Walisongo memiliki keimanan yang sangat tinggi tanpa dicampuri dengan

Ulama menjelaskan tentang siapa itu wali Allah.

Blogspot.com

Penjelasan Ulama Tentang Siapa itu Wali Allah. Foto: Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).

Rep: Ali Yusuf Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wali Allah adalah orang-orang Islam yang dekat dengan Allah karena keimanan dan ketakwaannya sempurna. Mereka tak pernah bersedih hati atas kesusahan dalam kehidupan dunia, yang menjadi tujuan mereka hanyalah akhirat.

Al-Hafiz Ibnu Katsir seperti dikutip Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah" berpendapat bahwa:

"Wali-wali Allah adalah setiap mereka yang beriman dan bertakwa sebagaimana telah dijelaskan Allah tentang mereka, maka setiap orang yang bertakwa kepada Allah, dia adalah wali-Nya. Sesungguhnya tidak ada kebimbangan atas mereka, yaitu dalam menghadapi hal ihwal kiamat. Dan tidak pula mereka bersedih hati terhadap apa yang mereka tinggalkan di dunia."

Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Jasmi Al Ulum wa al-Hakim, mengatakan asal makna 'al-wilayah' (kewalian) adalah dekat. Asal makna al-adawa (permusuhan) adalah jauh. Maka para wali Allah adalah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Musuh-musuh Allah adalah orang-orang yang dijauhkan dari-Nya dengan sebab amalan-amalan perbuatan mereka yang menjadi mereka terusir dan terasing dari-Nya."

Ibu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya 'Fathul Bari' mengatakan yang dimaksud dengan wali Allah adalah orang-orang yang berilmu tentang Allah dan dia terus-menerus berada dalam ketaatan kepada-Nya dengan mengikhlaskan hati di dalam ibadahnya."

Rasulullah saw. Juga telah menyebutkan tentang wali-wali Allah dan karomah karomahnya, seperti dalam hadits-hadits berikut:

Rasulullah bersabda: "Allah berfirman aku pasti balas dendam bagi wali wali-Ku seperti balas dendamnya singa yang marah."

Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang yang jika mereka bersumpah dengan Allah, Allah pasti mengabulkan sumpahnya." (Mutafaqun Alaih).

Rasulullah bersabda: "Allah berfirman: Siapa memusuhi wali-Ku aku mengumkan perang terhadapnya. Hamba-Ku tidak mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekatkan kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya Aku menjadi telinganya yang dia mendengar dengannya; Aku menjadi matanya, yang dia melihat dengannya; Aku menjadi tangannya, yang dia bertindak dengannya dan Aku menjadi kakinya, yang dia berjalan dengannya. Jika dia minta sesuatu kepada-Ku, Aku pasti memberi permintaannya. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya. (Shahih Al-Bukhari).

Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny mengatakan, apabila hati seseorang telah terpenuhi dengan tauhid yang benar dan sempurna, tidak akan tersisa lagi dalam hatinya kecintaan kepada selain Allah, tiada lagi rasa nikmat melainkan dengan melaksanakan apa-apa yang dicintai Allah dan kebenciannya adalah terhadap apa-apa yang dibenci Allah."Apabila ini terealisasi, seluruh tubuhnya akan bergerak menaati Allah," katanya.Artinya, tidak ada lagi ruang di hatinya untuk selain Allah. Semua perilaku, pendengaran penglihatan, pembicaraan, dan seluruh gerak-geriknya berporos kepada Allah. Jelaslah, kata Abdurrahman, demikian wali-wali Allah yaitu mukmin-mukmin yang taat yang senantiasa melaksanakan perintahnya menjauhi segala larangannya.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya wali-wali Allah adalah orang-orang yang saleh lagi beriman." (Shahih Al Bukhari dan Muslim).

Orang yang saleh di sisi sarak adalah orang yang melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada Allah dan kepada sesama makhluk. Sedangkan musuh-musuh Allah adalah mereka yang menjauhkan diri dari-Nya dengan amalan-amalan perbuatan yang diharamkan serta seumpamanya.

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31 yang artinya. "Katakanlah wahai Muhammad:" jika benar kamu mencintai Allah ikutilah aku. Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu."Allah maha pengampun lagi maha penyayang."

Ibnu Taimiyah berkata: dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang yang mengikuti Rasul akan dicintai Allah. Siapa saja yang mengaku cinta kepada Allah tetapi tidak mengikuti Rasul dia bukanlah wali Allah sekalipun ramai sekali orang yang menyangka bahwa mereka atau pada diri selain mereka adalah termasuk wali-wali Allah padahal mereka bukanlah wali-wali Allah. Maka siapa yang beritikad bahwa ada seorang wali yang dapat menuju kepada Allah tanpa mengikuti syariat yang dibawa Muhammad, dia adalah kafir yang termasuk wali setan. (Ibnu Taimiyah, al-Furqon baina Awliya ar-Rahman wa Auliya asy Syaithan).Demikianlah sebagaimana yang dikatakan imam Syafi'i: "Apabila engkau melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di udara, jangan engkau tertipu dengannya sehingga engkau memastikan dia berada di atas Al-Kitab."(Tafsir Ibnu Katsir).Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny menegaskan, termasuk prinsip ahlussunnah wal jamaah adalah membenarkan adanya karomah para wali dan kejadian kejadian luar biasa yang Allah tunjukkan melalui mereka dalam berbagai segi ilmu dan mukasyafah, dalam berbagai jenis kodrat dan pengaruh. Misalnya seperti yang diriwayatkan dari umat-umat terdahulu dalam surat Al-Kahfi dan selainnya, dan dari generasi awal umat ini yaitu para sahabat tabiin, serta generasi-generasi umat yang lain.

" Karomah tetap akan ada pada setiap umat hingga hari kiamat," katanya.

Baca Juga

  • wali Allah
  • ulama
  • wali
  • wali dalam islam
  • wali songo
  • sufi
  • tasawuf
  • dai
  • tarekat

Walisongo memiliki keimanan yang sangat tinggi tanpa dicampuri dengan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Ilustrasi Penjelasan tentang Wali Allah. Sumber: Tayeb MEZAHDIA-Pexels.com

Pengertian Wali Allah adalah orang yang taat beribadah kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dari "Kitab Minhajul Muslim", Syekh Abu Bakar Jabir Al Jazairi (2015:ii), menjelaskan bahwa para wali meminta sesuatu kepada Allah, maka akan dipenuhi. Jika mereka meminta pertolongan kepada Allah, Dia menolong mereka. Jika mereka meminta pelindungan kepada Allah, Dia melindungi mereka.

Mereka adalah orang-orang beriman, orang-orang bertakwa, orang-orang yang memiliki karomah, dan orang yang memiliki kabar gembira di dunia dan akhirat. Setiap mukmin dan bertakwa adalah wali Allah. Hanya saja, tingkatan mereka berbeda tergantung pada ketakwaan mereka dan keimanan mereka. Perlu diketahui pemimpin para wali Allah adalah para rasul dan nabi.

Seperti halnya firman Allah SWT “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa.” (Yunus: 62-64)

Pengertian Wali Allah Terpilih Memiliki Keimanan dan Ketakwaan

Ibnu Katsir rohimahulloh menafsirkan, Allah SWT menginformasikan bahwa para wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Siapa saja yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah (Tafsir Ibnu Katsir, 2/384).

Banyaknya definisi mengenai wali yang terpenting kita tahu adalah wali Allah adalah orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Wali Allah yang utama adalah para nabi. Paling utama adalah rasul ulul azmi, sebagai rasul terakhir yang paling utama adalah Nabi Muhammad SAW.

Pemahaman yang sekarang berkembang di masyarakat bahwa wali itu adalah orang yang memiliki kemampuan sakti ataupun ilmu aneh sampai pada orang yang meninggalkan kewajiban syariat yang dibebankan padanya.

Padahal seorang wali memiliki tauhid yang benar dan sempurna, tidak akan tersisa lagi dalam hatinya kecintaan selain kepada Allah. Tiada lagi rasa nikmat yang melainkan dengan melaksanakan apa yang dicintai Allah.

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya wali-wali Allah adalah orang yang saleh lagi beriman,” (Sahih Al Bukhari No. 5990 dan Muslim No. 215)

Siapa saja yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi tidak mengikuti Rasulullah SAW, dia bukanlah wali Allah. Sekalipun ramai banyak orang yang menyangka bahwa itu wali Allah, padahal mereka bukanlah wali Allah.

Maka siapa yang beriktikad bahwa ada seorang wali yang dapat menuju kepada Allah tanpa mengikuti syariat yang dibawa Muhammad, dia adalah kafir dan termasuk wali setan (Ibnu Taimiyah, Al Furqon baina Awliya ar Rahman wa Auliya asy Syaithan)

Dari semua yang telah tergambar kita dapat mengetahui beberapa tugas seorang wali Allah adalah sebagai pembawa kebenaran, mengajarkan kebaikan, dan memberikan manfaat bagi umat muslim di dunia. Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang selalu beriman dan bertakwa. (AA)