Seluruh karya sastra seni film dan budaya pada masa pendudukan jepang harus diarahkan untuk

Karya karya seniman dan budayawan Indonesia dibiarkan berkembang tetapi tetap diawasi melalui lembaga kebudayaan bentukan Jepang, yaitu… .

A. Chui Sangi In

B. Keimin Bunka Shidosho

C. Dokuritsu Junbi Cosakai

D. Dokuritsu Junbi Inkai

E. LEKRA

Pembahasan:

Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih

Pada tanggal 1 April 1943, Jepang membentuk pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunka Shidosho. Tujuan pembentukan Keimin Bunka Shidosho adalah untuk mengawasi perkembangan karya sastra agar mendukung Jepang dalam perang Pasifik. Karya sastra yang berkembang berisi mengenai propaganda tentang kehebatan dan kebaikan Jepang. Apabila ada karya sastra yang dianggap membahayakan kedudukan Jepang, maka karya sastra tersebut dilarang untuk terbit.

Beberapa karya sastra pada masa pendudukan Jepang:

  • Karya sastra yang mendukung politik Jepang, contohnya Cinta Tanah Suci karya Nur Sutan Iskandar, Palawija karya Karim Halim, dan Angin Fuji karya Usmar Ismail.
  • Karya sastra yang tidak mendukung Jepang, sehingga dilarang terbit antara lain Siap Sedia karya Chairil Anwar, Sebuah lagu dalam Sandiwara karya cak Durasim.
  • Seni music misalnya Tumpah darahku dan Maju Putra Putri Indonesia ciptaan C Simanjuntak.
  • Seni drama, contoh Api dan Citra karya Usmar Ismail, Taufan di Atas Asia dan Dewi Rini karya El Hakim.
  • Film dan sandiwara misalnya Bintang Surabaya, Cahaya Timur, dan Miss Tjitjih.

Untuk menambah pengetahuan tentang materi MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA, silahkan baca materi berikut ini:

  • Serangan Jepang ke Pearl Harbour klik DI SINI
  • Kedatangan Jepang ke Indonesia klik DI SINI
  • Propaganda Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia klik DI SINI
  • Kebijakan Jepang di Indonesia klik DI SINI
  • Kebijakan ekonomi pada masa Pendudukan Jepang klik DI SINI
  • Eksploitasi ekonomi pada masa Pendudukan Jepang di Indonesia klik DI SINI
  • Pemerintahan Militer dan Sipil Jepang di Indonesia klik DI SINI
  • Organisasi Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia klik DI SINI
  • Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Pendudukan Jepang klik DI SINI
  • Akhir kekuasaan Jepang di Indonesia klik DI SINI
  • Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia klik DI SINI

Kunci jawaban:

Karya karya seniman dan budayawan Indonesia dibiarkan berkembang tetapi tetap diawasi melalui lembaga kebudayaan bentukan Jepang, yaitu… . B. Keimin Bunka Shidosho

SEMOGA BERMANFAAT

Seluruh karya sastra seni film dan budaya pada masa pendudukan jepang harus diarahkan untuk

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

The PDF file you selected should load here, if your Web browser has a PDF reader plug-in installed (for example, a recent version of Adobe Acrobat Reader). Alternatively, the PDF file will download to your computer, where it can also be opened using a PDF reader. If you would like more information about how to print, save, and work with PDFs, Highwire Press provides a helpful Frequently Asked Questions about PDFs.

If the file does not download automatically, click here.

Zaman pendudukan Jepang, pendidikan di Indonesia mengalami kemerosotan drastis, jika dibandingkan zaman Hindia Belanda. Jumlah sekolah dasar (SD) menurun dari 21.500 menjadi 13.500 dansekolah menengah dari 850 menjadi 20. Oleh Jepang sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan dijadikan tempat indoktrinasi. Melalui pendidikan dibentuk kader-kader untuk memelopori dan melaksanakan konsepsi Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Sistem pengajaran dan struktur kurikulum ditujukan untuk keperluan Perang Asia Pasifik

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar digunakan di semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang diberikan sebagai mata pelajaran wajib. Surat kabar dan radio juga menggunakan bahasa Indonesia sehingga mempercepat penyebarluasan bahasa Indonesia.

Begitu juga papan nama toko, nama rumah makan, perusahaan dan sebagainya yang menggunakan bahasa Belanda harus diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Dengan meluasnya penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi maka akan mempercepat dan mempertebal semangat kebangsaan menunju integrasi bangsa.

Bahasa Indonesia adalah salah satu unsur kebudayaan sehingga dengan digunakannya bahasa Indonesia secara luas akan mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia. Pada tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan terminologi, yaitu istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif dan menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.

Susunan Kepengurusan Komisi Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

Ketua: Mori (Kepala kantor Pengajaran)

Wakil Ketua: Iciki

Penulis: Mr. R. Suwandi

Penulis Ahli: Mr. S. Takdir Alisjabana

Anggota: Abas St. Pamuntjak, Mr. Amir Syarifuddin, Armien Pane

Di bidang sastra, pada zaman Jepang juga berkembang baik. Hasil karya sastra, seperti roman, sajak, lagu, lukisan, sandiwara, dan film. Agar hasil karya sastra tidak menyimpang dari tujuan Jepang, maka pada tanggal 1 April 19943 di Jakarta didirikan Pusat Kebudayaan degan nama Keimin Bunko Shidosho.

Hasil karya sastra yang terbit, seperti Cinta Tanah Air karya Nur Sutan Iskandar, Palawija karya Karim Halim, Angin Fuji karya Usmar Ismail. Gubahan untuk drama, seperti Api dan Cintra karya Usman Ismail; Topan di Atas Asia dan Intelek Istimewa karya El Hakim (dr. Abu Hanifah). Mengenai seni musik, komponis C. Simandjuntak berhasil menciptakan lagu Tumpah Darahku dan Maju Putra-Putri Indonesia.

Ekonomi dan Sosial

Pada aspek ekonomi dan sosial, Jepang melakukan praktek eksploitasi ekonomi dan sosial terhadap bangsa Indonesia. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:

– Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.

– Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.

– Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya.

Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa dibayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).

Potongan ayat yang tepat untuk mengisi titik-titik di bawah ini adalah عَيۡنًا ...... بِهَا عِبَادُ اللّٰهِ يُفَجِّرُوۡنَهَا تَفۡجِيۡرًا كَافُوۡرًا‌ۚ‏ … سَلٰسِلَا۟ مُسۡتَطِيۡرًا‏ يَّشۡرَبُ

Lanjutan ayat di samping pada surat Al-Mursalat berbunyi ... وَلَا يُؤۡذَنُ لَهُمۡ فَيَـعۡتَذِرُوۡنَ وَاِذَا قِيۡلَ لَهُمُ ارۡكَعُوۡا لَا يَرۡكَعُوۡنَ … وَيۡلٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ لِّلۡمُكَذِّبِيۡنَ وَّفَوَاكِهَ مِمَّا يَشۡتَهُوۡنَؕ وَّ اَسۡقَيۡنٰكُمۡ مَّآءً فُرَاتًا

Bagaimana mana pendapat anda tentang usaha pembaruan yang dilakukan dengan menggunakan media cetak seperti majalah!​

Potongan ayat yang tepat untuk mengisi titik-titik pada ayat di samping اِنَّا نَخَافُ مِنۡ ..... يَوۡمًا عَبُوۡسًا قَمۡطَرِيۡرًا‏ الۡيَوۡمِ وَّمَهَّد … تُّ رَّبِّنَا اَنۡ اَزِيۡدَ

Lanjutan ayat di samping pada suarat An-Naba berbunyi .... وَّجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتًا وَّ جَعَلۡنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًا وَّالۡجِبَالَ اَوۡتَادًا … وَّطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَّعَذَابًا اَلِيۡمًا وَّجَعَلۡنَا الَّيۡلَ لِبَاسًا

Apakah pendidikan dimasa khulafa Al Rasyidin masih ada dizaman sekarang jika ada pendidikan seperti apa? Dan apa yang membedakan pendidikan dizaman kh … ulafa Al Rasyidin dengan pendidikan di zaman sekarang?​

Amatilah gambar berikut ini! Setelah kalian mengamati dan memperhatikan gambar di atas, tentu ada banyak hal yang kalian pikirkan, Coba tuangkan pikir … anmu tersebut dalam bentuk pertanyaan dan tulislah dalam kolom berikut ini! ​

Apa arti dari kata Al-Qiyamah..... Orang-orang yang curang Hari kiamat Gugusan Bintang Cahaya

Penjajahan Belanda dalam hal pendidikan lebih bersifat memecah-belah dan diskriminasi, Jelaskan!​

يَقُوۡلُ ....... يَوۡمَٮِٕذٍ اَيۡنَ الۡمَفَرُّPotongan ayat yang tepat untuk mengisi titik-titik di bawah ini adalah الۡاِنۡسَانُ الۡقِيٰمَةِؕ الۡقَمَ … رُۙ الشَّمۡسُ