Sebutkan 4 contoh perilaku yang mencerminkan Asmaul Husna Al muqaddim dalam kehidupan sehari hari

Al-Wakil juga memiliki makna Maha Mewakili atau Maha Pemelihara yang bermakna hanya kepada Allah yang pantas menyelesaikan segala persoalan. Allah SWT mengurus segala urusan makhluk-Nya. Allah dapat melaksanakan segala hal tanpa ada yang bisa menghalangi.

Salah satu Asmaul Husna adalah Al Akhir yang artinya adalah Yang Maha Akhir. Asmaul Husna ini menunjukkan kekekalan Allah SWT saat makhluk lain yang fana menemui akhir. “Dia Maha Kekal ketika semua makhluk hancur, Maha Kekal dengan kekekalanNya.

Allah SWT al-mu’min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluknya, terutama manusia. Jadi, manfaat meneladani asmaul husna Al-Mu’min adalah agar kita senantiasa menjadi pribadi yang memiliki rasa aman, damai dan dapat menjadi pribadi yang jujur dan amanah.

Senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya ( melaksanakan shalat, puasa, bersedekah, dsb serta menjauhi syirik, durhaka kepada orangtua, zina dsb).

Menurut imam al-Gazali, al-Karim adalah Dia yang apabila berjanji, menepati janjinya, bila memberi, melampaui batas harapan, tidak peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila ada kebutuhan dia memohon kepada selain-Nya, meminta kepada orang lain.

Cara meneladani asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari adalah mencintai ilmu pengetahuan, selalu gigih dalam mencari ilmu, teliti dalam berbuat, dalam melakukan pekerjaan dengan yang sempurna, mendengarkan kritikan orang lain, dan selalu melihat dan mengamati dampak yang akan terjadi dan mampu mengatasinya.

Asmaul Husna ke-70 ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah tidak berpermulaan dan tidak akan berakhir. Al Muqaddim artinya Allah mendahulukan siapa pun yang dikehendakiNya. Sehingga segala sesuatu tepat di urutannya. Termasuk mendahulukan satu kejadian atau perbuatan dari yang lainnya.

Baca Juga:  Bagaimana Cara Pohon Bambu Beradaptasi Dengan Lingkungannya

Beberapa cara yang dapat kita lakukan guna meneladani Asmaul Husna Al-Karim, antara lain : 1. Menjadi Insan yang gemar bersedekah terhadap orang yang membutuhkan baik dikala lapang maupun susah. 2. Berusaha mempelajari dan memiliki seluruh akhlakul karimah.

Jawaban: Hal yang harus dilakukan dalam mengamalkan sifat Allah Swt al-Mu’min adalah harus saling toleransi antar sesama, tidak mengganggu orang lain, dan saling hormat-menghormati.

Arti Al Quddus dan Cara Meneladaninya

Al Quddus dapat diteladani umat Muslim dengan berbuat baik kepada orang lain, menjauhi diri dari sifat khianat, dan tidak menyembah selain Allah SWT. Al Quddus juga bisa diamalkan dengan membaca “Yaa Quddus” 100 kali setiap hari.

Al Muqtadir (Maha Berkuasa)

Allah adalah penguasa alam semesta. Sebagai manusia, kita tidak memiliki kekuasaan seperti Allah. Contoh penerapan Al Muqtadir antara lain sebagai berikut. Menjadikan Allah sebagai tempat berlindung.

Al-Karim artinya Allah Maha Pemurah. Al-Karim artinya Allah Maha Pemurah dengan sifat suka memberi atau dermawan. Al-Karim artinya juga berkaitan dengan sifat Allah SWT yang selalu memaafkan hamba-hamba-Nya yang sering berbuat dosa, mengabulkan permohonan hamba-Nya lebih dari yang diminta, hingga selalu menepati janji.

Al Muqtadir Artinya Maha Beruasa atau Menentukan

Isim fa’il dari qadara ini menjadi penyusun Asmaul Husna lainnya yakni Al Qadir. Al Qadir memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan Al Muqtadir yaitu Maha Kuasa.

Al-Wakil sendiri memiliki arti Maha Mewakili atau Pemleihara. Al-Wakil adalah yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Menjadi pribadi yang selalu ingin beribadah kepada Allah Swt. Mempertebal keimanan.

Asmaul Husna. Liputan6.com, Jakarta Kata Al Matin artinya salah satu dari Asmaul Husna. Sifat ini merupakan salah satu bukti bahwa tidak sesuatu apapun yang lebih kuat, selain dari pada-Nya. Dengan kata lain, kata Al Matin artinya Yang Maha Kokoh atau Yang Maha Teguh.

Al Muqtadir merupakan simbol bahwa Allah memiliki kekuasaan dan kemampuan penuh atas segala sesuatu. Ia memiliki kesempurnaan dalam bertindak, bebas melakukan apa dikehendakinya tanpa ada yang sanggup mengintervensi. Ketentuannya pun bersifat mutlak, tidak ada yang mampu mengubahnya.

Mu’min artinya “Allah Maha Pemberi Keamanan”. Keamanan merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan.

Jawaban: – Mengendalikan hawa nafsu untuk tidak melanggar larangan2 Allah. – Ikut menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. – Membunuh semua perilaku buruk yg ada pada diri kita.

Bukti atau dalil yang bersumber dalil naqli tentang Allah memiliki asmaul husna al mukmin adalah surah al an’am ayat 82. Peristiwa yang mencerinkan asmaul husna Allah al mu’min adalah peristiwa ketika Allah menenangka hati nabi muhammad dan abu bakar ketika hijrah.

Menumbuhkan rasa cinta yang dalam diri seorang muslim kepada Allah, karena Allah bersifat Maha Pemurah. Allah memberi nikmat tanpa batas kepadanya meskipun tanpa diminta.

selalu mendahulukan diri berbuat baik. tidak mengerjakan sesuatu yg sia sia tanpa tujuan yg bermanfaat. tdk suka menunda nunda pekerjaan. tidak mendahulukan kepentingan satu orang dengan merugikan kepentingan orang banyak.

Maha mulia, dermawan, pemurah, pemberi rizki, pemberi nikmat, pemberi maaf kepada semua makhluk-Nya. contoh penerapannya: a. menepati janji yg sudah di buat dan tidak mengingkarinya.

AL-MATIN adalah salah satu asmaul husna Allah SWT. Arti Al-Matin ini adalah Yang Maha Kuat, Yang Maha Kokoh, Yang Maha Tangguh dan lain sebagainya. Adalah kewajiban bagi manusia menjadikan asmaul husna sebagai teladan pribadi dalam kehidupan sehari-hari.

Meneladani sifat al mu’min yaitu, manusia senantiasa memberikan keamanan, baik itu berupa manfaat atau setidaknya, tidak memberikan hal-hal jahat bagi manusia lain. Dalam tafsir yang lain, al mu’min juga mengajarkan manusia untuk selalu jujur.

Menanamkan sifat pemurah dalam diri seorang muslim, karena di antara makna Al Kariim“Maha Pemurah“. Tentu Allah amat mencintai orang yang bersifat pemurah. Dan Allah membeci orang yang bersifat kikir. Menumbuhkan rasa cinta yang dalam diri seorang muslim kepada Allah, karena Allah bersifat Maha Pemurah.

AL-MUMIT, artinya adalah Maha Mematikan. Contoh perilaku yang sesuai dengan Al-Mumit adalah ikhlas dan tawakal kepada Allah SWT saat dilanda kesedihan karena kematian orang terdekat. Dengan ikhlas dan tawakal berarti seseorang meyakini kematian tersebut datangnya dari Allah SWT dan harus diterima lapang dada.

Cara Meneladani Al Muqtadir

Meneladani nama baik milik Allah SWT Al Muqtadir artinya seseorang dituntut menggunakan kekuasaan yang dimilikinya hanya untuk berbuat kebaikan. Contohnya adalah ketika mendapat kepercayaan menjadi ketua kelas.

Al Wahhab: Yaitu Allah Maha Memberi Karunia, artinya karunia Allah sangat luas dan diberikan kepada seluruh makhluk akan tetapi sebagaimana disebutkan sebelumnya karunia Allah juga bersifat adil kepada setiap makhluknya.

Al-Muqtadir adalah salah satu nama indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Arti al-Muqtadir adalah Maha Kuasa atau Maha Menentukan. alam semesta beserta isinya di bawah kekuasaan Allah Swt., sehingga kita harus mensyukurinya.

Al-Wahhab artinya Maha Pemberi. Allah SWT memberi nikmat, rezeki dan memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya di alam ini. Pemberian Allah SWT ini dilakukan berulang-ulang bahkan terus menerus tanpa mengharap imbalan apapun. Sifat semacam ini hanya dimiliki Allah SWT semata.

Sebagai Al-Wakil, Allah SWT adalah wakil yang tertinggi dan jujur. Allah SWT akan menyelesaikan semua pekerjaan yang diserahkan padaNya.

question. Yang dimaksud Al-Matin adalah Maha Kokoh, dimana Allah SWT memiliki kesempurnaan dalam kekuatan dan kekokohannya, sehingga menjadikan Allah SWT memiliki kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada bandingannya.

Arti Al-Muqtadir (qadara) yang berarti kuasa atau mampu, jadi artinya Yang Maha Berkuasa dari Asmaul Husna ke-70. Arti Al-Muqaddim yang artinya Yang Maha Menyegera terdapat pada Asmaul Husna ke-71.

Arti Asmaul Husna Al Karim adalah Maha Mulia.

Arti Asmaul Husna Al Wakil adalah Maha Memelihara atau Maha Mewakili. Arti Asmaul Husna Al Matin adalah Maha Kokoh. Arti Asmaul Husna Al Jami adalah Maha Mengumpulkan. Arti Asmaul Husna Al Adl adalah Maha Adil.

Dalam agama islam, Al Quran mengajarkan bahwa Allah memiliki 99 nama. Masing-masing dari 99 nama tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah yang baik dan indah, sehingga membuat umat muslim lebih mudah memahami.

Allah mempunyai 99 nama yang disebut Asmaul Husna. Hal tersebut dijelaskan dalam dalam Al Quran surat Al A’Raf ayat 180.

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ

Artinya:

“Dan Allah memiliki Asmaul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Sumber: Kementerian Agama)

Haffi dan Rusyadi dalam “Kamus Arab Inggris Indonesia” menjelaskan, kata Asmaul Husna berasal dari bahasa arab yang merupakan gabungan dari dua kata, yaitu al-Asma’ dan al-Husna. Al- Asma’ berarti nama, sedangkan al-Husna artinya baik atau bagus.

Asmaul Husna artinya nama-nama Allah yang paling baik dan paling bagus. Dari situs Kementerian Agama, Asmaul Husna dijelaskan sebagaimana sabda Rasulullah berikut:

"Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa menghafalnya masuklah dia ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Mengetahui dan mempelajari Asmaul Husna beserta artinya merupakan cara yang dapat dilakukan oleh umat muslim untuk lebih dekat dengan Allah. Asmaul Husna dapat diucapkan sebagai dzikir dan doa untuk perlindungan, ketenangan, dan sebagainya.

Berikut ini bacaan Asmaul Husna dan artinya.

  1. Al Rahman (Maha Pengasih) الرَّحْمَنُ
  2. Ar Rahiim (Maha Penyayang) الرَّحِيمُ
  3. Al Malik (Maha Merajai/Memerintah) الْمَلِكُ
  4. Al Quddus (Maha Suci) الْقُدُّوسُ
  5. As Salaam (Maha Memberi Kesejahteraan) السَّلاَمُ
  6. Al Mu’min (Maha Memberi Keamanan) ٱلْمُؤْمِنُ
  7. Al Muhaimin (Maha Pemelihara) الْمُهَيْمِنُ
  8. Al Aziiz (Maha Gagah) الْعَزِيزُ
  9. Al Jabbar (Maha Perkasa) الْجَبَّارُ
  10. Al Mutakabbir (Maha Megah) الْمُتَكَبِّر
  11. Al Khaliq (Maha Pencipta) الْخَالِقُ
  12. Al Baari (Maha Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) الْبَارِئُ
  13. Al Mushawwir (Maha Membentuk Rupa) الْمُصَوِّرُ
  14. Al Ghaffar (Maha Pengampun) الْغَفَّارُ
  15. Al Qahhaar (Yang Memaksa) الْقَهَّارُ
  16. Al Wahhaab (Maha Pemberi) الْوَهَّابُ
  17. Ar Razzaaq (Maha Pemberi Rezeki) الرَّزَّاقُ
  18. Al Fattaah (Maha Pembuka Rahmat) الْفَتَّاحُ
  19. Al ‘Aliim (Maha Mengetahui) اَلْعَلِيْمُ
  20. Al Qaabidh (Maha Menyempitkan) الْقَابِضُ
  21. Al Baasith (Maha Melapangkan) الْبَاسِطُ
  22. Al Khaafidh (Yang Merendahkan) الْخَافِضُ
  23. Ar Raafi` (Maha Meninggikan) الرَّافِعُ
  24. Al Mu'izz (Yang Memuliakan) الْمُعِزُّ
  25. Al Mudzil (Yang Menghinakan) ٱلْمُذِلُّ
  26. Al Samii’ (Maha Mendengar) السَّمِيعُ
  27. Al Bashiir (Maha Melihat) الْبَصِيرُ
  28. Al Hakam (Maha Menetapkan) الْحَكَمُ
  29. Al Adl (Maha Adil) الْعَدْلُ
  30. Al Lathiif (Maha Lembut) اللَّطِيفُ
  31. Al Khabiir (Maha Mengetahui Rahasia) الْخَبِيرُ
  32. Al Haliim (Maha Penyantun) الْحَلِيمُ
  33. Al ‘Azhiim (Maha Agung) الْعَظِيمُ
  34. Al Ghafuur (Maha Pengampun) الْغَفُور
  35. As Syakuur (Maha Pembalas Budi) الشَّكُورُ
  36. Al Aliy (Maha Tinggi) الْعَلِيُّ
  37. Al Kabiir (Maha Besar) الْكَبِيرُ
  38. Al Hafizh (Maha Menjaga) الْحَفِيظُ
  39. Al Muqiit (Maha Pemberi Kecukupan) المُقيِت
  40. Al Hasiib (Maha Membuat Perhitungan) الْحسِيبُ
  41. Al Jaliil (Maha Mulia) الْجَلِيلُ
  42. Al Kariim (Maha Pemurah) الْكَرِيمُ
  43. Ar Raqiib (Maha Mengawasi) الرَّقِيبُ
  44. Al Mujiib (Maha Mengabulkan) ٱلْمُجِيبُ
  45. Al Waasi (Maha Luas) الْوَاسِعُ
  46. Al Hakiim (Maha Bijaksana) الْحَكِيمُ
  47. Al Waduud (Maha Pencinta) الْوَدُودُ
  48. Al Majiid (Maha Mulia) الْمَجِيدُ
  49. Al Baa'its (Maha Membangkitkan) الْبَاعِثُ
  50. As Syahiid (Maha Menyaksikan) الشَّهِيدُ
  51. Al Haqq (Maha Benar) الْحَقُ
  52. Al Wakiil (Maha Memelihara) الْوَكِيلُ
  53. Al Qawiyyu (Maha Kuat) الْقَوِيُ
  54. Al Matiin (Maha Kokoh) الْمَتِينُ
  55. Al Waliyy (Maha Melindungi) الْوَلِيُّ
  56. Al Hamiid (Maha Terpuji) الْحَمِيدُ
  57. Al Mushii (Maha Mengkalkulasi) الْمُحْصِي
  58. Al Mubdi` (Maha Memulai) الْمُبْدِئُ
  59. Al Mu'id (Maha Mengembalikan Kehidupan) ٱلْمُعِيدُ
  60. Al Muhyii (Maha Menghidupkan) الْمُحْيِي
  61. Al Mumiitu (Maha Mematikan) اَلْمُمِيتُ
  62. Al Hayyu (Maha Hidup) الْحَيُّ
  63. Al Qayyuum (Maha Mandiri) الْقَيُّومُ
  64. Al Waajid (Maha Penemu) الْوَاجِدُ
  65. Al Maajid (Maha Mulia) الْمَاجِدُ
  66. Al Wahiid (Maha Esa) الْواحِدُ
  67. Al Ahad (Maha Esa) اَلاَحَدُ
  68. As Samad (Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta) الصَّمَدُ
  69. Al Qaadir (Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan) الْقَادِرُ
  70. Al Muqtadir (Maha Berkuasa) الْمُقْتَدِرُ
  71. Al Muqaddim (Maha Mendahulukan) الْمُقَدِّمُ
  72. Al Mu`akkhir (Maha Mengakhirkan)  الْمُؤَخِّرُ
  73. Al Awwal (Maha Awal) الأوَّلُ
  74. Al Aakhir (Maha Akhir) الآخِرُ
  75. Az Zhaahir (Maha Nyata) الظَّاهِرُ
  76. Al Baathin (Maha Ghaib) الْبَاطِنُ
  77. Al Waali (Maha Memerintah) الْوَالِي
  78. Al Muta`aalii (Maha Tinggi) الْمُتَعَالِي
  79. Al Barri (Maha Penderma) الْبَرُّ
  80. At Tawwaab (Maha Penerima Tobat) التَّوَابُ
  81. Al Muntaqim (Maha Penyiksa) الْمُنْتَقِمُ
  82. Al Afuww (Maha Pemaaf) العَفُوُ
  83. Ar Ra’uuf (Maha Pengasih) الرَّؤُوفُ
  84. Malikul Mulk (Penguasa Kerajaan Semesta) مَالِكُ ٱلْمُلْكُ
  85. Dzul Jalaali Wal Ikraam (Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan) ذُوالْجَلاَلِ وَالإكْرَامِ
  86. Al Muqsith (Maha Adil) الْمُقْسِطُ
  87. Al Jamii` (Maha Mengumpulkan) الْجَامِعُ
  88. Al Ghaniyy (Maha Berkecukupan) ٱلْغَنيُّ
  89. Al Mughnii (Maha Memberi Kekayaan) ٱلْمُغْنِيُّ
  90. Al Maani (Maha Mencegah) اَلْمَانِعُ
  91. Ad Dhaar (Maha Memberi Derita) الضَّارَ
  92. An Nafii’ (Maha Memberi Manfaat) النَّافِعُ
  93. An Nuur (Maha Bercahaya) النُّورُ
  94. Al Haadii (Maha Pemberi Petunjuk) الْهَادِي
  95. Al Baadii (Maha Pencipta) الْبَدِيعُ
  96. Al Baaqii (Maha Kekal) اَلْبَاقِي
  97. Al Waarits (Maha Pewaris) الْوَارِثُ
  98. Ar Rasyiid (Maha Pandai) الرَّشِيدُ
  99. As Shabuur (Maha Sabar) الصَّبُورُ

Penerapan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari

Asmaul Husna dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nama-nama Allah yang baik merupakan pedoman bagi umat muslim agar berperilaku baik pula. Beberapa penerapan Asmaul Husna adalah sebagai berikut.

1. Al Bashiir (Maha Melihat)

Al Bashiir artinya Allah Maha Melihat. Semua perbuatan umat muslim tak luput dari penglihatan Allah. Oleh sebab itu, perbuatan buruk harus dihindari dan perbuatan baik dilakukan. Penerapan Asmaul Husna Al Bashiir dalam kehidupan sehari-hari contohnya:

  • Membaca Al Qur’an.
  • Melihat tontonan yang bermanfaat.
  • Introspeksi diri terhadap kelebihan dan kekurangan kita.

2. Al ‘Aliim (Maha Mengetahui)

Allah memilki nama Al ‘Alim yang berarti Maha Mengetahui.  Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada yang dapat disembunyikan dari Allah. Dengan demikian, umat muslim harus berbuat jujur, misalnya:

  • Tidak mencontek saat ujian.
  • Tidak berbohong.
  • Mengatakan fakta yang sudah terbukti tanpa kebohongan.

3. Al Samii’ (Maha Mendengar)

Al Samii’ artinya Allah Maha Mendengar. Sekecil apapun suara, Allah pasti dapat mendengarnya. Jadi, umat muslim harus menjaga kata-kata saat berbicara dan mendengar. Penerapannya meliputi:

  • Berpikir sebelum berbicara.
  • Tidak menggunakan kata-kata kasar.
  • Mendengarkan nasehat orang tua.
  • Mengkonfirmasi informasi yang diterima sebelum disalurkan ke orang lain.
  • Bertutur kata dengan santun terhadap siapa saja yang kita ajak bicara.

4. As Samad (Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta)

Nama baik As Samad berarti Allah selalu ada saat dibutuhkan. Hanya melalui Allah umat muslim meminta segala hal. Penerapannya antara lain sebagai berikut.

  • Menjadikan Allah Swt. sebagai tempat meminta dan mengharap segala keinginan yang baik.
  • Berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dalam kehidupan.
  • Rajin berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
  • Berusaha menolong sesama.
  • Tidak terlalu menggantungkan diri kepada orang lain.

5. Al Muqtadir (Maha Berkuasa)

Allah adalah penguasa alam semesta. Sebagai manusia, kita tidak memiliki kekuasaan seperti Allah. Contoh penerapan Al Muqtadir antara lain sebagai berikut.

  • Menjadikan Allah sebagai tempat berlindung.
  • Berusaha mencari amal kebaikan.
  • Sabar terhadap musibah yang terjadi.
  • Tidak sombong terhadap kesuksesan, karena Allah amat mudah untuk merubah semuanya.
  • Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita.

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah memiliki 99 nama baik yang disebut Asmaul Husna. Nama-nama tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan diri.