Mengapa gerakan 3A yang dibentuk Jepang mengalami kegagalan

tirto.id - Semboyan atau Gerakan 3A merupakan salah satu propaganda oleh Jepang untuk mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia. Sejarah pendudukan militer Jepang atau Dai Nippon di Indonesia berlangsung sejak tahun 1942 hingga 1945.

Jepang menduduki wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah tanpa syarat melalui Perjanjian Kalijati yang ditandatangani tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Perundingan ini dilakukan lantaran kekalahan Belanda di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua.

Selama menjajah Indonesia, pemerintahan militer Jepang melancarkan berbagai propaganda demi merebut simpati rakyat. Dai Nippon membutuhkan dukungan rakyat karena masih harus menghadapi Sekutu di Perang Dunia Kedua, sekaligus mengeruk sumber daya di Indonesia untuk membiayai perang.

Latar Belakang Sejarah

Propaganda merupakan usaha untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap, demikian menurut Carl Hovland dalam buku berjudul Propaganda (2007).

Mengapa gerakan 3A yang dibentuk Jepang mengalami kegagalan

Nurdiana dalam penelitiannya bertajuk "Pengajaran Bahasa Jepang Sebagai Bentuk Propaganda pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia 1942-1945" (2009), menyebutkan bahwa gerakan propaganda oleh Jepang telah dilakukan jauh sebelum mereka menduduki Indonesia.

Tahun 1917, misalnya, Jepang menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Inggris, yaitu Anglo Petroleum. Perjanjian kerja sama ini kemudian memberikan mereka akses untuk bersentuhan langsung dengan wilayah Indonesia, khususnya di Tarakan, Borneo bagian utara.

Oleh sebab itu, ketika Jepang datang ke Indonesia pada 1942, Tarakan merupakan daerah pertama yang diduduki. Ketika, secara resmi menguasai wilayah Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, Dai Nippon semakin gencar melakukan propagandanya di Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah PETA di Zaman Pendudukan Jepang: Tugas, Tokoh, & Tujuan
  • Apa itu Romusha di Masa Penjajahan Jepang, Tujuan, dan Dampaknya?
  • Sejarah Perjanjian Kalijati: Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi

Sejarah, Isi, dan Tujuan Gerakan 3A

Dikutip dari buku Menudju Kemerdekaan (1964) karya Abdulsalam, Gerakan 3A yang dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu usaha peperangan mereka melawan Sekutu di Perang Dunia Kedua.

Gerakan 3A dicetuskan pada 29 April 1942, bertepatan dengan hari nasional Jepang yang juga merupakan hari lahir Kaisar Hirohito. Pembentukannya digagas oleh Kepala Departemen Propaganda Jepang, Hitoshi Shimizu.

Demi mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, maka Hitoshi Shimizu kemudian menggandeng tokoh nasional yakni Mr. Syamsuddin sebagai Ketua Gerakan 3A. Adapun isi dari propaganda Gerakan 31 adalah:

  • Nippon Pemimpin Asia
  • Nippon Pelindung Asia
  • Nippon Cahaya Asia
Akan tetapi, Gerakan 3A ini tidak bertahan lama karena lebih berorientasi kepada Jepang ketimbang rakyat Indonesia. Mohammad Hatta dalam Memoir (1979) menyebutkan bahwa Gerakan 3A tidak disukai karena lebih banyak "menggolong" daripada menolong.

Gerakan 3A berakhir pada 1943 setelah mendapat banyak protes keras dari rakyat dan pemimpin Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api: Penyebab, Kronologi, & Tokoh
  • Sejarah Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
  • Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat

Gerakan Propaganda Jepang Lainnya

Selain Gerakan 3A, Jepang juga melakukan gerakan propaganda lain yang langsung menjurus kepada komunitas. Komunitas yang dimaksud di sini ialah suatu kelompok yang memiliki pengaruh besar.

Hadidjah dalam penelitiannya bertajuk "Kontribusi Pendudukan Jepang Bagi Persatuan Umat Islam di Indonesia" yang terhimpun dalam jurnal Hunafa (Volume 4, 2007) menyebutkan, Jepang memanfaatkan ketidaksukaan umat Islam di Indonesia kepada Belanda dengan mengakomodir kepentingan mereka.

Pengakomodiran ini diwujudkan dengan dibentuklah badan-badan keagamaan maupun keislaman. Usaha yang dilakukan Jepang ialah membentuk Shumubu (Departemen Agama) dan Shumuka (Kantor Urusan Agama).

Baca juga:

  • Sejarah Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi
  • Sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB): Latar Belakang, Tokoh, Hasil
  • Perjanjian Renville, Perundingan yang Menjatuhkan Amir Sjarifoeddin

Selain itu, Jepang juga membentuk Majelis Syurah Muslim Indonesia (Masyumi) serta Majelis Agama Islam untuk Bantuan Kemakmuran Asia Timur Raya (MAIBKARTA).

Dai Nippon menyasar pula komunitas Jawa sebagai upaya menghimpun masa yang lebih besar. Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol: Studi tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945 (1993), menyebutkan bahwa ada beberapa gerakan berbasis kebudayaan yang dibentuk Jepang di Jawa.

Berbagai propaganda Jepang itu pada awalnya mendapatkan simpati. Tetapi seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia tidak lagi tertarik karena apa yang dilakukan pada nyatanya tidak jauh berbeda dari Belanda.

Tahun 1945, Jepang mengalami serangkaian kekalahan di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua dari Sekutu. Hingga akhirnya, Jepang menyerah kepada Sekutu dan membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga:

  • Sejarah Kejayaan Kesultanan Mataram Islam Masa Sultan Agung
  • Biografi Singkat Buya Hamka: Sejarah, Latar Pendidikan & Pemikiran
  • Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949: Kronologi, Tokoh, & Kontroversi

Baca juga artikel terkait PROPAGANDA JEPANG atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri
(tirto.id - hdy/isw)


Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Alhidayath Parinduri

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Lihat Foto

Ensiklopedia Jakarta

Salah satu bentuk propaganda untuk mendukung Gerakan Tiga A.

KOMPAS.com - Meski sebelum merdeka rakyat Indonesia merasakan penindasan Jepang, ketika Jepang datang pertama kali rakyat menyambutnya dengan hangat.

Ini dikarenakan Jepang datang dengan janji-janji memerdekakan dan mensejahterakan Indonesia.

Jepang mengobarkan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik melawan negara-negara Barat untuk membebaskan seluruh Asia dari penjajahan Barat.

Untuk mendapat dukungan rakyat dan tokoh Indonesia, Jepang melancarkan propaganda. Propaganda itu dilakukan dengan membentuk organisasi pergerakan, yang paling awal adalah Gerakan Tiga A (3A).

Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?

Gerakan Tiga A

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang (2018), Gerakan Tiga A (3A) punya tiga semboyan yakni:

  1. Nippon Pelindung Asia
  2. Nippon Pemimpin Asia
  3. Nippon Cahaya Asia

Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang yakni kelahiran (Tencosetsu) Kaisar Hirohito.

Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda (Sendenbu) Jepang, Hitoshi Shimizu. Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, Mr Syamsudin (Raden Sjamsoeddin) sebagai Ketua.

Baca juga: Pemerintahan Sipil Jepang di Indonesia

Syamsudin saat itu adalah seorang Parindrist atau anggota Partai Indonesia Raya dari Jawa Barat. Sementara Barisan pemudanya dipercayakan ke Sukarjo Wirjopranoto yang juga seorang Parindrist.

Gerakan ini meliputi berbagai bidang pendidikan. Bidang pendidikan dapat memenuhi sasaran untuk menampung pemuda-pemuda dalam jumlah besar.

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Poster Gerakan Tiga A

Sekolah-sekolah berjalan menurut sistem pendidikan Jepang. Pada Mei 1942, Gerakan Tiga A (3A) mendirikan Sasan A aeinen Kunrensyo atau Pendidikan Pemuda Tiga di Jatinegara.

Gerakan Propaganda Jepang 3A atau Gerakan Tiga A (三亜運動、さんあうんどう、San A Undō) adalah sebuah gerakan propaganda dari Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II dan masa Pendudukan Jepang di Indonesia.

Poster Gerakan 3A

Pada masa Pendudukan Jepang di Indonesia, Sendenbu (宣伝部、せんでんぶ、Departemen Propaganda) giat melancarkan propaganda. Isi propaganda yaitu mengklaim bahwa Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya untuk membebaskan seluruh Asia dari penjajahan bangsa Barat.[1]

Selain itu, Jepang juga mengklaim mempersatukan Asia dalam lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya di bawah kepemimpinan Jepang.[1]

Salah satu upaya agar rakyat dan pemimpin nasional Indonesia mau mendukung Jepang adalah dengan mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan. Organisasi dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang salah satunya adalah Gerakan Tiga A.[1]

Gerakan 3A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Tenchōsetsu (天長節、てんちょうせつ、Perayaan Ulang Tahun Kaisar) Hirohito.[2]

Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Sendenbu, Hitoshi Shimizu (清水斉、しみずひとし、Shimizu Hitoshi). Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, Mr. Syamsudin (Raden Sjamsoeddin) sebagai Ketua.[2]

Namun nyatanya, Gerakan 3A ini hanya berumur beberapa bulan saja karena dianggap tidak menguntungkan bagi pihak Jepang. Bahkan, tidak berhasil dalam menarik simpati rakyat Indonesia.[1]

Pada September 1942, Gerakan 3A dibubarkan karena terjadi perpecahan internal di antara penguasa Jepang. Selain itu, Gerakan 3A dinilai kurang populer karena dipimpin oleh Mr. Syamsudin, seorang tokoh nasionalis yang disebut kurang dikenal masyarakat Indonesia.[1]

亜細亜 の 光 日本

亜細亜 の 母体 日本

亜細亜 の 指導者 日本


あじあ の ひかり にっぽん

あじあ の ぼたい にっぽん

あじあ の しどうしゃ にっぽん


Ajia no hikari Nippon

Ajia no botai Nippon

Ajia no shidōsya Nippon


Jepang cahaya Asia

Jepang pelindung Asia

Jepang pemimpin Asia

  1. ^ a b c d e Harbani, Rahma Indina (30 Agustus 2021). "Semboyan 3A, Jurus Jepang dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia". detikEdu. 
  2. ^ a b "Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang". Kompas.com. 12 Januari 2020. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerakan_propaganda_Jepang_3A&oldid=20758950"

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb26.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>

Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Wed, 03 Aug 2022 17:41:55 +0700 with category IPS

D.Gerakan itu tidak sesuai hati nurani bangsa AsiaB. gerakan itu hanya memonopoli kekuasaan yabg dilakukan oleh jepangmaaf klo salah

Baca Juga: Hasil kali (a+2)(a+2) adalah


jwb26.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Badan yang dibentuk guna membantu peperangan, sebagai realisasi kerjasama bangsa Indonesia dan Jepang. Didirikan pada bulan April 1942, dimaksudkan untuk mengkonsolidasikan kekuatan guna menghadapi kekuatan Barat di bawah satu komando dan dikatakan bahwa pengaruh yang sudah ada selama ini mengkorup "jiwa orang Timur". Mencakup slogan Asia untuk Asia dengan semboyan berupa Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya. "Saudara tua" itu datang ke Indonesia untuk memakmurkan Asia demi kebahagiaan bersama, lepas dari kungkungan Barat di bawah pimpinan Jepang.

Selain itu Jepang telah mengindoktrinasikan fanatisme Asia guna merealisasikan cita-cita "Asia untuk Asia dan Jepang induk negeri Asia". Gerakan yang dipimpin oleh Mr. Samsudin ini digembar-gemborkan dalam berbagai rapat umum di beberapa tempat seperti di Bioskop Rialto (bioskop Surya) Tanah Abang, Bioskop Central (Bioskop Jaya) Jatinegara, Bioskop Orion Glodok dan di Decca Park (Lapangan Monas). Mr. Samsudin adalah seorang tokoh politik terkemuka waktu itu yang sangat dekat dengan pemerintah, bekas pemimpin Parindra yang sejak lama telah menaruh simpati terhadap fanatisme Jepang. Pada tahap awal pemerintah Jepang berusaha mendekati para nasionalis lunak yang tidak berbahaya terhadap pemerintahnya dan mereka dianggap dapat diajak kerjasama dengan pemerintah. Dengan cara ini dimaksudkan agar para nasionalis langsung dapat diawasi. Karena untuk sementara waktu, para kaum nasionalis garis keras belum dapat didekati oleh pemerintah, tetapi setelah pendekatan dengan nasionalis lunak gagal, maka pemerintah mulai mendekati para nasionalis ini dimanfaatkan untuk mengawasi bangsa Indonesia.

Gerakan "Tiga A" dapat dikatakan gagal, karena sejak awal hanya sedikit dari bangsa Indonesia yang menaruh simpati terhadap tindakan pemerintah Jepang. Gerakan ini tidak hidup lama dan tidak berhasil mendapatkan pengaruh di kalangan massa maupun terpelajar. Kegagalan organisasi ini disusul oleh organisasi-organisasi yang didirikannya kemudian meskipun Jepang masih tetap percaya bahwa organisasi itu akan berhasil membantu Jepang dalam peperangan.

Video yang berhubungan