Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian

Banyak sekali perempuan yang ingin selalu tampil modis dan up to date. Akan tetapi sayangnya, tidak semua tren cocok dan terlihat bagus untuk setiap orang. Untuk itu, terkadang lebih baik memakai apa yang kamu suka dan tidak mengikuti mode daripada menjadi korban mode.

Korban mode sendiri adalah sebutan yang ditujukan bagi orang yang senang mengikuti tren terbaru, misalnya dalam hal berpakaian agar tidak dibilang ketinggalan zaman. Akan tetapi, tak jarang tren yang ia terapkan tidak cocok dan membuatnya tampak aneh.

Lantas apa sajakah ciri-ciri korban mode? Berikut beberapa di antaranya.

Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
ph.asiatatler.com

Jika kamu sudah menjadi korban mode, kamu hanya akan membeli sebuah pakaian hanya karena sedang ngetren tanpa mempedulikan apakah pakaian tersebut terlihat bagus di tubuhmu atau cocok dengan tipe tubuhmu. Bahkan, walaupun sebenarnya kamu tidak nyaman dengan model, bahan, dan ukuran pakaian tersebut, kamu tetap akan memakainya.

Baca Juga: 5 Gejala Body Dysmorphic Disorder pada Wanita Ini Jarang Disadari, Lho

Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
rosiehope.com

Menyesuaikan tubuh menurut tren terbaru adalah indikasi bahwa kamu adalah seorang korban mode! Misalnya, jika saat ini sedang tren bentuk tubuh yang ramping dengan sedikit otot, maka kamu akan rela melakukan diet ketat, membuat dirimu sendiri kelaparan, hanya demi mendapatkan tubuh sesuai dengan yang kamu inginkan tanpa memikirkan konsekuensinya terhadap kesehatanmu.

Atau sebaliknya, jika bentuk tubuh yang sedang tren adalah yang maskulin dengan banyak otot, maka kamu akan mondar mandir di gym tanpa kenal lelah. Dan hal ini semata-mata kamu lakukan hanya demi mode.

Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
d360magazine.com

Kamu bahkan memperhatikan setiap detail tubuhmu dari ujung kepala hingga ujung kaki hanya demi meraih perhatian orang-orang. Kamu bahkan tidak memperhatikan apakah sejumlah tren yang kamu padu padankan tersebut sesuai dan nyaman dilihat atau tidak. Bagimu, kamu hanya ingin tampak sangat trendi dan menjadi pusat perhatian

Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
Vogue.com

Memang ada sejumlah tren yang agaknya tidak akan pernah ketinggalan zaman dan cocok dipakai oleh semua kalangan. Tetapi, ada juga beberapa tren mode yang hanya cocok untuk kalangan tertentu saja, misalnya wanita dewasa, remaja, wanita bertubuh ramping, mungil, berisi, dan sebagainya. Jika kamu memaksakan dirimu sendiri mengikuti tren yang sebenarnya tidak cocok dengan karaktermu, bukannya terlihat trendi, yang ada kamu malah tampak aneh, bahkan mungkin tampak lebih tua.

Baca Juga: 9 Fashion Item yang Wajib Kamu Punya untuk Style Lebih Muda

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Sudah hampir selama dua minggu aku melakukan aktivitas ini. Berdiri di pintu gerbang  sekolah TK, menyaksikan anak-anak kecil bermain dan tertawa. Pemandangan yang indah.

Wajah-wajah manis tanpa dosa itu sesekali berkerut atau terlihat kesal ketika  dijahili temannya. Jika sudah begitu, mereka berteriak manja memanggil ibunya yang setia mengawasi di sekitarnya. Andai aku pun punya anak, aku pasti akan ikut berjejer bersama ibu-ibu itu, mengawasi buah hati yang sedang bermain.

Sudah jam sepuluh pagi. Aku tersenyum pahit dan menghela napas dalam-dalam. Sambil berjalan meninggalkan area sekolah, aku memasang headset di telingaku, memutar lagu favorit sebagai ungkapan rasa rindu akan kehadiran seorang anak.

Timang-timang anakku sayang

Jangan menangis, bapak di sini

Timang-timang anakku sayang

Jangan menangis, bunda bernyanyi

***

Pagi ini kita bertengkar lagi. Penyebabnya adalah aku yang memulai pembicaraan soal keinginanku untuk mempunyai anak. Aku tidak mengerti kenapa kamu selaku suamiku selalu marah saat aku mempertanyakan hal tersebut.

Sebagaimana pasangan lain, aku pun ingin merasakan mengurus anak. Teman-teman seusiaku hampir semua sudah mempunyai anak. Sedangkan kita, sudah hampir dua tahun hidup bersama, tetapi rasanya aku masih harus menyimpan dalam-dalam keinginanku.

Pernah suatu hari aku mendengar percakapanmu dengan ibumu lewat telepon. Kelihatannya ibumu ingin segera menimang cucu, namun kamu selalu berkelit dengan alasan akan fokus dulu pada pekerjaan. Ingin sekali rasanya aku rebut telepon itu dan berbicara kepada ibumu, tetapi aku sadar hal itu hanya akan menimbulkan  masalah yang lebih besar.

***

Tiga jam berlalu aku habiskan di depan komputer, mengobrol bersama teman-teman di sebuah forum yang membahas persoalan yang sama seperti yang aku alami sekarang. Aku mengeluh dan bercerita tentang kondisi kehidupanku bersama kamu. Setelah kuceritakan semuanya, akhirnya tidak sedikit dari mereka yang menyarankan supaya kita mengadopsi seorang bayi.

Sepulangnya kamu dari kantor, aku menyambutmu dengan hangat. Setelah mandi dan berganti pakaian, kamu bergegas menuju tempat tidur. Lelah sekali, katamu.

Aku mendekati dan berbaring di sisimu. Kamu melingkarkan tangan di leherku dan mencium keningku.

“Mas…” Suaraku tertahan.

“Ya?” Kamu menengok, memperlihatkan gurat wajah yang keras namun tetap manis, dan aku selalu terpesona olehnya.

“Bagaimana kalau kita mengadopsi seorang bayi?” Aku menengadah, resah menunggu jawabanmu. Suasana kamar mendadak terasa lebih hening daripada biasanya.

Lagi-lagi rupanya kamu tidak setuju dengan usulku. Katamu kamu kuatir akan masa depan anak tersebut. Padahal, apa yang perlu dikuatirkan? Kamu bekerja sebagai pegawai sipil di lingkungan bea cukai, dan aku seorang designer yang sebentar lagi membuka cabang butik di dua kota besar. Rasanya kita tidak akan menemui kesulitan mengenai uang dan biaya.

“Mas, tidak maukah kamu mendengar suara tangisan bayi di rumah kita? Menyaksikan pertumbuhannya, merangkak, berjalan, berbicara? Lalu menyekolahkannya ke TK, SD, SMP, SMA, melanjutkan kuliah, dan membuat kita bangga saat ia menjadi dokter, polisi, model atau selebritis? Melihatnya mempunyai pacar, menikah, lalu menghadiahi kita cucu? Dan di saat kita tua kelak, apakah kamu tidak ingin dirawat atau setidaknya ditengok oleh anak sendiri?” Aku bereteriak dan menangis sejadi-jadi.

Kamu menatapku tajam seolah-olah tidak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan. Dengan beringsut, kamu beranjak dari tempat tidur.

“Mas Bram, sampai kapan kamu menolak untuk mempunyai anak?” Aku merajuk, berusaha memeluk dan menarikmu kembali.

 “Aku kan sudah bilang, keinginanmu itu terlalu beresiko. Please, mengertilah, Reno!” Kamu berusaha melepaskan pelukanku sebelum akhirnya kamu membanting pintu kamar dan meninggalkanku dalam kesedihan.

Pernahkah Anda melihat beberapa orang atau mungkin teman dekat Anda yang selalu update penampilan namun tetap saja tidak enak untuk dilihat? Ya, biasanya beberapa orang tersebut adalah orang yang telah menjadi korban mode (Fashion victim). Kenapa hal itu bisa terjadi?

Biasanya orang-orang tersebut hanya mementingkan trend, suka dengan hal-hal yang unik dalam fashion, gampang bosan dengan trend yang ada, tapi tidak memperhatikan elemen lainnya. Apa itu elemen lainnya? Ya seperti kococokan antara bentuk badan, warna kulit, keserasian warna dan lain sebagainya.

Mereka menganggap akan menjadi seorang yang “Stylish” ketika mengikuti segala sesuatu yang baru di fashion show London, Milan atau Paris. Membeli segalanya hanya untuk mengikuti trend dan biasanya berujung akan terlihat aneh.

Mereka juga akan lebih percaya terhadap opini orang lain terhadap apa yang ia kenakan. Mudah termakan pendapat atau pembicaraan orang lain. Sebagai contoh, seorang korban mode akan membeli kemeja yang ketika orang lain atau SPG toko bilang bahwa kemeja tersebut lagi banyak di pasaran. Lagi in, lagi laku, lagi hot dan seterusnya dan seterusnya. Ketika ia yakini itu adalah hal yang bisa membuat terlihat “lagi hot dipasaran”, berapapun uang yang ia keluarkan, tanpa ragu ia akan membelinya tanpa mempedulikan itu cocok atau tidak ditubuhnya.

Perlu diingat bahwa beberapa jenis pakaian atau gaya yang ditampilkan di catwalk, tidak semuanya bisa diaplikasikan di masyarakat umum. Untuk itulah pentingnya memiliki beberapa pakaian klasik yang standar-standar saja.

Sangat mudah untuk menentukan mana orang yang terkena korban mode (kormod) atau tidak. Jika dia mengenakan pakaian trend terkini namun sama sekali tidak cocok dan sangat mengganggu pemandangan Anda, dialah salah satu korbannya.

Apa usulmu kepada teman temanmu yang selama ini menjadi korban mode pakaian
Silver shoes, annoying trend.

Para Men’s Syle Expert di luar sana terus menggencarkan nasehat ini ke seluruh dunia, gunakanlah pakaian yang cocok dengan gaya dan kepribadian Anda. Jangan karena merek kesayangan Anda mengeluarkan sepatu boots terbaru yang aneh, lantas Anda membelinya dan bersembunyi dibalik ketenaran brand tersebut.

Tidak selamanya brand terkenal memberikan dampak positif terhadap penampilan Anda. Jika tidak cocok di badan Anda, uang pun akan terbuang percuma.

Lalu bagaimana cara menghindarinya? berikut ini adalah beberapa cara terbaik agar terhindar menjadi korban mode.

1. Selektif

Anda harus lebih selektif terhadap beberapa trend yang mungkin akan terjadi. Sebelum membeli beberapa trend yang sedang hot, cobalah dulu. Janganlah menjadi pribadi yang mudah terporvokasi, tepengaruh akan penampilan yang menurut orang itu trendy.

Lebih selektif dalam memilih pakaian akan memberikan manfaat yang cukup banyak. Selain dapat menghemat pengeluaran, Anda juga akan terhindar dari penyakit korban mode ini.

2. Tidak berlebihan

“Don’t overdo it” Berpakaian dengan simple adalah salah satu kunci dalam berpakaian. Untungnya dunia fashion pria tidak serumit fashion wanita. Dengan berpakaian secara simple, Anda tetap terlihat menarik.

Anda bisa membeli pakaian yang sedang trend saat itu dan cocok dengan tubuh Anda. Kemudian memadukannya dengan beberapa pakaian basic yang ada di lemari Anda. Hal tersebut tentunya Akan lebih menghemat pengeluaran dalam berpakaian.

3. Hindari terlalu menjadi penggila suatu merek

Mungkin bagi Anda yang loyal dan setia dengan merek akan sedikit tidak setuju dengan pendapat ini. Tapi ini adalah realita. Tidak semua clothing line atau brand ternama mengeluarkan produk yang tentu akan cocok dengan Anda. Anda boleh setia dan loyal dengan merek kesayangan Anda, tapi ketika itu menyangkut tentang keserasian dan kecocokan ditubuh, itu sudah harga mati yang harus Anda pegang. Tidak ada kompromi jika hal tersebut menyangkut keserasian warna, pas dengan badan dan sesuai dengan kepribadian Anda.

Bagi Anda yand sudah belanja di FP STORE pun juga akan merasakan yang sama. Tidak semua produk yang dijual di sana akan cocok untuk Anda. Maka dari itu, FP STORE memberikan layanan yang lebih dengan memberikan garansi 100% uang kembali jika Anda tidak cocok dengan produk itu.

Kemudian produk juga bisa ditukar dengan barang lain ketika Anda merasa barang yang sudah dibeli tidak sesuai dengan kepribadian yang ingin Anda tampilkan.

Ketika Anda belanja offline, cobalah lebih lama di dalam kamar ganti. Tidak perlu malu untuk mencoba beberapa pakaian di kamar ganti hingga Anda merasa pakaian itu benar-benar cocok untuk Anda.

Seorang Justin Timberlake pun tidak menggunakan merek yang sama dari atas hingga bawah. Ia merupakan salah satu artis yang pandai dalam mix & match jenis pakaian dari merek biasa yang hingga merek yang paling mahal.

So, masih kepengen jadi korban mode?