Mengapa harga token ico naik

JAKARTA, investor.id - Salah satu produk umum yang ada di dunia kripto maupun blockchain adalah Security Token Offering (STO). STO adalah jenis penawaran token secara publik dan diamankan secara digital dengan sistem yang disebut security token (token pengaman).

Kebanyakan token yang dijual di pasaran saat ini adalah berupa utility token yang digunakan untuk menunjang ekosistem dari perusahaan blockchain yang mengeluarkannya. Masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda.

Namun, dikutip dari Pintu Academy, STO tidak sama dengan token-token tersebut. STO dijual di pasar security token karena tergolong sebagai token sekuritas.

Pada umumnya, investor utility token dapat dikatakan tidak memiliki hak langsung terhadap proyek blockchain. Koin yang dibeli hanya bisa digunakan untuk mengakses layanan di ekosistemnya saja. Dengan kata lain, penambahan nilainya sejalan dengan berkembangnya ekosistem perusahaan blockchain yang mengeluarkan tersebut.

Baca juga: Binance Teken MoU dengan Kota Busan Dorong Pengembangan Industri Blockchain

Hal tersebut coba diperbaiki dengan adanya STO. Jika dibanding jenis pendahulunya, STO crypto adalah jenis token yang dinilai lebih aman sebagai token alternatif investasi.

Salah satunya adalah karena token STO biasanya bisa menjamin investor untuk memiliki sejumlah saham atau bagian kepemilikan dari proyek perusahaan blockchain tersebut.

Selain itu, STO menawarkan efisiensi dan penghematan biaya yang lebih baik dibandingkan jenis token lainnya.

Baca juga: Pengembang Indonesia Diyakini Mampu Wujudkan Inovasi Terbaik dengan Teknologi Blockchain

Konsep inti Security Token Offering (STO) memang sama dengan ICO. Namun, terdapat beberapa kelebihan dan manfaat STO yang tidak dimiliki konsep ICO. Berikut beberapa di antaranya:

  • STO sering dianggap sebagai sekuritas yang sebenarnya, seperti emas, obligasi atau saham, dan bersifat terikat dengan perusahaan yang nyata. Tidak seperti ICO yang seluruhnya digital dan diklasifikasikan sebagai utilitas, jenis token STO memiliki bentuk fisik di dunia nyata.
  • Dalam hal hukum, STO, ICO, dan operasi terkait aset kripto lainnya berada di bawah payung legislatif yang sama. Namun, secara umum, STO ditempatkan di bawah undang-undang sekuritas (seperti IPO tradisional), dan ICO di bawah utilitas, dengan diferensiasi yang dibuat berdasarkan situasi per kasus. Hal inilah yang membuat banyak investor merasa STO lebih aman sebagai alternatif investasi.
  • Proses transaksi STO tidak berbeda dengan pembelian token lainnya. Jadi kamu tetap dapat mengaksesnya secara mudah.
  • Semua transaksi STO direkam dalam blockchain. Hal ini meminimalisir adanya kesalahan pencatatan investasi.

Editor : Lona Olavia ()

Sumber : Investor Daily

Mengapa harga token ico naik

JAKARTA, investor.id – IEO kripto adalah metode pengumpulan dana yang relatif lebih sering digunakan oleh proyek kripto dibandingkan metode ICO. Dikutip dari Pintu Academy, IEO kripto adalah metode pengumpulan dana untuk proyek kripto baru yang dilakukan dengan menggaet bursa pertukaran kriptosebagai partner. Bursa pertukaran terpusat akan membantu proyek blockchain dalam melakukan pemasaran, penjualan dan distribusi token awal sehingga proyek bisa memperoleh modal dan publisitas sejak pertama kali diluncurkan.

Evan Luthra dari Cointelegraph menyebutkan bahwa jumlah investasi yang dibuat lewat proyek IEO dari rentang April hingga September 2019 bahkan telah meningkat hingga 50 kali dibandingkan tahun sebelumnya.

Setiap tim proyek blockchain yang ingin mengumpulkan dana dengan metode IEO dapat mengajukan permohonan ke bursa exchange yang menyediakan platform IEO.

Baca juga: Pendirian Bursa Kripto Tetap Dijadwalkan Tahun Ini

Beberapa bursa mengharuskan pengguna untuk menggunakan token asli platform ketika berpartisipasi dalam IEO. Misalnya, Binance mengharuskan pengguna untuk menggunakBn binance Coin (BNB) sementara Bybit mengharuskan pengguna menggunakan BitDao (BIT) dan lain sebagainya.

Pembelian aset kripto ketika IEO dinilai sangat menguntungkan bagi para investor. Chris Brookins dari Coindesk melaporkan bahwa banyak investor global yang aktif berinvestasi dalam IEO karena potensi pengembalian (return) yang ditawarkan cukup besar. Investor bisa membeli token pada level harga yang murah dan menjualnya ketika nilainya sudah naik.

Meskipun memiliki kemiripan, IEO dan ICO adalah metode fundraising yang cukup berbeda.  ICO sendiri tidak membutuhkan perantara. Seluruh mekanisme penjualan dan pemasaran token dilakukan sendiri oleh tim penerbit token.Sebaliknya, IEO memiliki bursa exchange yang berperan sebagai mediator atau perantara antara penerbit token dan investor (sebagai pembeli token).

Baca juga: Jumlah Pelanggan Tumbuh Lebih Banyak, Akankah Transaksi Kripto Bisa Salip Saham?

Patricia Wood, seorang penasehat kripto, mengatakan bahwa tim proyek blockchain tidak perlu mengungkapkan seluruh informasi tentang perusahaan dan pemiliknya untuk proses ICO. Mereka cukup membuat situs web, white paper, dan meluncurkan platform penggalangan dana.

Sayangnya, anonimitas ICO justru banyak dimanfaatkan untuk penipuan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Statis Group menunjukkan bahwa ada lebih dari 80% ICO di tahun 2017 yang dikategorikan sebagai penipuan.

Namun, risiko penipuan dalam IEO dapat diminimalisir dengan pemeriksaan yang dilakukan bursa exchange terhadap tim penerbit token. Platform akan memeriksa white paper yang merupakan dokumen kelengkapan IEO yang berisi detail mengenai proyek blockchain. Dokumen ini mencakup visi misi proyek, detail produk yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, peran tim pengembang dan pengguna, hingga tujuan penggunaan dana yang terkumpul.

Editor : Lona Olavia ()

Sumber : Investor Daily

Mengapa harga token ico naik

Apa itu crowdfunding atau ICO?

Initial Coin Offering (ICO) adalah mekanisme crowdfunding atau penggalangan dana secara massal yang dijembatani oleh startup yang memiliki teknologi blockchain yang nantinya akan merilis token kripto yang bisa dijual kembali agar dapat ditukar dengan BTC atau ETH. Token tersebut bisa dijual di exchange ataupun ...

Apa itu ICO Ido IEO?

ICO adalah Initial Coin Offering, prosesnya serupa dengan IPO (Initial Public Offering) di mana emiten memiliki tanggung jawab pengelolaan penuh. Hal ini berbeda di IEO. Pada IEO (Initial Exchange Offering), tanggung jawab untuk mengelola dilakukan oleh host pertukaran terpusat (centralized exchange).

Apa itu ICO dalam crypto?

Apa itu ICO (Initial Coin Offering)? Dalam dunia cryptocurrency, ICO adalah sebuah tempat untuk mengumpulkan dana dan biasanya melalui penawaran pada satu jenis koin baru.

Apa perbedaan ICO dan IPO?

Dalam IPO, yang ditawarkan adalah bagian saham dalam perusahaan, sedang dalam ICO yang ditawarkan adalah bagian total koin yang beredar. Perusahaan koin baru tersebut, akan memberitahukan jumlah total koin yang akan beredar.