Foto bersama kelapa dinas perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan dan dinas yang membidangi Perkebunan kab. Paser,PPU, Kukar dan Kubar BALIKPAPAN. Sumbangan sektor perkebunan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan asli Kalimantan Timur menunjukkan tren positif. "Sektor perkebunan akan menjadi andalan Kalimantan Timur untuk perlahan-lahan menggeser ketergantungan terhadap sumber daya ekstraktif," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Ujang Rachmad pada acara "Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Kalimantan Timur", di Balikpapan Selasa (26/06) kemarin. Data Badan Pusat Statistik 2021 menunjukkan bahwa kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB Kalimantan Timur adalah sebesar 4,97 persen (Rp16,95 triliun) berdasarkan harga konstan. Namun, berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB subsektor perkebunan ini mencapai Rp34,52 triliun atau naik sebesar Rp4,5 triliun, atau naik 15,14 persen dari tahun 2020. Masih dari sumber yang sama, tercatat luas peruntukan lahan untuk perkebunan di Bumi Etam mencapai 3,27 juta hektare. Dari total luasan tersebut, yang sudah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) sekitar 2,75 juta hektare di mana sekitar 1,28 juta hektare adalah perkebunan kelapa sawit aktif. Angka ini, kata Ujang, adalah bukti bahwa masa depan ekonomi Kalimantan Timur berada di sektor perkebunan. Kendati demikian, perkembangan perkebunan kelapa sawit perlu dipastikan memberi keuntungan dengan tetap melindungi hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari masyarakat lokal. “Konsep inilah yang disebut dengan perkebunan berkelanjutan,” kata Manajer Senior Terestrial YKAN Niel Makinuddin. Dengan tujuan mendorong terwujudnya pembangunan perkebunan berkelanjutan itu, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammerbeit (GIZ), dan Climate Policy Initiative (CPI) bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, serta para mitra kerja, berkolaborasi dalam program pembangunan perkebunan kelapa sawit rendah emisi di Kalimantan Timur sejak 2015. Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Perlindungan Konsumen, Keamanan Nuklir, serta Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Jerman (BMU-IKI). Selama lima tahun program ini berjalan (2015-2021), telah tercapai sejumlah keluaran dari kolaborasi para pihak. Keluaran tersebut selaras dengan lima tujuan program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi, yaitu penguatan tata kelola, tata guna lahan dan kapasitas pemerintah untuk melakukan pengawasan, penguatan kapasitas masyarakat dalam menata lahan dan mengelola konflik untuk memperoleh manfaat dari perkebunan sawit. Juga ada keluaran mengenai analisis sosio-ekonomi dan lingkungan yang mendukung pembuatan kebijakan; serta penyediaan rekomendasi kebijakan dan insentif bagi pemerintah daerah dan sektor swasta; dan kemudian terbentuknya forum multipihak sebagai ruang dialog untuk memberikan rekomendasi penyelesaian isu-isu perkebunan kelapa sawit 28 Jun 2022, 21:40 WIB - Oleh:
Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyebutkan bahwa masa depan ekonomi berada di sektor perkebunan yang berkelanjutan. “Sektor perkebunan akan menjadi andalan Kalimantan Timur untuk perlahan-lahan menggeser ketergantungan terhadap sumber daya ekstraktif,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Ujang Rachmad pada acara “Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Balikpapan, Selasa (28/6/2022). Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa perkembangan perkebunan kelapa sawit perlu dipastikan memberi keuntungan dengan tetap menghormati serta melindungi hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari masyarakat lokal. “Konsep inilah yang disebut dengan perkebunan berkelanjutan,” katanya. Dengan tujuan mendorong terwujudnya pembangunan perkebunan berkelanjutan, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammerbeit (GIZ), dan Climate Policy Initiative (CPI) yang bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, serta para mitra kerja, berkolaborasi dalam program pembangunan perkebunan kelapa sawit rendah emisi di Kalimantan Timur sejak 2015. Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Perlindungan Konsumen, Keamanan Nuklir, serta Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Jerman (BMU-IKI). Ujang mengatakan selama lima tahun program ini berjalan yaitu mulai dari 2015 hingga 2021, telah tercapai sejumlah keluaran dari kolaborasi para pihak, diantaranya yaitu instrumen mitigasi dan kompensasi untuk pihak swasta, instrumen dan aplikasi untuk mendukung sistem pengelolaan data dan informasi bagi pemerintah daerah yaitu Dinas Perkebunan Kaltim dan Kabupaten Berau. Kemudian, penguatan kapasitas masyarakat di tingkat kampung melalui pendekatan SIGAP di sektor perkebunan kelapa sawit dan forum multi pihak perkebunan berkelanjutan di tingkat Provinsi Kaltim dan Kabupaten Berau. Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi itu resmi berakhir pada hari ini, dimana YKAN memfasilitasi evaluasi program, sekaligus apresiasi lima tahun berjalannya program. “Capaian yang dievaluasi dan diapresiasi hari ini adalah kerja-kerja kolaborasi,” ungkapnya. Adapun, dia menuturkan bahwa dalam menentukan program, Dinas Perkebunan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten terlibat aktif sedari awal dalam merancang kebutuhan program, membuat skala prioritas, dan melaksanakannya di lapangan. “Jadi, capaian yang sudah ada memang dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor perkebunan,” pungkasnya. Sebagai informasi, Sumbangan sektor perkebunan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan asli Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tren positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan bahwa kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB berdasarkan harga konstan Kaltim adalah sebesar Rp16,95 triliun atau 4,97 persen. Berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB sub sektor perkebunan mencapai Rp34,52 triliun. Dengan kata lain, naik sebesar Rp4,5 triliun atau 15,14 persen dari tahun 2020. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : kaltim, perkebunan Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
Kutai Kartanegara memiliki Sumber Daya Alam yang kaya, salah satunya pada Subsektor Perkebunan. Komoditi Perkebunan terdiri dari 127 jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim dengan areal sebaran mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Di Kabupaten Kutai Kartanegara telah dikembangkan 7 Komoditi Perkebunan, yaitu Kelapa Sawit, Karet, Lada, Kelapa Dalam, Kopi, Kakao dan Aren.
Provinsi Kalimantan Timur sebelum proses pemekaran menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua dengan luas 194, 489 Km yang hampir sama dengan ruas Pulau Jawa. Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 7 Kabupaten dan 3 Kota dengan 107 kecamatan dan 1.032. Tujuh Kabupaten antara lain adalah Penajam Paser, Kutai Barat , Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Berau dan Mahakam Ulu. Sedangkan Kota besar ada pada Kota Samarinda, Kota Balikpapan dan Kota Bontang. Kalimantan Timur merupakan pintu gerbang utama Wilayah Indonesia Timur. Daerah yang terkenal sebagai gudang kayu dan hasil tambang ini mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada hampir seluruh kabupaten atau kota dan merupakan sarana angkutan Utama selain angkatan darat, dengan sungai yang terpanjang adalah Sungai Mahakam. Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan wisata seperti kepulauan Derawan Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Batu Lamampu, Nunukan. Peternakan buaya di balikpapan, peternakan Rusa di Penajam, Kampung Dayak Samarinda dan lain-lain. Hasil utama provinsi Kalimantan adalah Minyak, Gas, Alam dan Batu Bara. Sektor lainnya bergerak dalam bidang Agrikultur, Pariwisata dan Industri pengolahan. Daerah Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri dalam bermacam bidang dengan tujuan untuk mempercepat roda pertumbuhan ekonomi. Sementara kabupaten kini membuka wilayahnya untuk digunakan sebagai perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain. Hasil sumber daya alam sebagian besar telah diekspor keluar negeri, sehingga kaltim merupakan penghasil devisa utama bagi Indonesia khususnya dari sektor pertambangan dan kehutanan. Berikut adalah Potensi Sumber Daya yang terdapat di Kalimantan Timur. Perkebunan
Areal perkebunan Kalimantan Timur seluas 1.131. 439 ha dengan Produksi 5.871.015 Ton. Wilayah terbesar dari luas perkebunan telah ditanami oleh kelapa sawit. Produksi kelapa Sawit mencapai 5.734.464 Ton dari total luas tanaman 961. 802 ha. Produksi terbesar kedua adalah Karet sebesar 77.191 ton dan perkebunan kelapa 24.510 ton dari luas tanah 91.784 ha dan 30.703 ha. Tercatat pada perkebunan Produksi kelapa sawit mencapai 273.183 ton dari luas tanaman 17.237 h. sementara perkebunan besar swasta tercatat 4.357.752 ton produksi kelapa sawit dengan luas 717.845 ha dan perkebunan rakyat memproduksi 1.103.529 ton. Dari tahun ke tahun luas kebun kelapa sawit selalu meningkat sejalan dengan program gubernur dalam upaya meluncurkan program “Satu juta Hektar Kelapa Sawit”.
Pertanian
Tanaman Palawija Kalimantan Timur antara lain adalah jagung ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Hampir semua komoditi palawija tersebut mengalami peningkatan luas panen dari tahun ke tahun. Pada jenis tanaman sayur-sayuran dan perkembanganya sangat fluktuatif. Jenis tanaman sayuran yang terbanyak oleh provinsi kalimantan timur adalah ketimun dan kangkung.
Perikanan
Peternakan
Pertambangan
|