Nilai apa yang terkandung dalam puisi Doa karya Chairil Anwar di atas?

Salah satu karya Chairil Anwar yang juga banyak dibahas dan dianalisis adalah yang berjudul Doa. Berikut ini adalah analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik yang digunakan dalam analisis Puisi Doa milik Chairil Anwar ini menggunakan analisis struktural. Yang dimaksud dengan analisis struktural Puisi Doa adalah, menganalisis Puisi Tersebut dengan memperhatikan struktur fisik (lahir) dan struktur batin puisi.

Struktur lahir (zahir) atau juga disebut sebagai struktur fisik, adalah analisis terhadap karya sastra puisi berdasarkan hal ihwal yang tampak oleh mata. Jadi, analisis struktur fisik puisi Doa karya Si Binatang Jalang ini membahas tentang Diksi, Kata Konkret, Imaji (Pencitraan), Tipografi, Susunan Rima (Bunyi), dan Majas. 

Adapun yang dapat dianalisis berdasakan struktur batin dalam Puisi Doa Karya Chairil Anwar adalah tema, suasana, nada, dan amanat puisi. Sebelum kita lakukan analisis, ada baiknya kita baca terlebih dahulu Puisi Doa Karya Chairil Anwar.

Doa




Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengigat Kau penuh seluruh

CayaMu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku aku mengembara di negara asing

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling


Hasil Analisis Struktur Lahir (Struktur Fisik) Puisi Doa Karya Chairil Anwar




Yang dimaksud dengan diksi adalah pilihan dan penggunaan kata yang memperkuat keindahan dan kedalaman makna serta pesan puisi. Dalam pembahasan diksi puisi, juga berkaitan dengan makna konotatif dan makna denotatif.

Pilihan kata yang khas Chairil Anwar yang digunakannya dalam Puisi 'Doa' adalah CayaMu dalam larik:

CayaMu panas suci



Diksi CayaMu menjadi sangat kuat karena tidak digunakan oleh penyair-penyair lain. Kata Caya tentu mengacu pada kata Cahya atau Cahaya yang juga bersinonim dengan sinar. 

Penggunaan kata panas yang dirangkai dengan kata suci juga memperkuat dan memperindah puisi. Karena akhir kata panas adalah bunyi s yang bisa langsung digunakan untuk mengucapkan kata suci. Diksi ini tentu memperindah puisi Doa.
Kata konkret adalah kata yang nyata dan seoalah-olah mewakili keadaan sesungguhnya yang dituangkan oleh penyair ke dalam puisinya. Jadi, kata konkret yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam Puisi Doa karyanya ini dapat dianalisis sebagai berikut:

Pintu-Mu



Penggunaan kata pintu dalam larik Di pintu-Mu aku mengetuk menunjukkan sebuah makna batas. Batas antara luar dan dalam. Dengan menggunakan kata pintu yang diikuti kata ganti miliki pintuMu yang merujuk kepada Tuhan, menunjukkan arti bahwa Penyair ingin masuk ke dalam (lindungan) Tuhan. 

Tapi untuk bisa masuk ke dalam rumah (lindungan) Tuhan tidak bisa langsung membuka pintu. Maka, ini berkaitan dengan kata konkret selanjutnya yaitu mengetuk.

Mengetuk menandakan upaya yang masih belum kita lakukan sepenuhnya. Hanya bisa mengetuk, bahkan memanggil pemilik rumah pun tak berani. Ini menandakan arti bahwa, berdasarkan kanta konkret ini puisi Doa Chairil Anwar ini berisi ketidak-berdayaan.

Baca Juga: Contoh Kata Kata Konkret dalam Puisi 



Tipografi adalah bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk yang tampak. Dalam puisi doa di atas, dapat dianalisis sebagai berikut: Secara tipografis, Puisi Doa karya Chairil Anwar ini terbagi menjadi dua bait. Yang masing-masing bait terdiri dari tujuh larik. Masing-masing larik disusun dengan sedikit kata.

Larik dengan kata terbanyak ada dalam bait kedua yaitu larik: Tuhanku aku mengembara di negeri asing. Sementara larik yang lain terdiri dari sedikit kata. Bahkan ada beberapa larik yang hanya terdiri dari satu kata saja yaitu kata Tuhanku dan kata Remuk.

Baca Juga: Analisis Rima dan Irama Puisi Doa Karya Chairil Anwar



Imaji yang dimaksud dalam analsis puisi adalah kekuatan puisi dalam memunculkan daya imajinasi pembacanya. Istilah lain yang berkaitan dengan imaji adalah pencitraan. Istilah yang lebih mudah, bisa kita sebut dengan seolah-olah. Jadi ada imaji visual (selah-oleh melihat) ada pula imaji yang seolah-olah mendengar, dan merasakan.

Adapun Imaji atau citraan yang terdapat dalam puisi Doa Karya Chairil Anwar ini, ada dua jenis imaji, yaitu citraan yang seolah-olah mendengar, citraan pengelihatan, dan citraan peraba.

Citraan (Imaji) yang seolah melihat terdapat pada larik pusi Doa:

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi



Pada kata kerlip pembaca seolah-olah melihat lilin dengan nyalanya yang tidak begitu besar. Nah, untuk mengetahui sesuatu yang menyala kita menggunakan indra pengelihatan, jadi larik tersebut dapat disebut sebagai citraan (imaji) pengelihatan.

Masih dalam larik di atas, ada punya kata sunyi. Sunyi itu berkaitan dengan indra pengelihatan. Memang tidak mendengar apa-apa, karena keadaan sunyi. Untuk mengetahui kondisi sunyi maka diperlukan indra pendengaran. Maka, larik dalam puisi Doa di atas, dapat disebut sebagai imaji pendengaran.

Baca Juga: Contoh Puisi yang Mengandung Citraan atau Imaji

Selanjutnya, imaji (citraan) peraba terdapat pada larik:

CayaMu panas suci



Adanya kata panas menunjukkan hal yang dapat diketahui dengan indra peraba yang ada pada lapisan kulit manusia. Jadi, rasa panas itu didapat melalu imaji peraba. Seoalah-olah merasaka hawa panas dari CayaNya.
Majas yang digunakan dalam pusi Doa karya Chairil Anwar ini ada dua jenis yaitu majas hiperbola dan majas metafora. Majas hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan. Majas ini terdapat dalam larik puisi Doa milik Chairil Anwar berikut ini:

Aku hilang bentuk


Remuk

Baca Juga: Contoh Puisi dengan Majas

Jadi, penggunakan hilang bentuk dan remuk adalah sebuah perumpamaan yang sangat berlebihan. Tidak mungkin seorang yang masih berpuisi sampai kehilangan bentuk dirinya dan dalam kondisi remuk. Majas kedua yang digunakan dalam Puisi Doa oleh Chairil Anwar ini adalah Majas Metafora. Majas metafora terdapat pada larik:

Di pintuMu aku mengetuk



Jadi, penggunakan kata Pintu dan Mengetuk saling berkaitan. Pintu merupakan majas metafora untuk ampunan dan lindungan. Mengetuk adalah metafor dari memohon. Larik di atas disebut sebagai majas metafora karena membandingkan pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa menggunakan kata pembanding (seperti; bagai).

Demikian penjelasan tentang analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Sementara masih dari struktur lahir puisi saja. Dalam postingan selanjutnya akan dibahas analisis dari struktur batinnya.

Baca Lanjutannya: Analisis Struktur Batin Puisi Doa Karya Chairil Anwar

Selain berdasarkan struktur lahirnya, struktur yang tampak. Analisis puisi juga bisa didasarkan pada struktur batinnya. Analisis struktur batin ini digunakan untuk menemukan makna sebuah puisi. Dalam hal ini, analisis makna puisi berdasarkan struktur batinnya diterapkan untuk puisi yang berjudul 'Doa' karya Chairil Anwar. Sebelum melakukan analisis makna, kita perlu baca terlebih dahulu puisi Doa karya Chairil Anwar berikut ini:

Doa




Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengigat Kau penuh seluruh

CayaMu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku aku mengembara di negara asing

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

 Analisis struktur batin sebuah puisi, bertujuan untuk menentukan tema, amanat, perasaan (feeling) penyair, dan suasana kebatinan puisi tersebut. Maka dari itu, untuk menentukan keempat hal tersebut, sebuah puisi bisa diparafrasekan terlebih dahulu. Berikut ini adalah salah satu bentuk contoh parafrase untuk Puisi Doa karya Chairil Anwar.
Nilai apa yang terkandung dalam puisi Doa karya Chairil Anwar di atas?
Potret Chairil Anwar - Sumber: Wikipedia
Doa


(Wahai) Tuhanku

(meski) Dalam (kesusahan dan terlihat) termangu

Aku masih (ingat dan) menyebut nama-Mu

Biar (keadaan) susah sungguh

(aku tetap) Mengigat Kau (dengan) penuh (keikhlasan dan) seluruh (kepercayaan)

Ca(ha)yaMu (yang bersinar) panas (penuh ke)suci(an)

(kini) Tinggal kerlip lilin (kecil) di kelam (malam yang) sunyi

Tuhanku

(kini) Aku hilang bentuk

(hidupku terasa) Remuk

Tuhanku aku (laksana) mengembara di negari asing

Tuhanku (aku bingung)

(hanya) Di pintu(maaf)-Mu aku mengetuk

(sungguh) Aku tidak bisa berpaling (dari kuasaMu)

Dari parafrase puisi Doa karya Chairil Anwar di atas, dapat kita simpulkan bahwa, tokoh 'Aku' dalam puisi tersebut sedang kebingunan, sedang merasakan kesunyian dalam dirinya. Seakan (atau sebenarnya) dia sedang ada pada titik lemah keimanan (tinggal kerdip lilin).

Pada saat seperti itu, justru dia kehilangan bentuk kepercayaan diri dalam menghadapi kenyataan. Di saat tersesat itu, tidak ada pintu pertolongan yang bisa dimintai pertolongan kecuali pertolongan tuhan.

Baca Juga: Rima dan Irama dalam Puisi Doa Karya Chairil Anwar Berdasarkan parafrase puisi Doa pada bagian sebelumnya, dapat disebut amanat puisi tersebut adalah: Kembalinya seorang hamba kepada Tuhannya. Jadi kembali mengingat Tuhan (tobat) ketika kondisi sedang dalam kesulitan. Adapun amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah: - Kita harus tetap mengingat Tuhan dalam setiap keadaan. - Ketika dalam kesusahan, kita berdoa kepada Tuhan karena Tuhan itu Maha Penolong dan Maha Pengampun. Suasana puisi atau Feeling Penyair dalam puisi Doa tersebut tampak pada pilihan kata yang dapat menggambarkan keadaan penyairnya. Misalnya penggunaan kata remuk, hilang bentuk, asing. Menunjukkan suasana kebingungan.

Sementara penggunaan kata di kelam sunyi menunjukkan kesedihan yang sangat. Tapi di samping suasana sedih itu, suasana tetap punya keyakinan terhadap pertolongan Tuhan sehingga tetap 'mengetuk' pintu Tuhan.

Demikian penjelasan tentang analisis struktur batin makna puisi Doa karya Chairil Anwar dilihat dari analisis teori struktural puisi. Semoga bisa digunakan sebagai salah satu contoh analisis puisi.