Apa saja komponen biaya produksi yang kamu ketahui?

Setiap perusahaan memiliki komponen biaya produksi yang berbeda-beda. Di mana diketahui, komponen biaya produksi adalah semua faktor yang mempengaruhi banyaknya biaya dalam pembuatan sebuah produk.

Setidaknya, terdapat lima macam komponen biaya produksi yang umum digunakan oleh perusahaan. Apa sajakah kelima komponen tersebut?

Artikel berikut ini akan menjawab pertanyaan tersebut sekaligus membahas lebih lanjut pengertian terkait biaya produksi.

Apa Itu Biaya Produksi?

Dalam operasional bisnis, biaya produksi adalah sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam mengolah dan memproduksi bahan baku menjadi suatu produk. Biaya ini diperlukan untuk mengetahui harga jual sebuah produk.

Pasalnya, setelah seluruh biaya produksi dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output yang dihasilkan. Berdasarkan hasil tersebut, perusahaan kemudian bisa menetapkan harga lengkap dengan margin labanya.

Baca juga: Bahan Penolong adalah Bahan untuk Meningkatkan Efisiensi, Apa Bedanya dengan Bahan Baku?

Komponen Biaya Produksi

Lima komponen biaya produksi yang paling umum digunakan oleh perusahaan meliputi biaya tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, biaya marginal, dan biaya total.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan sifatnya tidak bergantung pada perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya ini juga tidak terpengaruh oleh perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalani perusahaan.

Contoh dari biaya tetap ini ialah gaji karyawan dan sewa gedung, di mana keduanya harus selalu dibayar meski perusahaan tidak menghasilkan output barang atau jasa apa pun.

Biaya tetap terbagi atas dua jenis, yakni discretionary fixed cost  dan committed fixed cost. Discretionary fixed cost adalah biaya kebijakan yang akan dikeluarkan tergantung pada kebijakan manajemen perusahaan. Sementara committed fixed cost adalah biaya yang tetap dan telah ditentukan, yang mana biaya yang dikeluarkan berguna untuk menjaga eksistensi suatu perusahaan.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada hasil produksi. Saat jumlah produksi dan output meningkat, maka biaya variabel juga akan meningkat. Begitu pun sebaliknya, ketika ketika jumlah produksi dan output lebih sedikit, biaya variabel akan menurun. Beberapa contoh dari biaya variabel ini berupa biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya distribusi produk.

Biaya variabel juga bisa dikatakan tergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang, di mana umumnya hal ini akan berbeda antara satu bidang bisnis dengan yang lainnya.

3. Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-rata adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang dibagi dengan perolehan output. Jenis biaya ini mengukur jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap unit produk atau output sehingga sering juga disebut sebagai biaya unit atau Average Total Cost (ATC).

Bagi sebuah bisnis, perhitungan biaya rata-rata penting untuk menetapkan harga produk. Bila harga produk ditetapkan di bawah ATC, bisnis akan mengalami kerugian. Dengan begitu, mengetahui ATC akan membuat pelaku bisnis memahami pola atau estimasi biaya jangka panjang, seperti saat adanya fluktuasi biaya ketika ada permintaan musiman atau uoaya-upaya efisiensi proses produksi.

Baca juga: Inquiry Letter: Ini Pengertian dan Contohnya yang Sering Digunakan

4. Biaya Marginal (Marginal Cost)

Biaya marginal juga termasuk dalam komponen biaya produksi yang umum digunakan oleh perusahaan. Biaya ini merupakan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk mampu membuat tiap unit tambahan dari produk usaha yang dihasilkan.

Sehingga, secara sederhana, biaya marginal adalah perubahan total produksi yang berasal dari penambahan unit produksi. Biaya marginal merupakan hal yang sangat penting yang harus diputuskan oleh manajemen karena berkaitan dengan pengalokasian sumber daya dalam proses produksinya.

5. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total atau total cost adalah keseluruhan biaya tetap yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dalam periode tertentu. Di mana maksud dari periode tertentu tersebut adalah serangkaian proses dari mulai membeli bahan baku, mengolahnya, hingga mendistribusikan barang jadinya kepada konsumen.

Biaya total dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perbandingan untuk mengevaluasi kedudukan produk di dalam pasar. Apabila dalam peninjauan tersebut ditemukan bahwa biaya total dapat lebih murah dibandingkan kompetitor, maka harga produk bisa disesuaikan agar bisa bersaing dan bertahan di dalam pasar.

Perbandingan tersebut pun bisa dijadikan sebagai acuan apakah perusahaan perlu meningkatkan penjualan guna meningkatkan keuntungan. Begitu pun ketika biaya total digunakan sebagai indikator kinerja perusahaan.

Baca juga: Mengenal KITE dan Jenis Fasilitas yang Ditawarkannya

Kesimpulan

Komponen biaya produksi adalah segala sesuatu yang mempengaruhi banyaknya biaya dalam pembuatan sebuah produk. Komponen ini berbeda-beda di setiap perusahaan dan di berbagai bidang usaha atau industri.

Namun, terdapat lima komponen biaya produksi yang paling umum digunakan, yakni biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), biaya rata-rata (average cost), biaya marginal (marginal cost), dan biaya total (total cost).

Adapun setiap pengeluaran yang termasuk dalam biaya produksi harus dicatat sejelas dan sedetail mungkin dalam laporan keuangan perusahaan. Untuk memudahkan proses pencatatan dan pembuatan laporan keuangan ini, Anda bisa menggunakan software akuntasi dan bisnis seperti Accurate Online.

Accurate Online merupakan software berbasis cloud yang menyediakan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan bisnis. Berbagai fitur dan keunggulan tersedia secara lengkap sehingga akan membuat proses pengelolaan keuangan menjadi lebih cepat, akurat, dan otomatis.

Accurate Online juga telah dipercaya oleh ratusan ribu pebisnis dari berbagai sektor industri di Indonesia. Tertarik untuk menggunakannya? Jika iya, silahkan klik langsung banner di bawah ini dan nikmati Accurate Online secara gratis selama 30 hari.

Saat menjalankan sebuah usaha dalam pengadaan barang atau jasa maka tentu dibutuhkan penghitungan biaya produksi atau production cost, karena pelaporan biaya pada saat proses pembuatan sebuah produk dan layanan sangat berguna dalam menghitung laba rugi sebuah perusahaan. Penghitungan biaya ini memiliki peranan penting untuk mengetahui unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran biaya yang disebutkan.

Dalam kondisi seperti itu tentu akan membantu pengusaha dalam analisa dan evaluasi untuk proses produksi yang dilakukan.

Biaya produksi juga merupakan komponen penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Perhitungan biaya ini harus diruntut secara detail guna menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik dan terperinci tanpa terlewat suatu hal yang penting.

Baca juga : Pengertian Faktur Penjualan, Komponen, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Apa itu Biaya Produksi?

Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkam keuntungan. Kegiatan tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi sebuah perusahaan. 

Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung

Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan di proses menjadi bagian barang jadi, atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana.

2. Direct Labour atau Tenaga Kerja Langsung

Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi.

3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik

Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran tertentu. Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur. Tanpa memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi.

Adanya ketiga unsur penting ini memang tak bisa lepas dari biaya produksi sebuah perusahaan. Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan mempengaruhi biaya yang akan di catat dalam laoran keuangan, seperti:

  • Adanya biaya bahan baku tak langsung
  • Tenaga kerja tidak langsung
  • Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
  • Amortisasi dan depresiasi
  • Biaya air dan listrik pabrik
  • Asuransi pabrik
  • Operasi, dll.

Hal tersebut di atas akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu bisnis. Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa. Selain itu, pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan perusahaan.

Baca juga : Pengertian Neraca Saldo, Fungsi, dan Contohnya Pada Bisnis

Contoh Biaya Produksi

Dalam menjalankan proses produksi tentu harus mengetahui apa saja yang termasuk production cost. Karena biaya tersebut yang akan berpengaruh dan sebagai pelaporan keuangan perusahaan.

Inilah yang termasuk contoh biaya yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi.

1. Biaya Tetap atau fixed Cost

Fixed cost merupakan biaya dengan jumlah tetap serta tidak bergantung pada produksi yang didapatkan pada periode tertentu. Sebagai contoh, pajak perusahaan, sewa gedung, biaya administrasi dan sebagainya.

2. Biaya Variabel atau Variable Cost

Biaya variabel ini besarnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan hasil produksi. Dalam artian hasil produksi yang semakin besar maka biaya variabel juga akan semakin besar. Seperti, upah bagi pekerja, biaya bahan baku yang digunakan sesuai dengan jumlah produksi.

3. Biaya Total atau Total Cost

Pada periode tertentu sebuah perusahaan menghasilkan barang jadi. Maka total dari biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan perusahaan tersebut dihitung sebagai besarnya production cost, inilah biaya total.

Baca juga : Mengenal Pengertian dan Perbedaan Wesel Bayar dan Wesel Tagih

4. Biaya Rata-rata atau Average Cost

Adanya production cost per unit yang dihasilkan oleh perusahaan yang mengasilkan barang produksi dalam jumlah banyak dan average cost ini dihitung melalui pembagian total biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan di perusahaan.

5. Marginal Cost

Biaya marginal merupakan biaya tambahan yang dibutuhkan dalam menghasilkan unit barang yang sudah jadi. Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi pada saat akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.

Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan keuangan. Berikut inilah rumusnya perhitungan production cost :

material biaya bersifat langsung + biaya untuk tenaga kerja langsung + overhead pabrik + biaya tenaga kerja tak langsung

Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahu bagaimana cara dalam perhitungan biaya produksi tersebut.

Baca juga : Apa itu Nota Penjualan? Ketahui Pentingnya dalam Sebuah Bisnis

Cara Perhitungan Biaya untuk Produksi

Inilah contoh dari cara menghitung production cost. Misalnya saja perusahaan ABC bergerak di bidang pakaian jadi, dalam kurun waktu satu bulan bisa memproduksi 5000 produk pakaian jadi yang dipasarkan pada 2 toko besar dan e-commerce secara online.

Pada proses produksi 5.000 produk pakaian jadi, maka diperlukan:

  • Rp. 80.000.000 untuk pengadaan bahan baku
  • Rp. 30.000.000 sebagai gaji karyawan
  • Rp. 20.000.000 untuk endorsement
  • Rp. 15.000.000 guna launching produk mengundang media
  • Rp. 12.000.000 digunakan sebagai bandwith kuota internet
  • Rp. 6.000.000 untuk transport produk ke 2 toko besar
  • Rp. 10.000.000 packaging produk.
  • Rp. 3.000.000 digunakan sebagai pengeluaran gudang penyimpanan.

Setelah ditambahkan semua biaya tersebut maka menghasilkan produksi sebesar Rp 176.000.000 dan dibagi dengan 5000 unit, hasilnya biaya rata-rata atau Average Cost untuk satu buah barang adalah Rp 35.200.

Contoh lain, sebuah PT XYZ perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal juli, PT XYZ  memiliki laporan bisnis sebagai berikut,

  • Persediaan bahan baku mentah Rp. 50.000.000
  • Bahan baku setengah jadi, Rp 80.000.000
  • Barang jadi yang siap dijual Rp. 110.000.000
  • Pembelian persediaan bahan baku, Rp. 700.000.000
  • Biaya pengiriman Rp. 10.000.000.
  • Biaya pemeliharaan mesin Rp 8.000.000
  • Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi, Rp. 50.000.000
  • Sisa bahan baku setengah jadi, Rp. 10.000.000
  • Alat rumah tangga siap dijual Rp. 25.000.000.

Baca juga : Pengertian Invoice dan Cara juga Tips Membuat Invoice Yang Tepat

Tahap 1 :

Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku- saldo akhir bahan baku

80.000.000 + ( 700.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 740.000.000

Tahap 2 :

Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi

135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000

Tahap 3 :

Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan

143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000

Tahap 4 :

Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.

213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000

Jadi, harga pokok produksi bulan juli, Rp 298.000.000.

Baca juga : Mengenal Jurnal Penyesuaian, Fungsi, dan Contohnya pada Bisnis

Kesimpulan

Dengan adanya proses dari perhitungan biaya produksi serta contoh production cost yang mempengaruhi perhitungan tersebut, maka diambil kesimpulan bahwa setiap kebutuhan dan unsur yang mempengaruhi produksi akan menghasilkan biaya. 

Bisa dihitung setiap unit produksi atau biaya pokok produksi dalam bulan tersebut. Dalam melakukan perhitungan haruslah merunut apa saja yang dilalui dalam proses produksi sehingga barang bisa dihasilkan. 

Jangan hanya menghitung pada biaya langsung saja dan pasti tapi juga ada biaya yang tidak langsung. Agar memastikan tidak ada yang terlewat dalam perhitungan, perhatikan tahapan alokasi biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan yang dilakukan.

Baca juga : Pembukuan Bisnis Konveksi Lebih Mudah dengan Accurate Online

Selain itu dalam melakukan perhitungan dibutuhkan kejelasan angka atau biaya yang dikeluarkan. Biaya tersebut harus sesuai dengan kebutuhan serta kondisi yang ada pada saat terjadinya proses produksi. 

Jika ada kendala pada proses produksi dari segi biaya, maka pencatatan harus tetap berjalan dan dilaporkan segera. Dengan adanya pengertian, contoh dan cara dalam menghitung production cost maka bisa dengan mudah menerapkan production cost. 

Baik dalam satuan per unit atau dalam perbulan pengeluaran. Jadi, saat melakukan proses produksi dan memahami biaya yang dikeluarkan bisa memperlancar produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Dalam pelaporan production cost tentu ditentukan berdasarkan pemasukan produk dan kebutuhan biaya pada satu bulan tersebut. Hal ini pula yang akan dijadikan acuan perusahaan dalam menganalisa laporan keuangan guna melihat nilai laba dan rugi yang didapatkan.

Jika Anda kesulitan dalam proses penghitungan biaya produksi dan pembuatan laporan keuangan, Anda bisa menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur lengkap dan mudah digunakan seperti Accurate Online.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah menghitungan seluruh biaya dan pemasukan yang keluarkan dalam bisnis, otomatisasi lebih dari 100 jenis laporan keuangan, penghitungan dan pelaporan pajak, pemantauan stok, dan masih banyak lagi.

Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA