Suatu cara yang dilakukan dengan mengintensifkan penyuluhan penelitian dan pencarian bibit unggul

Photo credit: Pexels

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia dan pertanian masih menjadi mata pencaharian yang banyak ditemui. Melihat besarnya potensi pertanian yang ada, sudah selayaknya Indonesia mejadi lumbung pertanian di Asia Tenggara atau bahkan dunia. Sayangnya, produksi pertanian tidak selalu berjalan mulus dari waktu ke waktu. Menghadapi hal tersebut, pemerintah pun menyiapkan beberapa program dan metode untuk meningkatkan hasil produksi pertanian. Apa saja? Cari tahu selengkapnya pada artikel berikut ini.

Melalui intensifikasi pertanian

Metode peningkatan produksi pertanian yang pertama dan sering dilakukan adalah melalui intensifikasi pertanian. Dilakukan dengan cara mengelola lahan pertanian sebaik mungkin yang bertujuan meningkatkan hasil produksi. Intensifikasi sangat cocok diterapkan untuk daerah dengan potensi pertanian yang sempit. Misalnya, di wilayah Jawa dan Bali.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menyukseskan program intensifikasi pertanian adalah dengan sapta usaha tani. Sapta usaha tani tersebut meliputi kegiatan seperti pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik, dan melakukan pemupukan yang tepat. Selain itu juga dilakukan penyuluhan mengenai pengendalian hama penyakit, irigasi, pengelolaan pasca-panen serta pemasaran hasil pertanian.

Adanya diversifikasi produk pertanian

Cara kedua yang bisa dilakukan adalah lewat program divesifikasi pertanian. Diversifikasi pertanian merupakan usaha meningkatkan produksi pertanian dengan beberapa jenis produksi. Tujuannya untuk menghindari ketergantungan hanya dari satu jenis tanaman pertanian saja. Dengan begitu, tanaman lain yang berpotensi menguntungkan juga semakin dikenal oleh masyarakat.

Cara diversifikasi pertanian adalah dengan penanaman beragam jenis tanaman dalam satu lahan pertanian. Keuntungannya akan berlipat ganda pada saat yang panen dalam lahan yang sama. Seperti ketika Anda menanam cabai rawit dan tomat sekaligus. Jadi, ketika dalam satu musim panen terdapat tanaman yang gagal panen masih ada tanaman lainnya yang dapat dijadikan cadangan sebagai sumber pendapatan bagi para petani.

Dalam meningkatkan produksi pertanian, pemerintah juga melakukan terobosan yang inovatif dengan optimalisasi lahan rawa. Selama ini, lahan rawa dianggap kurang memiliki nilai yang produktif, maka dari itulah Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki program Selamatkan Rawa, Selamatkan Petani atau SERASI. Program ini pun cukup berhasil meningkatkan produktivitas pertanian.

Di Indonesia sendiri luas lahan rawa yang memiliki nilai potensial seluas 33.4 juta hektare. Dari luas tersebut, ada sekitar 14.2 juta hektare sudah diberdayakan untuk pemanfaatan sawah, 3.1 juta hektare lainnya sebagai lahan hortikultura dan 1.9 juta hektare digunakan untuk tanaman tahunan. Metode SERASI ini dilakukan dengan cara menormalisasi irigasi. Teutama pada saluran air, pintu air, tanggul hingga pompa. Tidak hanya itu saja, pengolahan tanah, pemupukan dan pengendalian hama penyakit juga menjadi perhatian.

Pemberian alat dan mesin pertanian dari pemerintah

Terakhir, peningaktan produksi pertanian harus dilakukan secara berkala dengan dukungan para stakeholder terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan). Dukungan ini bisa dilakukan dengan pemberian alat dan mesin pertanian atau Alsintan untuk petani. Alat dan mesin tersebut digunakan ketika petani mulai melakukan pengolahan, panen, hingga pasca panen.

Contoh dari pemberian alat dan mesin pertanian ini adalah pengadaan mesin tanam pindah bibit padi. Tujuannya tidak lain adalah agar petani dapat meningkatkan kerja tanam dan menurunkan biaya produksi. Selain itu, mesin juga bermanfaat untuk menghemat tenaga para petani.

Hingga saat ini, keempat metode tersebut menjadi fokus utama pemerintah dalam meningkatkan produksi pertanian. Dukungan dari petani dan masyarakat memang dibutuhkan demi tercapainya kesuksesan kedaulatan hasil pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.


Page 2

Keberhasilan usaha peningkatan produksi pertanian memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun dari banyak faktor tersebut, ada beberapa faktor yang sangat tergantung pada upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia, diantaranya penyiapan lahan, penerapan tata cara budidaya yang benar, cara panen yang tepat dan pengolahan pasca panen yang bagus. Hal-hal tersebut tentu memiliki konten teknologi yang berpengaruh secara langsung dan harus mendorong peningkatan produktivitas.

Banyak pelaku pertanian di Indonesia yang mengeluhkan rendahnya hasil atau tingkat produktivitas panen. Namun jarang di antara mereka yang mau melakukan evaluasi dan introspeksi lebih jauh. Kebanyakan dari mereka melakukan aktivitas pertanian dari mulai pengolahan hingga pemanenan dengan cara-cara konvensional.

Minimnya informasi mengenai cara efektif peningkatan hasil produksi pertanian, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya tingkat intervensi positif dari pihak penyuluh pertanian juga turut berpengaruh pada kegagalan peningkatan produksi pertanian tersebut.

Berikut beberapa usaha untuk meningkatkan hasil pertanian.

Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.

Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program  panca usaha tani, meliputi kegiatan sebagai berikut :

Panca Usaha Tani :

  1. Pengolahan tanah yang baik
  2. Pengairan/irigasi yang teratur
  3. Pemilihan bibit unggul
  4. Pemupukan
  5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman

Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.

Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.

Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.

Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.

Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.

Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.

Sumber