Uang fiat dan uang komoditas adalah uang yang Likuid Sempurna maksudnya

Hampir seringkali saat menyebutkan uang fiat, Anda juga akan mendengar istilah uang komoditas. Sebab, baik uang fiat maupun uang komoditas, menjadi bagian penting dalam sistem ekonomi liberal.

Bahkan, uang fiat adalah uang yang dirilis oleh pemerintah serta memberikan bank sentral ruang kendali yang lebih besar atas perekonomian. Dengan uang fiat, pemerintah dapat mengendalikan seberapa banyak uang yang akan dicetak dalam suatu negara.

Hampir sebagian besar mata uang kertas modern saat ini adalah mata uang fiat. Seperti Rupiah, Dolar AS, Dolar Singapore, dan masih banyak lagi.

Selain uang fiat, Anda juga perlu mengenal uang komoditas yang banyak dikenal dalam sistem ekonomi. Uang komoditas adalah uang yang nilainya berasal dari komoditas  sebagai alat tukar. Misalnya, emas, garam, merica, teh, sutra, tembakau, biji kakao, dan lainnya.

Perbedaan Uang Fiat dan Uang Komoditas

Secara singkat, mata uang seperti fiat adalah mata uang yang umum dipakai sebagai alat pembayaran modern saat ini. Di Indonesia, mata uang seperti fiat adalah Rupiah.

Sementara, uang komoditas adalah alat tukar pembayaran yang berupa komoditas barang tertentu. Contohnya, beras, gandum, perak, tembaga, dan masih banyak lagi. Bisa dikatakan uang komoditas adalah alat pembayaran yang sifatnya berupa barang atau komoditas berharga.

Berikut adalah perbedaan antara uang fiat dan uang komoditas serta sejumlah keunggulan masing-masing:

  1. Perbedaan uang komoditas dan uang fiat adalah ketahanan atau masa berlaku. Uang komoditas dapat berkurang daya tahannya dari waktu ke waktu. Seperti minyak zaitun, minyak mentah, dll, tentunya memiliki umur masa simpan dan kalau sudah melampaui umum simpan, maka akan kadaluarsa atau mendevaluasi.

    Sementara, uang fiat tidak memiliki umur simpan atau masa berlaku selama lembaga keuangan tetap menganggapnya sah berdasarkan undang-undang.

  2. Uang ini mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, sebab dapat menstimulasi pergerakan badan usaha dan industri. Sedangkan, uang komoditas membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh, sehingga menyebabkan ekspansi yang lambat.

  3. Uang komoditas didasarkan pada produk fisik, seperti emas atau hasil perkebunan. Maka, uang komoditas cukup rentan terhadap inflasi dan devaluasi uang. Emas adalah uang yang terbatas, sebab pemerintah tidak bisa membuatnya sesuka hati.

    Sedangkan, uang fiat dapat mengendalikan laju inflasi dan suku bunga. Sebab, pemerintah dapat mencetak lebih banyak atau mengurangi uang yang beredar di suatu negara berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.

  4. Selanjutnya uang komoditas memiliki nilai intrinsik atau fungsi lain berdasarkan karakter fisiknya, seperti emas, minyak, atau perak. Sementara, uang fiat memiliki nilai intrinsik yang tetap sama sebagai alat pembayaran, tanpa ada kegunaan lain.

    Contohnya, emas, bisa dibuat menjadi aneka perhiasan. Sedangkan, duit fiat seperti uang kertas tidak memiliki kegunaan lain selain untuk dibelanjakan.

  5. Salah satu kelemahan mata fiat adalah hanya akan memiliki nilai, kalau diakui atau didukung oleh kepercayaan penuh dari pemerintah suatu negara. Sangat berbeda dengan uang fiat komoditas seperti emas atau perak, hampir semua orang di muka bumi ini percaya dan mengakui nilai intrinsiknya.

Uang fiat adalah sistem moneter yang masih banyak diadopsi saat ini. Namun, segala jenis perubahan dalam nilai kepercayaan dalam sistem keuangan juga bisa saja berubah kembali ke uang komoditas. Atau bahkan, bisa saja mata uang  berganti menjadi mata uang baru yang baru, seperti Bitcoin.

Tentu ini juga akan mempengaruhi bisnis Anda, walaupun tidak secara langsung. Apapun bisnis usaha yang dijalankan saat ini, pastikan sistem keuangan bisnis Anda terkelola dengan baik. Percayakan pada software akuntansi Harmony untuk menangani masalah pembukuan usaha agar tetap rapi, sistematis, dan minim kesalahan.

Software Akuntansi Harmony dilengkapi fitur fungsional seperti smart invoicing, rekonsiliasi bank otomatis, penghitungan aset bisnis, pengaturan stok barang, hingga lebih dari 20 jenis laporan keuangan instan atau real time.

Kalau ada yang membuat sistem pembukuan makin praktis dan akurat, kenapa harus ribet? Yuk, coba Software Akuntansi Harmony sekarang, klik tautan ini untuk FREE Trial 30 hari.

Cek juga Instagram,  LinkedIn, dan  Facebook Harmony untuk berita dan aktivitas terupdate lainnya, ya.

Uang fiat dan uang komoditas adalah uang yang Likuid Sempurna maksudnya
Uang fiat dan uang komoditas adalah uang yang Likuid Sempurna maksudnya

Apa itu: Uang fiat (fiat money) adalah mata uang yang tidak memiliki nilai intrinsik tetapi menjadi alat pembayaran yang sah di sebuah perekonomian. Uang kertas adalah contoh uang fiat. Nilai nominal uang fiat adalah apa yang anda lihat dan tertera di atas kertas. Sedangkan, nilai riilnya adalah berapa barang atau jasa yang dapat anda beli dengan uang tersebut.

China adalah negara pertama yang menggunakan mata uang fiat sekitar abad ke 10 masehi. Selain itu, uang logam memfasilitasi transaksi, yang mana terbuat dari logam mulia ataupun tembaga.

Perkembangan berikutnya adalah standar emas. Di bawah standar emas, uang kertas didukung oleh emas. Di bawah standar ini, jika anda memegang uang kertas, itu akan sama dengan anda memegang emas. Anda dapat menukar uang kertas tersebut menjadi emas pada kuantitas yang tetap. Namun, standar emas segera berakhir.

Uang fiat kemudian menjadi populer di tahun 1971 setelah Presiden AS, Richard Nixon, memperkenalkan undang-undang yang menghentikan konversi dolar AS ke emas. Pada 1976, Amerika Serikat secara resmi mengadopsi uang kertas murni dan meninggalkan standar emas. Sejak saat itu, uang fiat terus meningkat penggunaanya.

Kini, sebagian besar negara menggunakan uang fiat berbasis kertas. Tidak seperti uang komoditas, mata uang fiat tidak dapat dikonversi dengan emas.

Cara kerja uang fiat

Uang fiat tidak didukung oleh komoditas fisik tertentu, seperti emas atau perak. Uang kertas yang anda gunakan mendapatkan nilainya karena pemerintah mendeklarasikannya sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender). Jaminan tersebut membuat semua orang percaya bahwa uang tersebut bernilai dan dapat mereka gunakan untuk berbagai transaksi.

Dalam perekonomian modern, uang fiat bertindak sebagai alternatif dari ekonomi barter. Melaluinya, anda dapat membeli produk dan layanan yang anda butuhkan tanpa harus menukar barang dengan barang sebagaimana dalam sistem barter.

Uang fiat memfasilitasi berbagai transaksi dan semua orang menerimanya. Misalnya, perusahaan menggunakannya untuk membeli peralatan baru, merekrut dan membayar karyawan. Pemasok dan staf bersedia menerima uang kertas sebagai alat pembayaran. Mereka kemudian menggunakannya kembali untuk membeli input dan berbelanja barang dan jasa.

Perbedaan uang fiat dan uang komoditas

Dahulu, uang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak. Itu adalah salah satu contoh uang komoditas. Beberapa komoditas lain yang digunakan adalah tembaga, biji kakao, garam, dan merica. Uang komoditas memiliki nilai intrinsik, yakni kegunaan dari komoditas tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Begitu juga, kita semua sepakat emas dan perak adalah berharga. Sehingga, menjadikannya sebagai alat pembayaran adalah masuk akal dan semua orang menerimanya. Selain itu, uang logam (koin) merupakan penyimpan nilai yang andal dengan umur simpan yang lama dan risiko depresiasi yang kecil.

Di bawah standar emas, uang yang beredar adalah uang kertas dan tidak memiliki nilai intrinsik. Tapi, uang kertas tersebut juga berharga karena anda dapat menukarnya dengan sejumlah emas.

Setelah standar emas runtuh, uang kertas (uang fiat) tidak lagi didukung lagi dengan komoditas apapun. Sehingga, uang fiat tidak memiliki nilai intrinsik karena kertas untuk membuatnya bernilai jauh lebih kecil daripada nominal yang tertera pada uang kertas. Kita menganggapnya berharga karena pemerintah menjaminnya sebagai alat pembayaran yang sah. Sehingga, semua orang bersedia menerima dan menggunakannya dalam transaksi ekonomi.

Uang fiat mendukung stabilitas perekonomian karena pemerintah mengontrol jumlah uang beredar. Dengan begitu, uang dapat mempertahankan nilainya dari waktu ke waktu.

Tapi, jika pemerintah mencetaknya terlalu banyak, misalnya untuk membayar utang, itu membahayakan stabilitas perekonomian. Peningkatan drastis jumlah uang beredar memunculkan hiperinflasi, di mana daya beli uang terhadap barang dan jasa jatuh dalam waktu yang singkat. Orang menjadi tidak lagi percaya dan enggan untuk memegang uang.

Itulah alasan kenapa, dalam perekonomian modern, fungsi fiskal dan moneter berjalan secara terpisah. Pemerintah nasional menjalankan fungsi fiskal (mengatur pajak, pengeluaran pemerintah dan utang). Sedangkan, fungsi moneter (yang mengatur jumlah uang beredar) di bawah kendali otoritas moneter atau bank sentral.

Fungsi uang fiat

Uang fiat berfungsi dengan baik sebagai uang di dalam perekonomian jika dapat menangani tiga peran penting: alat pembayaran, menyimpan nilai, dan satuan hitung.

  • Alat pembayaran (medium of exchange). Anda dapat menggunakannya untuk membayar barang dan jasa tanpa harus menukar barang dengan barang seperti dalam transaksi barter. Anda cukup mengeluarkan uang dari saku anda sebesar harga produk untuk membayar.
  • Satuan hitung (unit of account). Anda dapat menggunakan uang untuk menentukan nilai moneter barang, jasa, dan transaksi lainnya. Ketika memproduksi barang, anda dapat menetapkan harga barang sebesar nominal tertentu.
  • Penyimpan nilai (store of value). Anda dapat menggunakannya untuk menyimpan kekayaan. Di kemudian hari, anda uang tersebut untuk berbagai transaksi. Singkat cerita, melalui uang, anda dapat mentransfer kekayaan saat ini ke masa depan. Untuk melakukannya, nilai uang harus tetap stabil dari waktu ke waktu.

Ekonom juga menambahkan fungsi tambahan yakni sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan (standard of deferred payment). Dalam hal ini, anda dapat menggunakan uang untuk menilai utang. Fungsi ini merupakan hasil langsung dari fungsi penyimpan nilai dan fungsi satuan hitung.

Misalnya, ketika perusahaan menerbitkan surat utang dengan pokok Rp1.000 dengan tenor 5 tahun. Perusahaan menunda pembayaran pokok sampai jatuh tempo. Dan setelah lima tahun, perusahaan akan mengeluarkan Rp1.000 untuk melunasi utangnya.

Fungsi uang fiat di atas berjalan baik jika perekonomian dalam kondisi yang ideal. Publik memiliki cukup kepercayaan pada kemampuan mata uang untuk bertindak sebagai alat pembayaran dan menggunakannya dalam berbagai transaksi. Itu harus didukung oleh kredit penuh dari pemerintah. Bank sentral mencetak dan menjaminnya sebagai tender hukum untuk transaksi ekonomi. Selain itu, bank sentral harus melindunginya dari pemalsuan dan mengelola pasokan uang secara bertanggung jawab.

Ketika mengalami ketidakstabilan ekonomi dan politik, sebuah negara kemungkinan melihat kepercayaan terhadap mata uangnya melemah. Misalnya, ketika hiperinflasi tinggi, orang tidak percaya lagi terhadap mata uang domestik.

Meski masih berfungsi sebagai alat pembayaran dan satuan hitung, namun, uang fiat tidak cukup baik untuk menjalankan fungsi penyimpan nilai. Daya beli uang terhadap barang dan jasa jatuh dalam waktu yang singkat, membuat orang tidak mau memegang uang.

Keuntungan dan kerugian uang fiat

Beberapa keuntungan dari uang fiat adalah:

  • Diterima secara luas. Kita dapat menggunakannya tidak hanya untuk transaksi domestik tetapi juga transaksi internasional. Uang fiat diterima secara luas di seluruh dunia untuk membeli hampir semua barang atau jasa. Anda dapat menukarnya dengan mata uang fiat asing ketika berlibur, bepergian atau mengirim uang ke seluruh dunia.
  • Lebih praktis. Anda dapat membawa beberapa uang kertas ketika bepergian, yang mana lebih praktis daripada harus mengantongi sejumlah koin emas.
  • Lebih banyak pertumbuhan. Uang fiat mempromosikan lebih banyak pertumbuhan dan aktivitas ekonomi. Pemerintah dapat dengan mudah mencetak uang baru dan meningkatkan jumlah uang beredar untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, uang komoditas tidak memiliki keuntungan semacam itu. Misalnya, mencetak lebih banyak koin emas adalah sulit karena cadangan emas yang terbatas dan tidak semua negara memilikinya.

Sedangkan, beberapa kelemahan dari uang fiat adalah:

  • Rentan terhadap inflasi. Hiperinflasi, misalnya, menyebabkan kepercayaan terhadap mata uang jatuh. Daya belinya terhadap barang dan jasa jatuh dalam waktu yang singkat.
  • Monopoli pasokan. Bank sentral bertindak sebagai pemasok tunggal. Seberapa besar uang baru harus dicetak, itu tergantung pada keputusan diskresi bank sentral. Jika bank sentral terlalu banyak mencetak uang, itu akan mengarah pada hiperinflasi. Jadi, jika bank sentral kehilangan kemampuannya atau menolak untuk terus menjamin nilainya, mata uang fiat tidak akan berharga lagi