Pertanyaan tentang model PEMBELAJARAN langsung

 A. Materi

Menurut Permendikbud No.103 Tahun 2014 hal. 4 bahwa Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (“direct instructional”) dan tidak langsung (“indirect instructional”). Pada Permendikbud ini dijelaskan tentang kedua pembelajaran ini. Namun sebelumnya alangkah lebih baiknya kita juga melihat terlebih dahulu tentang kedua pembelajaran dari sudut pandang teori-teori tentang kedua pembelajaran ini dari berbagai referensi. Sehingga kita dapat lebih jelas memahaminya.

1. Pembelajaran Langsung
1.1 Pembelajaran langsung menurut teori

a. Pengertian

Menurut Effendi (2010:27) bahwa “Direct Learning” (Pembelajaran Langsung) adalah pembelajaran tentang pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar. Menurut Kuch (2007); Rosenshine & Stevens (1986) dalam Eggen dan Kauchak (2012:363) bahwa pengajaran langsung adalah satu model yang menggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan dengan latihan dan umpan balik siswa yang membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih jauh.

b. Siswa yang menjadi sasaran pembelajaran

Menurut Flores & Taylor (2007); Leno & Dougherty (2007) dalam Eggen dan Kauchak (2012:363) bahwa pengajaran langsung didasarkan pada bangunan penelitian yang luas dan terutama efektif saat berhadapan dengan siswa bermotif prestasi rendah dan siswa dengan kesulitan belajar.

c. Merencanakan Pembelajaran Langsung

Menurut Eggen dan Kauchak (2012:364-366) bahwa merencanakan pelajaran dengan model pengajaran  langsung melibatkan tiga tahap, yaitu: 1) Mengidentifikasi topik 2) Menentukan tujuan belajar

3)Menyiapkan contoh dan masalah

d. Prosedur

Menurut Effendi (2010:27) adapun prosedur  Direct Learning” (Pembelajaran Langsung) adalah: 1) Menyiapkan siswa 2)  Sajian informasi dan prosedur 3) Latihan termbimbing 4) Refleksi 5)  Latihan mandiri

6) Evaluasi

Cara tersebut di atas yang sering disebut dengan metode ceramah atau espositori (ceramah bervariasi).

Menurut Eggen dan Kauchak (2012:368) ada empat  fase penerapan pengajaran langsung, yaitu:

1)  Fase 1: Perkenalan dan Review Guru memperkenalkan pelajaran dan mereview pemahaman awal Tujuannya adalah: -Menarik perhatian siswa dan menarik mereka ke pelajaran

-Secara informal menilai pemahaman siswa untuk menjamin  mereka memiliki pemahaman minimum yang dibutuhkan untuk memahami keterampilsn

  2) Fase 2: Presentasi Keterampilan baru disajikan, dijelaskan, dan digambarkan dengsn contoh berlualitas tinggi Tujuannya adalah: -Mendorong  keterlibatan siswa

-Memastikan bahwa siswa memahami kerangka kerja konseptual untuk keterampilan

  3)  Fase 3: Latihan Terbimbing Siswa melatih keterampilan di bawah bimbingan guru Tujuannya adalah: -Memulai proses mengembangkan keterampilan

-Memastikan keberhasilan siswa

  4) Fase 4:Latihan Mandiri Siswa melatih sendiri keterampilan Tujuannya adalah: -Membangun otomatisitas keterampilan

-Mendorong transfer ke konteks baru

1.2 Pembelajaran Langsung Menurut Permendikbud No.103 Tahun 2014

Sedangkan Menurut Permendikbud No.103 Tahun 2014 hal.4 bahwa pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berfikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP.

Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan: -mengamati -menanyak -mengumpulkan informasi/mencoba -menalar/mengasosiasi

-mengkomunikasikan

Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect)

2. Pembelajaran Tidak Langsung (Non-Directtive Teaching)

2.1 Pembelajaran Tidak Langsung Menurut Teori

a. Pengertian

Menurut Nurani (2003:2.14) dan Uno (2012:18) bahwa Pembelajaran Non-Directtive adalah pembelajaran tanpa menggurui. Model pembelajaran ini menekankan pada upaya menfasilitasi belajar, di mana peran guru sebagai fasilitator bagi siswa, guru membantu siswa menggali ide atau gagasan tentang kehidupannya, lingkungan sekolah, dan hubungannya dengan orang lain.

b. Tujuan dan siswa yang menjadi target pembelajaran

Menurut Nurani (2003:2.14)  bahwa tujuan utama dari model pembelajaran ini adalah membantu siswa  mencapai integrasi pribadi, efektivitas pribadi, dan penghargaan terhadap dirinya secara relastis.

Menurut Uno (2012:18-19) bahwa Teknik utama dalam mengaplikasikan model pembelajaran tidak langsung adalah apa yang diistilah oleh Riger sebagai Non-Directive Interview atau wawancara tanpa menggurui, yaitu wawancara tatap muka antara guru dan siswa. Selama wancara, guru berperan sebagai kolaborator dalam proses penggalian jati diri dan pemecahan masalah disew. Inilah yang dimaksud dengan tanps menggurui (non-directive). Selanjutnya dinyatatakannya bahwa guru menggunakan teknik wawancara ini untuk membimbing siswa dalam penyelesaian karyanys dan membimbing siswa dalam mencari topik-topik pelajaran tertentu. Namun demikian teknik ini tidak hsnya diperuntukkan bagi siswa yang lambat atau memiliki masalah dalam belajar, tetapi dapat pula digunaksn untuk siswa yang pintar dan tidak mempunyai masalah belajar yang berartil secara singkat model pembelajaran ini dapat membantu siswa memperkuat persepsi terhadap dirinya dan mengevsluasi kemajuan dan perkembsngan dirinya.

c. Prosedur Pembelajaran

Menurut Nurani (2003:2.5-2.6) bahwa secara umum sebagaimana halnya model pembelajaran lian, model pembelajaran ini juga memiliki tahapan-tahapan proses. Rogers mengelompokkannya ke dalam lima tahap, yaitu:

1)  Tahap Pertama: Membatasi situasi masalah yang dihadapi siswa

Guru membantu siswa menemukan inti permasalahan yang dihadapinya. Biasanya hal ini terjadi  di awal wawancara, tapi kadang terjadi pula pada saat wawancara telah atau sedang berlangsung. Tapi biasanya pembatasan masalah yang dihadapi siswa sangat bervariasi tergantung jenis masalah siswa.

2) Tahap kedua: Menggali Permasalahan

Guru mendorong (memancing), siswa agar dapat mengekspresikan peradaanya yang pisitif dan negatif. Di samping itu guru harus mampu mendorong (memancing) siswa agar dapat menyatakan dan menggali permasalahannya. Bagaimana caranya? Dengan cara menerima dengan tangan terbuka dan kehangatan serta tanpa memberikan penilaian (men-cap jelek atau buruk) terhadapnya,

 
3) Tahap ketiga: Mengembangkan pemahaman akan situasi masalah

Siswa secara bertahap mengembangkan pemahaman (kesadaran) akan dirinya. Ia berusaha berusaha menemukan makna dari pengalamannya, menemukan hubungan sebab dan akibat dan pada akhirnya memahami (menyadari) makna dari perilaku sebelumnya. Dalam hal ini, di mana siswa berada dalam tahapan di antara upaya menggali permasalahannya sendiri dan upaya memahami perasaannya, guru hendaknya mampu memancing siswa untuk merefleksi diri.

 
4) Tahap keempat: Perencanaan dan Pengambilan Keputusan

Guru mendorong siswa untuk menbuat perencanaan dan pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah yang dihadapinya. Tugas guru memberikan alternatif, tapi berusaha membantu mengklarifikasi alternatif-alternatif yang diajukan siswa.

 
5) Tahap kelima: Integrasi

Siswa melaporkan tindakan (berupa alternatif-alternatif pemecahan masalah) yang telah diambilnya pada tahap keempat. Lebih lanjut ia metefleksikan ulang tindakan yang telah diambilnya tersebut dan berupaya membuat lebih baik dan efektif. Kelima tahapan ini dapat terjadi dalam satu seri wawancara atau beberapa kali wawancara,

d. Aplikasi

Menurut Nurani (2003:2.16-2.17) dan Uno (2012:20)   bahwa Model Pengajaran Tidak Langsung (Tanpa Menggurui) bisa digunakan untuk berbagai  situasi masalah, baik masalah pribadi, sosial, dan akademik. Dalam masalah pribadi siswa menggali perasaanya tentang dirinya. Dalam masalah sosial, ia menggali perasaanya tentang hubungannya dengan orang lain dan bagaimana perasaan  tentang dirinya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Dalam masalah akademik, ia menggali perasaannya tentang kompetensi dan minatnya. Dari semua kasus di atas,  esensi atau muatan wawancara harus bersifat personal, bukan eksternal. Artinya harus datang dari perasaan, pengalaman, pemahaman, dan solusi yang dipilihnya sendiri. Inilah inti dari istilah Tidak Menggurui ( Non-Directive) yang dimaksud Rogers.

2.2 Pembelajaran Tak Langsung Menurut Permendikbud No.103 Tahun 2014

Menurut Permendikbud No.103 Tahun 2014 hal.4 bahwa pembelajaran Tak Langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengah pengembangah nilai dan sikso yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuah tentang nilai dan sikap yang dilakukah dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelaran Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikah Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagau proses pengembangan moral dab perilakul, dilakukan oleh seluruh mata pelajarah dan dalam setiap kegiatab yang terjadi di kelas, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarab Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikulerk kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelasm sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka mengembangkah moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap.

B. Contoh Soal

1. Tujuan utama pengajaran tidak langsung adalah….

A. Membantu memecahkan permasalahan pribadi, sosial, dan akademik siswa di sekolah

B. Meningkatkan pemahaman diri dan kesadaran akan perilaku diri sendiri dan perilaku orang lain sehingga dapat membantu siswa mengembangkan perkembangan pribadi  dan sosialnya

C. Membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai, mempunyai disiplin diri, dan komitmen untuk berperilaku positif

D. Membantu siswa mencapai integrasi pribadi, efektivitas pribadi, dan penghargaqn terhadap dirinya sendiri secara tertulis.

Jawab: D

(Sumber: Nurani dkk, 2003: 2.22, 2.25)

2. Pernyataan berikut yang benar tentang pembelajaran langsung dan pembelajaran tak langsung adalah…

A. Pembelajaran langsung efektif untuk siswa yang prestasinya rendah dan memiliki masalah/kesulitan dalam belajar

B. Pembelajaran tidak langsung  tidak bisa digunakan untuk siswa yang prestasinya rendah dan memiliki masalah/kesulitan dalam belajar

C. Pembelajaran langsung khusus untuk siswa yang prestasinya tinggi  dan tidak memiliki masalah/kesulitan dalam belajar

D, Pembelajaran tidak  langsung hanya untuk siswa yang prestasinya  tinggi dan tidak memiliki masalah/kesulitan dalam belajar

Jawab: A

(Soal koleksi pribadi)

Referensi

Effendi, Z.M. 2010. Isilah-istilah dalam Praktik Mengajar.  Padang: Uneversitas Negeri Padang Press

Eggen, P dan D. Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran:Jakarta Barat: PT Indeks

Permendikbud No. 103 Tahun 2014. Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada

Suprijono, A. 2013. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Fajar

Uno, H. 2012. Modek Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA