5 kanker paling umum di kita 2022

Jakarta, 31 Januari 2019

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker itu tersebut tidak hanya dilihat dari satu sisi peningkatan saja, tapi di sisi lain justru pelayanan kesehatan juga lebih meningkat.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehata, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan kita perlu melihat sisi lain dari peningkatan prevalensi kanker itu.

Kita tidak bisa melihat satu sisi soal peningkatan jumlah, tapi aksesibiltas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat. Dulu orang banyak yang susah berobat karena masalah pembiayaan. Tapi tahun 2014 ada JKN, dan PBI makin banyak sehingga semua orang relatif punya akses,” kata Anung pada Temu Media Hari Kanker Sedunia di ruang Pers Naranta Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kamis (31/1).

Berdasarkan data Globocan, saat ini beban penyakit kanker di dunia meningkat, yaitu terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian di tahun 2018 dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker, serta 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker.

Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki – laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.

Secara keseluruhan angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebanyak 136,2/100 ribu berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke-23.

Anung menambahkan pada Hari Kanker Sedunia kali ini lebih ditekankan kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan cek kesehatan dan berperilaku hidup sehat.

“Kita harapkan saat ini adalah masyarakat tumbuh rasa tanggungjawabnya terhadap diri sendiri di dalam upaya pencegahan dan menemukan sejak dini hal yang berkaitan dengan faktor risiko yang kemungkinan akan menimbulkan kanker. Jangan merokok, lakukan PHBS, dan diet yang seimbang. Ini adalah bagian dari upaya pencegahan umum,” kata Anung.

Anung mencontohkan suatu wilayah tanpa menyebutkan nama wilayah tersebut yang sudah dilakukan penelitian terkait jumlah kanker. Diketahui perokok di wilayah itu 60% menderita kanker paru untuk laki—laki dan menderita TBC.

Berdasarkan data Komite Penanggulangan Kanker Nasional dari 266 juta penduduk di Indonesia terdapat 348.809 pasien kanker baru setiap tahunnya dimana sekitar 80% tidak terobati.

20% dari 80% penderita yang tidak terobati tersebut mengupayakan pengobatan ke luar negeri. Pengobatan penderita ke luar negeri yang minimal terdiri dari satu orang sakit ditambah 1 orang pendamping akan menyebabkan potensial economic loss sebesar Rp.803.346.240.000.

Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lain deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun.

Deteksi dini itu dilakukan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim. Selain upaya di atas, Kementerian Kesehatan juga mengembangkan program penemuan dini kanker pada anak, pelayanan paliatif kanker, deteksi dini faktor risiko kanker paru, dan sistem registrasi kanker nasional.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email . (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain jantung dan stroke, kanker masih menjadi penyakit ganas yang menyebabkan kematian paling tinggi di dunia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tiga kanker yang paling banyak membunuh orang di seluruh dunia pada tahun 2020 adalah kanker paru-paru (1,80 juta kematian), kanker kolorektal (916.000 kematian) dan kanker hati (830.000 kematian).

Tapi itu bukan kanker paling mematikan, menurut Rebecca Siegel, MPH, direktur ilmiah senior penelitian pengawasan di American Cancer Society (ACS).

Peneliti kanker menentukan kelangsungan hidup dengan ukuran relatif 5 tahun. Ini merupakan presentase orang yang diharapkan bertahan hidup dari efek kanker tertentu, tidak termasuk risiko dari kemungkinan penyebab kematian lainnya, selama lima tahun setelah didiagnosis.

Ada beberapa jenis kanker yang paling mematikan, bahkan sangat rentan menyerang manusia tanpa mengenal kelompok usia maupun jenis kelamin. Kanker yang paling mematikan adalah kanker dengan kelangsungan hidup yang paling rendah.

5 kanker paling umum di kita 2022
Foto: Ilustrasi kanker/ Edward Ricardo

Kenapa belum ada obat kanker?

Hingga kini belum ada satu obat yang terbukti medis dan efektif bisa menyembuhkan kanker. Ada sejumlah alasan di balik hal ini. 

Alasan pertama, mengutip Live Science, adalah karena kanker bukan penyakit tunggal yang bisa diberantas dengan satu obat. Faktanya, ada ratusan jenis kanker.

"Kita akan membutuhkan ratusan jenis obat yang berbeda untuk menyembuhkan semua kanker," kata Siegel. 

Alasan lain mengapa sulit untuk menyembuhkan kanker adalah karena standar untuk menyembuhkan kanker sangat tinggi. Kanker dinyatakan sembuh jika tidak ada lagi jejaknya di dalam tubuh dan tidak akan pernah kembali atau tidak diharapkan untuk kembali. Tetapi bahkan ketika semua jejak kanker telah hilang, tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti bahwa itu tidak akan kembali.

Alasan terakhir adalah, meski ada pengobatan untuk kanker tertentu, tidak berarti pengobatan itu akan berhasil untuk semua orang. "Kanker setiap orang memiliki tanda molekuler yang unik dan merespons pengobatan secara berbeda dibandingkan dengan orang lain dengan jenis kanker yang sama," kata Siegel.

Berikut adalah beberapa kanker paling mematikan mengutip Live Science:

1. Kanker Pankreas

Kanker pankreas dimulai di jaringan pankreas, yang membantu pencernaan. Kanker sistem pencernaan secara umum cukup mematikan. Jumlah pasien kanker pankreas yang bertahan hidup setelah lima tahun diagnosis kurang dari 50%. Ini membuat kanker pankreas menjadi jenis kanker yang paling mematikan.

Sebagian besar kanker pankreas adalah kanker eksokrin, yang berarti kanker muncul di sel yang membuat enzim pencernaan.

Dalam sedikit kasus, kanker muncul di sel endokrin pankreas yang membuat hormon seperti insulin atau disebut tumor neuroenokrin pankreas (NETs). Tipe kanker ini hanya 2 persen dari kanker pankreas pada umumnya dan memiliki kemungkinan sembuh yang jauh lebih baik.

Bergantung dari seberapa jauh penyebarannya, dokter dapat mengobati kanker pankreas dengan pembedahan, radiasi, atau kemoterapi. Perawatan lain yang mungkin termasuk imunoterapi dan obat yang menargetkan molekul khusus untuk sel kanker.

2. Mesothelioma

Mesothelium adalah lapisan sel yang melapisi rongga tubuh tertentu dan mengelilingi organ dalam. Meshotheliome merupakan kanker sel-sel ini. Tiga dari empat mesothelioma berkembang di mesothelium yang mengelilingi paru-paru atau pleura. Jenis kanker ini disebut mesothelioma pleura.

Adapun, jenis mesothelioma paling umum terbentuk di peritoneum, jaringan yang melapisi perut dan mengelilingi banyak organ perut seperti perut dan hati. Jenis kanker ini disebut peritoneal mesothelioma. Mesothelioma jarang terjadi di jaringan yang mengelilingi jantung dan testis.

Paparan terhadap asbes, menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS, adalah penyebab utama mesothelioma pleura ganas.

Adapun perawatannya bergantung pada seberapa jauh perkembangannya, termasuk pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi khusus, dan imunoterapi.

3. Kanker kantong empedu

Kanker sistem pencernaan ini dimulai di kantong empedu. Kantung empedu, terletak di bawah hati, berkonsentrasi dan menyimpan empedu, yakni zat yang dibuat oleh hati yang membantu pencernaan. Batu empedu, meski kecil, secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker kandung empedu.

Perawatan yang diberikan bergantung pada seberapa jauh kanker berkembang saat didiagnosis. 

4. Kanker Kerongkongan

Kerongkongan mempunyai fungsi mengangkut makanan dari tenggorokan ke perut. Faktor risiko kanker kerongkongan meliputi usia, merokok, minum alkohol, hingga riwayat penyakit lambung.

Perawatannya bergantung pada seberapa jauh kanker telah berkembang, seperti pembedahan, kemoterapi, radiasi, imunoterapi, atau terapi yang menargetkan kondisi tertentu.

5. Kanker hati

Kanker hati adalah salah satu bentuk kanker yang paling umum di seluruh dunia. Faktor risiko yang paling signifikan untuk kanker hati adalah hepatitis B kronis atau infeksi hepatitis C. Kedua infeksi ini ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah dan air mani.

Kanker yang terkait erat yaitu kanker saluran empedu intrahepatik, yang terjadi di saluran yang membawa empedu dari hati dan kantong empedu ke usus kecil, di mana empedu membantu mencerna lemak dari makanan.

6. Kanker paru-paru

Kanker paru-paru dan bronkial membunuh paling banyak orang di seluruh dunia. Merokok dan penggunaan produk tembakau adalah penyebab utamanya.

Ada dua jenis utama kanker paru-paru non-sel kecil, yang paling umum, dan kanker paru-paru sel kecil yang menyebar lebih cepat. Hal terbaik yang dapat dilakukan pasien perokok untuk mempersiapkan pengobatan adalah berhenti merokok.

Pengobatan untuk kanker paru-paru termasuk pembedahan, kemoterapi, radiasi, imunoterapi dan terapi lainnya.

7. Kanker Pleura

Ini adalah tipe kanker jaringan yang melapisi paru-paru, perut, jantung, dan organ lainnya. Mesothelioma kanker adalah bentuk paling umum, biasanya mempengaruhi paru-paru.

Batuk, nyeri dada, dan sesak napas adalah gejala dari tipe kanker ini. Perawatannya termasuk operasi, radiasi dan kemoterapi. 

8. Leukemia Monositik Akut

Leukemia monositik akut adalah subtipe dari jenis leukemia yang disebut leukemia myeloid akut (AML). Kanker ini berkembang dalam sel prekursor darah yang sedang dalam perjalanan untuk menjadi sel sistem kekebalan yang disebut monosit. Monosit adalah bagian utama dari sistem kekebalan bawaan. 

Perawatan untuk leukemia monositik akut yakni kemoterapi, transplantasi sel induk, atau terapi yang ditargetkan.

9. Kanker otak

Pada orang dewasa, tumor otak jarang dimulai di otak, tapi seringnya menyebar dari kanker lain. Kanker otak umumnya disebabkan oleh kanker yang berasal dari tempat lain di tubuh.

Pada anak-anak, sebagian besar tumor otak dimulai di otak. Satu-satunya faktor risiko tumor otak adalah riwayat keluarga dan paparan radiasi di kepala. Paparan radiasi biasanya terjadi selama pengobatan untuk beberapa kanker lainnya.

Pengobatan untuk tumor otak tergantung pada jenis tumor dan seberapa besar kanker telah tumbuh pada saat didiagnosis.

10. Leukimia Myeloid Akut

Leukemia berkembang dari sel induk di sumsum tulang. Jenis kanker ini terjadi ketika perkembangan sel darah terhenti dan sel menjadi kanker.

Leukemia myeloid akut mengacu pada kanker yang berkembang di sel myeloid (berlawanan dengan sel limfoid), yang merupakan sel prekursor darah yang berpotensi berkembang menjadi sel darah merah, beberapa jenis sel darah putih, dan trombosit.

Adapun perawatannya termasuk kemoterapi, transplantasi sel induk, atau terapi khusus.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Benarkah Putin Idap Kanker? Ini Kata Kepala Intelijen Ukraina

(hsy/hsy)

Kanker apa yang paling parah?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tiga kanker yang paling banyak membunuh orang di seluruh dunia pada tahun 2020 adalah kanker paru-paru (1,80 juta kematian), kanker kolorektal (916.000 kematian) dan kanker hati (830.000 kematian).

Berapa macam kanker?

Kanker diberi nama berdasarkan lokasi awal mereka muncul, dan dapat dikategorikan menjadi lima jenis..
Karsinoma. Karsinoma adalah kanker yang ada pada jaringan epitel yang melapisi permukaan organ, kelenjar dan kerangka tubuh. ... .
Leukemia. ... .
Limfoma. ... .
Myeloma. ... .
Sarkoma..

Kanker apa saja yang paling berbahaya?

Di seluruh dunia, terdapat tiga kanker yang paling banyak membunuh orang di tahun 2020, yaitu kanker paru-paru (1,80 juta kematian), kanker kolorektal (935.000 kematian), dan kanker hati (830.000 kematian).

Apa jenis kanker yang paling umum di wanita?

Kanker payudara adalah jenis kanker pada wanita yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Pada 2018, kanker payudara menyumbang 25,4 persen dari total kasus kanker baru yang terdiagnosis.

Meskipun kanker mengambil banyak bentuk, ada empat yang mengklaim kehidupan lebih dari seperempat juta orang Amerika setiap tahun: payudara, prostat, paru -paru, dan usus besar/rektum. Diperkirakan sekitar 827.000 diagnosis baru untuk jenis kanker ini akan terjadi pada tahun 2014. Ini mewakili hampir 50% dari diagnosis kanker baru dan hampir 49% kematian kanker tahunan. Di bawah ini Anda akan menemukan survei dari empat kanker yang paling umum; Semua data dan statistik demografis berasal dari program pengawasan, epidemiologi, dan hasil akhir American Cancer Society.

Kanker paru-paru

Dimulai sebagai tumor kecil di salah satu paru -paru, jika tidak diobati, kanker paru -paru bermetastasis, menyebar ke bagian tubuh lainnya. Di luar titik ini, kemungkinan kelangsungan hidup berada di bawah 5%. Faktanya, kanker paru -paru membunuh lebih banyak orang Amerika, baik pria maupun wanita, daripada tiga kanker paling umum berikutnya. Penyebabnya jelas; Merokok menyebabkan 80% hingga 90% dari semua kasus baru.

Program online yang ditampilkan

Demographics:

  • Tingkat kejadian berdasarkan jenis kelamin: 72,2 pria per 100.000; 51.1 Wanita per 100.000 72.2 men per 100,000; 51.1 women per 100,000
  • Usia rata -rata diagnosis pertama: 70 70
  • Fakta Terkemuka: Pria kulit hitam lebih cenderung didiagnosis dan meninggal karena kanker paru -paru daripada kelompok lain, bahkan jika mereka terpapar lebih sedikit asap rokok, rata -rata, daripada pria kulit putih. Peluang diagnosis kanker paru -paru kira -kira sama untuk wanita kulit hitam dan wanita kulit putih. Black men are more likely to be diagnosed with and die from lung cancer than any other group, even if they are exposed to less cigarette smoke, on average, than white men. The chance of a lung cancer diagnosis is roughly equal for black women and white women.

Statistics:

  • Kematian tahunan
    • Nomor mentah: 159.260 159,260
    • Persentase Total Kematian Kanker: 27,2% 27.2%
  • Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun: 16,8% 16.8%

Faktor risiko: Merokok dan paparan asap bekas. Smoking and exposure to second-hand smoke.

Penyaringan/Deteksi: Gugus Tugas Pencegahan A.S. merekomendasikan skrining paru tahunan pada orang dewasa berusia 55 hingga 80 tahun yang memiliki riwayat merokok yang luas atau yang saat ini merokok. Tingkat kelangsungan hidup meningkat secara dramatis jika didiagnosis lebih awal. The U.S. Preventative Task Force recommends yearly lung screening in adults 55 to 80 years old who have an extensive smoking history or who smoke currently. Survival rates increase dramatically if diagnosed early.

Pengobatan: Penghapusan bedah dimungkinkan untuk kanker paru -paru stadium awal. Terapi kemoterapi dan radiasi dapat digunakan pada tahap apa pun dan sering menyertai operasi. Surgical removal is possible for early stage lung cancer. Chemotherapy and radiation therapy can be used at any stage and often accompany surgery.

Penelitian: Peneliti bekerja untuk mengidentifikasi sifat seluler yang membuat beberapa sel kanker paru -paru resisten terhadap pengobatan. Sejauh ini, mereka telah menemukan protein yang sangat penting untuk kemo-resistensi, yang disebut DAPK3. Jika adanya protein ini diatur dalam sel tumor, maka kemungkinan pemulihan meningkat. Researchers are working to identify the cellular properties that make some lung cancer cells resistant to treatment. So far, they've uncovered a protein that is critical to chemo-resistance, called DAPK3. If presence of this protein is regulated within the tumor cell, then the chances of recovery increase.

Kanker payudara

Biasanya berasal dari saluran susu atau kelenjar susu, kanker payudara mempengaruhi ratusan ribu wanita di AS, menewaskan sekitar 40.000 setiap tahun. Tingkat kelangsungan hidup, seperti halnya kanker lain, meningkat secara dramatis jika terdeteksi lebih awal. Lebih dari 98% wanita bertahan hidup lima tahun jika pengobatan dimulai saat kanker terlokalisasi.

Demographics:

  • Tingkat kejadian berdasarkan jenis kelamin: 1,3 pria per 100.000; 124,6 wanita per 100.000 1.3 men per 100,000; 124.6 women per 100,000
  • Usia rata -rata diagnosis pertama: 61 61
  • Fakta Terkemuka: Wanita Afrika -Amerika memiliki tingkat kematian tertinggi dari kanker payudara secara keseluruhan, sementara orang Asia -Amerika memiliki tingkat terendah. Kanker payudara juga sedikit lebih umum di kalangan wanita keturunan Yahudi Ashkenazi. African American women have the highest mortality rate from breast cancer overall, while Asian Americans have the lowest rate. Breast cancer is also slightly more common among women of Ashkenazi Jewish descent.

Statistics:

  • Kematian tahunan
    • Nomor mentah: 159.260 40,000
    • Persentase Total Kematian Kanker: 27,2% 6.8%
  • Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun: 16,8% 89.2%

Faktor risiko: Merokok dan paparan asap bekas. Unlike skin or lung cancer, there are fewer clear risk factors with breast cancer. Family history and genetics play a leading role. Use of oral birth control, physical activity, and alcohol use have also been shown to have a minor impact on the likelihood of developing breast cancer.

Penyaringan/Deteksi: Gugus Tugas Pencegahan A.S. merekomendasikan skrining paru tahunan pada orang dewasa berusia 55 hingga 80 tahun yang memiliki riwayat merokok yang luas atau yang saat ini merokok. Tingkat kelangsungan hidup meningkat secara dramatis jika didiagnosis lebih awal. The American Cancer Society recommends that women 40 years and older get screened yearly with mammograms.

Pengobatan: Penghapusan bedah dimungkinkan untuk kanker paru -paru stadium awal. Terapi kemoterapi dan radiasi dapat digunakan pada tahap apa pun dan sering menyertai operasi. Surgical removal is the most common treatment for breast cancer, often accompanied by radiation or chemotherapy.

Penelitian: Peneliti bekerja untuk mengidentifikasi sifat seluler yang membuat beberapa sel kanker paru -paru resisten terhadap pengobatan. Sejauh ini, mereka telah menemukan protein yang sangat penting untuk kemo-resistensi, yang disebut DAPK3. Jika adanya protein ini diatur dalam sel tumor, maka kemungkinan pemulihan meningkat. Researchers have isolated a number of genes that predispose a patient to breast cancer, including BRCA1 and BRCA2. Knowledge of these genes can help doctors to identify at-risk patients early in life, perform regular screenings and take other prevention measures.

Kanker payudara

Biasanya berasal dari saluran susu atau kelenjar susu, kanker payudara mempengaruhi ratusan ribu wanita di AS, menewaskan sekitar 40.000 setiap tahun. Tingkat kelangsungan hidup, seperti halnya kanker lain, meningkat secara dramatis jika terdeteksi lebih awal. Lebih dari 98% wanita bertahan hidup lima tahun jika pengobatan dimulai saat kanker terlokalisasi.

Demographics:

  • Tingkat kejadian berdasarkan jenis kelamin: 1,3 pria per 100.000; 124,6 wanita per 100.000 147.8 men per 100,000; 0 women per 100,000
  • Usia rata -rata diagnosis pertama: 61 66
  • Fakta Terkemuka: Wanita Afrika -Amerika memiliki tingkat kematian tertinggi dari kanker payudara secara keseluruhan, sementara orang Asia -Amerika memiliki tingkat terendah. Kanker payudara juga sedikit lebih umum di kalangan wanita keturunan Yahudi Ashkenazi. Black men are more likely to be diagnosed and die from prostate cancer than any other group; Asian and Pacific Islander men are the least likely.

Statistics:

  • Kematian tahunan
    • Nomor mentah: 159.260 29,480
    • Persentase Total Kematian Kanker: 27,2% 5%
  • Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun: 16,8% 98.9%

Faktor Risiko: Usia adalah faktor risiko terbesar - 65% dari semua diagnosis kanker prostat adalah pada pria yang lebih tua dari 65. Riwayat keluarga, tinggi, berat badan, dan diet juga berperan. Menariknya, di mana Anda tinggal juga dapat memengaruhi kemungkinan Anda terhadap kanker prostat, pria yang menerima sinar matahari lebih sedikit sepanjang hidup mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Age is the biggest risk factor — 65% of all prostate cancer diagnoses are in men older than 65. Family history, height, weight, and diet also play a role. Interestingly, where you live may also impact your likelihood of prostate cancer, men who receive less sunlight throughout their lives have a higher risk.

Skrining/Deteksi: American Cancer Society menyarankan semua pria berusia 50 tahun atau lebih yang membahas opsi skrining dengan dokter mereka. Tingkat kelangsungan hidup sangat tinggi jika kanker prostat terdeteksi saat masih terlokalisasi; Namun, turun secara dramatis jika menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya. The American Cancer Society suggests all men 50 years or older discuss screening options with their doctors. The survival rate is very high if prostate cancer is detected while still localized; however, it drops dramatically if it spreads to nearby lymph nodes.

Pengobatan: Ada beberapa perawatan untuk kanker prostat, termasuk pengangkatan bedah atau radiasi, hormon, dan kemoterapi. Pembedahan sering digunakan untuk menghilangkan kanker prostat tahap awal, sementara kemoterapi digunakan pada tahap selanjutnya. Terapi radiasi dapat digunakan pada tahap apa pun. There are several treatments for prostate cancer, including surgical removal or radiation, hormone, and chemotherapy. Surgery is often used to remove early stage prostate cancer, while chemotherapy is used in later stages. Radiation therapy may be used at any stage.

Penelitian: Penelitian kanker prostat yang didanai oleh American Cancer Society termasuk dua pendekatan utama, mengurangi kerentanan sel yang sehat terhadap sel kanker dan kemudian meningkatkan kemampuan sel untuk merespons pengobatan. Contoh yang pertama adalah pengembangan obat yang menghambat mTOR, protein yang dapat membahayakan pertahanan sel -sel sehat dan membantu kanker prostat bermetastasis. Penelitian dari pendekatan kedua termasuk memerangi resistensi terapi hormon dalam sel prostat. Prostate cancer research funded by the American Cancer Society include two primary approaches, reducing a healthy cell's vulnerabilities to cancerous cells and then increasing a cell's ability to respond to treatment. An example of the first is a the development of a drug that inhibits mTOR, a protein that can compromise the defenses of healthy cells and helps prostate cancer metastasize. Research from the second approach includes combating hormone therapy resistance in prostate cells.

Kanker kolorektal

Kanker kolorektal sebenarnya adalah dua jenis kanker yang mempengaruhi usus besar atau rektum. Namun, karena keduanya memiliki banyak karakteristik, mereka sering diklasifikasikan bersama. Biasanya dimulai sebagai polip ganas kecil, atau pertumbuhan, di sepanjang lapisan usus atau rektum, kanker usus besar kemudian dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Demografi

  • Tingkat kejadian berdasarkan jenis kelamin: 50,6 pria per 100.000; 38.2 Wanita per 100.000 50.6 men per 100,000; 38.2 women per 100,000
  • Usia rata -rata diagnosis pertama: 68 68
  • Fakta Terkemuka: Pria dan wanita berusia di atas 45 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk kanker kolorektal. Secara rasial, pria dan wanita kulit hitam lebih cenderung didiagnosis daripada kelompok lain. Men and women over 45 years old have a higher risk for colorectal cancer. Racially, black men and women are more likely to be diagnosed than other groups.

Statistics:

  • Kematian tahunan
    • Nomor mentah: 50.310 50,310
    • Persentase total kematian kanker: 8,6% 8.6%
  • Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun: 64,7% 64.7%

Faktor Risiko: Tidak ada yang yakin apa yang menyebabkan kanker kolorektal; Namun, beberapa penelitian menjelaskan faktor -faktor utama. Usia adalah penyebab utama; Lebih dari 80% dari semua kasus baru terjadi pada orang yang berusia 45 hingga 84 tahun. Riwayat keluarga dan diet juga telah terbukti mempengaruhi tingkat risiko. Nobody is certain what causes colorectal cancer; however, several studies shed light on leading factors. Age is the leading cause; over 80% of all new cases occur in people 45 to 84 years old. Family history and diet have also been shown to affect risk levels.

Penyaringan/Deteksi: Gugus Tugas Layanan Pencegahan A.S. merekomendasikan pemutaran mulai dari 50 tahun untuk orang dengan risiko normal, biasanya melalui ujian tinja tahunan dan kolonoskopi setiap lima hingga sepuluh tahun. The U.S. Preventative Services Task Force recommends screenings starting at 50 years old for people of normal risk, usually through yearly fecal exams and a colonoscopy every five to ten years.

Pengobatan: Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk kanker dubur, dengan radiasi atau kemoterapi yang sering digunakan sebelum atau setelah operasi. Kadang -kadang, pasien dengan kanker dubur membutuhkan kolostomi permanen. Surgery is the most common treatment for rectal cancer, with radiation or chemotherapy often used before or after surgery. Occasionally, patients with rectal cancer require a permanent colostomy.

Penelitian: American Cancer Society mendanai beberapa inisiatif penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini, pengobatan dan metode pencegahan untuk kanker usus besar. Pekerjaan termasuk penyelidikan peran estrogen dalam penekanan pembentukan tumor usus besar, mengidentifikasi protein yang merangsang pertumbuhan dan metastasis sel kanker usus besar dan memahami cara -cara di mana bakteri dalam saluran GI berkontribusi pada kanker kolorektal. The American Cancer Society is funding several research initiatives aimed at improving early detection, treatment and prevention methods for colon cancer. Work includes the investigation of the role of estrogen in suppression of colon tumor formation, identifying the proteins that stimulate the growth and metastasis of colon cancer cells and understanding the ways in which bacteria in the GI tract contribute to colorectal cancer.

Apa kanker paling umum di Amerika Serikat?

Jenis kanker yang paling umum dalam daftar adalah kanker payudara, dengan 290.560 kasus baru yang diharapkan di Amerika Serikat pada tahun 2022. Kanker paling umum berikutnya adalah kanker prostat dan kanker paru -paru. Karena kanker usus besar dan dubur sering disebut sebagai "kanker kolorektal," kedua jenis kanker ini digabungkan untuk daftar.breast cancer, with 290,560 new cases expected in the United States in 2022. The next most common cancers are prostate cancer and lung cancer. Because colon and rectal cancers are often referred to as "colorectal cancers," these two cancer types are combined for the list.

Apa 3 pembunuh kanker paling umum di AS?

Kanker paling berbahaya dijelaskan..
Paru -paru & bronkus.Kanker paru -paru dan bronkial menyebabkan lebih banyak kematian di AS daripada jenis kanker lainnya pada pria dan wanita.....
Dada.Tingkat kematian kanker payudara di antara wanita memuncak pada tahun 1989. ....
Prostat.....
Colon & Rectum.....
Pankreas.....
Saluran empedu hati & intrahepatik.....
Ovary..

Apa 5 kanker paling umum pada wanita?

Jenis kanker yang paling umum di antara wanita di AS adalah kulit, payudara, paru -paru, kolorektal dan uterus.Kanker serviks dan ovarium hanya mempengaruhi wanita dan juga merupakan penyebab signifikan kanker di seluruh dunia.skin, breast, lung, colorectal and uterine. Cervical and ovarian cancer affect only women and are also a significant cause of cancer worldwide.

Apa penyebab kanker nomor 1?

Faktor risiko terkemuka untuk kanker yang dapat dicegah merokok, mendapatkan terlalu banyak radiasi ultraviolet (UV) dari matahari atau tempat tidur penyamakan, kelebihan berat badan atau memiliki obesitas, dan minum terlalu banyak alkohol.smoking, getting too much ultraviolet (UV) radiation from the sun or tanning beds, being overweight or having obesity, and drinking too much alcohol.