Apa yang dimaksud dengan vetsin


KOMPAS.com – MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat. MSG dikenal sebagai salah satu penambah rasa pada makanan.

MSG di Indonesia seringkali disebut juga sebagai mecin atau micin. Pada dasarnya, kedua hal tersebut adalah hal yang sama.

Seperti dilansir The Spruce Eats, MSG berupa kristal berwarna putih yang diekstrak dari asam glutamat alami yang bisa ditemukan di banyak bahan makanan. Rumput laut, batang tebu, dan beberapa sayuran tertentu, misalnya.

Baca juga: Bagaimana Proses Membuat Mecin? Berasal dari Bahan-bahan Ini...

Apa yang dimaksud dengan vetsin

Apa yang dimaksud dengan vetsin
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi - bahan pembuatan dashi antara lain seperti konbu, bonito, katsuoboshi, jamur shiitake, dan lainnya.

Fungsi MSG pada masakan

Dilansir dari Britannica, MSG akan memberikan rasa tambahan yang unik pada masakan yang dikenal sebagai rasa umami.

Rasa ini berbeda dari rasa dasar lainnya, yakni asam, asin, pahit, dan manis. Umami akan meningkatkan rasa kompleks pada sajian yang dimasak.

Baca juga: Apa itu Rasa Umami? Apa Bedanya dengan Rasa Asin?

Dilansir Glutamate.org, MSG merupakan bentuk murni dari glutamat, salah satu jenis asam amino yang paling umum ditemukan di banyak bahan makanan.

Asam amino merupakan pembentuk protein. Lidah manusia memiliki reseptor khusus untuk glutamat.

Sama halnya untuk rasa dasar seperti manis, asam, asin, dan pahit. Glutamat ini merupakan kunci dari rasa umami.

MSG berbeda dari penyedap rasa. Jika kamu hanya melarutkan MSG dalam air, maka tidak akan memberikan rasa yang enak.

Namun, jika kamu mencampurkannya pada sesuatu masakan, misalnya pada sup, maka MSG akan meningkatkan rasa sup tersebut.

Apa yang dimaksud dengan vetsin

Apa yang dimaksud dengan vetsin
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi MSG

Sejarah MSG

Sejarah MSG berawal dari seorang bernama Profesor Kikunae Ikeda asal Jepang, melansir edisi 27 September 2017 vol. 2 dari sumber “My Motivation for inventin AJI-NO-MOTO” karya Kikunae Ikeda tahun 1933, courtesy of Aozora Bunko.

Pada 1907, Profesor Ikeda sedang mencicipi kaldu sup dashi yang dimasak oleh istrinya yang disajikan bersama tahu rebus.

Namun, ada rasa nikmat yang berbeda yang dirasakan oleh Profesor Ikeda dalam sup tersebut.

Ternyata istrinya menggunakan kombu, rumput laut kering sebagai dasar kaldu sup. Kombu tersebut memberikan cita rasa yang dirasa unik oleh Profesor Ikeda.

Kemudian, pada tahun 1908 Profesor Ikeda berhasil mengisolasi kristal dari rumput laut tersebut yang dianggap memberikan cita rasa yang ia deteksi.

Kristal ini kemudian ia sebut sebagai MSG, dan mulai diproduksi massal pada 1909 dengan nama Ajinomoto.

Baca juga: Cara Membuat Kaldu Ceker Ayam yang Kaya Kolagen

Efek samping konsumsi MSG

MSG seringkali dianggap problematik karena dilaporkan bisa menyebabkan reaksi fisik yang tidak enak.

Mengonsumsi MSG dalam jumlah banyak, konon bisa menyebabkan sensasi terbakar, kulit yang kencang, dan sensasi kesemutan pada orang tertentu.

Apa yang dimaksud dengan vetsin

Apa yang dimaksud dengan vetsin
Lihat Foto

thesomegirl

Ilustrasi Chinese Foods.

Dilansir dari The Spruce Eats, mengonsumsi MSG dalam jumlah banyak juga dilaporkan bisa menyebabkan efek samping atau gejala.

Beberapa gejala yang dimaksud seperti sakit kepala, mual, pusing, detak jantung tidak beraturan, kantuk yang berlebihan, dan telinga berdenging.

Reaksi hipersensitif ini pertama kali dilaporkan pada 1968 lalu, dikenal sebagai MSG symptom complex atau sering juga disebut sebagai “Chinese restaurant syndrome” karena banyak koki di restoran China yang menggunakan MSG dalam jumlah banyak.

Namun di kemudian hari, banyak penelitian yang menunjukkan tidak adanya keterkaitan yang jelas antara sindrom tersebut dengan konsumsi MSG dalam jumlah normal.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dan juga World Health Organization (WHO) juga sudah mengklasifikasikan MSG sebagai sesuatu yang aman untuk dikonsumsi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

MSG bermanfaat untuk menambah rasa umami pada masakan. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati. Konsumsi micin berlebihan mungkin bisa berdampak negatif pada kesehatan.

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Ketahui mitos dan fakta mengenai MSG

MSG adalah penyedap rasa yang biasa ditambahkan ke makanan seperti tumis sayuran, sup, dan olahan daging sejak ratusan tahun lalu, terutama di Asia. Orang Indonesia lebih sering menyebutnya sebagai micin (mecin) atau vetsin. Menambahkan mecin memang bikin masakan jadi gurih dan menggoyang lidah. Namun, Anda juga perlu berhati-hati dengan kemungkinan bahaya dan efek samping konsumsi MSG secara berlebihan. 

Apa itu MSG?

MSG adalah kepanjangan dari monosodium glutamate. MSG adalah zat aditif makanan yang berguna sebagai penambah rasa gurih. Micin terbuat dari garam natrium dan asam glutamat. salah satu jenis asam amino yang menyusun protein dalam tubuh.Namun sebagai komposisi dalam micin, asam glutamat berfungsi mirip dengan glutamat untuk menghadirkan rasa asin gurih yang kerap disebut umami.Dalam bentuk aslinya, glutamat adalah zat yang dapat kita jumpai secara alami di sejumlah makanan, seperti rumput laut, tomat, dan keju.Micin pertama kali dibuat oleh seorang profesor asal Jepang bernama Kikunae Ikeda pada tahun 1908 dengan mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut sehingga jadi butiran MSG.Kini MSG sudah dapat dihasilkan dari fermentasi pati, bit gula, tebu, atau tetes tebu.

Apa fungsi MSG?

Monosodium glutamat (MSG) berfungsi sebagai zat tambahan untuk penyedap rasa masakan.Selain itu, konsumsi vetsin dalam jumlah sewajarnya kemungkinan juga berguna untuk:
  • Mengurangi konsumsi garam (natrium) yang berlebihan.
  • Meningkatkan produksi air liur. Air liur membantu membersihkan sisa-sisa makanan dan bakteri yang tersisa di mulut.
  • Meningkatkan nafsu makan dengan memicu pelepasan hormon pengatur nafsu makan.

Benarkah MSG berbahaya untuk kesehatan?

Mengutip Mayo Clinic, Food and Drug Administration (FDA) selaku Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat telah memastikan MSG sebagai bahan makanan yang umumnya aman. MSG pun telah dipastikan aman untuk dikonsumsi anak-anak.Begitu pula dengan BPOM dan Kemenkes RI. Berdasarkan peraturan BPOM No. 23 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 33 Tahun 2012, MSG aman digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Akan tetapi, kita memang disarankan untuk membatasi takarannya..Alasannya adalah karena bagi beberapa orang, penggunaan MSG (monosodium glutamate) dapat menyebabkan sejumlah gejala yang mengganggu.Dulu, serangkaian reaksi negatif setelah mengonsumsi makanan yang mengandung micin disebut Chinese Restaurant SyndromeIstilah ini semula berasal dari fenomena munculnya kebas di belakang leher, pusing, dan mual setelah mengonsumsi chinese food yang dulu dianggap menggunakan banyak monosodium glutamat. Namun, keluhan akibat hipersensitivitas terhadap vetsin sekarang sudah mengacu pada istilah gejala kompleks MSG. Beberapa gejala jangka pendek yang mungkin muncul setelah makan makanan mengandung mecin di antaranya adalah:
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Keluar keringat berlebih.
  • Merasakan tekanan hingga sesak.
  • Mati rasa dan kesemutan.
  • Sensasi terbakar pada wajah, leher, atau area tubuh lainnya.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Timbul sakit dada.
  • Ada perasaan mual.
  • Perut kembung, atau
  • Diare.
Umumnya seseorang bisa mengalami sensitivitas ketika menambahkan lebih dari 3 gram micin ke dalam makanan. Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena gejala yang muncul biasanya ringan dan tidak perlu pengobatan khusus.Meski begitu, hingga kini para peneliti belum menemukan bukti pasti mengenai hubungan antara efek MSG dengan reaksi-reaksi tersebut. Apabila Anda mengalami gejala-gejala tidak biasa setelah makan mecin, sebaiknya segera berhenti mengonsumsinya.

Baca Juga

NoFap, Gaya Hidup Tanpa Masturbasi dan Melihat Pornografi, Apa Manfaatnya?11 Cara Meningkatkan Hormon Endorphin yang MenyenangkanManfaat Kecap, Sebandingkah dengan Kandungan Sodium dan Gulanya?

Kontroversi masalah kesehatan akibat MSG

MSG adalah turunan dari asam glutamat. Asam glutamat merupakan asam amino yang diproduksi sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme tubuh.Maka dari itu, proses metabolisme glutamat dari mecin tidak berbeda jauh dengan asam amino glutamat. Tubuh kita telah mengenali glutamat sebagai komponen yang aman sehingga tidak akan dikenal sebagai zat asing. Namun meski secara umum aman, kita tetap tidak disarankan mengonsumsi MSG secara berlebihan.Penggunaan mecin secara berlebihan dalam jangka panjang diklaim dapat memicu sejumlah masalah kesehatan seperti:Monosodium glutamat telah lama dituding sebagai senyawa yang dapat menyebabkan obesitas. Teori ini berangkat dari sejumlah hasil penelitian yang mengaitkan efek MSG untuk meningkatkan nafsu makan sehingga memicu kenaikan berat badan.Salah satunya klaim dari penelitian dalam World Journal of Pharmaceutical Sciences tahun 2017.Namun, penelitian dalam jurnal Amino Acid yang sudah lebih dulu terbit memastikan MSG tidak berdampak pada penambahan berat badan. Penelitian ini dilakukan pada hewan dan manusia.Maka dari itu, klaim bahaya MSG dapat menyebabkan obesitas belum benar-benar dapat dibuktikan. Masih perlu penelitian lanjutan mengenai ada tidaknya hubungan langsung antara MSG dan kenaikan berat badan pada manusia.Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan kematian sel saraf pada area otak hipotalamus tikus yang sedang berkembang.Akan tetapi, lagi-lagi masih perlu penelitian lebih lanjut terhadap manusia untuk mendukung klaim ini. Apalagi, tidak tepat rasanya membandingkan efek dari suntikan micin dalam dosis besar ke tikus dengan penambahan micin sebagai bumbu pada makanan manusia.Jadi, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahaya MSG dapat menyebabkan kerusakan otak pada manusia.Sebelumnya dijelaskan bahwa penggunaan vetsin atau micin dapat membantu mengurangi konsumsi garam. Konsumsi garam secara berlebihan adalah salah satu penyebab munculnya penyakit hipertensi.Dari situlah muncul anggapan bahwa vetsin bisa digunakan sebagai pengganti garam untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi.Akan tetapi apabila makanan yang bermecin itu juga diolah dengan minyak dan lemak berlebihan, serta dikonsumsi dalam jumlah banyak secara terus menerus, risiko terjadinya tekanan darah tinggi mungkin akan tetap ada.Dalam penelitian tahun 1987 dilaporkan sekitar 32 orang mengalami serangan asma setelah mengonsumsi MSG dalam dosis tinggi.Berangkat dari hasil penelitian itulah sampai sekarang masih banyak orang yang menganggap mecin dapat menyebabkan asma. Salah satu gejala reaksi sensitivitas terhadap MSG diketahui memang dapat memunculkan sensasi sesak napas.Namun, klaim tersebutdibantah oleh studi dalam jurnal PLoS One tahun 2012. Tim peneliti memastikan tidak ada hubungan antara mengonsumsi penyedap rasa micin dengan kumatnya asma. Kemunculan gejala asma pada partisipan diketahui dipengaruhi oleh faktor gaya hidup lainnya, seperti merokok dan obesitas.Dari berbagai kontroversi penyebab  penyakit kanker, ada pula yang mengatakan bahwa MSG menjadi salah satu faktor risikonya. Ada sejumlah bukti penelitian yang mengaitkan makanan tinggi garam dapat meningkatkan risiko kanker. Akan tetapi, hingga kini belum ada bukti pasti yang membuktikan micin berhubungan dengan penyakit kanker. 

Baca Juga

Mengenal Perbedaan Pernapasan Dada dan Perut dengan LengkapSegudang Manfaat Protein untuk Hidup yang Lebih SehatHampir Dialami Semua Orang, Ini Penyebab Susah BAB Setelah Operasi

Benarkah micin bikin bodoh?

Asam glutamat dalam bentuk aslinya adalah asam amino esensial yang diproduksi sendiri oleh tubuh.Salah satu fungsinya adalah untuk bantu merangsang pembentukan dan pelepasan senyawa kimia bernama gamma-aminobutyric acid (GABA). GABA banyak terdapat di sistem saraf otak dan berperan penting untuk memunculkan rasa tenang dan rileks. Dari sinilah muncul anggapan konsumsi micin bisa bikin bodoh dan lemot alias lambat berpikir.Lalu, ada pula penelitian yang mengklaim bahwa MSG dapat meracuni otak dengan memicu kematian sel saraf.Akan tetapi, MSG dipastikan tidak mengubah cara kerja otak dan tidak memengaruhi fungsi kognitif otak untuk berpikir. Belum ada bukti kuat bahwa MSG bisa mengubah struktur serta komposisi senyawa kimia dalam otakMaka, anggapan micin bisa bikin bodoh dan lemot adalah salah.

Tips memasak yang aman dengan MSG

Penggunaan MSG yang terbaik adalah untuk masakan seperti daging, ikan, makanan laut, saus, dan juga sup. Agar rasa umami keluar, Anda bisa menambahkan penyedap rasa ini sebelum atau bersamaan dengan bumbu lainnya.Untuk menghindari efek atau gejala tertentu, FDA telah merekomendasikan takaran penggunaan MSG yang aman untuk satu kali konsumsi, yaitu sekitar 0,5 gram.Sementara lewat peraturan Kepala BPOM RI No. 23 Tahun 2013, BPOM menetapkan batas maksimum penggunaan bahan tambahan penguat rasa seperti MSG rata-rata 4-6 gram per hari.Ingatlah bahwa cukup menambahkan MSG sekitar setengah sendok teh saja. Hal ini sejalan dengan rekomendasi FDA di atas, mengingat mungkin ada bahan makanan lainnya yang mengandung glutamat secara alami seperti:
  • Protein hewani: Ayam, sapi, salmon, udang, kepiting, scallop. 
  • Keju: Cheddar, parmesan.
  • Sayuran: Tomat, bawang bombay, kacang hijau, bayam, jamur, brokoli.
  • Daging olahan: Sosis, pepperoni, salami.
  • Saus: Mayones, kecap, mustard, saus tomat, saus barbekyu.
  • Makanan kemasan: Sup kaleng, tuna kaleng, makanan beku, makanan ringan.
Jika ingin lebih aman, coba gunakan penyedap pengganti garam dan MSG setiap kali memasak.Untuk mengetahui lebih banyak mengenai bahaya dan manfaat MSG, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

msgbahaya msghidup sehatpola hidup sehat

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/monosodium-glutamate/faq-20058196, Diakses pada 18 November 2021Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/questions-and-answers-monosodium-glutamate-msg. Diakses pada 18 November 2021Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/is-msg-bad-for-you. Diakses pada 18 November 2021Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/msg-good-or-bad. Diakses pada 18 November 2021Medicinet. https://www.medicinenet.com/why_is_msg_bad_for_your_health/article.htm. Diakses pada 18 November 2021MSG Dish. https://msgdish.com/how-to-use-msg-in-cooking/. Diakses pada 18 November 2021

Manfaat lobak merah terbukti baik untuk kesehatan tubuh. Sayuran yang sering disebut radish merah ini kaya akan beragam vitamin, mineral, serta serat dan protein.

20 Des 2020|Azelia Trifiana

Protein hewani dan nabati dapat memenuhi asupan protein harian Anda yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, terdapat perbedaan protein hewani dan nabati, salah satunya adalah dari jumlah asam amino yang terkandung di dalamnya. Sesuai namanya, protein hewani berasal dari hewan sementara protein nabati dari tumbuhan.

Kombu adalah semacam rumput laut besar yang digunakan sebagai bahan dasar rebusan atau kaldu. Kaldu ini memiliki rasa yang sangat gurih sehingga menjadi salah satu bahan dasar masakan sup di Jepang. Kandungan iodine dalam kombu sangat tinggi dan baik untuk sistem metabolisme tubuh manusia. Ketahui manfaat kombu di artikel ini.

07 Mei 2020|Azelia Trifiana

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Dijawab Oleh dr. Farahdissa