Keputihan kerap dialami sebagaian wanita dan berdampak pada sholat Show Jumat , 22 Apr 2022, 18:43 WIB Pixabay Ilustrasi Muslimah keputihan. Keputihan kerap dialami sebagaian wanita dan berdampak pada sholat Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah REPUBLIKA.CO.ID, —Keputihan atau yang juga dikenal dengan istilah leukorrhea kerap terjadi pada wanita. Namun masih banyak wanita yang bingung tentang hukum keputihan. Baca Juga Seperti apa sebenarnya keputihan dalam pandangan fiqih? Bagaimana tata cara sholat bagi perempuan yang sedang keputihan atau daimul hadats (hadas terus menerus)? Pengajar Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur Ustadzah Dhomirotul Firdaus, atau akrab disapa Ning Firda menjelaskan keputihan atau ruthubatul farji yakni getah atau cairan yang keluar dari alat vital perempuan yang ditimbulkan oleh infeksi jamur (jamur candida). Alat vital perempuan menjadi tempat yang ideal bagi tumbuhnya jamur karena lembab dan hangat sehingga tumbuh jamur-jamur yang menyebabkan keputihan. Selain itu menurut Ustadzah Firda, penyebab lainnya adalah usia perempuan yang sudah tidak mengeluarkan darah haid lagi (menopause) karena haid itu berfungsi membasahi dinding kelamin perempuan dan mempertahankannya agar tetap sehat. Kemudian penyebab lain terjadinya keputihan adalah pil kontrasepsi penghambat haid, pil penyubur kandungan, atau pil KB, efeknya kontrasepsi, stres, memakai celana dari kain nilon, serta sabun bubuk pembersih. Hal ini perlu diperhatikan agar terhindar dari keputihan. Ustadzah Firda menjelaskan dalam pandangan Mazhab Imam Syafii hukum keputihan diperinci menjadi dua pendapat. Pendapat Imam Ramli mengatakan bahwa jika keluar dari anggota dzahir (anggota yang wajib dibasuh saat istinja) maka hukum dari keputihan itu suci, tidak najis dan tidak membatalkan wudhu. Tetapi jika keluar dari area batin dan area yang tidak wajib disucikan saat istinja dan area yang tidak kelihatan sewaktu duduk jongkok maka hukumnya najis dan membatalkan wudhu, maka tidak boleh dibawa sholat. Lalu bagaimana menyikapi perbedaan pendapat tersebut? Menurut Ustadzah Firda lebih baik mengambil langkah hati-hati dengan pertimbangan bahwa perempuan mengeluarkan keputihan tidak hanya warna bening atau putih saja, bisa juga warna kuning atau hijau ketika terkena infeksi bakteri. Perempuan juga tidak mengetahui dari mana mengeluarkan cairan tersebut, dari anggota dzahir atau anggota batin. "Maka kita ambil langkah hati-hati pendapat yang mengatakan bahwa keputihan ini adalah najis, sehingga kita tidak boleh sholat dalam keadaan membawa keputihan. Artinya sebelum sholat kita harus membersihkan dulu, mungkin celana dalamnya yang terkena keputihan, kemudian berwudhu kemudian sholat," kata Ustadzah Firda dalam program ngaji Ramadhan yang disiarkan Televisi Nahdlatul Ulama beberapa hari lalu. Lalu bagaimana tata cara sholat bagi perempuan yang sedang keputihan? Ustadzah Firda menjelaskan langkah pertama adalah membersihkan alat kelamin dari najis yang keluar dengan cara istinja sampai bersih. Kemudian menghentikan keputihan dengan menyumbat dengan kapas dan disumbatkan di area keputihan. Kemudian mengikat dengan kain (seperti pesumo) agar keputihan tertekan sehingga tidak keluar saat sholat. Setelah itu berwudhu dan menyegerakan sholat. diperbolehkan sejenak menunda untuk menjawab azan, menutup aurat, menanti jamaah dan lainnya. Wudhu orang yang mengalami daimul hadats (hadats terus menerus) seperti keputihan hanya diperbolehkan untuk sekali sholat fardhu dan beberapa sholat sunah lainnya. Artinya ketika telah memasuki waktu sholat fardhu yang berbeda maka harus kembali berwudhu. Semua tata cara tersebut harus dilakukan berurutan ketika telah masuk waktu sholat. Artinya tidak boleh dilakukan ketika belum masuk waktu sholat. Bila mengalami hadats lain seperti buang air kecil maka harus mengulangi tata cara tersebut dari awal mulai dari menyumbat dengan kapas yang baru, mengikat dengan kain dan berwudhu. "Ketika sholat, keputihan masih keluar, maka hukumnya di ma'fu atau dimaafkan karena kita tidak bisa menolak keputihan itu keluar," katanya.
Keputihan normal kerap dialami oleh sebagian wanita. Hal ini tidak membutuhkan penanganan karena tidak berbahaya. Namun, jika keputihan muncul disertai dengan keluhan lain, maka kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa jadi merupakan tanda keputihan yang tidak normal. Keputihan merupakan cara alami tubuh wanita untuk menjaga kebersihan dan kelembapan area kewanitaannya. Tak hanya itu, keputihan juga dapat melindungi vagina dari infeksi. Umumnya, keputihan normal tidak mengganggu aktivitas dan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, terkadang keputihan bisa juga disebabkan oleh infeksi atau penyakit tertentu. Kondisi ini akan menimbulkan beberapa gejala yang berbeda dengan keputihan normal pada umumnya. Ciri-Ciri Keputihan NormalKeputihan normal memiliki ciri-ciri dan karakteristik sebagai berikut:
Keputihan normal merupakan keputihan yang paling sering terjadi dan bisa dialami oleh semua wanita. Hanya saja, jumlah, warna, dan konsistensi cairan keputihan yang keluar dapat berbeda-beda. Berubahnya ciri-ciri keputihan normal wanita dapat dipengaruhi oleh proses menyusui, ovulasi, efek samping penggunaan pil KB, banyak berolahraga, stres, atau rangsangan seksual. Ciri-Ciri Keputihan AbnormalKeputihan yang tidak normal biasanya akan membuat wanita merasa terganggu akibat munculnya gejala-gejala tertentu. Berikut ini adalah ciri-ciri keputihan abnormal yang perlu diperhatikan:
Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya, keputihan abnormal dapat menjadi tanda adanya penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan keputihan abnormal adalah: Penanganan keputihan abnormal harus disesuaikan dengan penyebabnya. Contohnya, jika keputihan abnormal yang Anda alami disebabkan oleh infeksi jamur, maka dokter akan meresepkan obat antijamur untuk menanganinya. Cara Mencegah Keputihan AbnormalAda beberapa langkah yang bisa Anda ikuti untuk mengurangi risiko keputihan abnormal, antara lain:
Agar terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan keputihan tidak normal, Anda juga disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim dan hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan. Jika keputihan dirasa tidak mengganggu atau mengarah pada keputihan normal, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun, apabila keputihan disertai gejala lain yang menandakan keputihan abnormal, maka Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab keputihan abnormal. Setelah penyebabnya diketahui, barulah dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai. Terakhir diperbarui: 30 April 2022
Cara mencegah dan mengobati keputihan dapat Anda lakukan sendiri di rumah. Namun, hal ini dapat diterapkan jika keputihan tergolong normal. Jika keputihan menunjukkan tanda yang tidak normal, maka Anda perlu memeriksakan diri ke dokter kandungan. Simak ulasan tentang cara mencegah dan mengobati keputihan sebagai berikut. Keputihan pada wanita adalah kondisi keluarnya lendir atau cairan dari vagina. Baca Juga: 5 Cara agar Menstruasi Teratur Keputihan Pada Wanita Keputihan pada wanita adalah kondisi keluarnya lendir atau cairan dari vagina. Semua wanita pasti pernah mengalami kondisi ini. Keputihan adalah kondisi yang tidak berbahaya. Sebab, keputihan merupakan respon alami tubuh dalam menjaga kelembapan dan kebersihan organ reproduksi wanita. Saat wanita mengalami keputihan, lendir atau cairan yang keluar akan membawa sel mati dan bakteri. Akibatnya, vagina akan terlindung dari berbagai penyakit dan infeksi. Pada kondisi normal, lendir atau cairan yang keluar memiliki karakteristik tertentu. Misalnya, berwarna bening atau putih, tidak berbau, dan teksturnya bisa berubah tergantung dari siklus menstruasi. Sebaliknya, saat lendir atau cairan yang keluar mengalami perubahan warna, bau, dan tekstur. Kondisi tersebut menjadi tanda bahwa keputihan tidak normal. Keputihan yang tidak normal bisa menjadi tanda adanya infeksi penyakit seksual menular. Jika diabaikan, maka bisa menyebar ke organ lain seperti rahim, ovarium, saluran tuba hingga menular ke pasangan seksual. Baca Juga: Usia Menopause Wanita Macam-macam Keputihan Pada Wanita Terdapat beberapa macam keputihan pada wanita. Macam-macam keputihan pada wanita dikategorikan berdasarkan warna dan konsistensinya. Macam-macam keputihan pada wanita antara lain:
Stres memicu keseimbangan hormon terganggu dan dapat menyebabkan keputihan. Baca Juga: Kapan Masa Subur Wanita? Apa Penyebab Keputihan Pada Wanita Penyebab keputihan pada wanita berbeda-beda setiap orang. Begitu juga dengan cairan yang keluar, warna hingga tekstur cairan. Keputihan dapat terjadi saat seorang wanita mendapat rangsangan seksual dan sedang menyusui. Selain itu, penyebab keputihan pada wanita meliputi:
Baca Juga: Disfungsi Seksual Keputihan juga bisa terjadi pada wanita yang belum menikah. Umumnya, keputihan terjadi karena menstruasi untuk pertama kalinya. Ada penyebab lain seorang wanita belum menikah mengalami keputihan, antara lain:
Baca Juga: Pemeriksaan Ginekologi Penting untuk Kesehatan Organ Reproduksi Obat Keputihan Wanita Pengobatan keputihan pada wanita akan berbeda-beda tergantung jenisnya. Untuk keputihan yang tergolong normal, Anda tidak perlu melakukan tindakan medis. Anda cukup menjaga kebersihan organ kewanitaan secara rutin dan membersihkan lendir atau cairan yang keluar. Sedangkan, untuk keputihan yang tergolong tidak normal perlu dilakukan tindakan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Obat keputihan wanita yang akan diberikan dokter meliputi:
Cara Mencegah Keputihan Mencegah keputihan dapat dilakukan wanita agar kondisinya tidak semakin parah. Cara mencegah keputihan yang dapat Anda lakukan di rumah adalah sebagai berikut:
Cara mencegah dan mengobati keputihan dapat Anda lakukan dengan langkah sederhana, yaitu menjaga kebersihan vagina. Dengan rutin menjaga kebersihan, Anda akan terhindar dari infeksi dan bakteri penyebab keputihan. Selain itu, pemeriksaan rutin organ reproduksi ke dokter juga menjadi langkah mencegah keputihan. Sekian informasi tentang cara mencegah dan mengobati keputihan yang dapat Anda terapkan. Semoga bermanfaat. Telah direview oleh dr. Febriani K. H. Source: |