Salah satu sikap yang harus dimiliki dalam memonitor penataan display produk adalah

Portalpelajaranlengkap - Sikap sikap yang harus dilakukan dalam memonoitor penataan display produk adalah :

 Pramuniaga saat memonitor display produk haruslah cermat dan teliti misalnya ;

x Identifikasi barang dengan benar

x Berdiri,duduk, dan gerakan sesuai dengan kebutuhan

x Berikan perhatian terhadap display produk

pramuniaga harus diteliti dalam memonitor penataan produk diantaranya harus

x Memperhatikan setiapproses yang dilaksanakan

x Mengamati dengan seksama barang yang telah ditata

x Periksa barang dan dokumen barang yang di tata apakah telah dipasangkan

Pramuniaga harus bertanggung jawab dalam memonitor produk sesuai dengan tingkat dan wewenangnya pada perusahaantersebut, diantaranya dengan :

x Menampung masukkan mengenai penataan dari suvervisor atau kolega eneruskan kembali proses penataan dengan benar

Hal tersebut diatas berkaitan dengan tugas seorang SPG atau pramuniaga ,adapun tugas pramuniaga adalah

1 Mendata barang yang ada di gondola/rak

Jika barang yang ada di rak / gondola kosong maka SPG/SPM ( Pramuniaga)yang bersangkutan harus melaporkan pada staf gudang (merchandiser) untuk mengeluarkan barang /stock dari gudangtoko ,

jika ternyata ternyata stock di gudang minim,makapramuniaga atau SPG melaporkan kepada pegawai merchandising, dan selanjutnya staf akan membuat PO (purchase order) ,dalam hal ini seorang SPG haruslah memiliki jiwa leadership sebagai wakil perusahaan .

2 Mendisplay barang pada rak / gondola

Barang yang ada ditata /didisplay dengan rapih ,jika gondola kosong atau stock minimdiisi kembali dengan barang yang sudah diminta dari deiminta dari merchandiser,dalam hal ini diperlukankeaktifan dan kreatifitas SPG ( pramuniaga )

3 Mempromosikan barang dagangan

Jika ada produk baru yang dikeluarkan oleh produsen atau sedang ada promosi maka mereka akan mempromosikanya kepada pembeli /konsumen dalam hal ini seorang SPG haruslah memiliki ketrampilan berkomunikasi baik dengan kolega maupun dengan customer ,bersikap ramah dan pro aktif.

4 Mengepak produk kemasan kecil ,

membungkus/ mengemas hadiah pada produk menempelkan hadiah pada produk)dalam hal ini SPG sebagai wakil perusahaan harus dapat menganalisa dan mengambil keputusan kapan harus menambah stock barang di counteryang menjadi tanggung jaawabnya

5 Membuat laporan tentang penjualan

dalam hal ini seorang SPG harus pandai dan memiliki ketrampilan menulis yang baik rapih danbersih.

Pengadaan barang di supermarket maupun Departement store dilakukan oleh bagian Merchandising,orang yang bertugas di bagian ini disebut merchandiser, sedangkan bagian dari merchandising yang khusus bertugas sebagai penerima barang di gudang disebut receiving,

Salah satu sikap yang harus dimiliki dalam memonitor penataan display produk adalah

 Contoh Contoh Penataan Produk dari IG : @himasela atau instagram.com/himasela

Pembenahan produk dikenal juga dengan istilah display. Penataan produk (display) merupakan suatu metode pemberesan produk, secara khusus produk barang yang dipakai oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen.

Adapun tujuan display dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Attention dan interest customer, yakni untuk menarik perhatian para pembeli dilakukan dengan cara menerapkan warna-warna, lampu – lampu dan sebagainya

b) Desire dan action customer merupakan untuk memunculkan harapan memilki barang-barang yang dipamerkan di took tersebut, setelah masuk ke toko, kemudian melaksanakan pembelian

a) Window display, yaitu memajang barang-barang, gambar-gambar kartu harga, symbol-simbol dan sebagainya di komponen depan toko, yang disebut etalase. Adapun tujuan window display yaitu sebagai berikut:

§ Untuk menarik perhatian konsumen yang lewat

§ Mengucapkan mutu yang bagus atau harga yang murah sebagai cirri khas dari took tersebut

§ Memancing perhatian kepada barang-barang istimewa yang dipasarkan di took

§ Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan segera)

§ Supaya menimbulkan energi tarik terhadap keseluruhan suasana warung

b) Interior display yakni memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu –kartu harga dan poster-poster di dalam took. Interior Display ini ada beberapa macam, yaitu:

c) Exterior display merupakan pembenahan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang di luar toko, contohnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam.

1.4 Pedoman-hal yang perlu diperhatikan dalam hal membenahi produk (display)

§ Store design dan decoration, adalah petunjuk-pedoman yang berupa diantaranya symbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar bendera-bendera, dan semboyan-slogan. Kelompok-pedoman ini diletakan diatas meja atau digantung di dlaam took

§ Dealer display ialah pemberesan yang dikerjakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas symbol-simbol dan pedoman-petunjuk tentang penggunaan produk.

Barang diistilahkan sebagai atribut dan secara jasmani bisa diraba dalam wujud yang kongkrit., meskipun makna produk berdasarkan Stanton yakni suatu sifat yang rumit, baik bisa diraba, ataupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, dan pengecar, serta pelayanan perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan kemauan atau kebutuhannya.

1. Golongan barang menurut kepuasan lantas dan kesejahteraan konsumen rentang panjang.

a. Solutary Product (barang yang berkhasiat)

b. Deficient product (barang yang kurang total)

c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)

d. Desirable product (barang yang benar-benar dibutuhkan)

2. Golongan barang berdasarkan tujuan pengaplikasian

a. Barang konsumsi (consumer goods) yaitu barang yang bisa dibeli untuk dikonsumsi

1) Convenience goods (barang keperluan sehari-hari): barang pokok, barang impulsif, dan barang darurat

2) Shopping goods (barang belanjaan)

3) Speciality goods (barang khusus)

4) Unsought goods (barang yang tidak dicari)

b. Barang industri (industrial goods) yakni barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Barang industri bisa digolongkan sebagai berikut:

2) Barang modal: instalasi, peralatan ekstra

3) Pembekalan dan pelayanan (suply end service):

pembekalan operasional, jasa tuntunan bisnis, konsultasi bisnis manajemen, dan biro iklan.

3. Barang – barang di supermarket

Barang dikelompokan menjadi tiga ialah: barang supermarket, barang fresh, dan barang fashion. Barang-barang supermarket mencakup departemen-departemen berikut ini:

a. Departemen food yakni mencakup semua makanan, khususnya makanan ringan (snack) yang banyak dikonsumsi oleh si kecil-anak.

b. Departemen non food merupakan meliputi barang-barang kecuali makanan

c. Departemen house hold yaitu perlengkapan rumah tangga

d. Departemen toys yaitu sebuah sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusu untuk buah hati-buah hati

e. Departemen stationary meliputi segala perlengkapan tulis dan kantor

Tipe barang supermarket telah ditetapkan dalam pembagian departemen dan pembagian tersebut yakni pengklasifikasian barang menurut variasi-jenisnya. Sifat barang supermarket yaitu perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, umpamanya perbedaan sifat drinks dan biscuits, yang bersifat makanan dan minuman yang sama-sama pada departemen foods . Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kwalitas dan kuantitas ragam barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen contohnya fruits tea dan fresh tea

SOP pemberesan produk ialah langkah-langkah yang harus ditempuh pada pembenahan produk yang diwujudkan rujukan (standar) dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli. Upaya menata produk disebut juga dengan istilah visual merchandising (VM).

Visual merchandising yakni penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen, dimana langkah-langkah dalam VM di antaranya bisa dilakukan dengan display dan label.

Ketentuan barang yang akan di display mesti diteliti terpenting dahulu, mencakup :1) apakah telah diberikan label atau belum, 2) kalau tak perlu dilabel sebab telah mempunyai bar code, apakah bar code hal yang demikian sudah di input ke pkomputer atau belum. Penggunaan label harus memuat kabar seputar : tanggal receiving, kode barang (PLU), kode suplier, bar code, harga jual (tak selalu ada) dan memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (ragam), size (ukuran).

Display merupakan suatu perbuatan menampilkan, menyimpan, meletakan produk pada suatu daerah sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. SOP Display di swalayan untuk barang supermarket paling awal yang harus dipandang adalah penerapan ruangan. Kelompok ruangan patut disesuaikan dengan hal berikut ini:

Ada lima sistem pendisplayan sebagai teladan petunjuk penataan produk antara lain sebagai berikut:

a. letakan barang sesua ukuran besar atau berkesan berat dibawah dan barang ukuran kecil berkesan lebih ringan diatas.

b. Usahakan untuk mendapatkan tinggi barang yang sama

c. Facing suatu produk menghadap ke depan

d. Usahakan tinggi setiap jalanan sama (top sky line)

e. Pendorong eye teckniqueleye catching dan colour breaking yang mempunyai tujuan memajangkan barang agar ada perhatian dari konsumen

a. Meningkatkan penjualan

b. Meningkatkan store image

c. Meminimumkan out of stock (barang yang kososng) dan

d. Mengidentifikasi laku tidaknya suatu produk

a. POP yaitu suatu himbauan yang dialamatkan terhadap pembeli agar timbul harapan untuk membeli

b. Sistem Display barang supermarket

c. Istilah dan perlengkapan Display barang supermarket

d. Pemberesan perapihan produk supermarket. Diantaranya merupakan 1) barang supermarket yang akan ditempatkan hendaknya berurutan terdiri atas beberap jenis barang, 2) brand blocking secara vertikal, 3) brand Blocking secara horizontal

Keterampilan yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan perencanaan visual penataan produk ialah :

a. Memilih segmentasi pasar

b. Mengidentifikasi barang

c. Mengerjakan produk layak prosedur perusahaan dan

d. Akurat kode etik PLI komponen 2 dalam visual merchandising

Dalam menginterpretasikan perencanaan visual pembenahan produk dibutuhkan sikap-sikap yang bagus sesuai dengan pertanda SOP, adalah:

a. Wajib. Berdialog jitu dalam menginterpretasikan perencanaan visual hal yang demikian. Diantaranya dapat dilaksanakan dengan sistem:

Berdiri, duduk, dan gerakan cocok keperluan

Lakukan seperti baru pertama kali

Dorong diri dengan kalimat yang gigih, dan

Berikan perhatian kepada keadaan sulit interpretasi visual

a. Pertimbangan Presiden Republik Indonesia

b. Landasan Langsung Perlindungan Konsumen

Dengan persetujuan Dewan perwakilan rakyat Republik Indonesia memastikan dan memutuskan pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 seputar Perlindungan Konsumen. Adapun kewajiban pelaku usaha yang tertuang dalam pasal 7 hal yang demikian antara lain sebagai berikut:

a) Beritikad baik dalam mengerjakan kegiatan usahanya

b) Memberikan isu yang benar, jelas, dan jujur mengenai jaminan barang / jasa serta memberi penjelasan pengaplikasian, pembenaran dan pemliharaan

c) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tak deskriminatif

d) Menjamin mutu barang / jasa yang diproduksi dan / atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu / jasa yang berlaku

e) Memberikan terhadap konsumen untuk menguji, dan / atau mencoba barang yang diwujudkan atau yang diperdagangkan

f) Memberi kompensasi , ganti rugi, dan atau penggantian atas kerugian imbas pengaplikasian, pemakaian atau pemanfaatan barang dan / atau jasa yang diperdagangkan

g) Memberi kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian barang dan / atau jasa yang diterima atai dimanfaatkan tidak cocok dengan perjanjian.

APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) yakni asosiasi nasional dari perusahaan penjualan segera yang mewakili kepentingan industri penjualan langsung di Indonesia

Kode etik sedunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi Penjualan Langsung (WFDSA. Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional penjualan seketika yang tergantung pada WFDSA. Kode etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan perlindungan terhadap segala pihak yang berkepentingan, memajukan persaingan yang sehat dalam rangka system dunia usaha bebas, dan peningkatan citra awam dari kegiatan penjualan langsung.

b) APLI (Asosiasi Penjualan Lantas Indonesia)

c) Perusahaan penjualan lantas

k) Administrator kode etik

APLI berjanji untuk menganut suatu kode etik yang mencakup substansi-substansi dari ketetapan – ketetapan di dalam kode etik WFDSA, UUPK dan instansi pemerintah yang berhubungan, sebagai suatu syarat untuk diterima dan dipertahankan sebagai member WFDSA

Ketentuan perusahaan member APLI berkomitmen akan menaati kode etik sebagai prasyarat diterima menjadi dan dipertimbangkan sebagai anggota APLI. Ketetapan perusahaan penjualan bertahap semestinya berbadan hokum (PT) dan patut mempunyai izin usaha yang berlaku

Penjual langsung tak berkaitan secara seketika oleh kode etik ini, tapi perusahaan semestinya mengharuskan para penjual lantas untuk berpegang teguh pada ketentuan nya ataupun pada perarturan-regulasi perilaku yang memenuhi standar perusahaan sebagai persyaratan keanggotaan pada perusahaan tersebut.

Kode etik ini merupakan alat untuk membatasi diri sendiri dalam industri penjualan langsung. Kode etik ini bukan Undang –Undang dan kewajiban –keharusan yang dibebankan untuk menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan prasyarat hukum yang berlaku

Perusahaan-perusahaan dan para penjual lantas dianggap telah menaati syarat-persyaratan peraturan. Oleh sebab itu, kode etik ini tidak menyebutkan seluruh kewajiban tata tertib yang ada

Kode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan penjualan lantas dan para penjual langsung. APLI dapat mengubah standar ini, asalkan substansi kode etik terpelihara atau tetap seperti yang sudah dipersyaratkan oleh peraturan nasional

Pasal 7 Undang-Undang No.8 tahun 1999 yang membahas tentang keharusan pelaku usaha, telah diuraikan pada aktivitas belajar sebelumnya. Pada kesibukan belajar ini akan disinggung mengenai hak dan kewajiban konsumen yang berhubungan dengan hak dan keharusan pelaku usaha sebagaimana yang tersirat pada pasal 6 dan pasal 7.

Hak konsumen disebutkan dalam pasal 7 yang 9 butir. Adapun kewajiban konsumen diceritakan pada pasal 5 antara lain sebagai berikut:

1. Membaca atau mengikuti pertanda informasi dan prosedur pengaplikasian atau pemanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan keselamatan

2. Beritikad bagus dalam melaksanakan transaksi pembelian

3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang sudah disepakati

4. Segera upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara sepatutnya

Dalam kode etik APLI komponen 2 diuraikan perilaku penjual atau perusahaan terhadap konsumen sebagai berikut:

a. Praktik-praktik terlarang

c. Penjelasan dan peragaan

c. Penyejukan dan pengembalian barang

d. Jaminan dan pengembalian barang

g. Perbandingan dan pencemaran

h. Hormat pada hak pribadi

Dalam strategi pasar, biasanya ditetapkan tentang segmentasi pasar, targeting, dan positioning. Dalam penentuan segmentasi pasar bisa ditentukan dengan sistem menjawab pertanyaan berikut ini :

a. Siapa pelanggan yang akan membeli produk yang akan dijual. Untuk menjawab pertanyaan hal yang demikian, jawabannya dapat diketahui dengan cara mengelompokan pelanggan dari segi demografis dan geografis.

b. Apa yang yang dikehendaki oleh pelanggan

c. Apa yang dibeli pelanggan

d. Dimana pelanggan bisa dijangkau

Dalam mempertimbangkan sasaran pasar, terutama dalam produk fashion terlebih dulu sasaran pelanggan mana yang akan dilayani cocok dengan potensi tempat perusahaan berada, umpamanya sebagai berikut:

a. Apakah sasaran yang akan diambil menurut geografis

b. Apakah target yang akan diambil berdasarkan demografis

c. Apakah sasaran yang diambil itu menurut produk yang dikehendaki pelanggan

d. Produk apakah yang banyak dibeli pelanggan

e. Apakah pelanggan hal yang demikian dapat dijangkau dari tempat pembelanjaan

Yakni bisa diatur target pemasaran, kemudian tentukan sikap, perbuatan, dan kedudukan sesuai levelnya melalui berikut ini

a. Penentuan kebijakan supermarket dalam penentuan produk yang akan dijual

b. Penentuan kebiajakan supermarket dalam penentuan harga produk yang akan dijual

c. Kebijakan supermarket atau perusahaan untuk menetapkan unsur pendukung sarana prasarana dan pegawai dalam penjualan barang dengan bermacam-macam pertimbangan

d. Kebijakan supermarket atau perusahaan untuk menentukan dalam mempromosikan barang atau produk yang akan dipasarkan dengan pelbagai pertimbangan.

Pengertian produk fashion merupakan sebuah produk yang memiliki ciri-ciri khusus yang pas dan mewakili style yang sedang popularitas dalam suatu kurun waktu tertentu. Fashion yaitu pertanda dari dari suatu periode waktu, seringkali fashion menggambarkan kebudayaan, perasaan, pemikiran, dan gaya hidup orang –orang dalam satu kurun waktu

o Konsumen bersedia untuk meluangkan waktu, uang dan dayanya untuk mendapatkan produk ini

o Jenis produk yang dapat mempertinggi image retailer dan traffic konsumen

o Jenis produk berbeda dengan produk sejenis (dalam hal style) yang dikeluarkan oleh saingan

Pakaian detailnya macam-macam produk fashion mencakup:

d. Pakaian anak perempuan

i. bayi peralatan main bayi

m. sepatu dewasa pria, sepatu anak-anak perempuan

n. sepatu buah hati laki-laki

Dalam warna terdapat sifat warna, yaitu kesamaan yang ditimbulkan oleh warna hal yang demikian. Sifat warna meliputi: warm colour, cool colours dan neutrals. Style atau gaya adalah karakter atau ciri-ciri khusu yang membedakan satu produk fashion dengan produk yang lainnya dan mempengaruhi opini konsumen tentang suatu gaya yang sedang populer. Pakaian itu kriteria dan elemen pemilihan produk fashion adalah pemilihan praktis produk fashion, pengepasan dan kamar tepat, kelayakan (apropriateness), merek (branded), ketahanan dan perawatan bahan atau kain dan kerapihan

Setiap jenis kain dijadikan dari serat kain yang dibedakan atas serat alam dan serat buatan

kekuatan, mulur, dan elsastisitas , tenaga serap, keliatan, energi dan ketahanan kimia.

Ada beberapa cara label pemeliharaan pakaian jadi yang banyak diaplikasikan, yaitu sebagai berikut:

a. Label pemeliharaan metode amerika

b. Label pemeliharaan cara Kanada

c. Label pemeliharaan cara Eropa

d. Label pemeliharaan sistem Inggris

e. Label pemeliharaan sistem Indonesia

f. Label pemeliharaan metode Jepang

a. Prinsip penataan barang fashion meliputi perapihan barang baru, pembenahan barang yang tidak komplit, wagon display, penerapan fixture kombinasi antara rak-rak T-stand , penerapan bracket dan hook khusus di pilar apabila stok barang sedang dalam situasi menurun atau sedikit, pemajangan sepatu dan sandal pria wanita, pemajangan sepatu anak, pemajangan sepatu bayi, pemajangan tas, pemajangan ikat pinggang dan pemajangan aksesori.

b. Labelling. langkah pertama dalam mengerjakan visual merchandising dengan pen display an barang fashion yaitu pelabelan. Ketentuan barang yang datang ke gudang, baik dari DC ataupun dari suplier (pemasok) mesti melalui pelaksanaan pelabelan (merekatkan label pada harga tag)

c. Display. Langkah kedua dalam visual merchandising penataan barang fashion ialah pen displa an. Langkah-langkah pen display an produk fashion diantaranya adalah penentuan kriteria, teknik pemajangan, dan penggunaan lemari kaca atau showcase

d. Visual presentation dan media nya. Kategori visual presentation harus pas dan benar diataranya sarana-sarana hal yang demikian merupakan sebagai berikut:

1) Show window atau window display

e. Alat tolong display fashio. Alat bantu display produk fashion yakni sebagai berikut: fixture, t-stand, gawang, hanger, dress making, swastika, showcase, hambalan,wagon, table presentation, manequine, torso, plat form, water fall, back wall, fitting room, bracket, single hook.

2.5.4 Keterampilan yang sepatutnya dimiliki dalam memonitor pemberesan produk

1. Amati display produk sesuai perencanaan merupakan bisa dikerjakan dengan sistem menilai ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, kelengkapan, peralatan, daerah dan produk yang di- diplay dengan teknik yang diaplikasikan

2. Menidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display bisa dijalankan dengan metode menyusun dan mengelompokan barang dari segi kerusakan atau perubahan.

3. Observasi tiap-tiap perubahan pada display , bisa dilakukan dengan penataan ulang terhadap display yang rusak dan berubah dari perencanaan.

Sikap-sikap yang diperlukan ketika memonitor pemberesan produk dibeberkan sebagai berikut:

Pelayan saat memonitor display produk haruslah jitu, diantaranya dengan metode

a. Identifikasi barang dengan benar

b. Berdiri, duduk dan gerakan sesuai keperluan

c. Lakukan seperti yang pertama kal, dan

d. Berikan perhatian terhadap display produk

Pelayan wajib teliti dalam memonitor pembenahan produk. Diantaranya bisa dilaksanakan dengan metode:

a. Menurut setiap proses yang dilaksanakan

b. Menurut dengan seksama barang yang sudah ditata, dan

c. Periksa barang dan dokumen-dokumen barang yang diberesi apakah sudah dipasangkan

Pelayan patut bertanggung jawab dalam memonitor perapihan produk cocok dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut.

Segmentasi pasar ialah pengelompokan pasar menjadi golongan-kelompk konsumen yang homogen, di mana tiap kategori (komponen)dapat dipilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Menurut pasar memiliki pengertian yang berbeda, berdasarkan lingkupnya, ialah sebagai berikut:

a. Berdasarkan pengertian yuridis

d. Berdasarkan spesialis ekonomi

e. Berdasarkan seorang pemasar

Obyek motif beli dari para konsumen untuk membeli suatu produk, pasar dapat dibagi atau dikelompokan sebagai berikut:

Tujuan adanya segmentasi pasar yakni sebagai berikut:

a. Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan

b. Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

c. Faktor metode-metode promosi yang paling tepat bagi perusahaan

d. Memilih media advertensi yang lebih baik danmenemukan bagaimana mengalokasikannya secara bagus

e. Biaya waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Segmentasi pasar atau pengelompokan pasar agar bisa berjalan dengan efektiv harus memenuhi persyaratan-prasyarat pengelompokna pasar, merupakan: measurability, accesability, substantiability.

Adapun dasar-dasar segmentasi pasar yang penting yaitu: geographic variables, demographic variables, psychographic variables, dan buyer behavior variability.

Dalam mendekati suatu pasar yang baru, akan senantiasa timbul empat pertanyaan mengenai “4O”, adalah:

a. Target pembelian, merupakan mengenai apa yang dibeli

b. Objektivitas pembelian, adalah mengenai mengapa seseorang membeli

c. Organisasi pembelian, merupakan mengenai siapa yang membeli atau yang berperan dalam pembelian

d. Operasi pembelian, ialah mengenai bagaimana membelinya.

Menurut-elemen yang mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar yang akan dituju oleh perusahaan, yaitu:

4. Cara untuk menempuh segmen

5. Kesesuaian tujuan dengan kecakapan perusahaan

Menurut Kenneth Andrew, strategi yakni pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan menyatakan sasaran, maksud atau tujuan yang menjadikan kebijakan utama, dan merencanakan untuk menempuh tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan.

Dalam pembahasan strategi pemasaran pada komponen ini dikhususkan pada bisnis eceran, karena bisnis eceran yaitu salah satu jual beli yang langsung melayani konsumen akhir. Istilah lain dari eceran adalah retailing, yang dari segi bahasa artinya memotong kembali, membagi hingga potongan-potongan menjadi depertemen-departemen.

Ciri khas dari bisnis retailing yakni penjualan barang-barang atau benda –benda pada konsumen akhir (bukan wholesaler)

Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar (market), yaitu adanya potensi permintaan (demand), diantaranya dari orang –orang kepada produk

Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang sudah hadir (existing product) dan berikutnya diupayakan agar produk tersebut laku terjual

Konsep pemasaran berorientasi pada pemuasan dan untuk kepuasan pasar, meski konsep penjualan berorientasi pada hasil penjualan dan keuntungan

Sasaran penjualan merupakan bagian dari pemasaran. Pemasaran bertolak dari posisi sebelum absensi produk, meski penjualan berposisi setelah kehadiran produk

Adapun tujuan dari strategi pemasaran diantaranya untuk;

a. Setelah kebutuhan pasar (market need identification)

b. Produsen menghadirkan produk layak permintaan

c. Upaya menyalurkan produk kepada konsumen akhir agar laku terjual dengan harga cocok

Mengenal pasar adalah memilih klasifikasi konsumen mana yang akan dilayani dalam penjualan. Mengetahui pasar ditetapkan oleh perusahaan supaya produk hingga pada pasar yang telah direncanakan. Adapun ancaman-ancaman yang mempengaruhi perusahaan dalam menerima laba yang harus diamati merupakan :

a. Pesaing yang ada sebelumnya

d. Meningkatnya kesanggupan menawar

e. Meningkatnya harga produk

Langkah langkah dalam perumusan strategi pemasaran, lebih-lebih dalam bisnis eceran, yaitu menentukan segmentasi pasar, memutuskan sasaran pasar, dan terakhir menentukan positioning. Adalah bisa ditentukan sasaran pemasarannya, kemudian ditentukan sikap tindakan, dan kedudukan sesuai tahapannya, ialah melalui hal-hal berikut ini:

layak sasaran marketing yang telah ditetapkan

Penentuan cost (tarif) via harga –harga pokok sumber lantas

Penentuan institusi / faktor struktural yang bisa dimanfaatkan untuk penyaluran

Penentuan elemen logistik yang menyangkut arus, waktu, kuantitas, arah tujuan dan pembiayaan