orang zalim ini karena dia tidak mendidikku di waktu kecil [sehingga aku menjadi bejat”.

Adapun jika orangtua itu pada masa hidupnya telah mendidik anaknya dengan baik sesuai dengan kemampuannya, tentu saja, dia tidak berdosa dan tidak akan disiksa. Akan tetapi, boleh jadi hati orangtua itu risau atau mereka merasa dipermalukan di hadapan orang-orang lain yang juga telah meninggal dunia, akibat kelakuan anaknya itu, karena yang kini telah meninggal dunia dapat memandang ke dunia melalui jendela alam barzakh. Dalam konteks inilah Nabi Saw berpesan, “Janganlah mempermalukan keluarga kamu yang telah wafat dengan keburukan amal perbuatan kamu.” Demikian, wallahu a’lam.

[M. Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran]

Apakah dosa pacaran ditanggung orang tua
sumber gambar: atjehdaily.com

Zina adalah pangkal kegelapan di dalam hidup. Pacaran adalah salah satu jalan zina dan yang mengantarkan seorang manusia menuju zina besar. Bagaimanakah kengerian akibat zina di dunia dan akhirat? Apakah orang tua mendapat akibat siksa atas zina pacaran yang dilakukan oleh anak-anaknya?

Berikut transkrip ceramah Ustadz Yusuf Mansyur tentang ngeri, mencekam, serta buruknya akibat zina. Semoga Allah Ta’ala melindungi diri, keluarga, dan kaum Muslimin dari segala jenis zina. Aamiin.

Hati-hati ye, Mahasiswa-mahasiswi ye, jangan sampai pingin sekolah tinggi, nikahnya telat, tapi, udah main-main. Hancur hidup ente! Anak muda itu, kalau sudah berzina, hancur hidupnye! Bener! Kalau ente pingin tahu bagaimana rasanya dihancurin Allah, berzina aja. Iya! Biar tahu rasanya kayak apa. Makanya, jangan macem-macem. Kalau jadi mahasiswa atau mahasiwi, yang baik-baik. Kalau emang pacaran, pakai sarung tinju. Jadi gak sempat pegangan. Kalau emang naik motor berdua sama pacar, pakai triplek.
Bener-bener, nih. Jaga betul, jaga betul. Sebab, nih ya, anak-anak sekarang ini kelakuannya masya Allah (baca: mengkhawatirkan). Abis, contohnya televisi. Contohnya televisi. Contohnya televisi. Jadi, pegangan tangan sudah tidak apa-apa. Cium pipi kanan-pipi kiri; gak apa-apa. Padahal, bahayanya itu na’udzubillah…
Itu kalau laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim pegangan tangannya, ibunya itu-nanti di dalam kubur-dibawain batu neraka oleh malaikat Zabaniyah. Lah, malaikat Zabaniyah kan tempatnya di neraka, tapi bisa naik tuh ke kuburan (seraya) membawa kerikil. Kerikil (tersebut) sudah dipanasin di neraka berjuta-juta tahun. Kerikil tersebut diletakkan di telapak tangan ibunya, lalu si ibu disuruh menggenggam. Gara-gara menggenggam batu tersebut, ubun-ubun (otak) ibunya hancur. Itu merupkan siksa yang paling rendah bagi seorang ibu (orang tua) jika anaknya berzina.
Makanya, Bu, penting ngasih tahu ke anak, “Sini, nak. Kamu sayang atau tidak sama Emak? Kalau sayang, jangan sampai kamu dipegang oleh orang lain, kecuali suami kamu nanti.”
Bener itu!
Nah, kalau si anak benar-benar berzina, (siksanya) lebih kejam lagi.
Ibu-ibu yang sudah di alam kubur, malaikat Zabaniyah itu naik (ke alam kubur) dengan membawa tombak enam belas mata. Tombak tersebut dihujamkan ke tubuh si mayit (yang anaknya berzina). Hal itu merupakan balasan kepada orang tua karena tidak mendidik anak hingga sampai berzina.
Ibu (yang di alam kubur) bisa mengutuk si anak, “Gak ridha saya. Anak saya mempersembahkan perbuatan buruk!”
Kutukan ibu di alam kubur itu yang membuat si anak hidup susah di dunia sehingga; mencari kerja gak ketemu, begitu kerja tidak cukup, ketika usaha berhutang.
Itu, jawabannya cuma satu; tuubuu illallah, bertaubat kepada Allah.
Serem. Serem. Makanya, jangan main-main! Jangan pacaran! Gak ada judulnya pacaran. Gak ada! Pacaran islami, gak ada! Gak ada pacaran islami! Bener! Gak ada!
Subhanallah deh… Mendingan kita sehat dan selamat daripada urusannya ribet.
Nah, orang-orang ini sekarang sudah tidak belajar urusan ribet. Yang dipelajari hanya urusan enak, tapi urusan ribet tidak dipelajari.
Mudah-mudahan jadi ingetan. Jadi, pas mau dipegang sama pacarnya, (si anak akan bilang), “Maaf, Bang. Gak, Bang. Ntar daripada Emak ane susah. Jadi, kalau Abang mau, lamar aja, Bang.”

Masih mau berpacaran? Na’udzubillahi min dzalik. [Pirman/BersamaDakwah]

Apa dosa orang tua jika anaknya pacaran?

1. Kalau ada Anak berpacaran, maka malaikat Zabaniyah yang ada di neraka naik ke kubur orang tuanya dengan membawa batu (kerikil) panas. Batu itu diletakkan di tangan orang tua yang anaknya berpacaran tersebut. Batu di tangan orang tua tersebut dan otaknya mendidih dan hancur.

Siapa yg menanggung dosa anak pacaran?

"Seorang anak jika maksiat, tidak akan (ditanggung) dosanya oleh sang bapak (atau ibu) kecuali jika bapak tidak mendidik. Kalau dia mendidik (berpacaran), baru dia dapat bagian (hukuman di neraka)," kata Buya kepada jemaah di depannya.

Apakah orang tua akan menanggung dosa anaknya?

Dalam ajaran Islam, ketika seorang anak belum mencapai usia akil baligh maka dosa-dosa yang diperbuat masih ditanggung oleh orang tuanya.

Apa dosa bagi orang yang pacaran?

Pacaran juga dianggap sebagai suatu perbuatan yang termasuk mendekati zina. Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 32 berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Isra: 32).