Baca juga: 4 Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich
#1 50% untuk kebutuhan
Kebutuhan merupakan biaya wajib yang kamu keluarkan untuk bertahan hidup. Untuk itu, kamu harus mengeluarkan 50 persen dari pendapatan bulanan kamu untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal yang termasuk ke dalam kategori kebutuhan yaitu, semua biaya penting harianmu. Mulai dari biaya tempat tinggal (kosan, sewa kontrakan, dll), listrik, makanan, kesehatan, sampai dengan utang.
Contohnya:
Desy memiliki gaji perbulan sebesar Rp5 juta. Kemudian, uang yang wajib Desy keluarkan untuk kebutuhan yaitu:
Rp5.000.000 x 50% = Rp2.500.000 (dua juta limaratus ribu Rupiah)
Baca juga: 5 Langkah Mudah Menentukan Tujuan Keuangan
#2 30% untuk keinginan
Mengelola keuangan bukan berarti kamu tidak boleh bersenang-senang. Menggunakan prinsip 50-30-20 ini, kamu boleh menggunakan uang untuk bersenang-senang. Tetapi, hanya 30% dari total pendapatanmu. Hal yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu, seperti jajan, jalan-jalan, makan di luar, belanja, dan kesenangan lainnya. Tetapi, kamu tidak boleh menggunakan hasil pendapatanmu melebihi 30 persen untuk keinginan.
Contohnya:
Fajri memiliki gaji perbulan sebesar Rp4,5 juta. Kemudian, uang yang boleh dikeluarkan Fajri untuk memenuhi keinginannya yaitu:
Rp4.500.000 x 30% = Rp1.350.000 (satu juga tigaratus limapuluh ribu Rupiah)
#3 20% untuk tabungan atau investasi
Baca juga: Harus Dihindari! 10 Kebiasaan Buruk dalam Mengatur Keuangan
Kamu bisa menyisihkan sekitar 20 persen dari penghasilan bulananmu untuk disimpan sebagai tabungan atau bahkan untuk investasi. Hal yang termasuk ke dalam kategori ini, yaitu tabungan likuid seperti dana darurat, tabungan pensiun, dan investasi lainnya. Para ahli merekomendasikan untuk menyiapkan dana darurat sekitar 3-6 kali pengeluaran bulananmu. Tujuannya, untuk menutupi biaya hidup saat masa darurat.
Contohnya:
Alvin memiliki gaji perbulan sebesar Rp4 juta. Kemudian, uang yang harus disisihkan Alvin untuk menabung atau investasi yaitu:
Rp4.000.000 x 20% = Rp800.000 (delapanratus ribu Rupiah)
Semoga pencatatan & perhitungan pengeluaran bulanan menggunakan prinsip di atas bisa membantumu mengelola keuangan lebih baik lagi. Selain itu, semoga kamu bisa terhindar dari stres finansial. Semoga berhasil dan selamat mencoba!
Simak juga:
//gajigesa.com/gaya-hidup-hemat/
Bagi orang yang memiliki penghasilan setiap bulan, memahami cara mengatur keuangan yang baik untuk dirinya adalah hal yang penting. Tidak semua orang mampu mengatur keuangan dengan baik sehingga masih banyak orang yang sering mengeluh karena gaji sudah habis padahal waktu perolehan gaji berikutnya masih lama. Kita harus mampu mengatur keuangan agar tidak tergoda untuk melakukan pinjaman atau berutang. Selain itu, juga harus bisa mengontrol diri untuk tidak membeli kebutuhan sekunder yang sebenarnya kurang penting. Gaji besar atau gaji kecil tidak akan bisa menjamin kecukupan semua kebutuhan dan kebahagiaan kita ataupun keluarga. Semua itu akan sangat bergantung pada bagaimana manajemen keuangan yang diterapkan. Oleh karena itu, kemampuan mengelola keuangan perlu dipelajari dan diimplementasikan bagi setiap orang dalam kehidupannya guna membantu memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan.
Lalu bagaimana cara untuk mulai mengatur penghasilan bulanan tersebut? Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan.
1. Daftar Persentase Alokasi Gaji
Pada dasarnya kita dapat mengalokasikan gaji bulanan, sebagaimana contoh berikut:45% untuk kebutuhan pokok; 20% untuk membayar cicilan atau utang; 25% untuk ditabung; 10% untuk uang harian. Persentase yang digunakan akan sangat fleksibel bergantung dari bagaimana kebutuhan dan bagaimana kita ingin mengalokasikannya. Pengggunaan persentase seperti ini akan membantu dalam mengalokasikan penghasilan secara lebih detail.
2. Formula 40 - 30 – 20 – 10
Jika kita kesulitan untuk melakukan cara pertama, mungkin bisa mencoba untuk menggunakan formula ini. Berikut penjabaran dari angka-angka tersebut yaitu 40 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan hidup dan biaya bulanan seperti kebutuhan untuk makan, transportasi, listrik, air, kuota internet, dan sebagainya. 30 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan sarana seperti cicilan kendaraan, cicilan rumah, dan utang jika ada. Pastikan dahulukan membayar utang dan usahakan tidak menambah utang jika utang sebelumnya belum dilunasi.20 persen dari gaji dialokasikan untuk ditabung. Tabungan ini bisa digunakan sebagai biaya pendidikan anak di kemudian hari. Namun bagian ini juga bisa Anda buat lebih rinci seperti untuk tabungan, investasi, dan sebagainya.10 persen dari gaji dialokasikan untuk membayar zakat atau bersedekah. Bisa juga disisihkan sebagai dana cadangan untuk kebutuhan yang bersifat darurat dan dadakan.
3. Kebutuhan atau Keinginan?
Orang cukup sulit membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan. Hal ini yang bisa membuat seseorang menjadi berutang jika tidak bisa mengontrol pengeluarannya. Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Misalnya handphone. Anda sudah memiliki handphone yang secara fungsi sudah memenuhi kebutuhan Anda. Namun, setelah melihat handphone terbaru, Anda mengganti handphone Anda dengan membeli handphone tersebut karena terlihat lebih mewah. Akibatnya Anda menggunakan uang tersebut untuk membeli handphone padahal biaya pendidikan anak dan cicilan mobil Anda belum dibayar. Akhirnya tagihan bertambah sementara penghasilan tidak bertambah. Oleh karena itu, inilah pentingnya memilah antara kebutuhan dan keinginan.
4. Pentingnya Dana Darurat
Dana darurat adalah dana yang sengaja disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kondisi darurat yang membutuhkan dana tunai segera. Misalnya, ketika tiba-tiba terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau tiba-tiba jatuh sakit dan memerlukan rawat inap yang tidak ditanggung oleh asuransi. Bisa juga untuk mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga dalam kehidupan sehari-hari seperti mobil mogok, kecelakaan, ban bocor, dan lain sebagainya. Jika kita memiliki dana darurat, mungkin bisa menghindari diri dari berutang atau bahkan menggunakan uang tabungan yang sudah ada tujuan penggunaannya di masa depan.
Kita dapat menggunakan cara-cara di atas untuk mengatur penghasilan. Namun, hal ini akan sangat bergantung pada konsistensi kita dalam menerapkannya. (Eka Hidayati dan PKL Prodip PKN STAN)