Di pesan yang lalu, kita telah membahas firman yang indah di Matius 12:30, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Kita melihat apa arti dari kalimat ‘bersama Kristus’. Dan kita juga telah melihat bahwa sekadar ‘mendukung Kristus’ tidaklah cukup. Ada banyak orang Kristen yang hanya sekadar mendukung Kristus dalam berbagai pengertian. Mereka bersedia bersorak buat dia akan tetapi mereka tidak mau ikut berada di dalam medan perang bersama dia. Show
Yesus berkata kepada setiap orang Kristen bahwa, kita entah akan mengumpulkan bersama Dia atau mencerai-beraikan. Saat kita melihat pada 1 Korintus 3:10-17, kita mendapati bahwa hal ini berkaitan dengan perkara mengumpulkan Jemaat atau mengumpulkan umat Allah. Pertanyaannya adalah apakah Anda bekerja untuk membangun orang lain di dalam iman, membangun Gereja Allah? Anda adalah elemen di dalam Gereja Allah, akan tetapi Anda juga dipanggil untuk membangun orang lain. Perikop di Korintus ini berkaitan dengan hal membangun orang lain, tentang dengan bahan baku apakah Anda sedang membangun Gereja Kristus. Itulah pokok utamanya. Di pesan ini kita akan melihat Matius 12:31-32, firman yang menimbulkan banyak persoalan bagi para penafsir dan orang Kristen pada umumnya. Akan tetapi jika hati kita terbuka untuk Tuhan, firman ini tidaklah begitu sukar untuk dipahami. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.Mari kita baca juga ayat 33-35 Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (Perhatikan bahwa di sepanjang bagian bacaan ini, ada pembedaan antara yang baik dan yang jahat; pohon yang baik dengan pohon yang tidak baik di ayat 33) Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (Perhatikan sekali lagi, pembedaan antara yang baik dan yang jahat berlangsung sampai ayat 35) Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.Kesampingkan doktrin serta prasangkaIni adalah perikop yang sangat penting. Kali ini kita akan memusatkan perhatian pada ayat di 31-32 saja, tentang hujat terhadap Anak Manusia, dan hujat terhadap Roh Kudus. Sering kali, sebuah perikop di dalam Kitab Suci terasa begitu sulit untuk kita pahami karena kita membawa berbagai prasangka di dalam pikiran kita. Kita harus mempelajari Firman Allah dengan hati yang benar-benar terbuka tanpa membawa prasangka apa pun. Jika Anda ingin mempelajari Alkitab, pelajarilah dengan hati yang terbuka, dengan berkata, “Tuhan, aku datang kepadaMu dan aku terbuka untuk diajar sepenuhnya. Aku tidak membawa prasangka, aku tidak mempertahankan dogma apapun, tidak ada doktrin yang kupandang lebih penting daripada FirmanMu.” Sangatlah merbahaya jika Anda berpegang pada ide-ide tertentu, yang sudah kuat tertanam dalam benak Anda dan Anda akan menutup diri saat mempelajari Alkitab. Anda tidak akan mau mendengarkan sekalipun itu kebenaran dari Firman. Dengan sikap demikian, saat Alkitab menyatakan hal yang tampaknya berbeda dengan doktrin yang telah Anda anut, Anda akan menolaknya. Ini adalah hal yang paling berbahaya! Masuklah ke dalam Firman Allah dengan hati yang benar-benar terbuka, yang berkata, “Tuhan, berbicaralah kepadaku.” Dan jika apa yang disampaikan oleh Alkitab bertentangan dengan doktrin yang Anda anut, maka yang harus Anda korbankan adalah doktrin itu, bukannya Alkitab. Beberapa dari kita, saat masih baru menjadi Kristen, mendapat pengajaran tentang berbagai macam doktrin. Setelah kita mendalami Firman Allah, kita menemukan bahwa doktrin-doktrin itu tidak cocok dengan Alkitab, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan berpegang pada doktrin kita dan mengabaikan Alkitab? Janganlah melakukan hal ini. Ini adalah jalan yang pasti untuk menuju kebinasaan! Saya ingat bagaimana berulang kali Firman Allah membuat saya merasa tidak nyaman. Firman Allah menyatakan hal-hal yang tampaknya bertentangan dengan doktrin yang telah saya terima. Sebagai contoh, saya bertumbuh di dalam doktrin ‘sekali selamat tetap selamat’, doktrin ini saya yakini tanpa saya pertanyakan lagi. Namun ketika saya belajar Firman Allah, saya menjadi bingung karena ada begitu banyak ayat yang bertentangan dengan doktrin ini. Dan apa yang saya lakukan saat itu? Apakah saya mengabaikan Kitab Suci dan berpegang pada doktrin yang telah diajarkan kepada saya? Sangatlah merbahaya jika saya berbuat seperti. Bahkan lebih buruk lagi adalah jika kita mempelajari Alkitab dengan hati yang dipenuhi oleh dosa. Hati yang berisi dosa tidak akan bisa terbuka untuk menerima kebenaran. Inilah alasan mengapa orang non-Kristen seringkali mendapati bahwa sulit sekali menerima Firman Allah karena ia merasa terusik karena dosa-dosanya terungkap. Namun, saya mohon kepada Anda, pelajarilah Alkitab dengan hati yang terbuka dan suci. Mengapa ayat-ayat ini sangat sulit? Karena banyak orang yang berkata, “Yah, tentunya Allah tidak akan menolak untuk memaafkan orang.” Karena Anda berpegang pada konsep bahwa tidak mungkin Allah tidak mengampuni maka sama seperti para teolog, Anda akan kesulitan saat berhadapan dengan ayat di Matius 12:31-32 ini karena intinya bertentangan dengan doktrin yang Anda pegang itu. Lalu, pilihan Anda adalah menjelaskan ayat-ayat itu dengan membeloknya sedemikian rupa ia menjadi cocok dengan doktrin Anda. Anda akan berdalih, tentunya ada maksud lain dari apa yang mau disampaikan oleh ayat tersebut. Dengan demikian Anda mulai menyelewengkan Firman Allah, berusaha membuatnya masuk akal. Anda akan berusaha untuk berkata ada makna lain selain dari yang sangat jelas itu. Saya mohon kiranya Anda akan datang dengan setulus hati pada Firman Allah dan berkata, “Tuhan, apapun yang Engkau katakan, aku akan menerimanya apa adanya. Aku tidak akan berusaha untuk menyelewengkan maknanya sekali pun tidak sesuai dengan pengharapan saya.” Jadilah orang yang mengasihi kebenaran dan bersedia dipimpin kebenaran tidak kira ke mana pun kebenaran itu memimpin kita. Janganlah terpaku hanya dengan pemikiran-pemikiran kita sendiri. Marilah kita hampiri ayat-ayat tersebut dan juga seluruh Alkitab dengan sikap hati yang terbuka ini. Apakah ayat-ayat itu benar-benar sulit? Apa kerumitannya? Dari sudut pandang eksegesis, tidak ada masalah dengan tata bahasanya. Satu-satunya persoalan adalah seperti yang telah saya sebutkan tadi, yaitu karena kita menghampirinya dengan membawa ide-ide yang tertanam di benak kita. Cobalah menghampirinya tanpa membawa pemikiran-pemikiran yang kaku dan Anda akan terkejut mendapati bahwa ayat-ayat ini menyatakan kebenaran tentang Allah kepada kita dengan cara yang sangat gamblang dan mudah dipahami. Ini adalah prinsip mendasar di dalam mempelajari Firman Allah. Selalu terbuka kepada Allah. Biarlah Dia berbicara dan bukalah telinga serta hati Anda. Apakah perbedaan antara menghujat Yesus dengan menghujat Roh Kudus?Pertanyaan pertama yang ingin saya bahas dari bacaan ini adalah: apakah bedanya antara menghujat Anak Manusia, yaitu Yesus, dengan menghujat Roh Kudus? Ada dua macam hujatan di sini. Dikatakan di ayat 31: Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni. Sisi positif dari pernyataan ini adalah bahwa tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni, kecuali satu. Dan bagian kedua dari sisi positif ini terdapat di ayat 32: “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni.” Anda boleh menghujat Anak Manusia. Siapa itu Anak Manusia? Anak Manusia adalah Yesus. Dia adalah Kristus. Dan jika Anda menghujat Anak Manusia, hal itu akan diampuni. “Tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.” Jadi, segala dosa bisa diampuni kecuali satu, dosa terhadap Roh Kudus. Jika Anda mengucapkan sesuatu hal yang menentang Roh Allah, maka untuk hal itu tidak ada pengampunannya. Sebelum kita mencari tahu apa itu dosa terhadap Roh Kudus, pertama-tama kita perlu meneliti mengapa Anda bisa menghujat Anak Manusia, dan juga melakukan dosa-dosa yang lainnya, dan tetap diampuni? Mengapa orang bisa sampai menghujat Anak manusia? Jadi, bagaimana kita bisa membedakan apa yang disebut hujat terhadap Anak Manusia, yaitu Yesus, dan hujat terhadap Roh Kudus? Kita menghujat Yesus karena kita tidak tahu siapa dia ituPenjelasannya terletak tidak jauh dari sana. Yohanes Pembaptis berkata kepada orang banyak, “Di tengah-tengah kamu berdiri orang yang tidak kamu kenal.” Yesus berdiri di tengah orang banyak itu, di dalam darah dan daging, sama seperti manusia yang lainnya, dan orang-orang itu tidak tahu siapa dia. Ini berarti bahwa Anda bisa berbuat dosa terhadapnya di dalam ketidak-tahuan Anda. Dosa di dalam ketidak-tahuan itu bisa diampuni. “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Mereka telah melakukan segala macam dosa terhadap Yesus, termasuk menyalibkan dia. Hal ini lebih buruk dibandingkan sekadar mengucapkan penghinaan kepada Yesus. Menyalibkan Yesus yang diutus Allah adalah jelas-jelas merupakan suatu tindakan menentang dia. Akan tetapi, Yesus mengampuni mereka. Dan Allah mengampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka bertindak dalam kebodohan. Ini adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Namun saat Anda berbuat dosa terhadap Roh Kudus, Anda tidak lagi bertindak karena ketidak-tahuan. Ini adalah poin perbedaan pertama yang perlu diperhatikan. Ini menunjukkan terdapat suatu bentuk sikap hati. Kita akan kembali lagi nanti untuk melihat sikap hati yang seperti apakah itu. Mari kita amati perbedaan yang pertama ini. Kita berbuat dosa terhadap Yesus di dalam ketidak-tahuan karena kita tidak tahu siapa dia. Saya tidak tahu siapa Yesus itu saat saya belum menjadi Kristen, jadi, saya berbuat dosa terhadap Yesus. Saya meremehkan orang Kristen, saya menentang Gereja, jadi, saya berbuat dosa. Saya tidak tahu siapa Yesus itu. Nama Yesus tidak ada artinya bagi saya. Anda mungkin telah menyebutkan nama Yesus secara sia-sia karena Anda tidak tahu dan tidak mengenal dia.
|