Apa maksud dari kalimat manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Kej 1 26 27 )? Jelaskan?

Arti manusia “diciptakan menurut gambar Allah” adalah manusia diciptakan sehingga dapat mengenal dan mengasihi Pencipta-Nya, karena memiliki akal budi dan kehendak bebas.

Arti manusia “diciptakan menurut gambar Allah” adalah manusia diciptakan sehingga dapat mengenal dan mengasihi Pencipta-Nya, karena memiliki akal budi dan kehendak bebas. Karena diciptakan Allah menurut “gambar dan rupa Allah” (lih. Kej 1:26-27),[1]manusia adalah ciptaan Allah yang istimewa.  Dengan menjadi gambaran Allah, manusia tidak hanya “sesuatu” tapi “seseorang”. Manusia mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri, dapat memberikan dirinya, dan dapat masuk dalam persekutuan kasih dengan Allah dan sesama.

Di bumi, hanya manusialah ciptaan yang dikehendaki Tuhan demi kebaikan manusia itu sendiri; dan hanya manusialah yang dipanggil untuk mengambil bagian di dalam kehidupan Allah, melalui pengetahuan dan kasihnya kepada Allah.[2] Oleh rahmat Allah, manusia dipanggil untuk memberikan tanggapan iman dan kasih kepada Allah, yang tidak dapat diberikan oleh ciptaan yang lain.[3] Tuhan menciptakan segalanya untuk manusia; dan sebaliknya, manusia diciptakan untuk melayani dan mengasihi Dia dan mempersembahkan semua ciptaan kepada-Nya.[4] Sebagai “satu-satunya makhluk di bumi yang dikehendaki Allah demi diri manusia itu sendiri”[5] manusia diciptakan supaya ia bahagia dan diberkati. Ini terjadi jika manusia mengenal, mencintai dan melayani Allah dalam hidup ini dengan rasa syukur.[6]

[1]Lih. KGK 343, 344, 353.

[2]Lih. KGK 356.

[3]Lih. KGK 357.

[4]Lih. KGK 358.

[5]Konsili Vatikan II, GS 24.

[6]Lih. KGK 358.

Pandangan yang benar mengenai siapa manusia tertulis dalam kitab Kejadian 1:26-27. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Bila dipertanyakan: Dalam hal mana manusia segambar dengan Allah? Pertanyaan ini sebenarnya sukar untuk dijawab. Tetapi segambar disini pasti lebih menunjuk kepada unsur rohaniah atau batiniahnya, sebab Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Tetapi bila dipersoalkan bentuk apakah yang sering ditampilkan Tuhan di Kerajaan Sorga atau dimanapun, maka jawaban yang paling logis adalah bentuk manusia seperti kita ini. Itulah sebabnya Tuhan memilih bentuk fisik seperti ini sebagai bentuk yang paling sempurna (Kej 1:31).

Kata-kata yang digunakan untuk gambar dan rupa didalam teks asli Alkitab yaitu dalam bahasa Ibrani adalah tselem dan demuth. Tselem hendak menunjuk gambar dalam arti unsur-unsur dasar yang dimiliki Allah juga dimiliki manusia yaitu pikiran, perasaan, kehendak, kekekalan dan hakekat kerja. Adapun Demuth adalah keserupaan yang menunjuk kepada kualitas atas unsur-unsur tersebut. Keserupaan dengan Allah yang dimiliki manusia bukan sesuatu yang statis tetapi bisa progresif.

Banyak penjelasan para theolog mengenai dua kata tersebut. Tetapi pada umumnya kata tselem dan demuth diartikan tunggal (bersinonim), bahwa manusia diciptakan segambar dengan Allah (Ing, In His own image. Latin, Imago Dei similitudo).

Segambar dengan Allah diartikan sederhana sebagai “mirip seperti Tuhan sendiri”. Gambar Allah atas manusia inilah yang memberi nilai pada manusia (The image of God is what makes man). Gambar Allah merupakan sesuatu yang interen didalam diri manusia, sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari diri manusia. Itulah sebabnya walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa, tidak dinyatakan bahwa gambar Allah (tselem)itu tidak hilang sama sekali (Kej 9:6; Yak 3:9). Pengertian ini penting, sebab dalam proses keselamatan, gambar Allah yang rusak ini akan dipulihkan kembali (restituio imaginis Dei – Pemulihan gambar Allah).

Di dalam diri manusia terdapat unsur-unsur yang juga ada di dalam diri Allah, tentu dalam diri Allah skalanya sempurna. Manusia memiliki kecerdasan (rasio) atau intelektual. Hal ini memampukan manusia rasionalisasi, berpikir, berlogika, menganalisa dan lain sebagainya. Oleh karena keberadaan (eksistensi) inilah maka para penganut teori evolusi menyatakan bahwa manusia adalah binatang menyusui yang cerdas, dalam hal ini mereka hanya memandang dari satu sisi saja. Pikiran harus digunakan semaksimal mungkin untuk mengenal Tuhan dan mengelola hasil karya-Nya.
Manusia memiliki perasaan dan emosi. Hal inilah yang membuat manusia dapat memiliki rasa sayang, benci, cemburu, cinta, marah, dan lain-lain. Perasaan inilah yang membuat manusia dapat berinteraksi atau hubungan timbal balik dengan Tuhan dan sesama dalam satu suasana hubungan yang saling  mempengaruhi.

Manusia diciptakan dari apa yang tidak ada menjadi ada, baik bahan maupun idenya. Kata ini artinya menciptakan tanpa bahan. Dalam bahasa Ibrani salah satu kata untuk diciptakan, yang digunakan dalam kitab Kejadian adalah”bara”. Manusia diciptakan dari apa yang tidak ada (Latin, Creatio ex nihilo).

Manusia diciptakan dengan cara yang sangat unik, tidak seperti ciptaan-Nya yang lain. Manusia diciptakan dengan tangan Tuhan sendiri (Kej 2:7). Kata menciptakan atau membentuk dalam Kejadian 2:7 adalah “yatser “(Ibr), yang mengandung pengertian aktivitas yang kreatif. Allah membentuk yang juga berarti mengukir (to carve). Didalam kata yatser mengandung unsur seni. Allah menghembuskan nafas ke lubang hidung manusia, sehingga manusia menjadi makhluk hidup (nismat chayim)

Bila seseorang sadar bahwa ia adalah hasil karya Tuhan maka ia akan cenderung mengabdi kepada Tuhan. Sama seperti seorang anak yang sadar bahwa ia menjadi besar dan berprestasi karena orang tua, maka ia akan cenderung mengabdi kepada orang tua. Manusia akhir jaman tidak mau tahu bahwa langit dan bumi diciptakan oleh Tuhan termasuk manusia didalamnya (2 Pet 3:5). Kelompok manusia seperti itu pasti hidup dalam pemberontakan kepada Tuhan. Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk ciptaan mendorong seseorang membangun terus menerus hubungan yang proporsional atau yang benar dengan Tuhan sebagai Pencipta. Hal ini dapat menghindarkan praktek memutarbalikkan hirarki (urut-urutan prioritas hidup). Urutan pertama dalam hidup adalah Tuhan, bukan materi atau sesuatu yang lain. Memang seharusnya segala sesuatu yang dilakukan harus bagi Tuhan, sebab segala sesuatu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia (Rom 11:36; 1 Kor 10:31).

Manusia tidak berhak hidup untuk dirinya sendiri, manusia harus hidup hanya bagi Dia yang menciptakannya. Bila tidak demikian berarti suatu pemberontakan terhadap Penciptanya. Pendewasaan rohani harus menggiring umat kepada kesadaran ini. Pada tingkat kedewasaan tertentu kita akan memiliki pengakuan demikian: Allah ada bukan untukku, tetapi aku ada untuk Tuhan .

God doesn’t exist for me, I exist for the Lord


Kejadian 1:

26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

Apa maksud dari kalimat manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Kej 1 26 27 )? Jelaskan?
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia membuat manusia itu sempurna sesuai gambar-Nya. Manusia-lah yang memilih untuk tidak mentaati Allah dan membawa dosa ke dalam dunia.

 Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (ayat 26 dan 27).

Apakah artinya?

Ketika Allah menciptakan Adam, Dia membentuk manusia pertama itu dari debu dan memberinya hidup dengan berbagi napas-Nya sendiri, Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan memberikan manusia itu "sentuhan pribadi" (Kejadian 2:7). Wanita dibangun dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu (Kejadian 2:22). Dengan demikian, manusia adalah unik di antara semua mahluk ciptaan Tuhan, karena manusia diciptakan memiliki keduanya yaitu tubuh materi dan jiwa imaterial/roh.

Memiliki "gambar" atau "rupa" Allah, dalam arti sederhana adalah bahwa manusia diciptakan menyerupai Allah. Penting untuk kita camkan, jika dikatakan Adam diciptakan menyerupai Allah, tidak berarti bahwa Allah memiliki darah dan daging seperti Adam. Alkitab berkata bahwa "Allah itu Roh" (Yohanes 4:24) dan oleh karena itu Allah ada tanpa tubuh materi. Adam diciptakan menyerupai Allah, artinya tubuh Adam mencerminkan kehidupan Allah dalam arti bahwa Adam diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak dapat mengalami kematian.

Gambar dan rupa Allah mengacu pada bagian imaterial manusia yaitu jiwa / roh nya. Ini membedakan manusia dari dunia hewan, sehingga manusia cocok diberi kekuasaan sesuai dengan kehendak Allah untuk menaklukkan bumi (Kejadian 1:28), dan memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan Pencipta-nya. Jadi, manusia menyerupai Allah, secara mental, moral dan sosial. 

Secara mental, karena manusia diciptakan sebagai mahluk rasional, mahluk dengan kehendak. Dengan kata lain, manusia dapat berpikir dan manusia dapat memilih. Ini mencerminkan akal dan kebebasan Allah. Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati sebuah simfoni, menghitung jumlah angka-angka, atau memberi nama hewan peliharaan; menunjukkan fakta bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Secara moral, karena manusia diciptakan dalam kebenaran dan ketidak-berdosaan [=kemurnian] sempurna, ini mencerminkan dari kekudusan Allah. Ayat 31 menyatakan: Allah melihat segala sesuatu (termasuk manusia) yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Hati nurani kita atau disebut juga "kompas moral" kita adalah sisa-sisa dari keadaan manusia semula. Setiap kali seseorang menuliskan suatu hukum, meninggalkan kejahatan, memuji perilaku yang baik, atau merasa bersalah saat berbuat dosa; menegaskan fakta bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Secara sosial, karena manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan sifat Tritunggal Allah dan kasih-Nya. Di taman Eden, hubungan utama manusia adalah dengan Allah (Kejadian 3:8 menyiratkan persekutuan dengan TUHAN Allah), dan Allah menciptakan wanita pertama karena "tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja" (Kejadian 2:18). Setiap kali seseorang berteman, menikah, memeluk anaknya, atau menghadiri kebaktian gereja; menunjukkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Jika Adam diciptakan sempurna, mengapa dia akhirnya jatuh dalam dosa?

Bagian dari diciptakan-Nya manusia menurut gambar dan rupa Allah adalah bahwa manusia memiliki kapasitas untuk membuat pilihan bebas. Meskipun manusia diciptakan dalam kebenaran (diberikan hakekat benar) dan ketidak-berdosaan/kemurnian sempurna, Adam membuat pilihan jahat untuk memberontak terhadap Pencipta-nya. Dengan demikian, Adam telah merusak gambar dan rupa Allah dalam dirinya, dan ia mewariskan gambar dan rupa yang telah rusak itu pada semua keturunannya (Roma 5:12). Kita memang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Yakobus 3:9), tetapi kini, kita juga menanggung kerusakan akibat dosa. Secara mental, moral, sosial dan fisik, manusia menunjukkan akibat dari dosa.

Kabar baiknya adalah bahwa ketika Allah menebus dosa kita, Dia mulai memulihkan cerminan Allah yang asli dalam kita, menciptakan "manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Efesus 4:24). Penebusan hanya tersedia oleh kasih karunia Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita dari dosa yang memisahkan kita dari Allah (Efesus 2:8-9). Melalui Kristus, kita adalah ciptaan baru menurut gambar dan rupa Allah (2 Korintus 5:17).

Sumber : GotQuestions.org