Apa saja yang merupakan fungsi bisnis internasional

   

Bisnis internasional merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari segala bentuk transaksi komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih (John D. Daniels, 2013). Pengertian mengenai bisnis internasional telah dikemukakan oleh banyak ahli seperti berikut.

Rugman dan Hodgetts (1995)

International business is the study of transactions taking place across national borders for the purpose of satisfying the needs of individuals and organizations.

Griffin dan Pustay (1996)

International Business is any business transaction between parties from more than one country is part of international business.

Ball dan Wendell (2004) (alih bahasa Syahrizal Noor)

Bisnis internasional merupakan bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanukfaturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang, seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar, dan komunikasi massa.

Dalam kaitannya dengan pengertian bisnis internasional, terdapat istilah-istilah yang kadang-kadang dihubungkan atau dipersepsikan sama dengan bisnis internasional, padahal esensinya berbeda. Istilah-istilah yang dimaksud sebagai berikut.

  1. Bisnis domestik adalah aktivitas bisnis yang secara nyata ditujukan pada aktivitas bisnis dalam negeri. Suatu perusahaan yang berkecimpung dalam pemasaran domestik mungkin melakukan hal ini secara sadar sebagai strategi yang dipilih atau mungkin secara tidak sadar memfokuskan pada pasar domestik dengan maksud menghindari tantangan belajar cara memasarkan ke luar negeri.
  2. Bisnis internasional: bertindak lebih jauh lagi dari bisnis domestik dan bukan sekadar pemasaran ekspor, tetapi lebih jauh terlibat dalam lingkungan pemasaran dalam negara tempat perusahaan tadi melakukan bisnis.
  3. Bisnis multinasional: dalam bisnis multinasional, organisasi pemasaran internasional dimulai dengan memfokuskan pada pemanfaatan pengalaman dan produk perusahaan. Perusahaan menyadari perbedaan dan keunikan lingkungan dalam negara, menentukan peranan baru untuk hal itu sendiri, serta melakukan adaptasi pemasaran perusahaan pada kebutuhan dan keinginan yang unik dari pelanggan negara itu.
  4. Bisnis global/transnasional, yaitu bisnis yang memfokuskan pada pemanfaatan aset, pengalaman, serta produk perusahaan secara global dan melakukan penyesuaian pada apa yang benar-benar unik berbeda dalam setiap negara (Rusdin, 2002).

Griffin juga menyatakan hal serupa tentang definisi bisnis internasional.

Sebuah bisnis internasional dijelaskan sebagai suatu aktivitas yang kegiatannya meliputi transaksi bisnis diantara dua negara atau lebih. Pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas ini meliputi perusahaan dengan perusahaan atau perusahaan dengan pemerintah setempat. (Putra, Suharyono, dan Abdillah, 2014)

Aktivitas bisnis internasional dilakukan dengan melewati batas-batas suatu negara. Biasanya pihak yang melakukan aktivitas ini adalah perusahaan pemerintah, perusahaan swasta, atau kombinasi diantara kedua pihak tersebut. Bisnis internasional dapat dibedakan menjadi 4 tipe (Ajami, Cool, Goddard, dan Khambata, 2014), yakni:

  1. Foreign Trade
    Foreign trade merupakan kegiatan bisnis internasional yang paling sering digunakan oleh sebagian besar negara. Jenis aktivitas bisnis internasional ini cenderung identik dengan aktivitas ekspor impor. Dalam aktivitas ekspor impor, objek barang yang sering digunakan adalah visible physical goods dann komoditas.
  2. Trade in Service
    Trade in services merupakan kegiatan bisnis internasional yang objek barangnya juga berupa tangible goods. Objek tersebut dapat berupa: asuransi, perbankan, hotel, konsultan, biro perjalanan, dan transportasi.
  3. Portfolio Investments
    Portfolio Investments merupakan kegiatan bisnis internasional dalam bentuk investasi keuangan di negara lain. Biasanya investor memberikannya dalam bentuk hutang atau modal.
  4. Direct Investments
    Direct Investments merupakan kegiatan bisnis internasional yang dibedakan dari tingkat pengawasan suatu proyek antara perusahaan dengan investor. Biasanya tingkat pengawasannya dapat bervariasi, mulai dari tingkat pengawasan penuh dan sebagaian.

Kegiatan bisnis internasional yang dilakukan oleh perusahaan swasta biasanya bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Sedangkan untuk perusahaan pemerintah tidak terlalu mementingkan laba atau keuntungan. Perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis internasional tidah diharuskan menjadi sebuah perusahaan multinasional (MNE) terlebih dahulu (Katsioloudes & Hadijakis, 2007).

Meskipun bisnis internasional sering dianggap sebagai sebuah lanjutan dari bisnis domestik, bisnis internasional merupakan sesuatu yang berbeda, terutama dari segi lingkungan bisnis dan aktivitas operasional. Perbedaan lingkungan bisnis seperti perbedaan budaya, kebiasaaan sosial, hukum, peraturan pemerintah, dan stabilitas politik membuat bisnis internasional memiliki cakupan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, bisnis internasional biasanya lebih beresiko daripada bisnis domestik. Selain itu, dari segi ativitas operasional, bisnis operasional cenderung lebih sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mengelola kegiatan tersebut karena terdapat di beberapa negara lain (Shenkar, Luo, dan Chi, 2014).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan jika bisnis internasional merupakan sebuah aktivitas komersial tertentu yang dilakukan oleh beberapa pihak terkait seperti perusahaan atau pemerintah dimana jangkauan aktivitas bisnis ini melingkupi dua negara atau lebih.

Sejarah Bisnis Internasional

Bisnis internasional sebagai sebuah disiplin adalah relatif baru, tetapi bisnis internasional sebagai praktik bisnis merupakan sebuah peristiwa yang telah berlangsung lama. Bahkan, sebelum Masehi, pedagang-pedagang Venesia dan Yunani mengirim wakil-wakil ke luar negeri untuk menjual barang-barang mereka. Tahun 1600, British East India Company—sebuah perusahaan dagang yang baru dibentuk—mendirikan cabang-cabang luar negeri di Asia. Pada saat yang sama, sejumlah perusahaan Belanda yang dibentuk tahun 1590 membuka rute-rute perjalanan ke timur untuk membentuk Dute East India Company dan juga membuka kantor-kantor cabang di Asia. Para pedagang kolonial Amerika mulai beroperasi dengan model yang sama pada tahun 1700-an.

Contoh investasi langsung luar negeri Amerika yang pada awalnya adalah perkebunan-perkebunan Inggris yang dibentuk oleh Colt Fire Arms and Ford (karet vulkanisasi) yang didirikan sebelum perang saudara. Namun, kedua operasi itu gagal hanya setelah beberapa tahun kemudian.

Perusahaan Amerika pertama yang berhasil memasuki produksi luar negeri adalah pabrik yang didirikan di Skotlandia oleh Singer Sewing Machine pada tahun 1868. Pada tahun 1880, Singer telah menjadi organisasi dunia dengan penjualan luar biasa dan beberapa pabrik pemanufakturan di luar negeri. Perusahaan-perusahaan lainnya segera menyusul dan pada tahun 1914 paling sedikit 37 perusahaan Amerika memiliki fasilitas produksi di dua atau tiga lokasi di luar negeri.

Di antara perusahaan-perusahaan yang telah didirikan di luar negeri itu, salah satunya adalah National Cash Register and Burroughs dengan pabrik manufaktur di Eropa; Parke–Davis dengan pabrik di dekat London tahun 1920; dan Ford Motor Company yang memiliki pabrik perakitan atau outlet distribusi di 14 negara. General Motor and Chrysler segera menyusul sehingga pada tahun 1920-an ketiga perusahaan itu memiliki operasi-operasi di luar negeri yang besar ukurannya. Menariknya dan cukup berlawanan dengan situasi dewasa ini, pada tahun 1920-an semua mobil yang dijual di Jepang adalah buatan Amerika Serikat oleh Ford dan General Motor. Mereka mengirimnya ke Jepang dalam bentuk bongkar pasang (knocked-down) untuk dirakit di tempat. Investor lainnya yang mula-mula menanamkan modal di luar negeri adalah General Electric yang pada tahun 1919 memiliki pabrik-pabrik di Eropa, Amerika Latin, dan Asia. Perusahaan-perusahaan Amerika lainnya yang terkenal di Eropa pada waktu itu adalah Alcoa, American Tobaco, Armour, Coca-Cola, Eastman Kodak, Gillete, Quartker Oats, Westerm Electric, dan Westinghouse.

Suatu hal yang menarik, perusahaan Amerika yang berpindah ke luar negeri menyebabkan kekhawatiran di antara orang-orang Amerika, sama seperti yang ditimbulkan oleh investasi Jepang di Amerika Serikat dewasa ini. Seorang penulis mengemukakan bahwa inflasi berlanjut terus tanpa henti-hentinya dan tanpa suara atau bayangan di dalam 500 industri sekaligus. Sejak dari sabun cukur hingga motor-motor listrik dan dari wanita sampai telepon, Amerika membabat habis bidang ini.

Meskipun perusahaan-perusahaan Amerika sampai sedemikian jauh merupakan investor-investor asing terbesar, perusahaan-perusahaan Eropa juga bergerak di luar negeri. Friedrich Bayer tertarik untuk membeli sebuah pabrik di New York pada tahun 1865, dua tahun setelah mendirikan pabriknya di Jerman. Kemudian, karena pajak impor yang tinggi di pasar-pasar luar negerinya, ia bergerak maju untuk mendirikan pabrik-pabrik di Rusia (1876) dan Prancis (1882). Bayer, yang sekarang merupakan salah satu di antara empat perusahaan kimia terbesar di dunia dengan penjualan $32 miliar pada tahun 1996, memiliki 350 perusahaan yang beroperasi di 140 negara. Setelah kehilangan hak untuk menggunakan nama Bayer di Amerika Utara sebagai bagian dari perbaikan Perang Dunia (PD) I Jerman, perusahaan itu memperoleh kembali haknya pada tahun 1995 dengan membeli divisi obat-obatan over–the–counter dari Kodak yang telah menjadi pabrik dan pemilik aspirin Bayer.

Tujuan dan Manfaat Bisnis Internasional

Bagi banyak perusahaan, keterlibatannya dalam bisnis internasional lebih banyak dilatarbelakangi oleh motifnya untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Seiring dengan kondisi tersebut, terlihat semakin banyak industri multinasional yang muncul dan berkiprah dalam industry, baik di tingkat regional maupun internasional. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bangkitnya perusahaan multinasional yang muncul dari perusahaan lokal regional di Amerika Serikat pada tahun 1880-an dan 1890-an terjadi secara bersamaan dengan bangkitnya perusahaan nasional. Lebih dari itu, kecenderungan yang terjadi adalah perusahaan yang akan tetap bertahan dan menjadi unggul di abad mendatang adalah perusahaan global. Perusahaan yang tidak mampu bersaing di pasar global, apabila beruntung, akan diakuisisi oleh perusahaan yang lebih dinamis. Jika tidak berubah, perusahaan-perusahaan tersebut akan hilang begitu saja.

Saat ini telah terjadi perubahan yang begitu cepat dalam dunia ekonomi. Tidak akan pernah ada sebuah negara yang hanya memprioritaskan ekonomi nasionalnya sendiri, tanpa dipengaruhi oleh perdagangan dan investasi luar negeri. Kenyataan ini menunjukkan adanya pengaruh globalisasi yang tidak pernah mengenal batas. Globalisasi telah menjadi sebuah fenomena menuju sistem ekonomi global yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini. Timbulnya kekuatan yang mendorong ekonomi global diawali dengan adanya perkembangan dan fenomena bisnis besar ataupun kecil. Kekuatan ini menciptakan peluang setiap usaha untuk memperluas pasarnya, menekan biaya, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan usahanya seiring dengan pendapatan yang meningkat dalam pasar global.

Dasar keberhasilan program pemasaran global adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah organisasi pada kesempatan dan kebutuhan lingkungan. Sebagai contoh, para manajer yang sekarang secara rutin memutuskan bagaimana memperluas pasar yang terbaik ke pasar luar negeri. Haruskah mereka mengekspor ke pasar dari tempat usahanya berasal? Haruskah mereka menginvestasikan fasilitas produktif di dalam pasar? Apakah mereka akan memproduksi sesuatu secara lokal yang kemudian menjual secara lokal pula? Apakah mereka akan memproduksi di negara ketiga karena harga yang diproduksi lebih rendah dari usaha dalam negeri mereka? Pada akhirnya, manajer memutuskan dengan cara apa dan bagaimana menyesuaikan produk yang mereka tawarkan, kebijaksanaan pasar, keberadaan sumber daya manusia, serta strategi bisnis yang dapat menghubungkan dan menyatukan perbedaan budaya setiap negara, bahasa, praktik bisnis, dan peraturan pemerintah. Manajer juga bisa memutuskan perjanjian terbaik untuk mencari pesaing luar negeri yang lebih efisien untuk masuk ke dalam negerinya (Rusdin, 2002).

 Tahap-Tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional

Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut : 1. Ekspor Insidentil 2. Ekspor Aktif 3. Penjualan Lisensi 4. Franchising 5. Pemasaran di Luar Negeri

6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional

Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestik. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :

  1. Batasan perdagangan dan tarif bea masuk : Tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
  2. Perbedaan bahasa, sosial budaya/cultural : Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional , hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
  3. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan : Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut.Ketentuan hukum ataupun perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional.
  4. Hambatan operasional : Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. a). Peraturan atau kebijkan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industry-industri di dalam negri

    b). Perbedaan tingkat upah

Kekuatan-kekuatan yang Mendasari Bisnis Internasional

Globalisasi pasar menjadi cepat terwujud disebabkan beberapa faktor berikut (Rusdin, 2002):

  1. diterapkannya secara meluas sistem dan kebijakan perdagangan bebas;
  2. perkembangan teknologi, khususnya telekomunikasi dan informasi;
  3. terjadinya perubahan peta kekuatan politik dunia akibat hancurnya sosialis komunis, khususnya di negara Eropa Timur dan eks-Soviet, yang mengakibatkan unggulnya sistem kapitalis.

Kekuatan yang mendasari bisnis internasional (BI) berorientasi pada management oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan yang sering kali tidak disadari mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini, ada tiga orientasi yang menjadi pedoman dalam BI, yaitu etnosentris, polisentris, dan geosentris, yang kemudian diperluas menjadi regionsentris.

Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan negeri asal sendirilah yang lebih unggul. Seseorang dengan orientasi ini melihat persamaan dalam pasar dan percaya bahwa produk dan kebiasaan yang sukses di negeri sendiri yang unggul. Karena itu, harus dipakai di mana-mana. Dalam perusahaan etnosentris, operasi di luar negeri dianggap kurang penting dibandingkan domestik, terutama dilakukan untuk melempar kelebihan produksi domestik. Rencana untuk pasar luar negeri dikembangkan di kantor dalam negeri menggunakan kebijakan dan prosedur yang identik dengan yang dipakai di dalam negeri. Tidak ada riset pemasaran sistematis yang dilakukan di luar negeri, tidak ada modifikasi produk yang cukup mendasar, dan tidak ada perhatian yang sungguh-sungguh pada kebutuhan pelanggan di pasar luar negeri.

Polisentris merupakan kebalikan dari etnosentris, yaitu keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unik dan berbeda-beda. Cara untuh meraih sukses di setiap negara adalah harus dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari setiap negara. Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar negeri. Setiap anak perusahaan beroperasi secara independen dan menetapkan tujuan dan rencana pemasaran sendiri. Pemasaran diorganisasikan dengan dasar negara per negara dengan setiap negara memuanyai kebijakan pemasaran unik sendiri.

Pada geosentris dan regiosentris, perusahaan memandang wilayah regional dan seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu secara regional atau dunia. Inilah yang disebut pandangan dunia yang melihat persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta mencoba menciptakan strategi global yang benar-benar respontif pada kebutuhan dan keinginan lokal. Regiosentris merupakan orientasi geosentris yang terbatas pada suatu wilayah regional. Itu artinya manajemen harus memunyai pandangan dunia ke arah wilayah regional, tetapi akan memandang sisa dunia dengan orientasi etnosentris atau polisentris atau kombinasi keduanya. Perusahaan etnosentris melakukan sentralisasi dalam manajemen pemasarannya, perusahaan polisentris melakukan desentralisasi, sedangkan perusahaan geosentris dan regionsentris mengintegrasikan.