Stratifikasi Sosial – Pada kenyataannya, ternyata tingkatan masyarakat adalah hal yang terjadi. Hal tersebut menjadikan banyak orang semena-mena dengan orang yang dianggap memiliki tingkat lebih rendah dibandingkan dengan dirinya. Show
Hal tersebut dikenal dengan stratifikasi sosial, yang menurut sifatnya dibagi menjadi stratifikasi sosial terbuka dan stratifikasi sosial tertutup. Sebenarnya, keberadaan tingkatan-tingkatan masyarakat sudah ada sejak lama. Keberadaan lapisan masyarakat tersebut bisa menimbulkan berbagai hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk tidak memanfaatkan keberadaan tingkatan masyarakat untuk hal yang buruk. Pengertian Stratifikasi SosialStratifikasi sosial adalah sebuah pembeda yang mengategorikan masyarakat menjadi beberapa kelas secara vertikal yang diwujudkan dalam bentuk tingkatan masyarakat paling tinggi sampai paling rendah. Stratifikasi sosial terbentuk dari kebiasaan individu dalam berhubungan dengan individu lainnya yang teratur dan tersusun. Dalam kehidupan masyarakat yang memiliki taraf kebudayaan sederhana, lapisan yang terbentuk masih sedikit. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat modern lapisan masyarakat yang terbentuk menjadi lebih tajam dan kompleks. Secara mudah, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai suatu pembeda yang menggolongkan masyarakat ke dalam suatu lapisan hierarki. Baca juga: Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Contoh Stratifikasi SosialTerdapat banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang memperlihatkan bahwa stratifikasi sosial adalah nyata. Beberapa contoh stratifikasi sosial yang terjadi, yaitu:
Dampak Stratifikasi SosialKeberadaan stratifikasi sosial di masyarakat memiliki banyak dampak, baik itu dampak positif atau negatif. Beberapa dampak stratifikasi sosial yang terjadi, yaitu: Dampak Positif Stratifikasi Sosial
Dampak Negatif Stratifikasi SosialDi masyarakat terdapat sebuah tingkatan sosial berdasarkan pendidikan, kekuasaan, dan kekayaan. Kelompok-kelompok tersebut dikenal sebagai kelas sosial. Jika terdapat sebuah perbedaan kepentingan di antara kelas sosial maka konflik antar kelas akan muncul. Misalnya, demonstrasi yang dilakukan buruh untuk menuntut kewajiban dari perusahaan.
Masyarakat yang majemuk dan beragam bisa menjadi latar belakang munculnya kelompok sosial. Beberapa kelompok sosial terbentuk berdasarkan agama, ras, suku, ideologi, atau profesi. Hal tersebut bisa memunculkan keinginan untuk menguasai kelompok sosial lainnya yang dilakukan dengan cara pemaksaan yang mengakibatkan konflik kelompok sosial. Konflik ini bisa terjadi apabila generasi tua yang berusaha untuk mempertahankan adat serta nilai yang sudah lama berlaku dengan generasi muda yang ingin melakukan perubahan yang dilakukan secara modern. Misalnya, hilangnya sopan santun atau tidak digunakannya musyawarah sebagai cara untuk mengambil keputusan. Baca juga: Gejala Sosial: Bentuk dan Dampak Fungsi Stratifikasi SosialKeberadaan stratifikasi sosial memiliki banyak fungsi. Berikut adalah beberapa fungsi stratifikasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu:
Jenis Stratifikasi SosialTerdapat beberapa jenis stratifikasi sosial yang ada di dalam masyarakat. Beberapa jenis stratifikasi sosial, yaitu: Hierarki Kelas (Class Hierarchies)Hierarki kelas merupakan jenis stratifikasi sosial yang didasarkan pada penguasaan barang atau jasa. Misalnya, di Indonesia masyarakat dikelompokkan menjadi masyarakat kaya, menengah, dan miskin. Pengelompokan tersebut terjadi dengan melihat kriteria yang sudah ditetapkan oleh BPS atau Biro Pusat Statistik. Setiap tahun BPS akan mengeluarkan batasan perbedaan pendapatan per kapita per tahun yang dibedakan berdasarkan wilayahnya. Berdasarkan BPS, kemiskinan merupakan ketidakmampuan dalam memenuhi standar tertentu yang merupakan kebutuhan dasar. Hierarki Status (Status Hierarchies)Hierarki status merupakan stratifikasi sosial yang dibuat berdasarkan pembagian status sosial. Jenis stratifikasi ini menggolongkan masyarakat ke dalam dua golongan, golongan masyarakat biasa dan golongan masyarakat yang disegani. Golongan masyarakat yang disegani biasa memiliki gaya hidup yang mewah serta eksklusif. Stratifikasi sosial ini diwujudkan sebagai bentuk pembatasan terhadap pergaulan dengan orang yang berada dalam golongan yang lebih rendah. Misalnya, di dalam lingkungan kerajaan menganggap bahwa anggota kerajaan yang menikah dengan masyarakat yang bukan berasal dari golongannya adalah hal yang menyimpang. Hierarki Kekuasaan (Power Hierarchies)Hierarki kekuasaan merupakan stratifikasi sosial yang dibuat berdasarkan kekuasaan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Kekuasaan merupakan kemampuan yang dimiliki untuk memengaruhi masyarakat dan memengaruhi pembuatan sebuah keputusan. Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat dua kelas masyarakat, yaitu kelas yang berkuasa dan yang dikuasai. Kelas yang berkuasa memiliki jumlah yang lebih kecil dan berperan dalam melakukan fungsi politik serta menikmati berbagai keuntungan dari kekuasaan tersebut. Sementara itu, kelas yang dikuasai berjumlah lebih besar dan dikendalikan oleh kelas yang berkuasa. Perbedaan Stratifikasi Sosial Terbuka dan TertutupJika dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi stratifikasi sosial terbuka dan stratifikasi sosial tertutup. Stratifikasi sosial yang bersifat terbuka bersifat dinamis dan anggota strata yang berada di dalamnya bisa melakukan mobilitas. Misalnya, orang yang miskin dengan keinginan dan kerja keras dapat menjadi orang yang kaya. Stratifikasi sosial tertutup merupakan tingkatan masyarakat yang anggotanya sulit melakukan mobilitas vertikal. Misalnya, keberadaan sistem kasta, feodal, atau rasialis. Namun, selain sifat terbuka dan tertutup ada juga yang dikenal sebagai stratifikasi sosial campuran. Misalnya, orang yang memiliki kedudukan terhormat di Bali, saat ia pindah dari Bali, ia bekerja sebagai pekerja kasar dan tidak dianggap memiliki kedudukan terhormat. Ia harus berusaha menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku. Walaupun keberadaan stratifikasi sosial sulit dihilangkan, namun hal-hal yang menimbulkan kesenjangan dalam masyarakat dapat dikurangi. Perasaan saling menghargai antar sesama akan membuat orang merasa dihargai dan tidak akan menimbulkan konflik karena perbedaan kepentingan.
Abstrak Untuk mencegah terjadinya konflik akibat stratifikasi sosial, memerlukan suatu penanaman pengertian terhadap sikap masyarakat. Pemberian pengertian ini, di antaranya dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa yang membuat perbedaan kelas sosial dalam masyarakat adalah atas kehendak Allah. Sebenarnya, kesadaran seperti ini sudah terjadi di dalam masyarakat tradisional dengan selalu mencontoh dan melaksanakan semua yang telah diperintahkan oleh leluhur mereka. Salah satu contoh tentang kesadaran masyarakat dapat mencegah konflik sosial ditemukan di Kasepuhan Cicarucub. Kondisi ini muncul sebagai upaya pemimpin formal dan informal yang berhasil memadukan hukum formal dangan hukum adat. Perpaduan ini terbukti dapat menciptakan suatu situasi masyarakat yang harmonis dengan tetap menjunjung kedua hukum tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Abstract To prevent conflict of social stratification be happened, need a treatment to toward community attitude. This treatment takes form in a way on how to create community consciousness to make them realize that their faith is determined by God. Actually, this self consciousness has occured in traditional community which takes form in blessing from the ancestors. One of the examples on how community consciousness can prevent social conflict is found in Kasepuhan Cicarucub. This condition emerges as a result of good work conducted by both formal leader and informal leader. They always try to create a harmonius situation in community by putting formal law and traditional law as the main guidance. Stratifikasi sosial, bibit konflik, pendekatan tradisional, Social stratification, conflict seed, traditional approach.
Bagdan, R.C & S.R. Bilken. 1986. Qualitative Recearch for Edu-cation and Introduction to Theory and Method. London: Allyn & Bacon Inc. Ibrahin Jabal Tarik. 2003. Sosiologi Pedesaan. Malang: Universitas Muhammadiyah. Leibo, Jefta. 1994. Sosiologi Pedesaan: Mencari Suatu Strategi Pem-bangunan Masyarakat Desa Ber-paradigma Ganda. Yogyakarta: Andi Offset. Rosyadi. 2005. Peranan Leuit dalam Kehidupan Masayarakat Kasepuhan Cisung-sang di Desa Cisungsang Kec. Cibeber, Kab Lebak Banten. Jatinangor: Alqa Print. Soekanto, Soerjono. 1882. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali. Subadio, Maria Ulfah, dan T.O. Ihromi. 1986. Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Suparlan, Parsudi. 1980/1981. “Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungannya, Perspektif Antropologi Budaya” dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastra (Indonesian Journal of Culture Studies) November, Jilid IX. Jakarta: Bharata. Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v1i2.243
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Patanjala Indexed by : ISSN: 2085-9937 (print) Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Page 2
Patanjala Indexed by : ISSN: 2085-9937 (print) Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
|