Panduan Manajemen Risiko MFK
Rumah sakit adalah salah satu tempat yang memiliki sistem yang terbangun dari ribuan proses yang saling terkait, sehingga potensi terjadinya kesalahan sangat tinggi. Berbagai ancaman bahaya seperti penyakit-penyakit infeksi dan penyakit lainnya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak baik terhadap para petugas, pasien, dan pengunjung.
Panduan Manajemen Resiko Klinis
Organisasi berkewajiban untuk mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko strategis dan operasional yang penting. Hal ini mencakup seluruh area organisasi, termasuk seluruh area pekerjaan, tempat kerja, juga area klinis. Organisasi perlu memastikan adanya sistim yang kuat dan menjamin terdapatnya sistim untuk mengendalikan dan mengurangi risiko.
12 Baca lebih lajut
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan karyawan, pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan. Misalnya jari jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka, meningkatkan resiko infeksi terhadap pathogen yang ditularkan lewat darah. Untuk itu perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik.
Baca lebih lanjut
33 Baca lebih lajut
Panduan Manajemen Resiko k3 Rs By
melalui 4 tingkatan pengendalian resiko yakni menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah / tidak ada (engineering / rekayasa), administrasi dan alat pelindung diri (APD). Dalam membuat peraturan RS harus membuat kebijakan, menetapkan dan melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SPO ini harus dievaluasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait. RS harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya potensial dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan / indicator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu pencapaian. Indikator kinerja harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.
Baca lebih lanjut
16 Baca lebih lajut
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO K3 RS BY.doc
d. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produkatif.
12 Baca lebih lajut
PANDUAN KLINIS PUSKESMAS
Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan Upaya Kesehatan, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku.
5 Baca lebih lajut
PANDUAN PENINGKATAN MUTU DAN MANAJEMEN RISKO KLINIS PUSKESMAS BAB I PENDAHULUAN
Program Keselamatan Pasien di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru selama ini belum terkoordinbir secara baik, walaupun selama ini sudah dilaksanakan melalui pemantauan layanan medis, monitor dan evaluasi ketepatan diagnosa, dll. Dengan adanya Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, identifikasi keselamatan pasien dan manajemen risiko, merupakan program yang harus dikembangkan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru. Maka dari penerapan Peningkatan Mutu dan Manajemen Resiko di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru dilakukan dengan program keselamatan pasien yang terstruktur dan terintegrasi. Tonggak pelaksanaan keselamatn pasien akan dilaksanakan pada saat Capacity Building sekaligus penggalangan Keselamatan pasien dan disosialisasikannya mengenai Akreditasi Puskesmas oleh Tim Pendamping Akreditasi dari Kemnekes, memantapkan dari pimpinan dan manajemen Puskesmas untuk menerapkan Program keselamatan pasien, yang akan dilaksanakan pada bulan November 2015 .
Baca lebih lanjut
27 Baca lebih lajut
Laporan Identifikasi Resiko Klinis Bp
Agar Puskesma Puskesmas s dapat dapat menjalan menjalankan kan fungsiny fungsinya a secara secara optimal optimal perlu perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan
Baca lebih lanjut
8 Baca lebih lajut
PANDUAN RESIKO JATUH
Pengurangan resiko pasien jatuh memerlukan komitmen yang tinggi dari pimpinan dan seluruh staf. Puskesmas harus memiliki budaya aman agar setiap orang sadar dan memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pasien karena pencegahan pasien jatuh merupakan tangung jawab seluruh staf di puskesmas baik medik maupun non medik, tetap dan tidak tetap. Seluruh karyawan harus waspada terhadap risiko jatuh pasien dan berpartisipasi dalam melakukan tindakan pencegahan diseluruh area rumah sakit dimana pasien berada, baik area klinis/ perawatan maupun area non klinis (contohnya:area parkir, ruang tunggu, koridor RS, ruang administrasi, dll). Ruang lingkup panduan ini meliputi:
Baca lebih lanjut
16 Baca lebih lajut
Panduan Rincian Kewenangan Klinis
3 Tindakan terapi inhalasi, terapi oksigen 4 4 Tindakan uji mantoux, biopsi jarum halus, kemoterapi 4 5 Tindakan Biopsi Pleura 4 6 Tindakan Bronkoskopi 4 7 Terapi oksigen LPAP 4 8 Manajemen jalan nafas 4 9 Tindakan respirasi dengan ventilasi oksigen 4
150 Baca lebih lajut
Panduan Praktik Klinis Fisioterapi.pdf
Data epidemiologi menyatakan bahwa kira-kira 30% sampai 40% pasien dewasa dengan diabetes tipe 2 mempunyai suatu distal peripheral neuropathy (DPN). DPN telah dihubungkan dengan berbgai faktor resiko mencakup derajat tingkat hiperglikemi, indeks lipid dan tekanan darah, lama dan beratnya menderita diabetes. Angka durasi diabetes juga akan meningkat sesuai umur dan durasi diabetes. Studi epidemiologik menunjukkan bahwa dengan tidak terkontrolnya kadar gula maka akan mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya neuropati, seperti halnya borok kaki dan amputasi. Suatu kenaikan kadar HbA1c 2% mempunyai resiko komplikasi neuropati sebesar 1,6 kali lipat dalam waktu 4 tahun. (Sjahrir, 2006)
Baca lebih lanjut
461 Baca lebih lajut
Panduan Asesmen Resiko Jatuh
Pada tahun 2000, total biaya kesehatan yang dihabiskan untuk kejadian jatuh yang fatal sebesar $0,2 miliar dan untuk kejadian cedera akibat jatuh non-fatal sebesar $19 miliar. Diperkirakan pada tahun 2020, biaya yang dikeluarkan untuk kejadian cedera akibat jatuh dapat mencapai $32,4 miliar. Pada tingkat rumah sakit, rerata tingkat insidensi tahunan sekitar 1,4 kejadian jatuh per-tempat tidur pertahunnya. Dengan memahami risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya; diharapkan dapat menurunkan biaya kesehatan yang dikeluarkan, serta meningkatkan klinis dan kepuasan pasien.
Baca lebih lanjut
31 Baca lebih lajut
PANDUAN manajemen resiko
Tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah tahap identifikasi resiko. Identifikasi resiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya resiko atau kerugian. Proses identifikasi resiko ini mungkin adalah proses terpenting, karena dengan proses inilah semua resiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan harus diidentifikasikan. Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada resiko yang terlewatkan atau tidak teidentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi resiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain :
Baca lebih lanjut
33 Baca lebih lajut
Panduan Manajemen Risiko Klinis
Manajemen risiko merupakan upaya sistematis berupa proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut. Manajemen risiko klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas.
Baca lebih lanjut
10 Baca lebih lajut
Panduan Manajemen Resiko Jatuh
Dalam pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit sangatlah di perlukan berbagai Dokumen Rumah Sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk regulasi maupun sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Salah satu regulasi yang dibutuhkan adalah adanya Panduan dalam pelaksanaan setiap kegiatan ataupun program.
18 Baca lebih lajut
2.3.13.2 - Panduan - Manajemen Resiko
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya risiko tersebut.
14 Baca lebih lajut
Panduan Manajemen Resiko Jatuh
7anajemen resiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identi"ikasi dan e=aluasi untuk mengurangi resiko cedera dan kerugian pada pasien) karyawan rumah sakit) pengunjung dan organisasinya sendiri (he >oint ?ommission on Accreditation o" Healthcare #rgani@ations/>?AH#.
7 Baca lebih lajut
Sk Penerapan Manajemen Resiko Klinis Doc
503 7 2$Permen+e( No$ 1341/MENKES/PER/VIII/2011 en "n#Ke(e-"m" "n P"( en R)m"% S"+ $Ke') )("n Men er Ke(e%" "n Re')!- + In.one( " Nomor 85 "%)n 2016, en "n# P)(" Ke(e%" "n M"(*"r"+" $MEMUTUSKAN Mene "'+"n :Ke') )("n Ke'"-" P)(+e(m"( PENERAPAN MANAJEMENRESIKO KLINIS. Ke(" ) :P)(+e(m"( W" &er"n# ."n en"#" +e(e%" "n *"n# !e+er " . P)(+e(m"( W" &er"n# &" !Mener"'+"n m"n" emen R ( +o K- n ( Ke.)" :Pener"'"n m"n" emen R ( +o K- n ( *"n# . -"+)+"n . P)(+e(m"(W" &er"n# !er'e.om"n '"." '"n.)"n m"m" emen re( +o +- n (P)(+e(m"(
Baca lebih lanjut
2 Baca lebih lajut