Sebutkan Tanda dan gejalanya dari setiap jenis hipotermia

Sebutkan Tanda dan gejalanya dari setiap jenis hipotermia
ilustrasi dingin. ©stemjobs.com

JATIM | 4 Juni 2020 14:00 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas secara masif dan menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat rendah. Suhu tubuh normal pada manusia adalah sekitar 98,6F (37C). Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 95F (35 derajat celcius).

Ketika suhu tubuh menurun, jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara normal. Jika tidak diobati, hipotermia dapat menyebabkan gagal total jantung dan sistem pernapasan dan akhirnya menyebabkan kematian.

Hipotermia sering disebabkan oleh paparan cuaca dingin atau perendaman tubuh dalam air dingin. Perawatan utama untuk hipotermia adalah dengan metode menghangatkan tubuh kembali ke suhu normal.

Berikut penjelasan lengkap mengenai penyebab hipotermia beserta gejala dan bagaimana cara mengatasinya.

2 dari 6 halaman

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi membahayakan. Penyebab hipotermia biasanya adalah paparan suhu dingin yang berkepanjangan. Risiko paparan dingin meningkat ketika bulan-bulan musim dingin tiba.

Suhu tubuh normal rata-rata pada manusia adalah 98,6 derajat. Ketika terserang hipotermia, suhu inti tubuh turun di bawah 95 derajat. Pada hipotermia berat, suhu tubuh inti bisa turun hingga 82 derajat atau lebih rendah.

Hipotalamus adalah pusat kendali suhu otak yang bekerja untuk menaikkan suhu tubuh dengan memicu proses yang memanaskan dan mendinginkan tubuh. Selama paparan suhu dingin, menggigil merupakan respons pelindung untuk menghasilkan panas melalui aktivitas otot.

Biasanya, aktivitas jantung dan hati menghasilkan sebagian besar panas di tubuh Anda. Tetapi ketika suhu tubuh inti mendingin, organ-organ ini menghasilkan lebih sedikit panas. Suhu tubuh yang rendah dapat memperlambat aktivitas otak, pernapasan, dan detak jantung. Kebingungan dan kelelahan akan menyusul kemudian, menghambat kemampuan seseorang untuk memahami apa yang terjadi pada tubuhnya.

3 dari 6 halaman

Penyebab hipotermia secara umum sebagai berikut:

  1. Kerusakan hipotalamus
  2. Berat Badan Ekstrem
  3. Kekurangan lemak subkutan
  4. Terpapar suhu lingkungan rendah
  5. Malnutrisi
  6. Pemakaian pakaian tipis
  7. Penurunan laju metabolisme
  8. Transfer panas (misal konduksi, konveksi, evavorasi, radiasi)
  9. Efek agen farmakologis

Sementara itu, penyebab hipotermia yang paling utama adalah eksposur yang berlebihan terhadap cuaca atau kondisi dingin yang ekstrem. Penyebab hipotermia tak disengaja biasanya terjadi setelah terpapar suhu dingin tanpa pakaian hangat dan kering yang cukup untuk perlindungan. 

Namun, lingkungan dingin yang jauh lebih ringan juga dapat menjadi penyebab hipotermia tergantung pada usia seseorang, massa tubuh, lemak tubuh, kesehatan keseluruhan, dan lamanya waktu terkena suhu dingin. Beberapa penyebab hipotermia lainnya adalah kondisi medis tertentu seperti diabetes dan kondisi tiroid, beberapa obat, trauma parah.

4 dari 6 halaman

Dilansir dari mayoclinic.org, berikut ini gejala atau tanda-tanda hipotermia yang dapat Anda perhatikan, yaitu:

  1. Menggigil, yang mungkin berhenti ketika hipotermia berlangsung (menggigil sebenarnya adalah pertanda baik bahwa sistem pengaturan panas seseorang masih aktif)
  2. Napas menjadi lambat dan dangkal
  3. Kebingungan dan kehilangan memori
  4. Mengantuk atau kelelahan
  5. Bicara tidak jelas atau bergumam
  6. Kehilangan koordinasi tubuh, tangan yang tersendat, langkah tersandung
  7. Denyut nadi yang lambat dan lemah
  8. Pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadar tanpa tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi yang jelas
  9. Pada bayi, gejala hipotermia meliputi kulit merah cerah yang dingin ketika disentuh

5 dari 6 halaman

Di bawah ini beberapa faktor risiko hipotermia yang perlu Anda ketahui;

1. Kelelahan.

Toleransi tubuh terhadap dingin berkurang ketika Anda lelah.

2. Usia tua.

Kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan merasakan dingin dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Dan beberapa orang dewasa yang lebih tua mungkin tidak dapat berkomunikasi ketika mereka kedinginan atau pindah ke lokasi yang hangat jika mereka merasa kedinginan.

3. Usia sangat muda.

Anak-anak kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Anak-anak juga mungkin mengabaikan flu dan menganggapnya biasa karena mereka sibuk bermain untuk memikirkannya. Ditambah, anak-anak cenderung tidak memiliki kesadaran berpakaian dengan benar dalam cuaca dingin.

4. Masalah mental.

Orang-orang dengan penyakit mental, demensia, atau kondisi lain yang cenderung mengganggu penilaian juga tidak dapat memutuskan sendiri tentang bagaimana berpakaian yang sesuai dengan cuaca atau memahami risiko cuaca dingin.

5. Alkohol dan penggunaan narkoba.

Alkohol mungkin dapat membuat tubuh terasa hangat di dalam, tetapi hal itu menyebabkan pembuluh darah mengembang, menghasilkan tubuh yang kehilangan panas secara lebih cepat dari permukaan kulit. Respons menggigil alami tubuh juga berkurang pada orang yang telah minum alkohol. Selain itu, penggunaan obat-obatan rekreasional juga dapat menurunkan tingkat kesadaran terhadap keselamatan diri di cuaca dingin yang ekstrem.

6. Kondisi medis tertentu.

Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), gizi buruk atau anoreksia nervosa, diabetes, stroke, artritis parah, penyakit Parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang.

7. Obat-obatan.

Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat pereda nyeri narkotika dan obat penenang.

6 dari 6 halaman

Hipotermia adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, sehingga ia membutuhkan perhatian medis darurat. Jika perawatan medis tidak segera tersedia atau sedang dalam perjalanan ke tempat Anda, Anda bisa mempraktikkan beberapa cara pencegahan berikut ini:

  1. Lepaskan pakaian basah, topi, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki.
  2. Lindungi orang tersebut dari angin, angin kencang, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian hangat dan kering.
  3. Pindahkan dengan lembut ke tempat yang hangat dan kering sesegera mungkin.
  4. Mulailah menghangatkan kembali orang tersebut dengan pakaian ekstra. Gunakan selimut hangat. Barang-barang bermanfaat lainnya untuk pemanasan adalah: selimut listrik ke area torso dan paket panas dan bantal pemanas pada torso, ketiak, leher, dan selangkangan; Namun, ini dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Gunakan panas tubuh Anda sendiri jika tidak ada lagi yang tersedia.
  5. Ukur suhu tubuh seseorang jika termometer tersedia.
  6. Tawarkan cairan hangat, tetapi hindari alkohol dan kafein, yang mempercepat kehilangan panas. Jangan mencoba memberikan cairan kepada orang yang tidak sadar.
(mdk/edl)

Hipotermia tidak hanya bisa terjadi di kutub utara saja, lho. Kondisi ini bisa terjadi di manapun, pada saat kondisi lingkungan terlalu dingin dan saat tubuh tidak bisa menghasilkan panas yang cukup.

Hal ini bisa saja menyerang siapapun, dan usia berapapun. Banyak orang yang sering mengabaikan gejala hipotermia karena dianggap sebagai kondisi kedinginan biasa. Padahal, kondisi ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat berisiko menyebabkan kematian. 

Kesalahan dalam memberikan pertolongan pada seseorang yang terkena hipotermia, justru dapat memperparah keadaan seseorang. Karena itulah yuk, simak beberapa hal di bawah ini yang suatu saat mungkin berguna untukmu.

Baca Juga: Clindamycin, Antibiotik untuk Jerawat hingga Infeksi Vagina, Yuk Pelajari

Pengertian hipotermia

Hipotermia adalah suatu kondisi medis darurat yang bisa terjadi pada seseorang, kondisi ini menyebabkan tubuh kita kehilangan panas lebih cepat daripada kondisi normal. Hingga akhirnya dapat menyebabkan suhu tubuh sangat rendah.

Pada keadaan  normal, suhu tubuh umumnya adalah sekitar 37°C. Namun, saat terserang hipotermia suhu tubuh akan menurun menjadi di bawah 35°C. Ketika suhu tubuh menurun, jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara normal.

Gejala hipotermia

Kondisi yang paling umum untuk menggambarkan seseorang terkena hipotermia adalah menggigil. Menggigil  merupakan upaya pertahanan otomatis tubuh kita terhadap suhu dingin dan salah satu upaya untuk menghangatkan diri secara refleks.

Seseorang yang terserang hipotermia biasanya tidak menyadari kondisinya, hal ini dikarenakan gejalanya sering dimulai secara bertahap.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tanda dan gejala terserang hipotermia, dapat meliputi:

  • Gemetaran
  • Bicara cadel atau bergumam
  • Napas lambat dan dangkal
  • Denyut nadi lemah
  • Kecanggungan atau kurangnya koordinasi
  • Mengantuk atau energi yang sangat rendah
  • Kebingungan atau kehilangan memori
  • Hilang kesadaran
  • Pada bayi kulit akan memerah.

Penyebab hipotermia

Hipotermia terjadi ketika tubuh kita kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas. Penyebab yang paling umum adalah paparan kondisi cuaca dingin atau air dingin.

Ini dapat terjadi saat kita melakukan kontak dengan lingkungan yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan suhu tubuh kita. Namun, ini dapat dihindari dengan cara memakai pakaian yang melindungi tubuh dari suhu dingin di lingkungan.

Ada juga beberapa hal lainnya yang dapat menyebabkan seseorang terkena hipotermia, di antaranya adalah:

  • Mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat untuk kondisi cuaca dingin
  • Tinggal terlalu lama dalam cuaca dingin
  • Menggunakan pakaian basah
  • Berendam dalam air terlalu lama
  • Berada dalam kondisi berangin terlalu lama.

Jenis-jenis hipotermia

Berdasarkan tingkat keparahannya umumnya hipotermia digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Hipotermia ringan

Hipotermia ringan merupakan kondisi awal terjadinya hipotermia, pada kasus ini kondisi suhu tubuh seseorang berada pada rentang 32-35°C.

Keadaaan ini juga ada gejala awalnya. Biasanya gejala yang timbul seperti tekanan darah tinggi, menggigil, pernapasan cepat dan detak jantung, pembuluh darah menyempit, kelelahan, gangguan penilaian, dan kurangnya koordinasi.

2. Hipotermia sedang

Ketika mengalami hipotermia  pada derajat keparahan sedang kondisi suhu tubuh seseorang berada pada rentang 27-32°C.

Gejala yang muncul pada hipotermia sedang dapat berupa detak jantung tidak teratur, pernapasan lebih lambat, tingkat kesadaran rendah, pupil melebar, tekanan darah rendah, dan penurunan refleks.

3. Hipotermia berat

Kondisi ini merupakan kondisi darurat, di mana suhu tubuh seseorang berada pada rentang di bawah 27°C. Gejala yang ditunjukkan pada kondisi ini adalah kesulitan bernapas, pupil yang tidak reaktif, gagal jantung, edema paru, dan henti jantung.

Pada kondisi ini penderita harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis oleh dokter, agar tidak menyebabkan kematian.

Seseorang yang terserang hipotermia ringan dapat dipulangkan ke rumah setelah suhu tubuh normal kembali. Sedangkan pada seseorang dengan kondisi sedang hingga berat, harus dirawat di rumah sakit untuk diobservasi dan evaluasi lanjutan setelah kondisinya stabil.

Faktor risiko hipotermia

Hipotermia sejatinya dapat dialami oleh siapapun. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, faktor-faktor tersebut meliputi:

1. Kelelahan

Saat tubuh kita dalam kondisi kelelahan, tubuh akan mentoleransi dingin lebih sedikit daripada kondisi normal. Karena hal itulah, seseorang yang kelelahan lebih mudah terkena hipotermia.

2. Lansia

Seiring bertambahnya usia, tubuh mulai mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu dan merasakan dingin.

3. Anak-anak

Anak-anak kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Anak-anak juga lebih sering mengabaikan kondisi dingin yang mereka rasakan.

4. Masalah mental

Orang-orang dengan penyakit mental, seperti demensia, atau kondisi lain yang mengganggu penilaian mungkin lebih berisiko terserang hipotermia. Orang-orang dengan masalah mental, mungkin saja tidak mengetahui cara untuk menghangatkan diri saat merasa kedinginan.

5. Alkohol dan penggunaan narkoba

Alkohol dapat membuat tubuh terasa hangat di dalam, tapi hal tersebut menyebabkan pembuluh darah mengembang. Pada kondisi inilah, tubuh akan  kehilangan panas yang lebih cepat dari permukaan kulit.

Pada seseorang yang mengonsumsi alkohol juga akan mengalami penurunan respons terhadap rasa dingin. Selain itu, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang juga dapat memengaruhi penilaian seseorang tentang kondisi yang dialaminya.

6. Kondisi medis tertentu

Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya pada seseorang yang memiliki kondisi tiroid yang kurang aktif atau disebut juga dengan hipotiroidisme.

Selain itu beberapa kondisi medis lainnya seperti pada seseorang yang memiliki gizi buruk atau anoreksia nervosa, diabetes, stroke, artritis parah, penyakit parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang, juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.

7. Obat-obatan

Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat pereda nyeri narkotika dan obat penenang.

Sebaiknya jika kalian mengonsumsi suatu obat dan merasakan kedinginan setelah beberapa saatnya, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker.

Pertolongan pertama hipotermia

Respons terhadap hipotermia setiap orang berbeda-beda. Kondisi ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan pertolongan segera. 

Pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada seseorang yang terkena hipotermia adalah dengan menghangatkan tubuhnya, agar suhu tubuh kembali normal. Selanjutnya, mengukur denyut nadi, jika tidak ditemukan adanya hal tersebut segera panggil bantuan darurat.

Saat menunggu bantuan medis datang, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menolong seseorang yang terkena hipotermia, di antaranya adalah:

  1. Lepaskan pakaian basah yang melekat pada tubuh seseorang yang terkena hipotermia.
  2. Lindungi orang tersebut dari angin, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian hangat dan kering.
  3. Pindahkan orang tersebut ke tempat yang hangat dan kering sesegera mungkin.
  4. Gunakan selimut hangat.
  5. Ukur suhu tubuh seseorang jika termometer tersedia.
  6. Tawarkan minuman hangat, tetapi hindari kafein, yang mempercepat kehilangan panas.
  7. Jika orang tersebut dalam kondisi tidak sadar, jangan paksakan untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh.
  8. Lakukan kontak kulit ke kulit (skin to skin). Caranya, lakukan sentuhan langsung kepada seseorang yang terserang hipotermia. Tujuan dilakukan cara ini adalah untuk mentransfer panas tubuh.
  9. Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi dapat dilakukan RJP, sampai paramedis tiba atau orang tersebut dibawa ke rumah sakit.
  10. Jangan berikan panas ekstrem secara tiba tiba pada seseorang yang dalam kondisi ini. Karena hal ini dapat  menyebabkan  kerusakan kulit.

Selain itu, transfer panas yang mendadak secara ekstrem ini bisa memicu detak jantung yang tidak beraturan, sehingga bukan tidak mungkin penderita hipotermia akan meninggal karena serangan jantung.

Pertolongan medis hipotermia

Pada kasus yang cukup parah seseorang yang terkena hipotermia perlu mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Petugas medis dapat melakukan beberapa tindakan berikut ini untuk menolong seseorang yang terkena hipotermia:

  1. Petugas medis akan segera melakukan CPR atau resusitasi kardiopulmoner untuk mengembalikan fungsi napas.
  2. Pemberian oksigen yang telah dilembapkan melalui masker atau selang hidung, untuk menghangatkan saluran pernapasan dan membantu meningkatkan suhu tubuh.
  3. Pemberian cairan infus yang telah dihangatkan.
  4. Penyedotan dan penghangatan darah, untuk kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh.
  5. Pemberian cairan steril yang telah dihangatkan kemudian dimasukkan ke dalam rongga perut menggunakan selang khusus.

Pencegahan hipotermia

Agar kita pada dikondisi tertentu tidak mengalami hipotermia, ada beberapa cara untuk mencegahnya, seperti: 

1. Gunakan penutup kepala dan tangan

Kenakan topi atau penutup pelindung lainnya untuk mencegah panas tubuh ke luar dari kepala, wajah, dan leher. Tutupi tangan dengan sarung tangan.

2. Hindari aktivitas berat

Saat kamu merasakan kedinginan, hindarilah aktivitas yang akan menyebabkan kamu banyak berkeringat. Aktivitas berat dapat melepaskan panas dari tubuh lebih cepat daripada biasanya.

3. Gunakan pakaian berlapis

Kenakan pakaian longgar, berlapis, ringan. Sebaiknya gunakan pakaian luar yang terbuat dari anyaman yang rapat, bahan antiair untuk kondisi lingkungan yang berangin. Lapisan wol, sutera, atau polipropilen menahan panas tubuh lebih baik daripada kapas.

4. Jagalah kondisi tubuh tetap kering

Jagalah kondisi tubuhmu agar tetap kering. Lepaskan pakaian basah sesegera mungkin. Selain tubuh, jagalah juga kondisi tangan dan kaki agar tetap kering.

5. Awasi anak-anak

Dalam kondisi lingkungan dingin dan berangin, selalu perhatikan kondisi anak-anak. Berikan mereka pakaian berlapis dan selalu awasi saat mereka mulai menunjukkan gejala-gejala kedinginan.

Baca Juga: Sakit Tenggorokan saat Puasa? Yuk, Ketahui Gejala dan Penyebabnya!

Komplikasi hipotermia

Komplikasi selama pemulihan dapat meliputi beberapa penyakit seperti:

1. Radang dingin

Kondisi ini dapat menyebabkan adanya kematian jaringan, akibat kondisi suhu tubuh yang terlalu jauh di bawah normal. Radang dingin yang merupakan komplikasi paling umum yang terjadi ketika jaringan tubuh membeku

2. Gangrene

Disebut juga dengan kematian jaringan. Kondisi ini disebabkan karena tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan jaringan tubuh mati.

3. Trench foot

Yaitu kondisi rusaknya pembuluh darah dan saraf pada kaki akibat terlalu lama terendam air.

4. Hiperventilasi

Akibat kondisi tubuh yang mengalami kedinginan, seseorang akan bernapas lebih cepat dan mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Hiperventilasi merupakan keadaan di mana karbon dioksida dalam tubuh berkurang. Hal ini dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak.

5. Kematian

Pada kasus yang serius dan tidak segera mendapatkan perawatan medis, hipotermia juga bisa menyebabkan kematian.

Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai hipotermia. Meskipun pada beberapa kasus, hipotermia dapat membaik setelah mendapatkan penanganan. tetap saja kamu disarankan untuk selalu menjaga badan agar tetap hangat.

Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!