Sebutkan sebanyak 3 buah peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele


Kegiatan pembenihan ikan lele tidak memerlukan peralatan-peralatan yang rumit atau sulit untuk diperoleh. Peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele adalah sebagai berikut:

  1. Peralatan pengadaan air bersih seperti pompa air atau pompa celup (aerator)
  2. Pemijahan ikan lele seperti kakaban
  3. Pendederan benih ikan lele seperti blower
  4. Pemanenan atau penyortiran benih ikan lele seperti seser
  5. Pengemasan benih ikan lele seperti plastik, sterofoam, dan tabung oksigen
Sebelum melakukan pembenihan ikan lele, perlu menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan tergantung pada proses pembenihan yaitu
    persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)
  1. pemeliharaan induk
  2. pemijahan/pembenihan
  3. penetasan telur
  4. pemeliharaan larva dan benih
Induk ikan lele dan pakan merupakan bahan yang paling penting, agar proses produksi dapat berlangsung dengan baik. Dengan begitu diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen, yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan yang memungkinkan usaha berkembang dengan baik. Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam memilih bahan, seperti pemilihan induk ikan, pakan ikan, dan lain sebagainya, yaitu:
  1. Ikan yang dipilih sebaiknya yang mudah dipelihara, atau bila usaha tersebut adalah pembenihan ikan maka sebaiknya ikan yang dipilih adalah jenis yang mudah dalam pemijahan, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cukup menggunakan peralatan yang sederhana, sehingga biaya produksi dapat menjadi lebih ringan.
  2. Bahan baku yang disediakan harus berkualitas, karena untuk memperoleh suatu hasil produksi yang baik dibutuhkan bahan baku yang baik juga. Sebagai contoh untuk memperoleh benih yang baik diperlukan induk ikan yang baik.
  3. Bahan baku yang disediakan hendaknya yang mudah didapatkan di sekitar tempat usaha, sehingga bila sewaktu-waktu memerlukan bahan baku tersebut maka dapat secara mudah diperoleh atau tidak perlu menunggu lama, sehingga proses produksi tidak terhambat.
  4. Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah, dengan demikian diharapkan usaha yang dijalankan dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budi daya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya yaitu pembesaran. Pembenihan juga dapat diartikan bahwa suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi komponen input untuk kegiatan pembesaran. Berikut ini adalah diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana hingga pemeliharaan larva dan benih.

Sebutkan sebanyak 3 buah peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele

Dalam upayah pembenihan ikan konsumsi khusus ikan lele, perlu memperhatikan beberapa hal agar memenuhi standar produksi, diantaranya adalah sebagai berikut. Dalam pemijahan indukan ikan, hal utama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan kolam. Kolam yang digunakan dapat berbahan dasar terpal, fiber glass, kolam semi permanen, atau tembok bersemen. Pastikan kolam yang digunakan bersih supaya anakan ikan yang baru menetas tidak terkena penyakit. Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad dalam hal ini adalah sel telur dan sperma. Penumbuhan serta pematangan dapat dipicu dengan pendekatan pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Untuk pendekatan lingkungan, media hidup dibuat seoptimal mungkin agar nafsu makan ikan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Ciri-ciri induk ikan lele yang siap memijah adalah calon induk jantan dan betina terlihat mulai berpasang-pasangan dan kejar-kejaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan ciri-ciri induk ikan lele jantan dan betina di bawah ini.
  1. Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
  2. Warna kulit dada terlihat sedikit tua jika dibanding induk ikan lele betina.
  3. Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
  4. Mampu bergerak dengan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
  5. Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk lele betina.
  6. Kulit lebih halus dibanding induk lele betina.

  1. Kepalany a lebih besar dibanding induk lele jantan.
  2. Warna kulit dada agak terang.
  3. Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, memiliki lubang yang agak lebar, serta terletak pada belakang anus.
  4. Gerakannya lambat, tulang kepala pendek, dan agak cembung.
  5. Perutnya lebih besar dan lunak.

  1. Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
  2. Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak masih kecil agar terbiasa hidup di kolam.
  3. Berat badannya berkisar antara 100 gram hingga 200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
  4. Bentuk badan simetris, tidak cacat, tidak luka, tidak bengkok, dan lincah.
  5. Umur induk jantan di atas 7 bulan, dan untuk induk betina berumur 1 tahun.
  6. Frekuensi pemijahan dapat dilakukan satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.
Pemijahan atau pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan pada induk betina dan sperma dihasilkan pada induk jantan.

Induk betina yang sudah matang gonad artinya sudah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat berlangsung secara alami dan buatan. Pemijahan/pembenihan ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembenihan alami dan buatan.

Sebutkan sebanyak 3 buah peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele


Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang. Tata caranya pembenihan alami adalah sebagai berikut:
  1. masukkan induk yang terpilih ke kolam
  2. masukkan makanan dengan protein yang tinggi, seperti cacing, ikan rucah, pellet, dan semacamnya setiap hari dengan dosis (jumlah berat makanan) 2%-3% dari berat total ikan yang ditebarkan
  3. kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari
  4. setelah induk diletakkan pada kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm
  5. kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi makan
  6. selama 10 hari berikutnya induk ikan telah memijah dan bertelur
  7. setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang dan benih ikan akan hidup bergerombol atau berkumpul, selanjutnya benih ikan dikeluarkan dari sarang dan dimasukan ke kolam pendederan.

Pembenihan buatan dapat dilakukan dengan penambahan larutan ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk sehingga cepat melakukan pemijahan.

Pemijahan atau pembenihan buatan atau disebut juga Induced Breeding atau hypophysasi adalah perangsang, indukan untuk kawin dengan cara memberikan suntikan cairan hormon (ovaprim) ke dalam tubuh ikan.

Pada selang waktu 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi atau keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur. Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pengurutan perut atau stripping.

Setelah telur ikan keluar, selanjutnya dilakukan pembuahan atau fertilisasi dengan cara menambahkan sperma indukan jantan. Selang 8 jam, telur tersebut menetas dan menjadi benih, selanjutnya benih ikan didederkan sampai ukuran yang ditentukan.

Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva, untuk itu telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan kemudian di inkubasikan dalam media penetasan atau wadah khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember berukuran besar. Pemeliharaan larva termasuk kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budi daya, termasuk tahapan yang cukup sulit.

Saat ini banyak berkembang cara pemijahan ikan lele, mulai dari cara alami hingga cara intensif. Hampir semua metode bisa dilakukan sendiri oleh para pembudidaya. Cara pemijahan ikan lele secara alami dilakukan dengan melepaskan ikan lele berpasangan dalam kolam yang telah dipersiapkan. Ikan lele yang siap kawin akan melakukan pembuahan dengan sendiri.

Sedangkan, cara pemijahan ikan lele intensif dilakukan dengan penyuntikan hormon, penyuntikan hipofisa, hingga pembuahan in vitro atau pembuahan dalam tabung reaksi yang dilakukan oleh manusia. Berikut beberapa metode pemijahan ikan lele yang bisa dilakukan para pembudidaya secara mandiri.

Pemijahan ikan lele secara alami

Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.

Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.

Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.

Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.

Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.

Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.

Pemijahan dengan penyuntikan hipofisa

Pada dasarnya pemijahan ikan lele dengan penyuntikan hipofisa sama dengan pemijahan cara alami. Baik dari kesiapan induk, kondisi kolam maupun penanganannya. Perbedaannya terletak pada proses penyuntikan hipofisa pada induk ikan sebelum proses pemijahan dilakukan. Proses penyuntikan dilakukan baik terhadap induk jantan maupun betina. Fungsi penyuntikan hipofisa untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur. Sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal dibandingkan dengan pemijahan ikan lele secara alami.

Kelenjar hipofisa didapatkan dari ikan donor, bisa ikan lele atau ikan mas yang telah dewasa. Usahakan ikan donor memiliki bobot yang setara dengan bobot induk. Misalnya, untuk induk dengan bobot 750 gram carilah ikan donor dengan bobot yang sama. Hal ini untuk memastikan induk ikan memperoleh dosis hipofisa yang tepat.

Cara mendapatkan kelenjar hipofisa adalah dengan membelah kepala ikan. Berikut cara untuk mendapatkan kelenjar hipofisa dari ikan lele. Peralatan yang dibutuhkan adalah pisau, tang penjepit, pinset, gelas atau tabung reaksi, gelas penggerus dan suntikan. Sebagai catatan, semua peralatan yang digunakan harus bersih lebih bagus lagi kalau steril dan tangan harus dalam keadaan bersih.

  • Pertama-tama potonglah ikan pada bagian pangkal kepala (misalnya, leher pada manusia) dengan pisau yang bersih.
  • Letakkan mulut ikan lele mengarah keatas, buka mulut ikan lele lalu belah bukaan mulut dengan pisau secara melintang sehingga kepala ikan terbelah menjadi bagian atas dan bawah. Ambil bagian atas dan bersihkan dari darah.
  • Buang tulang penutup hipofisa dengan tang penjepit, angkat kelenjar hipofisa. Kelenjar berbentuk butiran berwarna putih.
  • Gerus kelenjar hipofisa dengan gelas penggerus, encerkan dengan air aquadestilata sebanyak 2 ml.
  • Pindahkan hipofisa yang sudah dicampur air pada tabung, kocok selama 2-3 menit. Setelah itu biarkan selama 5 menit. Cairan akan memisah, bagian bawah berupa endapan dan lapisan atas cairan jernih.
  • Ambil bagian cairan jernih dengan jarum suntik. Hipofisa siap disuntikkan pada induk pemijahan ikan lele.

Penyuntikan pada induk ikan lele dilakukan pada bagian punggung. Caranya, ambil indukan tutup kepalanya dengan kain basah. Suntik pada otot punggung dengan kemiringan 30o-60o dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm. Suntik secara perlahan, setelah semua cairan habis cabut jarum suntik lalu urut otot punggung agar cairan menyebar merata.

Masukan induk jantan dan betina yang sudah disuntik kedalam kolam pemijahan. Selanjutnya proses pemijahan ikan lele dengan penyuntikan sama dengan proses pemijahan alami.

Pemijahan dengan penyuntikan hormon perangsang

Metode lain pemijahan ikan lele dengan cara penyuntikan adalah dengan menyuntikan hormon perangsang. Penyuntikan dengan hormon perangsang lebih praktis dilakukan karena tidak memerlukan ikan donor dan tidak ada resiko kegagalan dalam mengekstrak hipofisa. Hormon untuk penyuntikan yang banyak dijual antara lain ovaprim dan Chorulon. Hormon akan mempengaruhi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur.

Sama seperti metode lainnya, kondisi calon induk ikan lele harus sudah matang gonad. Induk yang disuntik adalah jantan dan betina. Dosis penyuntikan dengan hormon perangsang ovaprim adalah 0,3-0,5 ml per kg bobot induk atau sesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Sebelum disuntikan, hormon perangsang seperti ovaprim harus diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipatnya.

Proses penyuntikan dengan hormon perangsang sama dengan proses penyuntikan dengan kelenjar hipofisa. Dan, proses pemijahannya sama dengan pemijahan ikan lele secara alami.

Pemijahan ikan lele in vitro

Pemijahan ikan lele secara in vitro adalah proses pemijahan dimana pembuahan dilakukan oleh manusia dalam sebuah tabung atau wadah. Cara ini menuntut tingkat keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Berbeda dengan ketiga cara di atas, dalam pemijahan ikan lele secara in vitro induk ikan jantan dibunuh dan diambil spermanya. Sementara induk ikan betina disuntik terlebih dahulu, kemudian diurut bagian perutnya agar sel telurnya keluar. Penyuntikan bisa dengan menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pemijahan ikan lele in vitro antara lain mangkung plastik atau kaca, bulu ayam, kertas tisu, pisau, gunting, pinset, suntikan, dan sodium klorida 0,9% (cairan infus). Wadah penetasan telur bisa memakai akuarium, fiberglass, atau bak terpal plastik. Kondisi dan kualitas air sama dengan ketiga cara sebelumnya. Semua peralatan harus dalam keadaan bersih, lebih baik lagi steril. Berikut langkah-langkah metode pemijahan in vitro:

  • Siapkan sperma ikan lele jantan dengan cara membedah perut secara membujur. Kantong sperma berbentuk pipih memanjang berwarna putih. Angkat kantong sperma, keluarkan sperma dengan cara memotong kantong dengan gunting, tampung dalam mangkuk.
  • Siapkan induk betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur dengan cara mengurut perut induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar lewat lubang kelamin, lalu tampung dengan mangkuk.
  • Campurkan sel telur dengan sperma dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam. Encerkan campuran dengan air bersih lalu aduk perlahan sampai merata.
  • Masukan campuran sel telur dan sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan bulu ayam.
  • Lakukan pengayaan oksigen pada kolam penetasan dengan aerotor. Aerotor jangan terlalu kencang sehingga menggoncang telur, tetapi juga jangan terlalu kecil. Selanjutnya jaga kondisi kolam penetasan seperti ketiga metode di atas hingga larva menetas.