1 sikap seseorang yang meneladani sifat Al ghaffar yaitu

1. Al Rahman: Yang Maha Pengasih

2. Ar Rahiim: Yang Maha Penyayang

3. Al Malik: Yang Maha Merajai atau Memerintah

4. Al Quddus: Yang Maha Suci

5. As Salaam: Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6. Al Mu'min: Yang Maha Memberi Keamanan

7. Al Muhaimin: Yang Maha Pemelihara

8. Al Aziiz: Yang Maha Gagah

9. Al Jabbar: Yang Maha Perkasa

10. Al Mutakabbir: Yang Maha Megah

11. Al Khaliq: Yang Maha Pencipta

12. Al Baari: Yang Maha Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan

13. Al Mushawwir: Yang Maha Membentuk Rupa

14. Al Qahhaar: Yang Maha Memaksa

15. Al Wahhaab: Yang Maha Pemberi

16. Ar Razzaaq: Yang Maha Pemberi Rezeki

17. Al Fattaah: Yang Maha Pembuka Rahmat

18. Al 'Aliim: Yang Maha Mengetahui

19. Al Qaabidh: Yang Maha Menyempitkan

20. Al Baasith: Yang Maha Melapangkan

21. Al Khaafidh: Yang Maha Merendahkan

22. Ar Raafi: Yang Maha Meninggikan

23. Al Mu'izz: Yang Maha Memuliakan

24. Al Mudzil: Yang Maha Menghinakan

25. Al Samii': Yang Maha Mendengar

26. Al Bashiir: Yang Maha Melihat

27. Al Hakam: Yang Maha Menetapkan

28. Al Adl: Yang Maha Adil

29. Al Lathiif: Yang Maha Lembut

30. Al Khabiir: Yang Maha Mengetahui Rahasia

31. Al Haliim: Yang Maha Penyantun

32. Al 'Azhiim: Yang Maha Agung

33. Al Ghafuur: Yang Maha Pengampun

34. As Syakuur: Yang Maha Pembalas Budi

35. Al Aliy: Yang Maha Tinggi

36. Al Kabiir: Yang Maha Besar

37. Al Hafizh: Yang Maha Menjaga

38. Al Muqiit: Yang Maha Pemberi Kecukupan

39. Al Hasiib: Yang Maha Membuat Perhitungan

40. Al Jaliil: Yang Maha Mulia

41. Al Kariim: Yang Maha Pemurah

42. Ar Raqiib: Yang Maha Mengawasi

43. Al Mujiib: Yang Maha Mengabulkan

44. Al Waasi: Yang Maha Luas

45. Al Hakiim: Yang Maha Bijaksana

46. Al Waduud: Yang Maha Pencinta

47. Al Majiid: Yang Maha Mulia

48. Al Baa'its: Yang Maha Membangkitkan

49. As Syahiid: Yang Maha Menyaksikan

50. Al Haqq: Yang Maha Benar

51. Al Wakiil: Yang Maha Memelihara

52. Al Qawiyyu: Yang Maha Kuat

53. Al Matiin: Yang Maha Kokoh

54. Al Waliyy: Yang Maha Melindungi

55. Al Hamiid: Yang Maha Terpuji

56. Al Mushii: Yang Maha Mengkalkulasi

57. Al Mubdi: Yang Maha Memulai

58. Al Mu'id: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

59. Al Muhyii: Yang Maha Menghidupkan

60. Al Mumiitu: Yang Maha Mematikan

61. Al Hayyu: Yang Maha Hidup

62. Al Qayyuum: Yang Maha Mandiri

63. Al Waajid: Yang Maha Penemu

64. Al Maajid: Yang Maha Mulia

65. Al Wahiid: Yang Maha Esa

66. Al Ahad: Yang Maha Esa

67. As Samad: Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta

68. Al Qaadir: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan

69. Al Muqtadir: Yang Maha Berkuasa

70. Al Muqaddim: Yang Maha Mendahulukan

71. Al Mu'akkhir: Yang Maha Mengakhirkan

72. Al Awwal: Yang Maha Awal

73. Al Aakhir: Yang Maha Akhir

74. Az Zhaahir: Yang Maha Nyata

75. Al Baathin: Yang Maha Ghaib

76. Al Waali: Yang Maha Memerintah

77. Al Muta'aalii: Yang Maha Tinggi

78. Al Barri: Yang Maha Penderma

79. At Tawwaab: Yang Maha Penerima Tobat

80. Al Muntaqim: Yang Maha Penyiksa

81. Al Afuww: Yang Maha Pemaaf

82. Ar Ra'uuf: Yang Maha Pengasih

83. Malikul Mulk: Yang Maha Penguasa Kerajaan Semesta

84. Dzul Jalaali Wal Ikraam: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

85. Al Muqsith: Yang Maha Adil

86. Al Jamii': Yang Maha Mengumpulkan

87. Al Ghaniyy: Yang Maha Berkecukupan

88. Al Mughnii: Yang Maha Memberi Kekayaan

89. Al Maani: Yang Maha Mencegah

90. Ad Dhaar: Yang Maha Memberi Derita

91. An Nafii': Yang Maha Memberi Manfaat

92. An Nuur: Yang Maha Bercahaya

93. Al Haadii: Yang Maha Pemberi Petunjuk

94. Al Baadii: Yang Maha Pencipta

95. Al Baaqii: Yang Maha Kekal

96. Al Waarits: Yang Maha Pewaris

97. Ar Rasyiid: Yang Maha Pandai

98. As Shabuur: Yang Maha Sabar

Berdoa. Foto: Unsplash

Al Ghafur secara bahasa berasal dari kata ghafara yang berarti menutupi kesalahan. Al Ghafur adalah Dia yang menutup dosa-dosa hamba-Nya karena kemurahan dan anugerah-Nya.

Allah Al Ghafur artinya Allah Maha Pengampun atas segala dosa dan kesalahan manusia secara menyeluruh dan sempurna. Menurut Majalah ar-risalah, Al Ghafur juga memiliki makna yang berkaitan erat dengan At Tawwab (Dzat Yang Maha Menerima taubat) dan Al ‘Afuw (Maha Pemaaf).

Jadi, apapun kesalahan yang diperbuat oleh hamba-Nya, asalkan ia bertaubat dengan sepenuh hati, maka Allah SWT berjanji akan menerima dan mengampuninya. Sebagaimana Allah berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ

Artinya: “Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Mengaji. Foto: Unsplash

Melansir buku Terapi Mencerdaskan Hati oleh Muhammad Syafie el-Bantanie, kata Ghafur terulang sebanyak 91 kali dalam Alquran. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT membuka pintu pengampunan seluas-luasnya bagi umat-Nya yang memohon pengampunan kepada-Nya meski dirinya bergelimang dosa. Alquran mengaskan:

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ هَلْ تَنْقِمُوْنَ مِنَّآ اِلَّآ اَنْ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلُۙ وَاَنَّ اَكْثَرَكُمْ فٰسِقُوْنَ

Artinya: “Katakanlah, ‘Wahai Ahli Kitab! Apakah kamu memandang kami salah, hanya karena kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya? Sungguh, kebanyakan dari kamu adalah orang-orang yang fasik.’

Allah tak hanya mengampuni orang-orang yang beriman saja. Para penzinah, pembunuh, hingga orang musyrik sekalipun masih akan tetap Allah SWT berikan pintu taubat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Furqan yang berbunyi:

وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا يُّضٰعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَانًا ۙ اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina.

Maka barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dengan azab itu dalam keadaan terhina.

Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al Furqan: 68-70).

Cara Meneladani Al Ghafur

Mengaji. Foto: Unsplash

Menurut Syafi’ie el-Bantanie dalam buku Rahasia Keajaiban Asmaul Husnah, cara meneladani sifat Al Ghafur yaitu harus menjadi orang yang pemaaf. Misalnya, jika ada teman atau tetangga yang menyakiti, maafkanlah dengan penuh hati meski dia belum atau tidak meminta maaf.

Selain itu, bisa juga dengan tidak memiliki sifat dendam kepada orang lain, rendah hati, dan selalu meminta ampunan kepada Allah SWT atas kekurangan dan kesalahan kita, serta menutupi aib orang lain. Sebagaimana hadist Rasulullah berikut ini:

Rasulullah bersabda: Seseorang yang menutupi aib orang lain di dunia, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kemudian (akhirat).” (HR. Muslim).