Teknik cetak tinggi yang paling populer mengelola sumber dana dalam pameran adalah

No Text Content!

Seni Budaya 141 1. Latihan Menulis Struktur Cerita a. Menentukan Tema 1. Baca cerita yang ada, kemudian tentukan temanya. 2. Diskusikan tema tersebut dengan teman-temanmu. 3. Coba temanmu membaca cerita yang berbeda dan tentukan tema dari masing-masing cerita tersebut. 4. Pilihlah salah satu tema dari berbagai macam tema yang telah kamu tentukan dengan kelompok tersebut. 5. Beri alasan kenapa kamu dan teman-teman diskusimu memilih tema tersebut. TEMA Gagasan cerita atau ide cerita yang menjadi dasar atau inti cerita yang hendak dituliskan oleh seorang penulis cerita. Banyak yang menyebutkan bahwa ide atau gagasan itu sebagai tema. Ide cerita bisa dari mana saja dan kapan pun bisa muncul dalam pikiran penulis cerita. Ide cerita atau gagasan cerita tidak perlu dicari ke mana-mana, ide cerita banyak tersebar di lingkungan, asal kita bisa menangkap dan mengolahnya. Metode atau cara yang dilakukan untuk untuk mendapatkan ide atau gagasan cerita adalah dengan mengamati semua hal yang ada di sekitar kita. Proses pengamatan ini akan memunculkan kesadaran dalam diri dan pikiran kita. Tema bisa juga disebut muatan intelektual dalam sebuah permainan, ini mungkin bisa diuraikan sebagai keseluruhan pernyataan dalam sebuah permainan: topik, ide utama, atau pesan, mungkin juga sebuah keadaan (Robert Cohen, 1983. hlm.54). Adhy Asmara (1979, hlm. 65) menyebut tema sebagai premis, yaitu rumusan inti sari cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa tema adalah ide dasar, gagasan, atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya cerita. 142 Kelas IX SMP/MTs b. Menentukan Plot atau Kerangka 1). Buatlah plot cerita atau peristiwa dalam sebuah cerita sesuai dengan waktu, tempat, dan tokoh-tokohnya (misalnya; plot 1. sekelompok siswa pada waktu jam pelajaran sekolah berunding hendak bertamasya ke gunung. Plot 2. Sekelompok siswa sedang dalam perjalanan tamasya ke gunung dan sedang istirahat, karena kelelahan. Plot 3. Sekelompok siswa diganggu oleh sekelompok monyet yang nakal, sehingga siswa-siswa tersebut marah tapi ketakutan. Salah satu siswa mempunyai ide, bagaimana cara mengerjai monyet-monyet yang nakal tersebut. Plot 4. Monyet-monyet yang telah dikerjai itu datang pada raja monyet dan melaporkan bahwa mereka telah diganggu oleh manusia. Monyet-monyet ini membuat laporan palsu pada raja monyet. Plot 5. Semua siswa merasa senang karena berhasil mengerjai monyet-monyet tersebut, tetapi hari sudah sangat sore sehingga harus membuat tenda untuk menginap. Plot 6. Sekelompok siswa yang sedang berkumpul dan bercerita, kemudian didatangi raja monyet yang telah dikerjai tadi. Raja monyet tersebut tidak terima karena anak buahnya dikerjai, maka berdebatlah sekelompok siswa tersebut dengan raja monyet, sampai raja monyet tersebut tahu bahwa anak buahnya yang nakal. Plot 7. Sekelompok siswa pulang lagi dengan membawa pengalaman tamasya yang berharga bagaimana manusia seharusnya hidup berdampingan dan saling menghormati, meski dengan hewan). 2). Buatlah plot-plot cerita yang banyak sesuai dengan tema cerita yang telah ditentukan. 3). Tuliskan plot-plot cerita tersebut, kemudian diskusikan dengan temantemanmu untuk mendapatkan masukan. 4). Tulis kembali plot-plot cerita yang telah mendapat masukan tersebut untuk dijadikan cerita yang akan dipentaskan. PLOT Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui perumitan (penggawatan atau komplikasi) ke arah klimaks dan selesaian. Rikrik El Saptaria (2006. hlm.47) mengemukakan plot atau alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan hukum sebab akibat. Seni Budaya 143 Plot disusun oleh pengarang dengan tujuan untuk mengungkapkan buah pikirannya yang secara khas. Pengungkapan ini melalui jalinan peristiwa yang baik, sehingga menciptakan dan mampu menggerakkan alur cerita itu sendiri. Ada sebagian orang menyebut plot sebagai kerangka cerita, karena terdiri dari peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita akan membuat suatu rangkaian peristiwa dan menjalankan gerak cerita sampai akhir cerita. Peristiwa-peristiwa itu terjadi karena sebab akibat. Peristiwa yang satu adalah akibat atau sebab dari pertistiwa yang lain. Kerangka cerita yang paling sederhana hanya terdiri dari pemaparan, konfl ik, serta penyelesaian atau awal, tengah dan akhir. Pemaparan atau awal, biasanya hanya berisi penjelasan atau perkenalan peran-peran yang ada dalam cerita tersebut, lokasi atau tempat kejadian peristiwa cerita, waktu peristiwa itu berlangsung. Bagian awal atau pemaparan ini terkadang sudah memunculkan masalah yang dihadapi oleh peran-peran yang ada, dan bagaimana mencari cara menyelesaikan masalah tersebut. Bagian tengah atau konfl ik berisi kejadian-kejadian yang saling terkait dan menjadi masalah pokok yang disajikan kepada penonton. Masalah-masalah ini membutuhkan penyelesaian atau jawaban untuk menyelesaikannya. Peristiwa-peristiwa pada bagian tengah ini seharusnya dibuat semenarik mungkin sehingga membentuk jalinan peristiwa yang indah. Pada bagian ini juga terjadi rintangan-rintangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh peran protagonis serta perlawanan yang dilakukan oleh peran antagonis. Keinginan-keinginan peran protagonis dihalang-halangi bahkan digagalkan oleh peran antagonis. Saling menyerang dan menghalangi antarperan inilah yang menarik pada bagian tengah atau konfl ik ini. Bagian akhir cerita berisi penyelesaian cerita, di mana semua pertanyaan-pertanyaan dan masalah menemukan jawaban dan penyelesaian. Pertanyaan-pertanyaan penonton terhadap jalannya cerita juga terjawab dan penonton diharapkan mendapat pelajaran dan pencerahan dari cerita yang disajikan tersebut. Pada bagian akhir ini tidak perlu disimpulkan atau diinformasikan penyelesaian cerita itu kepada penonton. Biarkan saja penonton mendapatkan jawabannya sendiri dan merenungkan apa yang sudah dilihat dan didengar. 144 Kelas IX SMP/MTs c. Menentukan Latar atau Setting 1) Tentukan setting atau latar cerita yang telah kamu buat (misalnya; ruang kelas, siang hari, hutan siang hari, hutan sore hari, atau hutan malam hari). 2) Sebutkan secara detail setting atau latar cerita tersebut (misalnya; ruang kelas dengan bangku panjang seperti ruang kelas tahun 1980 dengan dinding putih dan banyak gambar pahlawannya). 3) Tuliskan setting atau latar cerita sebanyak mungkin sesuai dengan cerita yang kamu tuliskan. LATAR CERITA ATAU SETTING Latar atau setting cerita terdiri atas latar tempat (menunjukkan tempat terjadinya peristiwa), latar waktu (menunjukkan kapan waktu terjadinya peristiwa), dan latar suasana (menunjukkan suasana cerita tersebut). Menuliskan latar cerita adalah menuliskan gambaran situasi tempat kejadian. Gambaran tempat kejadian dan waktu terjadinya peristiwa yang hendak ditulis menjadi latar cerita. Situasi, tempat, dan waktu yang menjadi latar cerita itu bisa hasil dari imajinasi, tetapi bisa juga hasil observasi dan eksplorasi dalam kehidupan keseharian. Observasi bisa dilakukan dengan mengamati sebuah lingkungan keseharian yang bisa mendukung hasil rancangan. Hasil pengamatan itu kemudian ditulis secara detail sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dibaui. Proses observasi ini sekaligus mengeksplorasi tempatnya. Tempat itu bisa tempat sepi, ramai, bising, situasi yang sibuk, mencekam, kotor, dan bau. Semua itu hasil observasi dan eksplorasi itu dicatat dan itu bisa menjadi bahan latar cerita yang sedang dituliskan. Penggambaran latar cerita ini akan berbeda-beda dari setiap orang, karena sudut pandang yang digunakan juga berbeda. Selain itu, juga sangat dipengaruhi oleh kepekaan atau sensitivitas jiwa penulis. Misalnya, ketika mengamati sebuah taman sudut kota, orang bisa menuliskan segalanya apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dibaui. Seni Budaya 145 Tetapi, bagi sebagian orang lain, mungkin bisa juga menuliskan apa yang dirasakan, dan itu akan mempengaruhi hasil pengamatannya. Untuk mempersiapkan latar cerita, maka tuliskan dan deskripsikan sebanyak mungkin hasil pengamatan dan eksplorasi dari beberapa tempat. Jangan hanya menuliskan suasana dan tempat itu dalam satu kata, karena akan memunculkan tafsir yang berbeda. d. Menentukan Tokoh-Tokoh 1) Tentukan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita tersebut dan beri nama tokoh-tokoh tersebut. Jangan beri nama tokoh-tokoh yang ada dalam ceritamu dengan nama sesuai cirri fi sik tokoh (misalnya; si pincang, si bisu, si bodoh, atau si buta). 2) Deskripsikan tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan ciri-ciri fi sik, kedudukan dalam masyarakat dan bagaimana cirri psikologisnya (misalnya; Rahma, seorang pelajar kelas 9, anak tukang sampah, periang, pandai, suka meneliti, kakinya mengalami cacat sejak bayi, dan lain-lain). 3) Tokoh-tokoh dalam cerita tidak harus manusia, tetapi bisa juga hewan atau tumbuhan. 4) Tokoh-tokoh yang bukan manusia, tetapi berperilaku seperti manusia sangat dibolehkan dalam cerita. 2. Latihan Menulis Cerita TOKOH CERITA Peran adalah makhluk hidup yang memiliki hidup dan kehidupan dalam dunia lakon hasil dari imajinasi seorang penulis. Peran itu harus hidup, dalam artian memiliki dimensi kehidupan atau memiliki karakter. Karakter itu bisa jahat, baik, bodoh, jenius, kaya, miskin, dan lain-lain. Tugas seorang penulis lakon adalah mendeskripsi secara ringkas peran-peran tersebut. Karena peran itu hidup, maka perlu dijelaskan identitas dari peran tersebut, misalnya nama, umur, jenis kelamin, bentuk fi siknya, jabatannya, dan sisi kejiwaanya. Hal ini penting sebagai gambaran awal bagi seorang calon pemeran ketika hendak memainkan peran tersebut. Untuk mencari gambaran peran yang hendak ditulis, seorang penulis lakon bisa melakukan observasi, baik dari kehidupan keseharian atau yang ada di lingkungan sekitarnya, maupun dari kenangan yang pernah dialaminya. 146 Kelas IX SMP/MTs a. Pemaparan Pemaparan ini berisi tentang keterangan-keterangan tokoh, masalah, tempat, waktu, atau pengantar situasi awal lakon. Pada bagian pemaparan ini juga mulai ditampil bagian-bagian yang mengarah pada terwujudnya tema. Bagian-bagian itu dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak nampak dengan jelas, tetapi penonton atau pembaca sudah bisa memperkirakan arah dan keseluruhan kejadian dalam lakon. Dalam penyusunan pemaparan, usahakan sudah mengandung konfl ik atau yang mengarah pada konfl ik yang terjadi tetapi, masih dalam keseimbangan lakon. Lakukan observasi dan tulis secara detail peran tersebut. Susun semua peran tersebut dalam satu susunan peran yang akan mengisi kehidupan dunia lakon. Detail yang harus dideskripsikan ialah ada dan bagaimana tokoh mengenakan pakaian, bersamaan dengan itu juga bagaimana profi l kepribadian tokoh dengan mengacu kepada sejarah singkat kehidupannya. Langkah selanjutnya adalah meletakkan peran yang telah ditulis dan dideskripsikan tersebut ke dalam latar cerita yang telah dibuat. Peran dituliskan secara sederhana dengan kegiatan yang spesifi k, misalnya seorang bapak sebagai guru yang dibenci siswanya. Penjelasan yang lebih detail bisa dimasukkan dalam dialog yang akan diucapkan oleh peran-peran yang ada dalam lakon tersebut. Buatlah peran tersebut menjadi hidup dengan membuatnya bicara atau beraksi. Membuat peran bicara bisa dilakukan dengan mempertemukan dua peran atau lebih dalam suatu suasana dan masalah yang telah dirancang. Buatlah konfl ik antarperan dan konfl ik itu bisa sangat sederhana atau konfl ik yang rumit. Konfl ik sederhana bisa karena adanya kesalahpahaman yang berakhir dengan kerumitan dan penyelesaian. Peran bisa hidup karena penulis menciptakan rintangan-rintangan terhadap keinginan peran tersebut. Dengan adanya rintangan, peran tersebut akan menciptakan dan mencari taktik yang dirasakan konkret atau bisa dilakukan, juga akan menciptakan dialog yang wajar. Seni Budaya 147 b. Penggawatan Pada bagian penggawatan ini, dituliskan masalah dalam pemaparan sudah mulai terganggu oleh adanya bibit-bibit masalah dan kepentingan. Bibit masalah ini akibat dari pemikiran-pemikiran peran atau aksi peran terhadap keinginannya. Untuk pertama kalinya, peran antagonis bertemu dengan peran protagonis membangun konfl ik, akibat dari pertentangan antarperan tersebut. Konfl ik ini dibangun dan dijalin dalam peristiwa yang semakin gawat sampai mencapai klimaks. Jadi, bagian penggawatan inilah sebenarnya tubuh atau bagian yang paling penting dari lakon, karena kalau bagian penggawatan ini lemah, maka lakon secara keseluruhan akan terasa lemah. c. Klimaks Selama ini ada pemikiran yang sedikit keliru, bahwa klimaks adalah puncak dari ketegangan lakon. Padahal klimaks adalah titik paling ujung dari perselisihan atau konfl ik antara peran protagonis dan peran antagonis. Ketika pada titik ini, konfl ik ini sudah tidak bisa lagi dibuat rumit lagi dan konfl ik itu harus diakhiri. Dengan berakhirnya konfl ik, maka akan ada pihak yang dikalahkan atau dihancurkan dan pihak mana yang harus dikalahkan, tergantung dari konsep dan visi seorang penulis lakon. d. Peleraian Bagian peleraian ini berisi tentang alternatif-alternatif jawaban dari permasalahan sampai terjadinya konfl ik antara peran antagonis dan peran protagonis. Bentuk alternatif jawaban ini tidak boleh diwujudkan secara nyata atau terbaca dengan mudah. Kalau alternatif jawaban ini dibuat secara nyata dan tiba-tiba, maka akan melemahkan klimaks yang telah dibuat. Bagian peleraian ini juga tidak boleh dibuat bertele-tele atau kesannya dipanjang-panjangkan, karena akan membuat penonton menjadi jemu. Peleraian juga tidak boleh dibuat tergesa-gesa, karena akan membuat klimaks yang telah dibuat tidak berarti. Peleraian ini seharusnya disusun dengan cermat dan tidak mengurangi ketercekaman yang terjadi pada klimaks, tetapi lama-kelamaan semakin menurun. e. Penyelesaian Penyelesaian ini berisi tentang jawaban-jawaban yang menjadi permasalahan antara peran protagonis dan antagonis. Fungsi dari peleraian adalah untuk mengembalikan keadaan seperti awal cerita lakon, karena segala persoalan sudah terjawab. Penyelesaian juga merupakan bagian akhir dari cerita lakon. 148 Kelas IX SMP/MTs a. Apa yang kamu ketahui tentang lakon cerita? b. Bagaimana tahapan atau langkah-langkah menuliskan lakon cerita? a. Buatlah kerangka cerita dari cerita yang kamu pilih. b. Tuliskan sebuah lakon pendek dengan mengacu pada tema, plot, setting, dan penokohan yang telah kamu tentukan. C. Evaluasi Pengetahuan Keterampilan D. Pengayaan Lakon cerita ditulis oleh seorang penulis lakon dari kejadian yang pernah ada atau kejadian rekaan dari imajinasi yang seolah-olah kejadian itu ada dan pernah terjadi. Lakon cerita teater yang menarik untuk dipentaskan adalah lakon cerita yang memiliki konfl ik atau pertentangan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Untuk mempermudah dalam melaksanakan latihan menulis lakon, seorang calon penulis lakon tidak mencari atau menuliskan suatu peristiwa yang jauh dari kehidupannya. Peristiwa yang dekat dan terbiasa disaksikan oleh calon penulis lakon akan menjadi bahan yang menarik untuk dituliskan, asalkan mampu menghadirkan konfl ik atau pertentangan tersebut dalam lakon ceritanya. E. Remedial Sebelum kamu melakukan remedial, kamu lakukan penilaian terhadap diri kamu sendiri dan penilaian terhadap temanmu. Penilaian itu ada pada tabel di berikut ini. Isilah sesuai dengan apa yang kamu rasakan dan kamu amati terhadap diri sendiri dan juga teman-temanmu. Seni Budaya 149 Penilaian Pribadi Nama : …………………………………………. Kelas : ………………………………………….. Semester : …………………..……………………… Waktu penilaian : ………………………………..………… No. Pernyataan Ya Tidak 1. Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguhsungguh untuk dapat menguasai tahapan-tahapan penulisan lakon. 2. Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan penuh perhatian, sehingga dapat menguasai tahapantahapan penulisan lakon teater modern. 3. Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan materi pelatihan. 4. Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan penulisan lakon teater modern. 5. Saya bisa bekerja sama dalam kelompok pelatihan tahapan-tahapan penulisan lakon teater modern. 6. Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelatihan tahapan-tahapan lakon teater modern. 7. Saya menghargai teman-teman dalam melaksanakan latihan tahapan penulisan lakoni teater modern. 150 Kelas IX SMP/MTs No. Pernyataan Ya Tidak 1. Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguhsungguh untuk dapat menguasai tahapan-tahapan penulisan lakon. 2. Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan penuh perhatian, sehingga dapat menguasai tahapantahapan penulisan lakon teater modern. 3. Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan materi pelatihan. 4. Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan penulisan lakon teater modern. 5. Saya bisa bekerja sama dalam kelompok pelatihan tahapan-tahapan penulisan lakon teater modern. 6. Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelatihan tahapan-tahapan lakon teater modern. 7. Saya menghargai teman-teman dalam melaksanakan latihan tahapan penulisan lakoni teater modern. Penilaian Antarteman Nama teman yang dinilai : …………………………………………. Kelas penilai : ………………………………………….. Semester : …………………..……………………… Waktu penilaian : ………………………………..………… Seni Budaya 151 F. Interaksi dengan Orang Tua Siswa No. Pernyataan Ya Tidak 1. Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguhsungguh untuk dapat menguasai dan mengerjakan pementasan teater modern. 2. Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan penuh perhatian sehingga dapat menguasai proses kerja pementasan teater modern. 3. Saya melakukan latihan, perancangan, dan perwujudan dengan tepat waktu sesuai dengan materi kerja. 4. Saya berperan aktif dalam kelompok kerja pementasan teater modern. 5. Saya bisa bekerja sama dalam kelompok kerja pementasan teater modern. 6. Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelaksanaan pementasan teater modern. 7. Saya menghargai teman-teman dalam melaksanakan latihan pekerjaan dalam pementasan teater modern. Nama Orang Tua Nama Siswa 152 Kelas IX SMP/MTs Seni Rupa Seni Budaya 153 Setelah mempelajari Bab IX, ini siswa diharapkan mampu: 1. Mendefi nisikan pengertian seni grafi s. 2. Mengidentifi kasikan berbagai jenis karya seni grafi s. 3. Mengidentifi kasikan beragam alat dan bahan berkarya seni grafi s. 4. Mengklasifi kasikan beragam karya seni grafi s. 5. Berkarya seni grafi s dengan menggunakan salah satu teknik dalam seni grafi s untuk dipamerkan secara kelompok. Bab IX Seni Grafi s Alur Pembelajaran Seni Grafi s Mendefi nisikan Teknik-Teknik Seni Grafi s Mendefinisikan PengerƟ an Seni Grafis Praktek Berkarya Seni Grafi s MengidenƟfi kasi Jenis Karya Seni Grafi s 154 Kelas IX SMP/MTs Perhatikan gambar berikut! Sumber: Dokumen Kemendikbud 1 2 3 4 5 Seni Budaya 155 No. Keterangan Gambar Bahan Proses/Teknik Pengerjaan 1. 2. 3. 4. 5. 6 Setelah melakukan pengamatan gambar di atas, berikan penafsiran/ deskripsimu sendiri tentang benda benda yang tersebut, dengan tidak mencari keterangan dari sumber buku, atau media lain. Setelah kamu mengisi angket di atas, diskusikan secara kelompok. Adakah temanmu yang lebih paham dengan gambar tersebut? Isilah kolom di bawah ini! No. Nama Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 156 Kelas IX SMP/MTs Seni grafi s termasuk karya seni rupa dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan ide/gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Istilah seni grafi s dikenal juga dengan seni mencetak. Grafi s berasal dari bahasa Yunani, “graphein” yang berarti menulis atau menggambar (Diksi Seni Rupa, Mikke Susanto hal 47). Istilah grafi s dari bahasa Inggris adalah graph atau graphic yang berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores. Cetakan yang dimaksud di sini adalah berupa negatif fi lm yang bisa menciptakan bentuk, gaya, warna, ataupun ragamnya yang sama. A. Pengertian Seni Grafi s Sumber: hƩ p://www.idseducaƟ on.com/arƟ cles/irwanto-sangpencukil-letho-seniman-cukil-kayu-yogya/ Gambar 9.1 Seni grafi s cetak tinggi karya Irwanto Lentho Karya seni grafi s umumnya dibuat di atas kertas, pada teknik monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Seni grafi s diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat (medium cetak), plat yang dijadikan sebagai media ini meliputi papan kayu, logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi . Seni grafi s lain yang disebut dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (screen-printing) yang direntang pada sebuah kerangka. Sehingga kegiatan mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak/acuan/klise. Alat cetak (klise) tekniknya dengan menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam, atau bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau aluminium). Hasil cetakan menunjukkan kreatifi tas maupun keterampilan penciptanya. Seni Budaya 157 Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan/press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang disebut dengan cetak grafi s. Dewasa ini, tidak semua kegiatan mencetak termasuk dalam kategori seni grafi s. Sebab, pada zaman sekarang ini kegiatan mencetak hanya memproduksi gambar/tulisan secara massal yang sering disebut offset. Kegiatan offset seperti ini menggunakan percetakan modern. (tim Abdi Guru, 2005: 42). Kegiatan mencetak dengan mesin ini mengacu pada seni pakai maka berkembanglah sebuah seni mencetak yang mengacu pada seni pakai (applied art) yang sebelumnya seni murni (pure art). Seni grafi s di Indonesia awalnya merupakan media alternatif bagi seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis seni grafi s muncul sekitar tahun 1950- an tokohnya, Mohtar Apin, Haryadi Suadi dari Bandung, Suromo dan Abdul Salam dari Yogyakarta. Membuat karya dengan teknik cukil kayu (woodcut) dan kebanyakan dari karyanya merupakan poster perjuangan. Pembagian jenis seni grafi s dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang dipakai juga beragam sesuai teknik yang digunakan. Jenis-jenis seni grafi s berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Cetak tinggi (teknik cetak relief /teknik cukil) Cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise/alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas. Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar atau tulisan dengan teknik cetak tinggi. Cetak Tinggi di sini dengan memanfaatkan bentuk/permukaan yang paling tinggi dapat kita lihat adanya gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar atau tulisan pada benda yang diberi warna. B. Jenis Karya Seni Grafi s dan Teknik Sumber www.handmade.tobucil.net Gambar 9.2. hardboard yang sudah di cungkil pada cetak tinggi 158 Kelas IX SMP/MTs 2. Cetak dalam (intaglio print) Cetak dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam, artinya bagian dalam menyerap tinta dan akan membekas pada kertas. Jenis-jenis cetak dalam antara lain : etsa, mezzo tint, drypoint, dan lain sebagainya. Cetak dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium atau kuningan yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam. Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang sudah dilembapkan dengan air lalu diletakkan di atasnya. Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan. Alat yang dipakai untuk menoreh dapat berupa pahat grafi s, paku, jarum, burin, atau logam runcing. 3. Cetak datar (Planography Print) Cetak datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini ditemukan pada abad ke-16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas (limestone) biasa disebut dengan lithography. Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk memperingan proses kerja. Planografi (Cetak Datar) di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. Teknik ini meliputi: litografi , monotype, dan teknik digital salah satunya cetak offset. 4. Cetak saring Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan serat tertentu. Cetak saring dikenal dengan sablon atau senigrafi . Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan, plastik, dan media lainnya. Kain screen ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.3, Hasil cetakan dengan teknik cetak saring Seni Budaya 159 1. Proses pembuatan cetak tinggi Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah kamu buat. Prinsip kerjanya adalah mendapatkan, ruang positif (permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Garis dan ruang negatif yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna, sebaliknya garis dan ruang. Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan dipindahkan ke permukaan bidang cetak. Bahan dan alat dalam cetak tinggi adalah sebagai berikut. a. Bahan yang terdiri dari: • Papan sebagai alas • Hardboard atau papan MDF • Tinta atau cat cetak offset • Kaos, kain, atau kertas • Kalau perlu ditambah cat pengering agar pengeringan lebih cepat Setelah kamu belajar tentang pengertian dan jenis seni grafi s, amati karya seni grafi s di lingkungan sekolah kamu, lengkapi data berikut! No. Nama Benda Jenis Seni Grafi s Bahan 1. Kaos olahraga Cetak saring Kain 2. 3. 4. 5. 6. C. Berkarya Seni Grafi s 160 Kelas IX SMP/MTs b. Peralatan yang diperlukan: • Pensil • Gunting • Pisau cutter • Woodcut • Roler/untuk meratakan warna • Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada plat/sebagai klise cetak. 1. Membuat sketsa pada plat cetak. 2. Memindahkan ke plat meratakan dan ditoreh, bagian tinggi untuk bagian yang rendah. 3. Proses memberi tinta dengan bantuan roler. 4. Menggosok / meratakan dengan alat (sendok)/dipress dengan alat press (mesin press). 5. Buka pelan-pelan sambil dilihat apakah warna sudah rata. 6. Hasil jadi sebuah karya seni cetak tinggi . Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.4 Pahat untuk mencungkil Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.5 Scrooll alat untuk meratakan warna Keterangan Gambar Seni Budaya 161 2. Cetak saring a. Proses pembuatan cetak saring: 1) Kerangka screen , bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium Screen (kain kasa) atau Monyl merupakan kain berserat yang berfungsi sebagai sarana untuk membentuk gambar atau tulisan pada benda-benda yang akan disablon. 2) Meja cetak, sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan. 3) Rakel, digunakan untuk meratakan tinta di screen. 4) Obat sablon, emulsi (sensitizer). 5) Cat dan sari warna sablon. Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.6 Proses berkarya seni cetak tinggi Sumber: hƩ p://sen1rupa.blogspot.com Gambar 9.7 Plat grafi s dan hasil cetaknya 162 Kelas IX SMP/MTs b. Proses Pembuatan Klise (fi lm negative) Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan klise, yaitu memperhatikan bahan yang digunakan dan teknik yang digunakan. Bahan yang digunakan harus transparan, hal tersebut dimaksudkan agar pada saat penyinaran (pengeksposan) bagian yang seharusnya tidak tembus oleh tinta akan terkena sinar secara utuh. Bahan yang biasanya digunakan adalah kertas kalkir, fi lm, dan mika fi lm. Dalam menggambar untuk membuat klise (fi lm negative) ada beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu: 1) Langsung pada screen. Pada teknik ini setelah screen (kain kasa) diberi tulisan atau gambar/corak. Untuk area yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi emulsi yang dicampur dengan sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah kering siap untuk dipergunakan mencetak. 2) Negatif fi lm Proses ini menggunakan kertas kalkir (transparan) atau kertas biasa yang sudah digambar. Untuk jenis kertas biasa setelah Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.8 screen (monil) Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar.9.9 Rakel untuk meratakan warna Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.10 Emulsi (obat Afdruk) Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 9.11 Pewaran dan sari warna Seni Budaya 163 digambar dilumuri dengan minyak goreng / minyak tanah terlebih dahulu, dan dikeringkan sehingga menjadi transparan. c. Proses afdruk pengekposan Afdruk /pengeksposan/ penyinaran adalah proses memindahkan gambar berupa selembaran kertas yang akan menjadi model/desain ke screen dengan bantuan bahan yang disebut emulsi sablon. Berikut ini tahapan afdruk, antara lain: • Pelapisan (coating) Meliputi proses pencampuran emulsi dengan sensitilizer (obat afdruk siap pakai) dan mengoleskannya ke screen dengan menggunakan alat yang disebut dengan coater (pelapis) bisa juga dipakai penggaris, tahap pengolesan ini dilakukan di dalam ruang yang gelap. • Pengeringan awal Proses pengeringan ini bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan hair dryer, dengan didiamkan saja sampai kering sendiri atau menggunakan kipas angin. Sebagai catatan dalam proses pengeringan ini usahakan agar tidak terkena sinar matahari lansung atau lampu yang mengandung sinar ultra violet seperti neon, tujuannya untuk mencegah agar cahaya tidak mengenai emulsi sehingga tidak bisa digunakan untuk proses selanjutnya • Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon Screen yang sudah kering dari larutan emulsi, lalu bagian bawah dialasi dengan busa hitam, dan dibagian atas diletakkan klise negatif/kertas yang siap diekpose, kemudian ditutup dengan kaca untuk mengekpos klise supaya menempel rapat ke screen. Lakukan penyinaran sekitar 20 detik untuk cahaya terik dan 50 detik untuk cahaya matahari yang redup/sinar lampu neon • Pembuatan klise Semprot dengan air untuk menghilangkan bagian yang seharusnya berlubang pada bagian screen yang kita desain, gunakan semprotan yang sesuai dan dapat menyemprot dengan kuat 164 Kelas IX SMP/MTs • Pengeringan Proses ini bisa dengan hair dryer atau dengan panas matahari. d. Proses Mencetak Screen kering yang sudah melalui proses pengekposan gambar siap untuk dicetak. Letakan kertas atau media yang akan dicetak. Tuang warna yang diinginkan dan ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai. Sumber: hƩ p://sablonmanual.com/ Gambar 9.12 Proses menyablon cetak saring D. Uji Kompetensi Pengetahuan 1. Jelaskan secara singkat tentang seni grafi s! 2. Sebutkan 2 contoh hasil cetak tinggi yang digunakan sehari-hari! 3. Sebutkan 3 bahan cetak tinggi! 4. Perhatikan gambar berikut, kemudian tulis nama alat tersebut dan jelaskan fungsinya masing-masing! a. b. Seni Budaya 165 Buatlah sebuah seni grafi s cetak tinggi sederhana secara kelompok dengan ketentuan. 1. Bahan yang dipakai adalah umbi-umbian atau biji-bijian seperti wortel atau ubi jalar. 2. Media cetak yang dipakai kertas, tentukan tema atau judul karya grafi s kalian. 3. Potong dan bentuklah atau bisa juga dengan mencungkil umbiumbian sedemikian rupa, sehingga membentuk bidang geometris (kubus, balok, tabung) abjad, atau bentuk abstrak lainnya yang menarik. 4. Berilah tinta/warna kemudian cap/press ke kertas/sambil dibentuk susunan atau pola tertentu/komposisi tertentu yang menarik. 5. Apresiasikan tugas kamu di depan kelas. Seni grafi s merupakan bagian dari seni rupa 2 dimensi. Grafi s diambil dari bahasa Inggris ‘Graph’ yang berarti membuat tulisan, gambar dengan cara ditoreh atau digores, seni grafi s pembuatannya melalui teknik cetak. Teknik seni grafi s dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut. 1. Cetak Tinggi (Cetak Relief) Membuat acuan cetak dengan membentuk gambar pada permukaan media cetak secara timbul, teknik ini meliputi: cukil kayu, engraving kayu. 2. Intaglio Teknik cetak dengan menggunakan acuan cetak logam dari tembaga, teknik ini meliputi: etsa, mezzotint, drypoint. 3. Planografi Teknik cetak dengan menggunakan acuan cetak dari lempengan batu. Teknik ini meliputi: litografi , monotype dan teknik digital. E. Rangkuman Keterampilan 166 Kelas IX SMP/MTs 4. Cetak saring (silkscreen) Teknik cetak dengan menggunakan fi lm melalui proses cetak saring pada umumnya cetak saring ini sering digunakan dalam proses sablon kaos. Setelah kamu melaksanakan kegiatan dalam bab seni grafi s, isilah kolom berikut. 1. Penilaian pribadi Nama : …………………………………………………… Kelas : …………………………………………………… Semester : …………………………………………………… Waktu penilaian : …………………………………………………… F. Refl eksi No Pernyataan Jawaban 1. Saya berusaha belajar seni budaya materi seni grafi s dengan sungguh-sungguh. □ ya □ tidak 2. Saya mengerti dan paham materi seni grafi s. □ ya □ tidak 3. Saya mengerjakan tugas guru tepat waktu. □ ya □ tidak 4. Saya mengajukan pertanyaan jika ada materi yang tidak dipahami pada pelajaran seni grafi s. □ ya □ tidak 5. Saya berperan aktif dalam kelompok pada materi seni grafi s di kelas. □ ya □ tidak Seni Budaya 167 2. Penilaian antarteman Nama teman yang dinilai : …………………………………………… Nama penilai : …………………………………………… Kelas : …………………………………………… Semester : …………………………………………… Waktu penilaian : …………………………………………… No Pernyataan Jawaban 1. Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh seni budaya materi seni grafi s. □ ya □ tidak 2. Mengerti dan paham materi seni grafi s. □ ya □ tidak 3. Mengerjakan tugas guru tepat waktu. □ ya □ tidak 4. Mengajukan pertanyaan jika ada materi yang tidak dipahami pada pelajaran seni grafi s. □ ya □ tidak 5. Berperan aktif dalam kelompok pada materi seni grafi s di kelas/kelompok. □ ya □ tidak 6. Bisa bekerja sama dan saling tanggung jawab dalam sebuah kelompok kerja seni grafi s di kelas/kelompok. □ ya □ tidak 168 Kelas IX SMP/MTs Setelah mempelajarai Bab X ini, siswa mampu: 1. Mendeskripsikan tujuan pameran seni rupa bagi siswa. 2. Mendefi nisikan fungsi pameran seni rupa di sekolah. 3. Mengklasifi kasikan berbagai jenis pameran menurut tempat pelaksanaan. 4. Menyusun proposal pameran seni rupa. 5. Merumuskan kepanitiaan pameran sekolah atau kelas. 6. Melaksanakan pameran seni rupa secara kelompok atau kelas. Bab X Pameran Alur Pembelajaran Pameran Seni Rupa PengerƟ an, Fungsi dan Tujuan Pameran Mendeskripsikan Perencanaan Pameran Praktik Pelaksanaan Pameran Seni rupa Evaluasi Pameran Seni Budaya 169 Perhatikan gambar berikut! Setelah kamu mengamati gambar di atas, tuliskan deskripsikan pengamatan kamu pada tabel berikut! Sumber: Dokumen Kemendikbud Sumber: www.imagebali.net Sumber: Dokumen Kemendikbud Sumber: www.senirupaunismuhmakasar.blogspot 1 2 3 4 No. Deskripsi 1. 2. 3. 4. 170 Kelas IX SMP/MTs 1. Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mengomunikasikan, memperkenalkan, memperlihatkan, dan memajangkan hasil karyanya untuk diamati, dihayati, dan diapresiasi orang lain. Di dalam proses pelaksanaannya sebuah pameran umumnya dipimpin atau dikoordinir oleh seorang kurator yang berperan dalam menentukan arah dan tujuan pameran, memberi penjelasan tentang materi pameran, dan mengoleksi karya yang akan dipamerkan. Berbagai karya seni rupa bisa dipamerkan antara lain: • Pameran lukisan • Pameran patung • Pameran kriya • Pemeran tekstil • Dan berbagai karya seni lainnya Secara umum jenis pameran dapat dikelompokkan berdasarkan jenis karya yang dipamerkan, jumlah pesertanya, waktu dan tempat pelaksanaan pameran, yaitu: a. Berdasarkan jenis karyanya, pameran dikelompokkan menjadi dua, yaitu: • Pameran Homogen, yaitu jenis pameran yang hanya memamerkan satu jenis karya saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran kriya, pameran seni grafi s, dan lain-lain. Sumber : Pixabay.com Gambar 10.1. Ruang pameran homogen A. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pameran Seni Budaya 171 • Pameran Heterogen, yaitu jenis pameran yang memamerkan berbagai macam jenis karya seni, misalnya pameran seni rupa yang menampilkan lukisan, patung, kriya, batik, grafi s, dan lain-lain. b. Berdasarkan jumlah pesertanya, pameran dibagi menjadi dua, yaitu • Pameran Tunggal, yaitu pameran yang dilaksanakan perorangan, artinya hasil karya yang dipamerkan karya seni satu orang saja. • Pameran Kelompok, yaitu pameran yang diikuti pesertanya lebih dari satu, beberapa/anggota suatu kelompok, misalnya kelompok kelas 9 SMP, kelompok mahasiswa, kelompok kekerabatan, dan kelompok lainnya. c. Pameran berdasarkan ruang tempat pelaksanaan • Pemeran di dalam ruangan (indoor), yaitu pameran dengan mengambil setting tertutup, misalnya di gedung atau museum. Penyelenggaran pameran indoor harus memperhatikan penataan, unsur cahaya, sirkulasi pengunjung. Sumber: hƩ p://www.kria.fsrd.itb.ac.id Gambar : 10.2 pameran Heterogen, Gambar 10.2. Pameran seni rupa di luar (out door) dan di dalam ruang (indoor) Sumber: seleb-tempo.com Sumber: hƩ p://byebyecouch.com/event/ 172 Kelas IX SMP/MTs • Pameran di luar ruang, (outdoor), yaitu penyelenggaraan pameran ini biasanya karya-karya yang tahan terhadap suhu ruang terbuka, misalnya patung batu, walaupun bisa juga pameran lukisan atau keramik. 2. Fungsi Pameran di Sekolah Fungsi dari kegiatan pameran antara lain: a. Sebagai media penampilan jati diri seorang siswa. b. Sebagai sarana peningkatan daya ekspresi bagi seorang siswa. c. Sebagai media memperluas cakrawala pengetahuan seni. d. Sebagai media komunikasi antarsiswa dengan apresiator. e. Sebagai sarana perangsang kreativitas siswa dalam berkarya seni. f. Sebagai wahana pemunculan ide, aliran, dan jenis seni rupa baru bagi siswa. 3. Tujuan Pameran Seni Rupa di Sekolah a. Membangkitkan semangat siswa dalam berapresiasi karya seni rupa. b. Meningkatkan apresiasi siswa untuk berkarya seni. c. Melatih berorganisasi. d. Melatih siswa mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. e. Melatih bekerja sama dalam suatu kelompok. Dalam suatu kegiatan pameran tidak akan bisa dilaksanakan oleh satu orang sehingga diperlukan adanya sebuah kelompok kerja, dimulai dari merencanakan, mempersiapkan, mengolah, melaksanakan serta mengevaluasi pameran, untuk selanjutnya disebut sebagai organisasi kepanitiaan pameran. Kepanitiaan merupakan salah satu badan atau sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu kepanitiaan, bagian yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Apabila salah satu bagian tidak dapat berfungsi, maka akan mempengaruhi kinerja bagian yang lain. B. Perencanaan Pameran Seni Budaya 173 Gambar 10.4 Contoh organingram kepanitiaan pameran Penanggung Jawab Pembimbing Ketua Pelaksana Sekretaris Bendahara Seksi PendaŌ aran Seksi Konsumsi Seksi Perlengkapan Seksi Acara/Display Seksi Dokumentasi Seksi Dekorasi Berdasarkan uraian di atas, maka kepanitiaan pameran memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan kegiatan, yaitu terlaksananya pameran sesuai dengan rencana. Perencanaannya harus berprinsip organisasi, yaitu adanya yang dapat memimpin dan yang dipimpin serta memiliki sifat gotong-royong yang tinggi. 1. Kepanitiaan Secara umum kepanitiaan suatu kegiatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu panitia pengarah dan panitia pelaksana. a. Panitia Pengarah/Steering Committee Pengarah yaitu panitia yang bertugas memberikan arahan, nasihat, dan petunjuk kepada panitia pelaksana dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini penanggung jawab kegiatan di sekolah biasanya adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua yayasan, atau yang sederajat, sedangkan pembimbing atau pembina kegiatan adalah guru mata pelajaran yang bersangkutan. b. Panitia Pelaksana/Organizing Committee Pelaksana yaitu panitia yang bertugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan dan bertanggung jawab atas kegiatan yang telah direncanakan dari awal hingga akhir. Dimulai oleh ketua panitia, sekretaris, bendahara, sampai kepada pelaksana kerja (seksi-seksi) masingmasing bidang sesuai yang dibutuhkan. Perhatikan struktur organisasi kepanitiaan berikut. 174 Kelas IX SMP/MTs 2. Tugas kepanitiaan pameran Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing panitia bisa dijabarkan sebagai berikut. a. Pelindung/penanggung jawab pameran, tugasnya sebagai berikut. • Penanggung jawab kegiatan, memberikan nasihat saran dan pemecahan masalah di lapangan baik kepada pembina/ pembimbing ataupun lansung kepada panitia pelaksana pameran. b. Pembimbing, tugas dan tanggung jawabnya adalah: • Membimbing/memberi masukan dan saran kepada panitia; • Bertanggung jawab atas keberhasilan pameran. c. Ketua, tugas dan tanggung jawabnya adalah: • Mengordinasi kerja seluruh panitia kerja termasuk sekretaris dan bendahara. • Mengetahui dan menandatangani surat-surat dan kesekretariatan. • Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pameran. d. Sekretaris, tugas dan tanggung jawabnya adalah: • Menyusun dan menyiapkan proposal. • Menyiapkan surat-surat keluar. • Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar. • Menyiapkan surat-surat izin. • Menangani urusan ke dalam. • Menyiapkan surat-surat untuk panitia dan siswa. e. Bendahara, tugas dan tanggung jawabnya adalah: • Mencatat dan menyimpan uang masuk. • Mengeluarkan uang belanja sesuai prosedur. • Membuat administrasi keuangan. • Membuat laporan keuangan. f. Seksi acara, tugas dan tanggung jawabnya adalah: • Mengoordinasi para pendukung acara • Menyiapkan susunan acara. Seni Budaya 175 Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 10.5. Karya seni didata dan diseleksi sebelum di pamerkan • Bertanggung jawab terhadap kelancaran acara. g. Seksi publikasi, tugas dan tanggung jawabnya adalah: • Menyediakan surat izin pameran. • Membuat poster, katalog, spanduk dan lain-lain. • Menghubungi pihak-pihak terkait yang perlu diundang. • Menginformasikan kepada masyarakat luas. h. Seksi konsumsi, tugas dan tanggung jawab adalah: • Menyusun daftar menu. • Menyediakan konsumsi pada saat latihan, pelaksanaan sampai evaluasi. • Menyediakan konsumsi untuk tamu undangan. • Bertanggung jawab terhadap urusan konsumsi. i. Seksi dokumentasi, tugas dan tanggung jawab adalah: • Mendokumentasikan semua kegiatan pameran. 3. Menyusun Rencana Kerja (proposal pameran seni rupa di sekolah) Rencana kerja adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dari awal hingga akhir dalam kegiatan pameran. Rencana kerja diperlukan dan disusun dengan maksud agar semua kegiatan dan langkah kerja panitia terprogram dengan baik, sehingga tidak ada sesuatu hal yang terlewatkan. Rencana kerja ini tertuang dalam sebuah rumusan yang disebut proposal. 176 Kelas IX SMP/MTs Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau persetujuan pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Proposal ini disusun oleh ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris dan juga oleh bendahara pameran, yang disusun berdasarkan pertimbangan, arahan, ataupun petunjuk oleh pembina. 4. Menyusun jadwal pameran Jadwal kerja adalah urutan kegiatan yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan dari suatu rencana kegiatan. Jadwal kegiatan dibuat setelah rencana kerja dari setiap seksi terkumpul. Jadwal kerja tersebut disusun oleh sekretaris yang mengacu pada konsep ketua panitia, dan hendaknya ditulis dan dipasang di ruang panitia agar mudah diketahui, dipahami, dan dilaksanakan oleh seluruh panitia, sesuai dengan tugas masing-masing. Perencanaan yang baik harus mencakup tentang: a. Materi pameran b. Kelengkapan pameran c. Tempat penyelenggaraan pameran d. Publikasi e. Waktu penyelenggaraan pameran f. Dekorasi g. Anggaran kegiatan h. Kepanitiaan Setelah mempelajari tentang fungsi pameran seni rupa di sekolah dan perencanaan pameran seni rupa di sekolah, cobalah untuk menyusun sebuah proposal pameran seni rupa secara kelompok dalam rangka kegiatan pekan seni akhir semester. Susunlah kepanitiaan dari ketua panitia pameran beserta perangkatnya, dan presentasikan di depan kelas. Seni Budaya 177 Hal-hal yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan pameran seni rupa adalah: 1. Persiapan Penyelenggaraan Pameran Persiapan yang harus dilakukan dalam kegiatan pameran seni rupa antara lain: • Publikasi kegiatan baik melalui siaran radio, spanduk, selebaran, undangan, maupun yang lainnya. • Mengadakan seleksi terhadap karya yang dikumpulkan. • Menyediakan perlengkapan pameran yang meliputi sketsel, papan panel, meja, label karya, buku tamu, tanaman hias, sound system, dan lain-lain. • Menyiapkan ruang pameran. • Menyusun acara pembukaan dan penutupan. 2. Tahap Penataan Ruangan Kegiatan yang harus dikerjakan dalam tahap penataan ruang antara lain: • Mendekorasi ruang pameran. • Memajang karya seni rupa yang akan dipamerkan pada tempat yang sesuai. • Menempel label karya pada setiap benda seni dengan data yang komplit yang meliputi nama pembuat/pencipta, asal sekolah/ kelas, judul karya seni, jenis karya seni, bahan yang digunakan, dan teknik yang digunakan. • Mengatur alur transportasi pengunjung. • Memasang meja dan kursi penerima tamu/informasi dan tempat untuk meletak buku pesan-kesan. • Memasang lampu sorot di tempat-tempat yang membutuhkan. C. Tahapan Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa 178 Kelas IX SMP/MTs 3. Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan tahap puncak dari seluruh kegiatan, yang meliputi: • Susunan acara pembukaan • Pembawa acara/MC • Pengarah acara • Penempatan petugas jaga stan • Buku tamu dan buku pesan-kesan • Penampilan hiburan penyerta • Pengadaan dokumentasi • Upacara penutupan • Kepanitiaan Pameran Pintu Masuk Pintu Keluar Setelah mempelajari tentang tahapan-tahapan penyelenggaraan pameran, buatlah denah ruang pameran dan pengaturan kelengkapan sebuah pameran seni rupa di kelas pada gambar berikut. Diskusikan dengan guru dan temanteman kamu! Seni Budaya 179 Setelah kegiatan pameran selesai dilaksanakan, tahapan berikutnya adalah mengadakan evaluasi. Evaluasi yang dilaksanakan dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi dari mulai perencanaan pameran sampai proses kegiatan. Evaluasi hasil adalah hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan pameran tersebut. Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi oleh setiap seksi, cara mengatasi persoalanpersoalan yang ada serta mengetahui keadaan keuangan pada kegiatan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa yang akan datang. Selain memiliki tujuan di atas evaluasi juga memiliki manfaat, di antaranya adalah: a. Memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain b. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan suatu kegiatan Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan pameran dan pergelaran selesai. Pelaksanaan evaluasi sebaiknya tidak terlalu lama dari pelaksanaan pameran dan pergelaran, bahkan lebih cepat lebih baik. Namun demikian, hendaknya panitia diberi waktu yang cukup untuk mempersiapkan laporan tentang hal-hal yang telah dikerjakan, yang meliputi: D. Evaluasi Pameran Sumber: www.isi.id.com Gambar 10.6 penataan dan sirkulasi ruang pameran 180 Kelas IX SMP/MTs a. Sistem Kerja Sistem kerja dimulai dari tahap persiapan sampai tahap akhir/ evaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan, yang meliputi cara kerja tiap personal, pengorganisasian kerja, kerja sama antarpanitia maupun antarseksi. b. Pembiayaan Berisi tentang laporan pertanggungjawaban bendahara terhadap dana yang masuk serta dana yang dikeluarkan. Dalam hal ini perlu dicermati dana-dana yang dikeluarkan tersebut sudah sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan. c. Personalia Kepanitiaan Berisi informasi tentang masing-masing anggota panitia mengelola pameran dan pergelaran, yang menyangkut tanggung jawab, penguasaan, dan ketepatan antara bidang tugas dengan keahlian yang dimiliki. Penilaian terhadap fi gur-fi gur personalia ini sangat penting pada kesempatan mendatang. d. Bentuk Pameran Pembahasan mengenai bentuk pameran adalah mengevaluasi bentuk pameran yang telah selesai dilaksanakan sudah sesuai dengan maksud, tujuan, dan tema yang telah ditetapkan. e. Pelaksanaan Pameran Pembahasan mengenai pelaksanaan pameran ini meliputi jalannya acara, banyak penonton/pengunjung, dan banyaknya hasil karya seni yang dipamerkan. Hal tersebut sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang. f. Laporan dari masing-masing seksi Yang tidak kalah penting dari evaluasi pelaksanaan pameran adalah laporan dari masing-masing seksi, yang diwakili oleh koordinator dari masing-masing seksi. Adapun yang perlu dilaporkan antara lain kedisiplinan dari setiap anggota seksi, tanggung jawabnya terhadap bidang tugas masing-masing, kendala yang ada dalam melaksanakan tugas dan cara mengatasinya. Dari laporan-laporan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa mendatang dengan kualitas yang lebih baik. Seni Budaya 181 1. Apa yang kalian ketahui tentang pameran seni rupa? 2. Sebutkan 2 bentuk pameran berdasarkan peserta! 3. Sebutkan 3 karya seni rupa yang bisa dijadikan pameran out door! 4. Sebutkan tugas pembimbing/pembina pameran! 5. Sebutkan 3 kelengkapan ruang pameran! Rencanakan sebuah pameran kelas dari proposal yang sudah di susun, lanjutkan dengan membuat kelengkapan pameran antara lain: 1. Selebaran dan spanduk pameran 2. Buku tamu/pengunjung pameran 3. Denah ruang pameran 4. Label karya 5. Ruang pameran dengan dekorasinya Laksanakan pameran kelas tersebut dengan bimbingan, arahan dan petunjuk dari guru mata pelajaran kamu. Berbagai karya seni rupa bisa dipamerkan antara lain, pameran lukisan, pameran kriya, pameran tekstil, dan berbagai karya seni lainnya. Fungsi dari kegiatan pameran antara lain sebagai media penampilan jati diri seorang siswa, sebagai sarana peningkatan daya ekspresi bagi seorang siswa, sebagai media memperluas cakrawala pengetahuan seni, sebagai media komunikasi antar siswa dengan apresiator, sebagai tolak ukur perkembangan dunia seni rupa. Sedangkan tujuan pameran yaitu meningkatkan apresiasi seseorang untuk berkarya seni, melatih berorganisasi, melatih mandiri dan melatih bekerja sama dalam suatu kelompok. Pengetahuan Keterampilan E. Uji Kompetensi F. Rangkuman 182 Kelas IX SMP/MTs Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Yang dimaksud jadwal kerja adalah urutan kegiatan yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan dari suatu rencana kegiatan. Persiapan yang harus dilakukan dalam kegiatan pameran seni rupa antara lain, publikasi kegiatan baik melalui siaran radio, spanduk, selebaran, undangan maupun yang lainnya. Mengadakan seleksi karya yang dikumpulkan. Menyediakan perlengkapan pameran yang meliputi sketsel, papan panel, meja, label karya, katalog, buku tamu, tanaman hias, sound system, dan lain-lain, menyiapkan ruang pameran, menyusun acara pembukaan dan penutupan. Setelah kamu melaksanakan pameran kelas/kelompok, isilah kolom berikut 1. Penilaian pribadi Nama : …………………………………………………… Kelas : …………………………………………………… Semester : …………………………………………………… Waktu penilaian : …………………………………………………… G. Refl eksi No Pernyataan Jawaban 1. Saya berusaha belajar seni budaya materi pameran kelas/ kelompok dengan sungguh-sungguh. □ ya □ tidak 2. Saya mengerti dan paham materi pameran kelas/kelompok. □ ya □ tidak 3. Saya mengerjakan tugas guru tepat waktu. □ ya □ tidak 4. Saya mengajukan pertanyaan jika ada materi yang tidak dipahami pada pelajaran pameran kelas/kelompok. □ ya □ tidak 5. Saya berperan aktif dalam kelompok pada materi pameran kelas /kelompok. □ ya □ tidak Seni Budaya 183 2. Penilaian antarteman Nama teman yang dinilai : …………………………………………… Nama penilai : …………………………………………… Kelas : …………………………………………… Semester : …………………………………………… Waktu penilaian : …………………………………………… No Pernyataan Jawaban 1. Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh seni budaya materi pameran kelas/kelompok. □ ya □ tidak 2. Mengerti dan paham materi pameran kelas/kelompok. □ ya □ tidak 3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. □ ya □ tidak 4. Mengajukan pertanyaan jika ada materi yang tidak dipahami pada pelajaran pameran kelas/kelompok. □ ya □ tidak 5. Berperan aktif dalam kelompok pada materi pameran kelas/ kelompok. □ ya □ tidak 6. Bisa bekerja sama dan saling tanggung jawab dalam sebuah kelompok kerja pameran kelas/kelompok. □ ya □ tidak 184 Kelas IX SMP/MTs Seni Musik Seni Budaya 185 Setelah mempelajari Bab XI ini, siswa diharapkan mampu: 1. Mendeskripsikan jenis lagu populer. 2. Mendeskripsikan gaya bernyanyi lagu populer. 3. Mendeskripsikan tahapan latihan bernyanyi lagu populer dengan gaya yang tepat. 4. Menyanyikan lagu populer dengan gaya yang tepat. Bab XI Bernyanyi Lagu Populer Alur Pembelajaran Bernyanyi Lagu Populer Gaya Bernyanyi Lagu Populer LaƟ han Bernyanyi Lagu Populer dengan Gaya yang Tepat Jenis Lagu Populer 186 Kelas IX SMP/MTs A. Jenis Lagu Populer Gaya bernyanyi merupakan suatu cara yang menjadi ciri seseorang dalam membawakan sebuah lagu sesuai dengan jenis lagunya. Pada dasarnya yang menunjang gaya bernyanyi menjadi lebih baik adalah kedisiplinan seorang penyanyi tersebut terhadap teknik vokal dasar dan penguasaan lagu. Yang membedakan gaya adalah dari jenis musik lagu yang akan dibawakan. Untuk dapat menambah perbendaharaan gaya dalam bernyanyi hendaknya kamu banyak mendengarkan jenis lagu yang variatif. Lagu yang berkembang saat ini sangat variatif. Hal ini dipengaruhi juga oleh perkembangan alat musik yang semakin canggih seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi dalam bidang musik ini menjadikan lagu-lagu yang beredar sekarang terdengar lebih populer, karena banyak alat musik yang memiliki fasilitas serta perangkat yang beragam mudah digunakan agar lebih bagus sebuah lagu. Berikut ini beberapa jenis lagu populer yang berkembang sesuai aliran musiknya. 1. Lagu Pop Jenis lagu pop merupakan jenis lagu yang memiliki banyak pendengar. Dalam arti jenis lagu ini sangat mudah diterima oleh masyarakat luas pada umumnya. Lagu-lagu pop yang berkembang saat ini bersifat komersial dan berkeinginan untuk memiliki daya tarik massa. Lagu pop di Indonesia banyak disajikan oleh penyanyi solo, grup band dan girl band atau boy band. Tema lagu pop biasanya membahas kejadian kehidupan sehari-hari yang dirangkai dengan melodi dan lirik yang mudah dipahami atau easy listening. Dalam menciptakan lagu pop, biasanya pencipta lagu akan tertarik mengangkat tema-tema yang sedang menjadi topik pembicaraan oleh masyarakat luas sehingga diharapkan nanti karya lagunya mudah melejit. Seni Budaya 187 Sumber: www.kapanlagi.com Gambar 11.1 Rossa penyanyi pop wanita Sumber: anisellyindah.blogspot.com Gambar 3.2 Geisha grup band pop Sumber: afgansyahreza.net Gambar 3.3 Afgan penyanyi pop pria Sumber: kapanlagi.com Gambar3.4 Cherrybelle girl band pop Sumber: www.nonstop-online.com Gambar 3.5 Anang & Ashanti penyanyi pop duet 188 Kelas IX SMP/MTs Setelah kamu mengetahui ciri lagu jenis pop, tuliskanlah 10 nama artis/penyanyi dan bentuk sajiannya beserta lagu hits yang menjadi andalan mereka pada kolom di bawah ini! 2. Lagu Jazz Jenis musik jazz ini merupakan jenis musik yang juga berkembang di Indonesia, walaupun pendengarnya tidak terlalu banyak. Kebanyakan pendengarnya dari kalangan ekonomi menengah ke atas, mungkin hal ini disebabkan karena lagu-lagu jazz ini sering dimainkan di caffe atau tempat makan menengah ke atas. Yang mudah ditangkap ketika mendengarkan lagu jazz ini adalah vokal yang sering menirukan suara instrumen, suara penyanyinya No. Artis/ Penyanyi Solo Band Grup vokal Judul lagu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Seni Budaya 189 biasanya mempunyai karakter vokal yang berat, harmonisasinya terdengar rumit, dan sering terjadi modulasi atau perubahan tangga nada dalam sebuah lagu dan ritme serta melodinya memiliki banyak variasi. Setelah memahami ciri dari lagu jazz tersebut, tulisakanlah artis/ penyanyi Indonesia yang membawakan lagu dengan aliran jazz beserta karya lagunya! 3. Lagu Rock Jenis lagu rock ini identik dengan suara yang kencang dengan permainan efek gitar yang menggelegar, bass drum yang dimainkan dengan tempo yang cepat dan kelompok pendengarnya yang ekspresif. Lirik lagu yang disampaikan lagu jenis rock ini adalah ekspresif dan mengajak pendengarnya selalu bersemangat. Contoh lirik lagu rock yang mengajak pendengarnya lebih bersemangat adalah lagu dari grup band Kotak yang berjudul “Beraksi”, berikut lirik lagu secara lengkapnya; No. Artis/ Penyanyi Jazz Solo Band Grup vokal Judul lagu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 190 Kelas IX SMP/MTs BERAKSI KeƟ ka siapa saja sendirian Berdiam diri tak ada hiburan Jika kau merasakan kesepian Datang kemari kita senang-senang Semua berdiri waktunya beraksi Penindasan kekerasan nggak zaman Kami datang membawa perdamaian Ciptakan suasana tak terlupakan Lantangkan suaramu dan teriakkan Alunan distorsi, kotak pun beraksi Reff: Yang ada di sana, yang ada di sini Semua ikut bernyanyi Hey, yang datang di sini Jangan bikin keki Bikin suasana happy Beraksi, beraksi Sumber: mempawah-storysongs.blogspot.com Gambar 11.6 Kotak Group band rock Sumber: myspace.com Gambar 11.8 Endank Soekamti Musisi Rock Sumber: eunikewulandari.wordpress.com Gambar 11.7 Nicky Astria Penyanyi rock wanita