Indonesia memiliki beragam jenis produk pertanian, mulai dari biji-bijian, sayuran, buah, umbi-umbian, bahkan hingga rempah-rempah. Kekayaan jenis pertanian yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh faktor kesuburan tanah serta iklim yang mendukung. Show Saking beragamnya, bahkan petani mulai mengembangkan berbagai teknik pertanian mulai dari pertanian tradisional hingga pertanian modern. Teknik pertanian baik modern atau tradisional inilah yang akan berperan penting pada cara-cara bertani yang akan dilakukan. Yuk simak dahulu tentang perbedaan pertanian modern dan tradisional. 5 Perbedaan Pertanian Modern dan TradisionalPada hakekatnya, perbedaan pertanian modern dan tradisional terletak pada penggunaan mesin dan tenaga manusia atau hewan. Untuk lebih jelasnya, yuk simak beberapa uraian di bawah ini:: 1. MembajakPada pertanian tradisional, kita mungkin sudah sangat familiar dengan membajak sawah menggunakan tenaga hewan. Biasanya, tenaga hewan yang dimanfaatkan adalah kerbau atau sapi. Berbeda dengan pertanian modern yang membajak sawah dengan menggunakan mesin atau traktor. 2. PenanamanPada proses penanaman dalam pertanian tradisional biasanya memanfaatkan tenaga manusia. Sedangkan pada pertanian modern penanaman akan dilakukan oleh mesin yang diprogram untuk menanam padi. 3. Tujuan PertanianPada pertanian tradisional biasanya hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari petaninya. Berbeda dengan tujuan pertanian modern yang dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar dengan tujuan keuntungan. 4. PerawatanPertanian tradisional biasanya akan lebih tergantung pada alam, sehingga saat musim kemarau pertanian mereka bisa sangat kering. Berbeda dengan pertanian modern yang telah melakukan rekayasa pengairan layaknya bendungan, irigasi, dan lain sebagainya. Dalam perawatan, pertanian tradisional tidak menggunakan pestisida sehingga lebih aman dikonsumsi, sedangkan pertanian modern biasanya sudah menggunakan pestisida. 5. ModalModal pada pertanian modern biasanya lebih besar daripada pertanian tradisional. Hal ini dikarenakan lingkup pertanian modern lebih luas dan bertujuan untuk komersil. Sehingga modal yang besar sangat memungkinkan diperlukan dalam pertanian modern. Demikianlah beberapa perbedaan pertanian modern dan tradisional yang perlu Anda ketahui. Melalui berbagai perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap teknik pertanian memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. KOMPAS.com - Dalam pemahaman Ilmu Sejarah, kehidupan manusia dibagi menjadi dua pembabakan waktu atau periodisasi sejarah, yaitu zaman prasejarah atau praaksara dan zaman sejarah. Dua zaman itu memiliki ciri tersendiri, di mana zaman prasejarah dimulai sejak awal mula pembentukan bumi hingga pada zaman logam. Sedangkan zaman sejarah dimulai saat manusia sudah membentuk peradaban atau kebudayaannya sendiri dan juga mengenal tulisan. Yang memisahkan peradaban manusia dari zaman prasejarah ke zaman sejarah adalah ditemukannya tulisan. Baca juga: Pembabakan Masa Prasejarah Berdasarkan Geologi Zaman PrasejarahZaman prasejarah dimulai sejak pembentukan bumi hingga adanya manusia yang belum mengenal aksara, atau ketika catatan sejarah belum tersedia. Meski demikian, manusia prasejarah pandai dalam membuat simbol-simbol atau tanda yang menjadi alat komunikasi. Para ahli di kawasan Eurasia (Eropa dan Asia) membagi zaman prasejarah ke dalam tiga periodisasi sejarah atau disebut sistem tiga zaman. Berikut ini pembagian zaman prasejarah berdasarkan sistem tiga zaman. Zaman BatuZaman ini berlangsung ketika manusia menciptakan teknologi atau peralatan dari batu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain batu, alat lain yang dimanfaatkan adalah kayu, tulang, dan benda-benda lain yang bisa digunakan sebagai alat potong dan sejata. Baca juga: Zaman Batu: Pembagian, Peninggalan, dan Kehidupan Manusia Zaman batu dibagi lagi ke dalam tiga babak, yaitu: 1. Paleolitikum atau zaman batu tua Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia purba yang menggunakan peralatan dari batu yang belum dihaluskan. Selain itu, manusia pada masa Paleolitikum hidup berpindah-pindah atau nomaden sebagai pemburu dan peramu. Adapun peninggalan dari zaman Paelolitikum adalah kapak genggam dan flakes yang digunakan untuk mengupas makanan. 2. Mesolitikum atau zaman batu madya Pada masa ini manusia sudah mulai mengenal kegiatan bercocok tanam. Selain itu, terdapat bukti sisa peninggalan berupa timbunan sampah dapur atau yang dikenal dengan nama kjokkenmodinger. Peninggalan pada masa ini adalah kapak genggam atau peble, kjokkenmodinger, kapak pendek, dan abris sous roche atau gua tempat tinggal manusia purba. Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri 3. Neolitikum atau zaman batu muda Pada zaman Neolitikum, manusia purba sudah mampu bercocok tanam dan beternak. Selain itu, pada masa ini, manusianya mulai membangun tempat tinggal untuk menetap secara permanen maupun musiman. Mereka juga mengenal leluhur serta melakukan persembahan. Peninggalan dari zaman Neolitikum berupa kapak persegi, kapak bahu, kapak lonjong, berbagai perhiasan berbentuk gelang dan kalung, serta tembikar. Zaman PerungguIstilah zaman Perunggu mengacu pada kurun waktu dalam perkembangan kebudayaan umat manusia, manakala masyarakatnya mengetahui teknik-teknik peleburan tembaga dan timah. Mereka lantas memadukan kedua jenis logam tersebut menjadi perunggu. Selain itu, pada zaman ini manusianya sudah pandai dalam mengabadikan ingatan tentang suatu kejadian ke dalam bentuk keterangan tertulis. Baca juga: Zaman Logam: Pembagian dan Peninggalan Zaman BesiZaman ini ditandai dengan pemanfaat besi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di samping itu, zaman Besi bertepatan dengan perubahan praktik bercocok tanam, kepercayaan-kepercayaan religius, dan gaya-gaya artistik yang canggih. Zaman SejarahZaman sejarah adalah zaman di mana manusia telah mengenal tulisan. Bangsa Sumeria tercatat sebagai bangsa pertama yang menggunakan tulisan pada 3000 SM. Pada masa itu, bangsa Sumeria telah berkomunikasi dengan lempengan tanah liat yang ditulisi pahatan gambar yang melambangkan suatu maksud. Tulisan mereka berupa tulisan paku atau cuneiform, yang terdiri dari 350 gambar yang kemudian dikembangkan bangsa Romawi menjadi huruf latin. Dalam perkembangan selanjutnya, tulisan itu dikembangkan lagi oleh bangsa Mesir Kuno menjadi huruf yang dikenal dengan hieroglif. Setelah beberapa abad, tulisan terus mengalami perkembangan hingga menjadi bahasa dan tulisan yang ada saat ini. Adapun pada zaman sejarah, peradaban manusianya juga sudah lebih maju. Hal ini ditandai dengan peninggalan berupa sumber-sumber tertulis berupa prasasti, kitab-kitab, dan masih banyak lainnya. Bangsa Indonesia memasuki masa Sejarah setelah ditemukan prasasti hasil peninggalan Kerajaan Kutai berupa prasasti Yupa. Referensi:
zaman sekarang : sosial : masyarakat lebih terpaku pada teknologi yang ada. kurang rasa sosial pada masyarakat. ekonomi : ekonomi saat ini lebih berkembang, dan teratur. tetapi masih diiringi dengan kecurangan. zaman purba: sosial : masyrakat hidup berkelompok walaupun mereka belum bisa berkomunikasi secara lancar pada saat itu. ekonomi : masyarakat memenuhi kebutuhan ekonomi dengan bergantung pada alam maaf kalo salah semoga membantu |